Anda di halaman 1dari 17

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

1. JUDUL PROYEK AKHIR


RANCANG BANGUN BUCK CONVERTER BERBASIS PID SEBAGAI
SUPPLY MOTOR DC PENGUAT TERPISAH BERBEBAN
2. RUANG LINGKUP
Rangkaian Listrik
Mikrokontroler

Pengaturan Otomatis

Rangkaian Elektronika

Elektronika Daya

Mesin Listrik

Pengemudian Elektrik

3. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini dibedakan menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi persyaratan akademis menyelesaikan studi pada
Program Studi Teknik Elektro Industri Program D3 di Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya
2. Tujuan Khusus
Tujuan dari proyek akhir ini adalah membuat supply motor DC pada
sisi kumparan medan yang dapat dikontrol secara otomatis agar kecepatan
motor tetap terjaga konstant pada rpm nominal terhadap perubahan beban
pada saat dicouple dengan generator sehingga diharapkan nantiya dapat
mempermudah

mahasiswa

dalam

percobaan generator sinkron.

4. LATAR BELAKANG

Program Studi Teknik Elektro Industri


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

pelaksanaan

praktikum

mengenai

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

Perkembangan teknologi di bidang control saat ini berkembang cukup pesat


terutama untuk motor khususnya motor DC. Motor DC banyak digunakan dalam
dunia industry karena kestabilan kecepatan tidak dipengaruhi frekuensi serta lebih
mudah dalam pengontrolannya.
Sebelum dikenal adanya control otomatis , pengaturan tegangan pada power
supply motor DC hanya dapat dilakukan secara manual. Semuanya dilakukan
dengan tenaga manusia. Sebagai perantara (operator) kontrolnya, maka dengan
berkembangnya teknologi di bidang control, digunakan suatu metode pengontrolan
secara otomatis.
Dalam proyek akhir ini dibuat suatu rancangan DC DC converter yang
digunakan sebagai supply tegangan khusunya pada kumparan medan motor DC
secara otomatis dengan bantuan mikrokontroler AVR. Jenis DC DC converter
yang digunakan pada system ini adalah buck converter yang dikontrol secara
otomatis dengan mikrokontroler sebagai pengganti DC power supply yang diatur
secara manual. Pada system ini motor DC akan digunakan sebagai penggerak
generator. Generator tersebut nantinya akan diberi beban sehingga kecepatan motor
akan turun ketika dibebani dan tegangan supply pada kumparan medan akan naik
yang kemudian akan dideteksi oleh sensor kecepatan yang akan mengirimkan hasil
pembacaan kepada mikrokontroller. Hasil pembacaan dari mikrokontroler akan
diberikan pada buck converter agar dapat menyulut SCR, sehingga tegangan motor
pada sisi kumparan medan dapat terjaga dan kecepatan motor kembali ke rpm
nominal.
5. RUMUSAN MASALAH DAN BATASAN MASALAH
5.1 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan Proyek Akhir ini, rumusan masalah yang
akan diangkat meliputi:

a) Bagaimana membuat kontrol agar kecepatan motor dapat terjaga konstan


pada rpm nominal secara otomatis ketika dalam kondisi berbeban ?
b) Bagaimana merancang system supply motor DC penguat terpisah sebagai
pengontrol kecepatan motor DC ?
c) Bagaimana membuat sitem supply motor DC pada kumparan medan yang
dapat dikontrol oleh mikrokontroler ?
5.2 Batasan masalah
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

1.

Pada proyek akhir ini sistem motor peggerak yang digunakan adalah
menggunakan motor DC 100 Volt, 1.5 HP.

2.

Penggunaan sensor kecepatan digunakan untuk menentukan kecepatan


motor apakah sedang dalam kondisi di bawah rpm nominal atau dalam
kondisi di atas rpm nominal. Saat dalam kondisi rpm di bawah rpm
nominal maka kecepatan motor akan ditambah dengan menurunkan
tegangan pada kumparan medan. Sedangkan jika kondisi rpm di atas rpm
nominal maka kecepatan motor akan diturunkan dengan menaikkan
tegangan pada kumparan medan.

3.

Sumber rectifier berasal dari sumber jala jala 220 Vac diturunkan
menjadi 110 Vac yang kemudian digunakan sebagai sumber tegangan dc
untuk supply motor DC penguat terpisah pada sisi kumparan medan.

4.

Driver motor DC berupa Buck Converter

6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam penyusunan proyek akhir ini pembahasan yang akan diuraikan
adalah sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan gambaran umum dari proyek akhir dan
permasalahan yang timbul sehingga topik ini diangkat. Memuat latar
belakang, rumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan dari proyek
akhir ini.

b. BAB II TEORI PENUNJANG


Berisi tentang teori-teori yang menunjang dalam pembuatan proyek
akhir ini. Teori penunjang juga akan menjelaskan seberapa jauh
penelitian yang telah dilakukan mengenai topik yang diangkat dalam
proyek akhir ini.
c.

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT


Perencanaan dan pembuatan alat berisi tentang rancangan-rancangan
alat yang dibuat dan proses pembuatan alat tersebut.

d. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Program Studi Teknik Elektro Industri


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

Berisi tentang data-data pengujian dan analisa dari alat yang telah
dibuat.
e.

BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan penggarapan proyek akhir
dan saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut.

7. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang pernah dilakukan (referensi) :
1. Tugas akhir Optimasi Pengendali PI Pada Motor Dc Penguat Terpisah
Menggunakan Metode Root Locus Untuk Beban Conveyor Berbasis
Mikrokontroler yang disusun oleh Indah Mufarrohah terdapat penjelasan
tentang pengendalian kecepatan motor DC dengan mengatur PWM sebagai
penyulut buck converter untuk menyupply tegangan pada kumparan. Sebagai
pengendali utama adalah mikrontroler ATMega 16 yang mendapat inputan
sinyal dari sensor kecepatan.
2.

Tugas akhir Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguat Terpisah Menggunakan


Kontrol PID-Fuzzy disusun oleh Tri Heri Admojo, menjelaskan suatu sistem
supply motor DC penguat terpisah pada sisi kumparan jangkar yang berfungsi
untuk mengontrol kecepatan motor DC secara otomatis dalam kondisi tanpa
beban maupun berbeban dengan menggunakan full converter 1 phasa. Dengan
rangkaian rectifier terkontrol tersebut kecepatan motor dapat dijaga constant
sesuai dengan set point yang diinginkan dengan mengatur sudut penyulutan IC
TCA 785. Putaran motor dikontrol berdasarkan sensor kecepatan pada motor
yang selanjutnya digunakan sebagai inputan sinyal pada mikrokontroler.

8.

TEORI PENUNJANG

8.1 Motor DC Penguat Terpisah


Motor dc penguat terpisah adalah merupakan salah satu dari jenis motor dc
yang dapat menambah kemampuan daya dan kecepatan karena memiliki fluks
medan () yang dihasilkan oleh kumparan medan, yang terletak secara terpisah dan
mempunyai sumber pembangkit tersendiri berupa tegangan dc. Jenis motor dc
penguat terpisah ini sangat memungkinkan untuk dapat membangkitkan fluks
medan () bila dibandingkan dengan menggunakan motor dc magnet permanen.
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

Karena motor dc penguat terpisah mempunyai fleksibilitas dalam pengontrolan,


seperti yang terdapat pada Gambar 1.
Pada kenyataannya terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi nilai torsi dan
kecepatan dari motor dc jenis penguat terpisah, yaitu tegangan dan fluks medan. Hal
ini dapat kita amati dari persamaan dasar motor dc, sebagai berikut :
V = Ea + Ia Ra.....................................................................(pers .1)
Jika E = c n
Maka Vt = c n + Ia Ra

Keterangan :
n = Kecepatan
c = Konstanta
Ra = Tahanan Jangkar
Vt = Tegangan jepit motor
Ia = Arus jangkar
= Fluks magnet
Aplikasi secara umum, fluks medan diusahakan tetap dalam kondisi yang
konstan, sedangkan untuk tegangan suplai motor dc ditambah secara linear, hingga
diperoleh kecepatan nominal dari motor.
Ketika kecepatan yang diinginkan tersebut telah diperoleh, langkah kedua
adalah menjaga agar kondisi tersebut tetap stabil tidak melebihi kecepatan nominal,

Program Studi Teknik Elektro Industri


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

maka tegangan suplai dibiarkan dalam kondisi konstan dan fluks pada kumparan
medan diperkecil dengan mengurangi arus medan (If) yang diberikan.
Pada keadaan ini terjadi pelemahan kerja pada sisi kumparan medan ( field Weaking
) dan kecepatan motor dc tersebut dapat mencapai 50% s/d 100% dari kecepatan
nominal motor.

Gambar 1. Rangkaian Ekivalen Motor DC penguat terpisah

8.2 Rangkaian Pulse Width Modulation (PWM)


PWM atau Pulse Widht Modulation adalah salah satu teknik pemodulasian
sinyal dimana besar duty cycle pulsa dapat diubah-ubah.Terdapat beberapa teknik
untuk membangkitkan sinyal PWM, namun secara garis besar terbagi dalam 2 cara,
yaitu pembangkitan sinyal dengan rangkaian analog dan dengan kontrol digital atau
dengan mikrokontroler. Secara analog, pembangkitan sinyal PWM yang paling
sederahana adalah dengan cara membandingkan sebuah sinyal segitiga atau gigi
gergaji dengan tegangan referensi seperti yang terlihat pada Gambar 1. Gelombang
segitiga atau gigi gergaji sebagai frekuensi pembawa yang juga merupakan
frekuensi sinyal keluaran PWM. Sedangkan tegangan referensi adalah tegangan
yang digunakan untuk mengubah besarnya duty cycle dari keluaran sinyal PWM.

Program Studi Teknik Elektro Industri


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

Gambar 1. Pembangkitan Sinyal PWM dengan Comparator

Cara kerja dari komparator analog ini adalah membandingkan gelombang


tegangan gigi gergaji dengan tegangan referensi seperti yang terlihat pada Gambar
1. Saat nilai tegangan referensi lebih besar dari tegangan ramp (gigi gergaji) maka
keluaran komparator akan bernilai high atau saturasi mendekati VCC. Namun saat
tegangan referensi bernilai lebih kecil dari tegangan ramp, maka keluaran
komparator akan bernilai low atau cut-off. Dengan memanfaatkan prinsip kerja dari
komparator inilah, untuk mengubah duty cycle dari sinyal output cukup dengan
mengubah-ubah besar tegangan referensi.

Gambar 2. Kerja dari Komparator Analog

Keterangan gambar :
_______

Tegangan referensi DC

_______

Tegangan ramp ( gigi gergaji )

_______

Hasil output dari komparator

Teknik pembangkitan pulsa yang lain adalah dengan cara kontrol digital
yang salah satu contohnya adalah menggunakan mikrokontroler. Seperti halnya
pembangkitan PWM dengan rangkaian analog, pembangkitan pulsa dengan
menggunakan kontrol mikrokontroler juga menggunakan cara pembandingan dua
buah nilai. Jika pada rangkaian analog nilai yang dibandingkan adalah dua buah
sinyal tegangan (tegangan referensi dengan tegangan carrier), pembangkitan PWM
pada mikrokontroler adalah dengan membandingkan dua buah variable yang
tersimpan dalam memori mikrokontroler. Yaitu variable TCNTx dengan OCRxx
(salah satu contohnya). Apabila timer yang digunakan adalah timer 0, maka
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

variabel yang dipakai adalah TCNT0 dan OCR0. TCNT0 adalah suatu variabel
yang nilainya terus bertambah setiap satu satuan waktu (bergantung pada setting
timer) yang jika dianalogikan ke rangkaian analog adalah sinyal ramp. Sedangkan
OCR0 adalah suatu variabel yang berfungsi sebagai nilai referensi kapan output
PWM berubah dari high ke low ataupun sebaliknya. Keadaan ini dapat
diilustrasikan seperti Gambar 3.

Gambar 3.

OCR0

255

OCR0

255
0

OCR0

255

OCR0

255
0

Pembangkitan Sinyal

PWM dengan Mikrokontroller

Apabila menginginkan gelombang kotak yang mempunyai waktu ON dan


OFF berkebalikan maka diperlukan tegangan dc referensi yang negatif. Untuk
memperoleh tegangan dc negatif adalah dengan memasukkan tegangan dc positif
ke rangkaian pembalik (inverting).

8.3 Buck Converter


Konverter jenis buck merupakan jenis konverter yang banyak digunakan
dalam industri catu-daya. Konverter ini akan mengkonversikan tegangan dc
masukan menjadi tegangan dc lain yang lebih rendah (konverter penurun tegangan).
Rangkaian ini terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET) dan satu saklar pasif (diode).
Untuk tegangan kerja yang rendah, saklar pasif sering diganti dengan saklar aktif
sehingga susut daya yang terjadi bisa dikurangi. Kedua saklar ini bekerja
bergantian. Setiap saat hanya ada satu saklar yang menutup. Nilai rata-rata
tegangan keluaran konverter sebanding dengan rasio antara waktu penutupan saklar
aktif terhadap periode penyaklarannya (faktor kerja). Nilai faktor kerja bisa diubah
dari nol sampai satu. Akibatnya, nilai rata-rata tegangan keluaran selalu lebih
rendah dibanding tegangan masukannya.
Beberapa konverter buck bisa disusun paralel untuk menghasilkan arus
keluaran yang lebih besar. Jika sinyal ON-OFF masing-masing konverter berbeda
sudut satu sama lainnya sebesar 360o/N, yang mana N menyatakan jumlah
konverter, maka didapat konverter dc-dc N-fasa. Konverter buck N-fasa inilah yang
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

sekarang banyak digunakan sebagai regulator tegangan mikroprosesor generasi


baru. Dengan memperbanyak jumlah fasa, ukuran tapis yang diperlukan bisa
menjadi jauh lebih kecil dibanding konverter dc-dc satu-fasa. Selain digunakan
sebagai regulator tegangan mikroprosesor, konverter buck multifasa juga banyak
dipakai dalam indusri logam yang memerlukan arus dc sangat besar pada tegangan
yang rendah.

Gambar 4. Rangkaian dasar konverter buck

Vo = D x Vd

8.4 Mikrokontroller
8.4.1 Mikrokontroller ATMega16
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah
chip. Didalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata lain,
mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan
keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara
khusus.Berikut adalah bagian-bagian dari ATMega16 :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

2.

ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3.

Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4.

CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5.

Watchdog Timer dengan osilator internal.

6.

SRAM sebesar 512 byte.

7.

Memori Flash sebesar 8 Kb dengan kemampuan Read While Write.

8.

Unit interupsi internal dan eksternal.

9.

Port antarmuka SPI.

10. EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)


sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
13. Sistem mikroprosessor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal
16 MHz.
8.4.2 Konfigurasi Pin-Pin ATMega16

Gambar 5. Konfigurasi Pin Atmega16

Konfigurasi pin Atmega16 dapat dilihat pada Gambar 5. Secara fungsional


konfigurasi pin Atmega16 sebagai berikut :
a)

VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

b)

GND merupakan pin ground.

Program Studi Teknik Elektro Industri


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

10

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

c)

Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

d)

Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus
untukTimer/Counter, Komparator analog, dan SPI.

e)

Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus untuk
TWI,Komparator analog, dan Timer Oscilator.

f)

Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus
untuk omparator analog, Interupsi eksternal, dan Komunikasi serial.

g)

Timer/Counter, Komparator analog, dan SPI.

h)

Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus untuk
TWI,Komparator analog, dan Timer Oscilator.

i)

Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus
untuk Komparator analog, Interupsi eksternal, dan Komunikasi serial.

j)

RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller.

k)

XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

l)

AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

m) AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.


Pada Proyek Akhir ini menggunakan rangkaian mikrokontroler yang terdiri
dari minimum system dengan chip ATmega16 dan I/O yang terhubung secara
keseluruhan pada rangkaian mikrokontroler. Mikrokontroler ini berfungsi sebagai
inti dari system yang akan memberikan respon terhadap sensor dan masukan
lainnya sesuai dengan perintah program. Sedangkan perangkat lunak yang
digunakan adalah bahasa pemrograman visual C dengan menggunakan software
code vision AVR.
8.5 Sensor Kecepatan
Rotary encoder tersusun dari suatu piringan tipis yang memiliki lubanglubang pada bagian lingkaran piringan. LED ditempatkan pada salah satu sisi
piringan sehingga cahaya akan menuju ke piringan. Di sisi yang lain suatu phototransistor diletakkan sehingga photo-transistor ini dapat mendeteksi cahaya dari
LED yang berseberangan. Piringan tipis tadi dikopel dengan poros motor, atau
divais berputar lainnya yang ingin kita ketahui posisinya, sehingga ketika motor
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

11

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

berputar piringan juga akan ikut berputar. Apabila posisi piringan mengakibatkan
cahaya dari LED dapat mencapai photo-transistor melalui lubang-lubang yang ada,
maka photo-transistor akan mengalami saturasi dan akan menghasilkan suatu pulsa
gelombang persegi. Gambar 1 menunjukkan bagan skematik sederhana dari rotary
encoder. Semakin banyak deretan pulsa yang dihasilkan pada satu putaran
menentukan akurasi rotary encoder tersebut, akibatnya semakin banyak jumlah
lubang yang dapat dibuat pada piringan menentukan akurasi rotary encoder tersebut.

Gambar 5. Block penyusun rotary encoder


9. METODOLOGI PENGERJAAN
Untuk mengerjakan proyek akhir diperlukan langkah langkah sebagai berikut :

Program Studi Teknik Elektro Industri


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

12

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

Gambar 10. Metodologi Pengerjaan

Metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Proyek Akhir ini adalah


sebagai berikut :
9.1 Studi Literatur
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

13

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

Pengambilan dan pengumpulan data - data serta dasar teori yang digunakan
sebagai acuan dalam penyelesaian proyek akhir ini sebagai pendukung pembuatan
modul dan software.

9.2 Perancangan Sistem


Pada pembuatan kendali proyek akhir ini menggunakan perancangan sistem
meliputi:

Motor DC Penguat
Terpisah

Sensor
Kecep
atan

DC Regulator

220 Vac

Rectifier

Generator

Buck Konverter

Mikrokontroler
Kontrol PID
Gambar 11. Perencanaan System

9.3 Pembuatan dan Pengujian Perangkat Sistem


Dari hasil perancangan, dilakukan realisasi/pembuatan baik perangkat keras. Serta
dilakukan pengukuran/pengujian kinerja masing-masing bagian (sub-sistem)
dilakukan integrasi.
9.4 Intergrasi dan Pengujian Sistem
Pada tahap ini dilakukan integrasi sistem dari bagian-bagian yang telah dibuat.
Dilakukan pengujian sistem yang telah terintegrasi dan dilakukan perbaikan jika
terjadi fault ( kegagalan ).
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

14

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

9.5 Eksperimen dan Analisa Sistem


Setelah dilakukan beberapa pengujian dan perbaikan sistem, diperoleh sistem
yang memiliki unjuk kerja yang diinginkan. Dengan demikian, data dan analisis
perancangan system dapat diolah.
10. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan dari proyek akhir ini adalah agar dapat menjaga
konstant kecepatan motor pada rpm nominal secara otomatis seiring dengan
perubahan beban pada sisi generator yaitu dengan mengatur suplly tegangan dc
pada kumparan medan dengan mikrokontroler. Pembuatan dan perancangan system
ini diharapkan akan dapat mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum
mengenai percobaan generator sinkron pada kondisi berbeban.
11. RELEVANSI
Hasil dari proyek akhir ini ditujukan untuk membuat sebuah system
pengaturan supply tegangan pada kumparan medan secara otomatis agar dapat
menjaga konstaant kecepatan motor pada rpm nominal . Dimana hasil akhir dari
proyek akhir ini bisa diaplikasikan pada pelaksanaan praktikum mengenai
percobaan generator sinkron pada kondisi berbeban sehingga dapat mempermudah
mahasiswa pada saat praktikum.

12. JADWAL KEGIATAN


Rencana Jadwal Kegiatan

No

Kegiatan

Studi Literatur

Perancangan

Program Studi Teknik Elektro Industri


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Bulan
1

15

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

Pembuatan Alat

Pengujian Alat

Eksperiment dan Analisa

Penyusunan Buku

Tabel 1. Rencana jadwal kegiatan pengerjaan proyek akhir

13. DAFTAR PUSTAKA


[1] Indah Mufarrohah, 2010, Optimasi Pengendali Pi Pada Motor Dc Penguat
Terpisah Menggunakan Metode Root Locus Untuk Beban Conveyor Berbasis
Mikrokontroler, Tugas Akhir, PENS - ITS.
[2] Tri Heri Admojo,2010 ,Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguat Terpisah
Menggunakan Kontrol PID-Fuzzy, Tugas Akhir, PENS - ITS.

14. PERSONALIA PROYEK AKHIR


Identitas Mahasiswa
Nama
: M. Arif Budi S.
NRP
: 1303121002
Jurusan
: Teknik Elektro Industri
Program Studi
: Diploma 3 Teknik Elektro Industri
Identitas Dosen Pembimbing I
Nama
: Ir. Sutedjo MT
NIP
: 19610107.199003.1.001
Jurusan
: Teknik Elektro Industri
Identitas Dosen Pembimbing II
Nama
: Ainur Rofiq Nansur, ST, MT.
NIP
: 19640713 198903 1 005
Jurusan
: Teknik Elektro Industri
Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

16

Usulan Proyek Akhir Tahun 2014/2015

Program Studi Teknik Elektro Industri


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

17

Anda mungkin juga menyukai