Anda di halaman 1dari 15

1

FLUIDA DINAMIS

Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas,


plasma, dan padat plastik. Fluida memilik sifat tidak menolak terhadap
perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya
kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini
biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka
mengadakan tegangan geser(shear stress dalam ekuilibrium statik.
Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang menekankan
pentingnya tekanan dalam mengkarakterisasi bentuk fluid.
Fluid dapat dikarakterisasikan sebagai:

Fluida Newtonian

Fluida Non-Newtonian
Bergantung dari cara "stress" bergantung ke "strain" dan turunannya.

Fluida juga dibagi menjadi cairan dan gas. Cairan membentuk permukaan
bebas (yaitu, permukaan yang tidak diciptakan oleh bentuk wadahnya),
sedangkan gas tidak.
Sebelumnya kita sudah bergulat dengan Fluida Statis. Nah, kali ini kita
akan bergulat dengan sahabat fluida statis, yakni Fluida Dinamis. Kalau
dalam pokok bahasan Fluida Statis kita belajar mengenai fluida diam, maka
dalam fluida dinamis kita akan mempelajari fluida yang bergerak. Fluida itu
sendiri merupakan zat yang dapat mengalir (zat cair & gas), tapi maksud
gurumuda, dalam fluida statis, kita mempelajari fluida ketika fluida tersebut
sedang diam alias tidak bergerak. Sedangkan dalam fluida dinamis, kita
menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak.
ALIRAN FLUIDA
Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu :
1. Aliran laminar / stasioner / streamline
2. Aliran turbulen
Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam,
yakni aliran lurus alias laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut
sebagai aliran mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak saling

[Type text]

berpotongan. Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari
ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur (mulus),
beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi
berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya
linkaran-lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai
arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah pusaran air. Aliran turbulen
menyerap energi yang sangat besar. jadi dirimu jangan heran kalau badai
datang melanda, semua yang dilalui badai tersebut hancur berantakan. Yang
gurumuda maksudkan adaah badai yang membentuk pusaran alias putting
beliung. Aliran turbulen ini sangat sulit dihitung.
Sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya jika kita mengenali
ciri-ciri umum lainnya dari aliran fluida :
1. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (nonsteady). Maksudnya apa sich aliran tunak dan tak-tunak ? mirp seperti tanak
menanak nasi.. hehe aliran fluida dikatakan aliran tunak jika kecepatan
setiap partikel di suatu titik selalu sama. Katakanlah partikel fluida mengalir
melewati titik A dengan kecepatan tertentu, lalu partikel fluida tersebut
mengalir dengan kecepatan tertentu di titik B. nah, ketika partikel fluida
lainnya yang nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan alirannya sama
dengan partikel fluida yang bergerak mendahului mereka. Hal ini terjadi
apabila laju aliran fluida rendah alias partikel fluida tidak kebut-kebutan.
Contohnya adalah air yang mengalir dengan tenang. Lalu bagaimanakah
dengan aliran tak-tunak ? aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak.
Jadi kecepatan partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah.
Kecepatan partikel fluida yang duluan berbeda dengan kecepatan partikel
fluida yang belakangan (jangan lupa perbedaan antara kecepatan dan
kelajuan ya)
2. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran
tak-termapatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami
perubahan volum (atau massa jenis) ketika fluida tersebut ditekan, maka
aliran fluida itu disebut aliran termapatkan. Sebaliknya apabila jika fluida yang
mengalir tidak mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika
ditekan,

maka

aliran

fluida

tersebut

dikatakan

tak

Kebanyakan zat cair yang mengalir bersifat tak-termampatkan.

[Type text]

termampatkan.

3. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak
(irrotational).

Untuk

memahaminya

dengan

mudah,

dirimu

bisa

membayangkan sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam air yang


mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka gerakannya adalah
tak berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya kita
sebut berolak. Contoh lain adalah pusaran air.
4. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (nonviscous). Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda
padat. Makin kental fluida, gesekan antara partikel fluida makin besar.
Mengenai viskositas alias kekentalan akan kita kupas tuntas dalam pokok
bahasan tersendiri.
Nah, setelah dirimu berkenalan dengan sifat-sifat aliran fluida di atas,
gurumuda ingin mengatakan kepada dirimu bahwa dalam pokok bahasan
Fluida Dinamis, pembahasan kita hanya terbatas pada aliran fluida yang
tunak, tak-kental, tak-temampatkan dan tak-berolak.
Sekian pengantar dari gurumuda, sekarang tarik napas pendek sepuaspuasnya untuk melanjutkan perjalanan kita
Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner / streamline bila :
Setiap partikel yang melalui titik tertentu selalu mempunyai lintasan (garis
arus) yang tertentu pula.
Partikel-partikel yang pada suatu saat tiba di K akan mengikuti lintasan
yang terlukis pada gambar di bawah ini. Demikian partikel-partikel yang suatu
saat tiba di L dan M.
Kecepatan setiap partikel yang melalui titik tertentu selalu sama.
Misalkan setiap partikel yang melalui K selalu mempunyai kecepatan v K.
Aliran yang tidak memenuhi sifat-sifat di atas disebut : ALIRAN TURBULEN.

L
M

[Type text]

Pembahasan dalam bab ini di batasi pada fluida ideal, yaitu fluida yang
imkompresibel dan bergerak tanpa mengalami gesekan dan pada aliran
stasioner.

Ciri-ciri umum fluida ideal adalah sebagai berikut :


a. Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (steady) atau tak tunak
(non-steady). Jika kecepatan v disuatu titik adalah konstan terhadap
waktu, aliran fluida dikatakan tunak. Contoh aliran tunak adalah arus
air yang mengalir dengan tenang (kelajuan aliran rendah). Pada aliran
tak tunak, kecepatan v disuatu titik tidak konstan terhadap waktu.
Contoh aliran tak tunak adalah gelombang pasang air laut.
b. Aliran

fluida

dapat

termampatkan

(compressible)

atau

tak

termampatkan (incompressible). JIka fluida yang mengalir tidak


mengalami perubahan volume (masssa jenis) ketika ditekan, aliran
fluida dikatakan tak termampatkan. Hampir semua zat cair yang
bergerak

(mengalir)

dianggap

sebagai

aliran

tak

termampatkan.Bahkan, gas yang memiliki sifat sangat termampatkan,


pada kondisi tertentu dapat mengalami perubahan massa jenis yang
dapat diabaikan. Pada kondisi ini aliran gas dianggap sebagai alira tak
termampatkan. Sebagai contoh adalah pada penerbangan dengan
kelajuan yang lebih kecil daripada kelajuan bunyi di udara (340 m/s).
Gerak relative udara terhadap sayap-sayap pesawat terbang dapat
dianggap sebagai aliran fluida yang tak termampatkan.

c. Aliran fluida dapat merupakan aliran kental (viscous) atau tak kental
(non-viscous). Kekentalan aliran fluida mirip dengan gesekan
permukaan pada gerak benda padat. Pada kasus tertentu, seperti
pelumasan pada mesin mobil, kekentalan memegang peranan yang
sangat penting. Akan tetapi, dalam banyak kasus kekentalan dapat
diabaikan.
d. Aliran fluida dapat merupakan aliran garis arus (streamline) atau aliran
turbullen. Untuk aliran tunak, kecepatan fluida di suatu titik yang sama
pada suatu garis arus.

[Type text]

Definisi garis arus


Garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus
melengkung) yang jelas ujung dan pangkalnya

Medan Aliran dan Pola Garis Aliran


Medan aliran adalah daerah dimana aliran dinyatakan dengan
menggunakan koordinat ruang dan waktu. Salah satu sifat penting dari
berbagai sifat aliran adalah medan kecepatan aliran fluida v(r). Penentuan
kecepatan fluida merupakan hal utama dalam memecahkan persoalan aliran
fluida karena penentuan sifat-sifat fluida yang lainnya dapat dilakukan secara
langsung bila medan kecepatan aliran fluida sudah dapat ditentukan.
Dalam bentuk yang paling umum, kecepatan fluida adalah fungsi
vektor kedudukan dan waktu. Posisi atau kedudukan medan kecepatan fluida
dapat ditentukan dengan memilih sistem koordinat yang sesuai, misalnya
koordinat kartesius, koordinat silinder atau bola. Dalam koordinat kartesius,
fungsi kecepatan fluida dalam ruang mempunyai tiga komponen yaitu V x, Vy,
dan Vz dan ketiganya merupakan medan skalar. Medan kecepatan fluida
dalam koordinat kartesius dituliskan dalam bentuk
v(r)= v(x, y, z) = vxi + vyj + vzk
Dalam mekanika fluida, sebagai pola aliran dapat digambarkan
dengan berbagai cara. Kemudian gambar yang dihasilkan dapat digunakan
untuk mempelajari aliran secara kualitatif atau kuantitatif yaitu garis arus,
garis lintasan, garis gores, dan garis waktu.
Untuk aliran stasioner atau stabil perbedaan antara garis arus,
garis lintasan, dan garis gores menjadi tidak berarti sehingga identik satu
sama lainnya. Karena tidak terdapat perubahan arah vektor kecepatan di
setiap titik untuk aliran stasioner, garis aliran mempunyai kedudukan yang
tetap dalam ruang. Untuk aliran stabil, lintasan partikelnya adalah garis
alirannya.

[Type text]

DEBIT
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, misalnya v meter per
detik. Penampang tabung alir seperti terlihat pada gambar di atas
berpenampang A, maka yang dimaksud dengan DEBIT FLUIDA adalah
volume fluida yang mengalir persatuan waktu melalui suatu pipa dengan luas
penampang A dan dengan kecepatan v.

Q=

Vol
t

= debit fluida dalam satuan SI m3/det

atau Q = A . v

Vol = volume fluida


A

= luas penampang tabung alir

= kecepatan alir fluida

m3
m2
m/det

PERSAMAN KONTINUITAS
Dikembangkan dari hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa
masa di dalam suatu sistem adalah konstan terhadap waktu.
Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1 adalah penampang lintang tabung
alir di a.
A2 = penampang lintang di c. v1 = kecepatan alir fluida di a, v2 = kecepatan
alir fluida di c.
v2

P2

h2
P1
v1
h1

Bidang acuan untuk Energi Potensial


Partikel partikel yang semula di a, dalam waktu t detik berpindah di

b, demikian pula partikel yang semula di c berpindah di d. Apabila t sangat

[Type text]

kecil, maka jarak a-b sangat kecil, sehingga luas penampang di a dan b boleh
dianggap sama, yaitu A1. Demikian pula jarak c-d sangat kecil, sehingga luas
penampang di c dan di d dapat dianggap sama, yaitu A2. Banyaknya fluida
yang masuk ke tabung alir dalam waktu t detik adalah :
.A1.v1. t dan dalam waktu yang sama sejumlah fluida meninggalkan tabung
alir sebanyak .A2.v2. t. Jumlah ini tentulah sama dengan jumlah fluida yang
masuk ke tabung alir sehingga :
.A1.v1. t = .A2.v2. t
Jadi :

A1.v1 = A2.v2

Persamaan ini disebut : Persamaan KONTINUITAS


A.v yang merupakan debit fluida sepanjang tabung alir selalu konstan
(tetap sama nilainya), walaupun A dan v masing-masing berbeda dari tempat
yang satu ke tempat yang lain. Maka disimpulkan :
Q = A1.v1 = A2.v2 = konstan

HUKUM BERNOULLI
Hukum Bernoulli merupakan persamaan pokok hidrodinamika untuk
fluida mengalir dengan arus streamline. Di sini berlaku hubungan antara
tekanan, kecepatan alir dan tinggi tempat dalam satu garis lurus. Hubungan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perhatikan gambar tabung alir a-c pada gambar. Jika tekanan P 1 tekaopan
pada penampang A1, dari fluida di sebelah kirinya, maka gaya yang dilakukan
terhadap penampang di a adalah P 1.A1, sedangkan penampang di c
mendapat gaya dari fluida dikanannya sebesar P 2.A2, di mana P2 adalah
tekanan terhadap penampang di c ke kiri. Dalam waktu t detik dapat
dianggap bahwa penampang a tergeser sejauh v 1. t dan penampang c
tergeser sejauh v2. t ke kanan. Jadi usaha yang dilakukan terhadap a adalah
: P1.A1.v1. t sedangkan usaha yang dilakukan pada c sebesar : - P 2.A2.v2. t
Jadi usaha total yang dilakukan gaya-gaya tersebut besarnya :
Wtot = (P1.A1.v1 - P2.A2.v2) t

[Type text]

Dalam waktu t detik fluida dalam tabung alir a-b bergeser ke c-d dan
mendapat tambahan energi sebesar :
Emek = Ek + Ep
Emek = ( m . v22 m. v12) + (mgh2 mgh1)
= m (v22 v12) + mg (h2 h1)
Keterangan : m = massa fluida dalam a-b = massa fluida dalam c-d.
h2-h1 = beda tinggi fluida c-d dan a-b
Karena m menunjukkan massa fl;uida di a-b dan c-d yang sama besarnya,
maka m dapat dinyatakan :
m = .A1.v1. t = .A2.v2. t
Menurut Hukum kekekalan Energi haruslah :
Wtot = Emek
Dari persamaan-persaman di atas dapat dirumuskan persaman :
m

P1 + m.v12 + mgh1 = P2 + m.v22 + mgh2


Suku-suku persamaan ini memperlihatkan dimensi USAHA.
m

Dengan membagi kedua ruas dengan maka di dapat persamaan :


P1 + .v12 + g h1 = P2 + .v22 + g h2
Suku-suku persamaan di atazs memperlihatkan dimensi TEKANAN.
Keterangan :
P1 dan P2 = tekanan yang dialami oleh fluida
v1 dan v2 = kecepatan alir fluida
h1 dan h2 = tinggi tempat dalam satu garis lurus
= Massa jenis fluid

[Type text]

g = percepatan grafitasI

PENERAPAN HUKUM BERNOULLI

1. GAYA ANGKAT SAYAP PESAWAT TERBANG


Kita akan membahas gaya angkat pada sayap pesawat terbang
dengan menggunakan persamaan BERNOULLI. Untuk itu, kita anggap
bentuk sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus al;iran
udara yang melalui sayap adalah tetap (streamline)
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang
yang lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi
bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan aliran udara di bagian atas lebih
besar daripada di bagian bawah (v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :
P1 + .v12 + g h1 = P2 + .v22 + g h2

Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga g h1 =


g h2.
Dan persamaan di atas dapat ditulis :
P1 + .v12 = P2 + .v22
P1 P2 = .v22 - .v12
P1 P2 = (v22 v12)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v 2 > v1 kita dapatkan P1 >
P2 untuk luas penampang sayap

F 1 = P1 . A dan F2 = P2 . A dan kita

dapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas

[Type text]

10

(F1 F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat
pesawat terbang dirumuskan sebagai :

F1 F2 = A(v22 v12)
Dengan = massa jenis udara (kg/m3)
2. TABUNG PITOT
Kecepatan fluida di suatu titik pada penampang aliran fluida dapat
digunakan untuk menentukan besarnya debit aliran fluida tersebut. Salah
satu alat yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya debit aliran
fluida adalah tabung pitot.
Tabung pitot bekerja dengan mengarahkan lubang tabung ke arah hulu
aliran sehingga fluida mengalir ke dalam lubang tabung tersebut hingga
tekanan di dalam tabung meningkat. Tepat di depan lubang tersebut fluida
tidak bergerak (v=0).
Tabung pitot mengukur tekanan stagnasi atau tekanan total. Tekanan
total terdiri dari tekanan sratik (h 0) dan tekanan dinamik (h). Menurut hukum
Bernouli
vA2 + pA + ghA = vB2 + pB + ghB
3. TABUNG VENTURI
Tabung venturi digunakan untuk menentukan kelajuan aliran fluida
dalam pipa. Analisis aliran pada tabung ini dapat pula menggunakan
persamaan

Bernouli

dan

persamaan

kontinuitas.

Dengan

mengukur

perbedaan antara tekanan masuk tabung dan keluar tabung, kecepatan


aliran dan laju aliran massa dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan Bernouli.
Karena h1=h2, persamaan Bernouli dapat ditulis menjadi
p1 p2 = (v22 v12)

[Type text]

11

Teorema Torricelli
Teori ini menjelaskan bahwa kelajuan fluida yang menyembur keluar
dari lubang yang terletak pada jarak tertentu dibawah permukaan atas fluida
dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda yang
jatuh bebas dari ketinggian tertentu. Persamaan ini disebut Teorema Torricelli.
Perhatian : Teorema Torricelli hanya berlaku jika ujung atas wadah
terbuka terhadap atmosfer dan luas lubang jauh lebih kecil daripada luas
penampang wadah

VISKOSITAS DINAMIKA FLUIDA


Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan",

atau

penolakan

terhadap

penuangan.

Viskositas

menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir


sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas
rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
Viskositas disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul penyusun zat
cair. Pada gas, viskositas disbabkan oleh tumbukan antara molekul. Secara
umum, viskosiata cairan lebih besar daripada viskositas gas.
Konsep Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Fluida, baik zat cair
maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Tingkat kekentalan setiap zat cair berbeda-beda. Pada umumnya,
zat cair lebih kental dari zat gas.
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (fluida adalah zat yang
dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya
gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi

[Type text]

12

(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak
goreng, oli, madu dkk. Bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak
goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Air mengalir lebih cepat
daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental
zat cair tersebut. Misalnya ketika minyak goreng yang awalnya kental
menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu
zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida riil (nyata). Fluida riil
atau nyata adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti
air, sirup, oli, asap knalpot, dll. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida
ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya
model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida
Koofisien Viskositas
Tingkat kekentalan suatu fluida dinyatakan oleh koofisien viskositas
fluida tersebut. Untuk fluida tertentu, besarnya Gaya tarik yang dibutuhkan
berbanding lurus dengan luas fluida yang nempel dengan pelat (A), laju fluida
(v) dan berbanding terbalik dengan jarak (l). Jika fluida makin kental maka
gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik
berbanding lurus dengan koofisien kekentalan.
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah
Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk
koofisien viskositas adalah dyn.s/cm 2 = poise (P). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan
untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie
Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh). 1 poise = 1 dyn . s/cm 2 = 10-1 N.s/m2

Temperatur (o C)

Fluida
Air

[Type text]

0
20
60

Koofisien
Viskositas
1,8 x 10-3
1,0 x 10-3
0,65 x 10-3

13

Darah (keseluruhan)
Plasma Darah
Ethyl alkohol
Oli mesin (SAE 10)
Gliserin

Udara
Hidrogen
Uap air

100
37
37
20
30
0
20
60
20
0
100

0,3 x 10-3
4,0 x 10-3
1,5 x 10-3
1,2 x 10-3
200 x 10-3
10.000 x 10-3
1500 x 10-3
81 x 10-3
0,018 x 10-3
0,009 x 10-3
0,013 x 10-3

Persamaan Poiseuille
Sebelumnya kita sudah mempelajari konsep-konsep viskositas dan
menurunkan persamaan koofisien viskositas. Pada kesempatan ini akan
berkenalan dengan persamaan Poiseuille. Disebut persamaan Poiseuille,
karena persamaan ini ditemukan oleh almahrum Jean Louis Marie Poiseuille
(1799-1869).
Seperti yang sudah dijelaskan di awal tulisan ini, setiap fluida bisa kita
anggap sebagai fluida ideal. Fluida ideal tidak mempunyai viskositas alias
kekentalan. Jika kita mengandaikan suatu fluida ideal mengalir dalam sebuah
pipa, setiap bagian fluida tersebut bergerak dengan laju (v) yang sama.
Berbeda dengan fluida ideal, fluida riil alias fluida yang kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari mempunyai viskositas. Karena mempunyai viskositas,
maka ketika mengalir dalam sebuah pipa, misalnya, laju setiap bagian fluida
berbeda-beda. Lapisan fluida yang berada tengah-tengah bergerak lebih
cepat (v besar), sebaliknya lapisan fluida yang nempel dengan pipa tidak
bergerak alias diam (v = 0). Jadi dari tengah ke pinggir pipa, setiap bagian
fluida tersebut bergerak dengan laju yang berbeda-beda.
Laju setiap bagian fluida berbeda-beda karena adanya kohesi dan
adhesi (mirip seperti penjelasan sebelumnya, ketika kita menurunkan
persamaan koofisien viskositas). Agar laju aliran setiap bagian fluida sama,
maka perlu ada perbedaan tekanan pada kedua ujung pipa atau tabung
apapun yang dilalui fluida. Yang dimaksudkan dengan fluida di sini adalah
fluida riil/nyata. Contohnya air atau minyak yang ngalir melalui pipa, darah
yang mengalir dalam pembuluh darah dan lain-lain. Selain membantu suatu
[Type text]

14

fluida riil mengalir dengan lancar, perbedaan tekanan juga bisa membuat
fluida bisa mengalir pada pipa yang ketinggiannya berbeda.
Almahrum Jean Louis Marie Poiseuille, mantan ilmuwan perancis yang
tertarik pada aspek-aspek fisika dari peredaraan darah manusia, melakukan
penelitian untuk menyelidiki bagiamana faktor-faktor, seperti perbedaan
tekanan, luas penampang tabung dan ukuran tabung mempengaruhi laju
fluida riil.nHasil yang diperoleh Almahrum Jean Louis Marie Poiseuille,
dikenal dengan julukan persamaan Poiseuille.

Sekarang mari kita

persamaan almahrum Poiseuille. Persamaan

Poiseuille ini bisa kita turunkan menggunakan bantuan persamaan koofisien


viskositas yang telah kita turunkan sebelumnya. Kita gunakan persamaan
viskositas karena kasusnya mirip walau tak sama. Ketika menurunkan
persamaan koofisien viskositas, kita meninjau aliran lapisan fluida riil antara 2
pelat sejajar dan fluida tersebut bisa bergerak karena adanya gaya tarik (F).
Bedanya, persamaan Poiseuille yang akan kita turunkan sebenarnya
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran fluida riil dalam
pipa/tabung dan fluida mengalir akibat adanya perbedaan tekanan.
Ketika menurunkan persamaan koofisien viskositas, kita meninjau
aliran lapisan fluida riil antara 2 pelat sejajar. Setiap bagian fluida tersebut
mengalami perubahan kecepatan teratur sejauh l. Untuk kasus ini, laju aliran
fluida mengalami perubahan secara teratur dari sumbu tabung sampai ke tepi
tabung. Fluida yang berada di sumbu tabung mengalir dengan laju (v) yang
lebih besar. Semakin ke pinggir, laju fluida semakin kecil. Jari-jari tabung =
jarak antara sumbu tabung dengan tepi tabung = R. Jarak antara setiap
bagian fluida dengan tepi tabung = r. Karena jumlah setiap bagian fluida itu
sangat banyak dan jaraknya dari tepi tabung juga berbeda-beda

TEORI NEWTON
Ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah benda padat,
badan itu akan berubah bentuk sampai mengakibatkan gaya yang
berlawanan untuk mengimbangkan, sebuah ekuilibrium. Namun, ketika
sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah fluid, seperti angin bertiup
di atas permukaan samudra, fluid mengalir, dan berlanjut mengalir ketika

[Type text]

15

tekanan diterapkan. Ketika tekanan dihilangkan, umumnya, aliran berkurang


karena perubahan internal energi.

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai