Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB VI

ACTIVITY BASED COSTING

Oleh :
Angga P. Ziaul Haqie

Dosen Pembimbing :
Novi Darmayanti SE, AK, MSA

Fakultas Ekonomi Manajemen


UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM
LAMONGAN
Tahun 2013/2014

Activity Based Costing


I.

BIAYA PRODUK
Pengertian biaya produk ditentukan oleh tujuan manajerial yang
ingin dipenuhi. Definisi biaya produk dapat memberikan gambaran
mengenai prinsip dasar manajemen biaya, yaitu biaya yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda. Untuk mendukung tujuan ini, manajemen
membutuhkan informasi mengenai semua penerimaan dan biaya yang
berkaitan dengan produk. Oleh karena itu, biaya produ rantai nilai
(value chain product cost) akan sesuai karena biaya ini memasukan
semua biaya yang dibutuhkan dalam profitbilitas strategis. Biaya
produk dapat diklasifikasikan menjadi 3 komponen yaitu :

Biaya bahan baku


Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

1. Biaya Per Unit


Biaya per unit (unit cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan tiap satu unit produk. Biaya perunit dihitung dengan

cara sebagai berikut.

2. Pentingnya Penentuan Biaya Per Unit Produk


Manajemen perlu menentukan biaya per unit produk untuk
berbagi kepentingan, baik yang bersifat strategis maupun taktis,
diantaranya adalah sebagai berikut.

Dasar penentuan harga.


Dasar pembuatan keputusan.

3. Penentuan Biaya Per Unit Produk


Biaya per unit produk dihitung dengan cara berikut ini.

4. Biaya Sesungguhnya dan Biaya Normal


a) Biaya Sesungguhnya. Pendekatan biaya sesungguhnya adalah
perhitungan biaya produk atau jasa menggunakan biaya yang
sebenarnya terjadi untuk bahan baku, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik. Biaya sesungguhnya dalam kaitan produksi
adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

produk, mulai tahap praproduksi sampai produk selesai


diproduksi. Hasilnya akan diperoleh biaya produk yang benarbenar akurat.
b) Biaya Normal. Pendekatan biaya normal adalah penentuan
biaya produk atau jasa menggunakan biaya sesungguhnaya dari
bahan baku dan tenaga kerja, sedangkan biaya overhead
menggunakan pembebanan yang didasarkan pada estimasi biaya
overhead yang digunakan dalam satu periode. Penentuan tarif
dilakukan dengan cara berikut ini.

II.

METODE PENENTUAN BIAYA PRODUK


Terdapat dua kelompok pendekatan yang dapat digunakan untuk
menghitung biaya produk, yaitu pendekatan berbasis unit
(konvensional) dan pendekatan berbasis aktivitas (activity based
costing-ABC).
1. Tarif Tunggal (plantwide ride)
Berdasarkan pendekatan tarif tunggal, biaya overhead
diasumsikan hanya dipicu oleh satu pemicu pada semua fasilitas
produksi (pabrik) atau produk. Terdapat dua tahapan dalam
perhitunga biaya overhead produk.
a) Penentian tarif pembebanan overhead
Anggaran overhead diakumulasi menjadi satu untuk seluruh
pabrik dengan langkah langkah sebagai berikut.

Biaya diakumulasikan secara sederhana dengan cara langsung


menambahkan semua biaya yang diharapkan akan terjadi
selama satu periode dalam satu fasilitas pabrik.
Setalah biaya diakumulasi, dihitung tarif pembebananya
berdasarkan satu pemicu (driver) level unit.

Berikut formula untuk perhitungan tarif pembebanan overhead.

b) Pembebanan biaya overhead


Biaya
overhead
dibebankan
ke
dalam
produk
menggunakan dasar tarif yang telah ditentukan. Pembebanan
biaya
overhead
ke
dalam
produk
dilakukan
dengan
menggunakan formula berikut ini.

2. Tarif Departemental (departemental rate)


Pembebanan biaya overhead dilakukan pada setiap
departemen dalam pabrik. Pembebanan dilakukan dengan asumsi
bahwa setiap departemen memiliki pemicu biaya overhead yang
berbeda dengan departemen lainya. Tahapan perhitungan biaya
produk dengan tarif departemental adalah sebagai berikut.
a) Biaya overhead diseluruh pabrik dibagi dan dimasukan ke dalam
kelompok-kelompok departemen produksi sehingga didapatkan
kelompok biaya departemen. Setelah itu, dihitung tarif
pembebananya menggunakan rumus berikut ini.

b) Biaya overhead dibebankan ke produk dengan cara mengalikan


antara tarif biaya overhead departemen dan jumlah pemicu yang
digunakan oleh produk departemen tersebut.
3. Kelebihan Sistem Biaya Berbasis Unit
Kelebihan sistem biaya berbasis unit ada pada kemudahan
dalam aplikasinya. Data yang dibutuhkan relatif sederhana sehingga
tidak memerlukan sistem informasi yang canggih dan mahal untuk
mendapatkanya.
4. Kelemahan Sistem Biaya Berbasis Unit
Sistem ini sering mengabdikan distorsi dalam penentuan biaya
produk. Akibatnya dalam kondisi persaingan yang ketat, perusahaan
menjadi sering salah dalam pembuatan keputusan yang berbasis
pada informasi biaya produk sehingga perusahhan kalah dalam
persaingan.
Berikut ini beberapa indikator yang menunjukan bahwa sistem biaya
berbasis unit telah ketinggalan zaman.

Hasil penawaran sulit dijelaskan.


Hasil produk pesaing terlihat sangat murah dan tidak masuk
akal.
Produk yang laku sulit menghasilkan laba yang tinggi.
Manajer operasional ingin menghentikan produk yang terlihat
menguntungkan.
Tingkat laba sangat sulit untuk dijelaskan.
Perusahaan memiliki ceruk pasar yang menghasilkan laba
tinggi yang hanya dikuasai sendiri.
Konsumen tidak protes saat terjadi kenaikan harga produk
tertentu karena masih di bawah harga produk lain yang
sejenis.

Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk


menyediakan data biaya pada proyek khusus.
Biaya departemen menggunakan sistem biaya sendiri karena
merasa sistem biaya yang ada tidak akurat.
Biaya produk berubah saat ada perubahan aturan pelaporan
keuangan.

5. Penentuan Biaya produk Kontemporer


ABC (activity based costing) adalah suatu pendekatan
perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke dalam
obyek biaya. Premis pendekatan ini adalah produk atau jasa
perusahaan merupakan
hasil dari aktivitas, dan aktivitas
merupakan penggunaan sumber daya yang menghasilkan biaya.
Berdasarkan premis tersebut terdapat dua keyakinan dasar dalam
ABC.
a. Biaya merupakan akibat pelaksanaan aktivitas dan aktivitas
merupakan penyebab munculnya biaya.
b. Penyabab biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola. Melalui
pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab
timbulnya biaya, personel perusahaan dapat memengaruhi
besar kecilnya biaya.
6. Prosedur Pembebanan Dua Tahap
Langkah pertama dalam prosedur ini adalah membebankan biaya
overhead ke dalam aktivitas atau pusat biaya aktivitas
menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber daya yang
tepat.
Langkak kedua, membebankan biaya aktivitas atau kelompok biaya
aktivitas ke dalam objek biaya menggunakan dasar pemicu
konsumsi biaya aktivitas yang sesuai dalam mengukur permintaan
objek biaya pada aktivitas.
7. Langkah-Langkah Sistem ABC
a) Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas
Tahap pertama adalah melakukan analisis aktivitas untuk
mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas di perusahaan.
Dalam analisis aktivitas, berikut ini merupakan beberapa
pertanyaan yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi
aktivitas.
Apa pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan?
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas tersebut?
Sumber daya apa yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas tersebut?

Nilai (value) apa yang diberikan aktivitas ini pada produk,


jasa, konsumen, atau organisasi?
Aktivitas dikelompokan menjadi empat level aktivitas sesuai
dengan tingkatan yang dilakukan aktivitas tersebut.
Aktivitas level unit (unit-level activities) adalah aktivitas
yang dilakuakan dalam rangka menghasilkan satu unit
individual dari produk atau jasa.
Aktivitas level batch (batch-level activities) adalah aktivitas
yang dilakukan untuk menghasilkan setiap batch atau grup
dari produk atau jasa.
Aktivitas level produk (product-level activities) adalah
aktivitas yang dilakukan untuk mendukung dari satu tipe
produk atau jasa yang spesifik.
Aktivitas level fasilitas (facility-level activities) merupakan
aktivitas pendukung operasi secara umum.
b) Mengalokasikan biaya ke dalam objek biaya
ABC menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber
daya dalam mengalokasikan biaya sumber daya ke dalam
produk, dan dapat dialokasikan ke dalam aktivitas berdasar
estimasi atau penelusuran langsung
yang membutuhkan
pengukuran penggunaan sumber daya yang sesungguhnya.
c) Mengalokasikan biaya aktvitas ke dalam objek biaya
Pengalokasian biaya aktivitas ke dalam objek biaya
dilakukan dengan menggunakan tarif pembebanan. Tarif
pembebanan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini.

Langakah pembebanan biaya overhead dihitung menggunakan


rumus berikut.

III.

PERBANDINGAN BIAYA PRODUK KONVENSIONAL DAN KONTEMPORER


Metode konvensional (tarif tunggal dan departemental)
cenderung kurang akurat dalam membebankan biaya overhead ke
dalam produk. Ini karena pendekatan konvensional terlalu
menyederhanakan proses produksi suatu produk atau jasa.
1. Manfaat dan Keterbatasan Activity Based Costing
Awalnya tujuan perusahaan menggunakan ABC adalah untuk
mengurangi distorsi dalam perhitungan biaya produk yang sering

dijumpai dalam sistem biaya berbasis unit. Berikut ini manfaat lain
ABC bagi perusahaan.

Pengukuran profitabilitas yang lebih baik.


Pembuatan keputusan yang lebih baik.
Perbaikan proses (process improvement).
Estimasi biaya.
Penentuan kapasitas biaya tak terpakai.

Selain manfaat, ABC juga memiliki keterbatasan. Berikut ini


keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam ABC.

Alokasi. Tidak semua biaya memiliki aktivitas atau pemicu


konsumsi sumber daya yang sasuai. Beberapa biaya perlu
dialokasikan ke departemen dan produk berdasarkan
pengukuran volume arbiter karena mencari aktivitas yang
memicu biaya tidak praktis.
Pengabaian biaya (omission of cost). Biaya produk dan
jasa yang diidentifikasi oleh sistem ABC cenderung tidak
memasukkan semua biaya yang terkait dengan produk
atau jasa, seperti biaya untuk aktivitas pemasaran, riset
periklanan, pengembangan dan rekayasa produk.
Biaya dan waktu. Besarnya biaya aplikasi dan lamanya
biaya implementasi ABC ini bukan masalah menghitung
biaya produk semata, tetapi lebih pada cara manajemen
mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dalam produksi, sumber
daya yang dikonsumsinya, hal-hal yang memicu biaya
aktivitas tersebut, dan besarnya biaya yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai