Anda di halaman 1dari 38

Penilaian Fungsi Hati

(Bilirubin danurobilinogen)

Muhammad Aswad

Hati
Memiliki berat sekitar 1,5 kg
Salah satu organ terbesar pada manusia
Meskipun berat hati hanya 2-3% dari berat
tubuh, namun hati terlibat dalam 25-30%
pemakaian oksigen

Kemampuan Hati
1. Pengambilan komponen bahan makanan yang
diantarkan dari saluran cerna melalui pembuluh
portal ke dalam hati
2. Biosintesis senyawa-senyawa dalam tubuh,
penyimpanan, perubahan dan pemecahan
menjadi molekul yang dapat dieksresikan
3. Menyediakan secara tetap metabolit dan bahanbahan pembentuk yang kaya energi bagi
organisme
4. Detoksifikasi senyawa-senyawa melalui proses
biotransformasi
5. Eksrkresi bahan bersama-sama dengan empedu
dan pembentukan serta pemecahan dari banyak
komponen plasma darah

Tes Fungsi Hati


Laboratorium klinik dapat melakukan tes untuk
menilai fungsi hati
Enzim-enzim seperti :

Alkaline phospatase
Alanine Transaminase (ALT)
Aspartate Transaminase (AST)
Gammaglutamyltransaminase (GGT)
5nucleotidase

Membantu dalam penilaian fungsi dan adanya


pembengkakan pada hati

Karena hati merupakan tempat untuk


metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak,
konyugasi dengan bilirubin dan detoksifikasi
obat-obatan dan beberapa senyawa lainnya.
Sehingga hati dapat dievaluasi fungsinya
melalui pengukuran bilirubin total, protein
dan albumin total, kolesterol dan trigliserida,
serta urea dan amonia

Peningkatan jumlah enzim dan bilirubin dan


penurunan protein yang berhubungan dengan
protein berhubungan dengan penyakit hati.
Peningkatan alkalin posfatase yang berlanjut
dan peningkatan bilirubin total dan bilirubin
direct membantu mengenali gangguan hati
yang disebut obsrtuctive jaundice

METABOLISME BILIRUBIN
Bilirubin merupakan produk degradasi bagian
heme dari hemoglobin
Heme didegradasi dalam sel-sel dari sistem
retikuloendotelial terutaman di spleen
Cincin protoporfirin dari heme dibuka
membentuk biliverdin dan besi dilepaskan
Biliverdin direduksi menjadi bilirubin, suatu
molekul yang berwarna kuning

Proses penghancuran selanjutnya adalah


transport bilirubin bersama-sama dengan
darah ke dalam hati
Karena bilirubin sukar larut dalam plasma,
maka transport bilirubin terjadi dalam
keadaan berikatan dengan albumin
Pada tempat ikatan yang sama pada albumin
akan terikat juga dengan obat-obatan
Sel-sel parenkim hari akan mengambil
bilirubin dari dalam darah

Hiperbilirubinemia
Kadar bilirubin yang meningkat (> 10 mg/L)
dikenal sebagai hiperbilirubinemia
Bilirubin dari darah berdifusi ke dalam
jaringan perifer dan mewarnainya menjadi
kuning
Keadaan ini terutama mudah dikenali
pada jaringan ikat putih mata dan
kemudian disebut dengan penyakit kuning
atau ikterus

Kerusakan pada sel-sel hepatosit karena


hepatitis, sirosis, bahan toksik dan gangguan
lainnya dapat menghambat konyugasi dengan
baik.
Bentuk serum bilirubin terkonyugasi maupun
tidak terkonyugasi meningkat pada keadaan
bilirubinemia
Enzim-enzim serum yang mengindikasikan
adanya inflamasi hepatoselular dan kerusakan
sel dalam hati seperti ALT dan AST juga
meningkat pesat

Kimiawi Bilirubin
Ditemukan oleh Virchow pada tahun 1849
dengan nama hematoidin dan pada tahun
1864 oleh Stadeler diberi istilah bilirubin

Jenis-jenis fraksi bilirubin


1. Bilirubin tidak terkonyugasi (bilirubin)
27%
2. Bilirubin monokonyugasi (bilirubin)
24%
3. Bilirubin dikonyugasi (-bilirubin) 13%
4. Bilirubin terikat protein (bilirubin) 37%

Pengujian Bilirubin
Ada 3 bentuk bilirubin:
Tidak terkunyugasi
Terkonyugasi
Terikat albumin

Perbedaannya tergantung kelarutannya dalam


air
Pengujian untuk perbedaan bentuk bilirubin
berdasarkan perbedaan dalam kelarutan

Karena bilirubin terkonyugasi dan bilirubin


terikat albumin (delta bilirubin) larut air, maka
bilirubin terkonyugasi bereaksi dengan cepat
atau bereaksi langsung dengan substrat.
Ketika suatu akselerator digunakan dalam
reaksi, bilirubin yang tidak terkonyugasi
terlarut dan diukur dalam campuran reaktan

Bilirubin direck mengukur bilirubin


terkonyugasi dan bilirubin terikat albumin
Bilirubin total mengukur seluruh bentuk
bilirubin dengan bantuan suatu akselerator
Reaksi JendrassikGrof dan metode Malley
Evelyn untuk pengukuran bilirubin
menggunakan garam diazonium untuk
menghasilkan reaksi warna dengan bilirubin

Reaksi
Bilirubin + asam sulfanilat terdiazotasi
azobilirubin
Metode JendrassikGrof berlangsung pada pH
13 dengan mengukur warna biru dari produk
pada panjang gelombang 600 nm
Reaksi pada keadaan basa menghasilkan
warna yang lebih intens dibanding dikerjakan
pada pH netral

Azobilirubin B (Isomer I)

Sedang metode MalloyEvelyn dikerjakan


pada pH 1,3 dengan mengukur warna merah
dari produk pada panjang gelombang 560 nm
Campuran asam benzoatkafein atau metanol
dapat digunakan sebagai akselerator dalam
metode tersebut

Metode Enzimatik
Metode enzimatik untuk bilirubin total dan
direck serta bilirubin terkonyugasi dengan
asam glukoronat berdasarkan oksidasi
bilirubin menjadi biliverdin menggunakan
enzim bilirubin oksidase dengan molekul
oksigen

Pada pH sekitar 8, adanya natrium kolat dan


natrium dodesilsulfat keempat fraksi bilirubin
dapat diubah menjadi biliverdin dimana
warna ungu yang terbentuk dioksidasi menjadi
produk yang tidak berwarna
Penurunan absorbansi pada panjang
gelombang 425 nm atau 460 nm sebanding
dengan konsentrasi bilirubin total

Bilirubin direk diukur pada pH 3,7 4,5


Pada kisaran pH di atas, enzim mengoksidasi
bilirubin terkonyugasi dan delta bilirubin
sedangkan bilirubin tidak terkonyugasi tidak
mengalami oksidasi
Pada pH 10 enzim mengoksidasi secara
selektif dua glukoronida, -bilirubin tidak
teroksidasi dan hanya 5% bilirobin tidak
terkonyagasi yang teroksidasi

Bilirubin urin
Karena hanya bilirubin terkonyugasi yang
terekresi melalui urin, adanya bilirubin dalam
urin mengindikasikan hiperbilirubinemia
Metode yang paling sering dilakukan untuk
mendeteksi bilrubin dalam urin melalui
penggunaan suatu dipstick yang telah
ditambahkan reagen diazo
Metode dipstick dapat mendeteksi bilirubin
pada konsentrasi sekitar 0,5 mg/dL

Spesimen urin segar dibutuhkan karena


bilirubin tidak stabil jika terpapar cahaya pada
suhu kamar dan dapat teroksidasi menjadi
biverdin (reaksi diazo negatif) pada pH asam
hingga normal dari urin
Jika pengujian ditunda, sampel harus
dilindungi dari cahaya dan disimpan pada
suhu 2C 8C tidak lebih dari 24 jam

Reagen strip (Chem strip, Roche Diagnostics,


Multistics, Bayer Corp.) diimersikan ke dalam
spesimen urin tidak lebih dari 1 detik dan
dibaca 60 detik kemudian
Selama bilirubin bereaksi dengan reagen diazo
menghasilkan warna pink hingga merah ungu
Intensitas dari warna sebanding dengan
konsentrasi bilirubin

Hemolisis dan lipemia dapat menjadi faktor


pengganggu pengukuran.
Bilirubin dapat dirusak oleh cahaya dan
pemanasan, sebaiknya dilindungi dari kondisi
sekitarnya.

Nilai Rujukan
Bilirubin dewasa : 0,0 2,0 mg/dL
Bilirubin direck dewasa : 0,0 0,2 mg/dL

Urobilinogen dalam urin dan feses


Peningkaran urobilinogen dalam urin terjadi
jika fungsi hepatoselular menurun atau
kelebihan urobilinogen pada saluran cerna
yang menunjukan kelebihan kapasitas dari
hari untuk pengambilan kembali
Misalnya untuk kondisi hepatitis karena virus,
sirosis dan hemolisis

Pengujian urobilinogen
Penentuan urobilinogen pada urin dan feses
berdasarkan reaksi Erlich menggunakan
pereaksi para-dimetilamino benzaldehida
membentuk warna merah
Asam askorbat dapat ditambahkan pada
sampel untuk menjaga urobilinogen pada
keadaan tereduksi

Spesimen yang digunakan untuk pengujian


merupakan sampel segar
Karena urobilinogen mudah teroksidasi
menjadi urobilin

Interferen uji urobilinogen


Urobilin dalam sampel direduksi menjadi
urobilinogen oleh ferrous hydroxide dalam
keadaan basa
Natrium asetat juga mereduksi kromogen
yang lainnya yang dapat mengganggu reagen
Erlich
Bilirubin dapat mengganggu reaksi, sejumlah
bilirubin diendapkan dengan Barium klorida
dan dihilangkan melalui penyaringan

Reference urobilinogen
Urin

: 0,5 4,0 unit Erlich / hari

Feses

: 75 400 unit Erlich / hari

Anda mungkin juga menyukai