P E K E RJ A A N :
RE HA B G E DU NG P E RP US T A K A A N
LOKASI :
G E DUN G B A P E RS I K O M
KABUPATEN KOLAKA
GDC # RKS - 1
BAGIAN
1
SYARAT-SYARAT UMUM
1.2.
1.3.
2.2.
Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan umum sesuai dengan peraturan konstruksi bangunan dan
infrastruktur bangunan yang ditentukan Pemerintah Republik Indonesia, termasuk segala perubahan dan
tambahannya, seperti PBI 1971 dan SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain.
Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:
1)
Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-perubahannya yang telah disahkan oleh
Pemilik kegiatan.
2)
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3)
Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (aanwijzing).
4)
Surat Keputusan Pemilik kegiatan tentang penunjukan Kontraktor.
5)
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
6)
Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
7)
Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui Pemilik kegiatan
dan Kontraktor.
3.2.
3.3.
Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencanaan) dan RKS (Rencana Kerja dan Syaratsyarat) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS, maka yang mengikat dan berlaku adalah
RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala
lebih besar yang berlaku.
Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat
menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Pimpinan Kegiatan atau Pengawas
Lapangan yang ditunjuk Pemilik kegiatan dan mengikuti keputusannya.
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Pelaksanaan secara terperinci
berupa Barchart dan S-Curve.
Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Pemilik kegiatan, paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender setelah SPMK diterima Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemilik kegiatan harus ditempel di bangsal/direksikeet lapangan,
yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (Presentasi Kerja).
Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik Rencana Kerja
tersebut.
PASAL 5. LAPORAN
5.1.
Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan sebagai resume dari
laporan harian dan mingguan selama masa pelaksanaan, yang akan diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan yang memuat hal-hal:
a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan
b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak
GDC # RKS - 2
5.2.
6.2.
6.3.
6.4.
Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut Site Manager, yang cakap
untuk memimpin, bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan dan memiliki pengalaman
teknis dalam pekerjaan bangunan. Penetapan ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat
Pengangkatan resmi dari Kontraktor ditujukan kepada Pemilik kegiatan.
Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik Sipil atau sederajat.
Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula, memberi tahu secara tertulis kepada Pemilik kegiatan
susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya masing-masing.
Bila kemudian hari menurut pendapat Pemilik kegiatan atau Pelaksana Lapangan, Site Manager kurang
mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti Site
Manager.
Dalam waktu 4 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk/mengajukan Site Manager baru untuk mendapat persetujuan Pemilik kegiatan.
7.2.
7.3.
7.4.
7.5.
7.6.
Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut dilakukan mengakibatkan tidak
dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, maka Kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta
kepada Pimpinan Kegiatan memeriksa bagian pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam diterimanya permohonan
(tidak terhitung hari libur atau hari besar lainnya) tidak dipenuhi, maka Kontraktor bisa meneruskan
pekerjaan tersebut dan dianggap bagian pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas
Lapangan, kecuali bila secara resmi Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan
Kontraktor menyetujuinya.
Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Pengawas Lapangan berhak menyuruh membongkar
pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna keperluan pemeriksaan. Biaya-biaya yang timbul akibat
hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai termin, dilakukan Pemeriksaan Kemajuan
Pekerjaan (opname) dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan bersama Kontraktor dan Pengawas Lapangan.
Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani
oleh Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan.
Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran pekerjaan atau borongan.
8.3.
8.4.
8.5.
8.6.
Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di lapangan.
Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada memerlukan perawatan serius, Kontraktor
harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut kepada
Pemimpin Proyek atau Pengawas Lapangan.
Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan
bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada dibawah kekuasaannya maupun yang berada dibawah
pihak ketiga.
Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan
pekerja di lapangan.
Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak diperkenankan
berada di areal pekerjaan.
Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh
Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
9.4.
9.5.
Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya yang berada di lapangan, dan milik
Pemilik kegiatan yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun pengerusakan.
Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor dapat membuat pagar pengaman dari tiang
kayu meranti/seng gelombang dan dicat.
Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu
pelaksanaan.
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu Kontraktor harus
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai.
Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya (all risk)
pada perusahaan Umum Asuransi. Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK
sampai dengan tanggal berakhirnya masa pemeliharaan.
GDC # RKS - 3
Kecuali atas persetujuan Pimpinan Kegiatan atau Pengawas lapangan, maka tidak diperkenankan :
a.
Pekerja menginap di tempat pekerjaan.
b.
Memasak di tempat pekerjaan.
c.
Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
d.
Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal proyek.
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus disediakan oleh
Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai.
PASAL 10.
DIREKSIKEET
11.1. Kontraktor harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di lapangan untuk Kontraktor, sesuai dengan
kebutuhan.
11.2. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan kantor.
11.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat makan dan gudang
penyimpanan barang-barang.
11.4. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh Kontraktor atas persetujuan
Pimpinan Kegiatan.
11.5. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan peralatan yang dibutuhkan
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah termasuk harga kontrak/borongan.
PASAL 11.
PENYIMPANAN BAHAN/MATERIAL
12.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawasa
Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pengambilan dan
menjaga agar tetap memenuhi syarat-syarat penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau
menurunnya mutu bahan/material bangunan tersebut.
12.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat persetujuan Pengawasa
Lapangan, penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun yang berada di lapangan terbuka
dalam areal proyek harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan
umum, juga memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan/material oleh Pengawas Lapangan.
12.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja, direksikeet, gudang,
bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam areal proyek harus tetap terjaga, tertib dan rapi.
12.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan dari areal proyek
secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan dinyatakan. Terhadap kelalaian ini
Pimpinan Kegiatan dapat memberhentikan seluruh pekerjaan, dan seluruh akibat dari pemberhentian
tersebut seluruhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 12.
PASAL 13.
PASAL 14.
GDC # RKS - 4
PASAL 15.
GDC # RKS - 5
BAGIAN
2
RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL BANGUNAN
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Pengecatan
:
8.1. Cat Batu Alam
8.2. Cat Waterfroofing
8.3. Cat Tembok
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
PEKERJAAN PERSIAPAN
16.1. Pengukuran
1)
Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran dengan alat-alat
penyipat datar (theodolith, waterpass dan sebagainya) dan lain-lain peralatan yang diperlukan.
2)
Pengawas Lapangan dan Kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok penandaan permanen
(bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dan dituangkan dalam Berita Acara
Penentuan Titik 0 (nol).
3)
Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas Lapangan dan tetap merujuk
pada pergeseran patok awal.
4)
Berdasarkan patok tersebut Kontraktor menentukan level bangunan dan jarak as bangunan pada
setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
16.2. Pemasangan Bowplank
1)
Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas Pengawas Lapangan dengan patok yang
dipancang kuat-kuat dihubungkan dengan papan kayu yang kuat dengan ketebalan minimum 2
cm, diketam rata pada sisi atasnya.
PASAL 16.
PEKERJAAN TANAH
17.1. Umum
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan
terutama tentang ukuran galian. Bahan-bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa
lebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
17.2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Galian untuk pasangan pondasi
pekerjaan urugan tanah
Pekerjaan Urugan Pasir
17.3. Syarat Pelaksanaan
penghapusan
Menyediakan kayu ,akar dan batu-batuan dan unsur-unsur pengganggu lain harus disingkirkan
dan dikeluarkan sebelum sebelum dilakukan pengupasan tanah lapisan teratas daerah yang
akan dibangun.
Pembentukan Muka Tanah
1. Pembentukan tanah dimana akan didirikan bangunan diatasnya, harus dibentuk dengan
rata menurut gari-garis dan ketinggian yang diterntukan dalam gambar rencana.
2. Pembentukan muka tanah tersebut dengan cara penggalian atau pengurugan tanah
berdasarkan gambar untuk mendapatkan permukaan tanah yang rata.
PASAL 17.
GDC # RKS - 6
Tanah bekas galian dapat diurug ketempat yang lebih rendah pada pelaksanaan urugan
tanah harus benar-benar padat serta serta secara berlapis-lapis dengan ketinggian tidak
lebih dari 20 cm.
Galian tanah
1. Galian tanah dilakukan untuk semua pasangan pondasi batu gunung dan septictang harus
dilakukan sesuai dengan gambar rencana
2. Galian pondasi tidak boleh melebihi dari yang ditentukan apabilas terjadi kesalahan
tersebut maka permukaan galian harus diberi cor beton sampai kepermukaan yang
disesuaikan
3. Semua unsur pengganggu harus disingkirkan dan dibuang agar tidak menganggu
pekerjaan dan tidak terjadi pembusukan
4. Pada bagian yang mudah longsor harus diberi papan penahan atau dengan cara lain.
Pengeringan tempat kerja
Untuk pengeringan tempat kerja terutama galian harus dalam keadaan bebas air
Urugan Tanah
1. Urugan kembali tanah harus dilaksanakan setelah persetujuan konsultan
2. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuhan serta dari segala macam
kotoran, tanah urugan harus tanah berbentuk butiran
3. Urugan tanah harus dikerjakan dengan cara dengan berlapis dengan tinggi tiap lapis tidak
lebih dari 20cm
Pasir Urug
1. Urugan pasir harus dilakukan dibawah pondasi, semua lantai minimal 10 cm dan sesuai
gambar
2. Pasir harus diratakan dan dipadatkan dengan disiram air bersih
3. Pasir urug harus bersih dari kotoran dan akar-akar
PASAL 18.
PASAL 19.
GDC # RKS - 7
PASAL 20.
2)
3)
4)
5)
6)
PEKERJAAN PLESTERAN
21.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
1)
Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2)
Meliputi pekerjaan pasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini.
21.2. Bahan/ Material dan Campuran
21.2.1. Bahan/Material
a. Semen :
Semen seperti untuk pekerjaan dinding harus sama kualitasnya seperti
semen yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
PASAL 21.
GDC # RKS - 8
Pasir
c.
Air
21.2.2. Campuran/Adukan
Komposisi : 1 Pc : 5 Psr
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar atau dalam
spesifikasi teknis.
Ketinggian pemasangan dinding dan komposisi campurannya harus sesuai dengan gambar
kerja.
21.2.3. Mengatur Adukan
Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampuran yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan, diatas permukaan yang keras. Jangan memakai adukan yang sudah mulai mengeras
atau membubuhkannya untuk dipakai lagi.
21.3. Penyelesaian Plasteran
21.3.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
a. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga kerja untuk keperluan pekerjaan ini.
b. Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding dengan bahan yang disebut dalam
persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
c. Plesteran harus dibuat pada semua tembok, kolom, bidang vertikal lainnya yang dikerjakan
dengan pasangan bata kecuali bagian dalam tembok layar yang tertutup atap, balok beton
yang tidak dinyatakan dalam gambar sebagai penyelesaian dengan bahan lain, tembok
tersebut diselesaikan dengan plesteran yang kemudian dihaluskan (acian) dicat emulsi
vinyl kecuali disebut lain dalam gambar kerja atau syarat-syarat bagian dinding lainnya.
21.3.2. Bahan
Bahan/material seperti portland cement (PC) type 1, pasir dan air harus sesuai dengan
pekerjaan beton.
21.3.3. Komposisi Adukan
1. Adukan 1 pc : 5 Psr, digunakan pada plesteran
Semua komposisi adukan yang dilaksanakan harus sesuai dengan petunjuk gambar kerja.
Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton harus diberikan cukup waktu.
Tidak boleh memulai pekerjaan, sampai tembok dinding benar-benar kering.
b. Sebelum pemlasteran permukaan-permukaan beton harus dikasarkan. Lemak atau minyak
yang melekat harus dibersihkan dengan sikat dengan memakai sikat yang kaku atau sikat
kawat.
c. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-permukaannya
harus dibasahi dengan air sehingga tetap lembab.
21.3.5. Pelaksanaan
a. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil permukaan plesteran harus
benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.
b. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang. Mulailah
membasahinya, begitu plesteran telah mengeras, untuk menghindari kerusakan (retakan).
Sewaktu kondisi udara lingkungan kering dan panas, plesteran harus dibasahi agar tidak
terjadi penguapan terlalu banyak dan menjadi tidak rata.
21.3.6. Memperbaiki dan Membersihkan
Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar bagian
tersebut sampai berbentuk bujur sangkar. Pekerjaan yang sudah selesai, tidak boleh ada yang
retak, bernoda serta cacat lainnya. Sewaktu-waktu dengan secara teratur, selama pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan, semua pekerjaan-pekerjaan yang menjadi kotor dalam
pelaksanaan pekerjaan, harus dibersihkan.
PASAL 22.
1.
.
2.
GDC # RKS - 9
o
o
o
o
o
o
Cara Pelaksanaan :
1. Pekerjaan balok gording
a. Pemasangan balok gording harus di perhatikan kelurusannya dan kerataan permukaannya sehingga
pada waktu pemasangan atap tidak terjadi gelombang/ kerataan pasangan , dan harus menggunakan
tali nylon yang telah di timbang kerataanya antar ujung dengan ujung bangunan ( disesuaikan dengan
gambar kerja
b. Jarak gording harus sesuai dengan gambar kerja dan di setujui oleh pengawas lapangan / direksi
2.
PASAL 23.
Shop drawing yang detail dan terinci memperlihatkan sistem ukuran sistemperkuatan dan
pemasangan, kunci dan penggantung diserahkan untuk per-setujuan Manager Proyek.
Garansi, Hasil test untuk diserahkan.
GDC # RKS - 10
GDC # RKS - 11
Pada bagian atas (door/window head) rangka pintu/jendela aluminium,tambahkan tali air pada
acian.
Pasang architrave dan/atau daun pintu/jendela secara baik, rapi dan sempurna.
b.
Proteksi
Semua aluminium harus dicover dengan "Lacquer Film", atau bahan yang lainyang disetujui
Manager Proyek ketika dibawa ke lapangan.
Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu di mana diperlukan,ketika
aluminium akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah pengerjaan selesai.
Kosen harus dicover dengan plastic tape atau zinc chromate primer(transparant) ketika pekerjaan
plester dilaksanakan.
Bagian-bagian lain dapattetap dilindungi dengan "Lacquer Film" sampai pekerjaan selesai.
Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking atau sealant tidak
diperkenankan.
c.
Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengan weather seal jenis polyurethene sealantdan backing
strip dari busa di dalam dan di luar sebagai lapisan pengisi, sebelumsealant dipasang.
Toleransi Pemasangan
Toleransi tinggi/vertikal : 3 mm dalam 3 mToleransi horizontal : 3 mm dalam 3 m- Toleransi kerataan
permukaan : 50 mm pada jarak 6 m
Perlengkapan & Pengetesan
- Pemasangan pintu dan kunci sesuai dengan standar pabrik.
- Tinggi operasional team harus diperiksa dan ditest sesuai dengan standar pabrik.
d.
e.
PASAL 24.
GDC # RKS - 12
PEKERJAAN KACA
25.1. LINGKUP PEKERJAAN
Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti dalam gambar-gambar.
25.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
NI dan SII : Standar Indonesia :
- NI - 3 - 1970,
- SII 0189 -78
PASAL 25.
GDC # RKS - 13
GDC # RKS - 14
PASAL 26.
PASAL 27.
b.
c.
Setelah selesai pemasangan batu, permukaan batu dibersihkan dari debu danserpihan
kemudian dicoating efek doof sehingga merata. Coating harus dilakukanpada batu yang
benar-benar kering dan bersih.g.Batu dan pinggiran nat dibersihkan dari sisa-sisa
pengecoran hingga bersih denganmenggunakan sikat nilon.h.Perawatan khusus perlu
dilakukan dengan melakukan coating berkala setiap 6 bulan sekali dan bersihkan debudebu yang melekat dengan vacuum cleaner secara teratur.Jika batu berlumut, bersihkan
dengan sikat kawat dan air deterjen secara berkala,dan lakukan coating ulang setelah
penyikatan. Jika bernoda hitam, bersihkan denganamplas atau gerinda.
GDC # RKS - 15
d.
PASAL 28.
e.
f.
g.
h.
PASAL 29.
i.
j.
atau setara yang disetujui oleh Project Officer. Penyimpanan harus di tempat yangkering dan rapat air,
terangkat dari tanah.
c. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari
tanahliat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran dan bentuk yangsama
sesuai persyaratan: NI 3 pasal 1, dan NI 2 bab 3.3.
d. d.Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik, garamasam alkali.
e. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan Manajer Konstruksi.Contoh bahan
ditunjukkan dan diserahkan kepada Manajer Konstruksi untukmendapat persetujuannya sebelum
dipakai.
Syarat Syarat Pelaksanaan.
a. Area untuk pembuatan rabat beton harus dalam keadaan bersih
b. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan Manajer Konstruksi.Contoh bahan
harus ditunjukkan dan diserahkan untuk mendapat persetujuanManajer Konstruksi sebelum dipakai.
HURUF PAPAN NAMA KANTOR
Lingkup Pekerjaan
Merujuk pada lapangan Upacara
Konsep Huruf
Jenis Huruf Arial Narrow Bold
Ukuran tinggi 30 cm lebar 2 cm
Persyaratan Bahan
Stainlees, Galvanic
Syarat Syarat Pelaksanaan.
a. Huruf dipasang timbul , dilekatkan pada didinding dengan pisher srew
b. Pemasangan harus rata Vertikal, Horisontal dengan jarak spasi yang sama. Dipasang
sesuai gambar rencana
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI-KERAMIK
Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan finishing dengan material keramik pocelain ex Roman atau yang setara pada daerah
kolam Air Mancur dan sunken bar serta perkerasan lainnya sesuai yang tertera pada gambar.
Persyaratan Bahan
Pelapis Lantai dari Keramik :
- Jenis
: Keramik / Porcelain Tiles ex Roman atau yang setara
- Ukuran
: Sesuai daftar material yang digunakan
- Ketebalan
: sesuai spesifikasi dari pabrik.- Mutu: Kualitas I (KW I)
- Chemical Resistance : Konsisten terhadap PUBB 1970 (NI-3) pasal 33 dD,
ayat 17-23
- Bahan pengisi
: Atlas Grout / AM Grout.
- Bahan perekat
: Adukan spesi 1 pc : 3 pasir pasang ditambah bahan perekat /Amanex
- Type
: Lihat daftar pemakaian Material
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturankeramik
Indonesia (NI-19), PUBB 1970 dan PUBI 1982.Pasir Pasang yang digunakan harus bersih dari segala
kotoran berwarna hitam dan mempunyaikadar Lumpur maximal 5%, serta konsisten terhadap NI-3 ( PUBI
tahun 1982).Semen yang digunakan adalah Portland Cement tipe-I sesuai P.B.I. 1971, merk Tiga Roda
atau setara.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahanorganis
lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabiladipandang perlu,
Manajer Konstruksi dapat minta kepada Kontraktor, supaya air yang dipakaiuntuk keperluan ini diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atas biaya Kontraktor.
k.
GDC # RKS - 16
Pemasangan didahului oleh kepalaan yang dibuat melintang dan memanjang untuk
acuanpembagian naad, permukaan pasangan keramik harus rata.
Naad antara keramik harus mendapat persetujuan dari Manajer Konstruksi atau
sesuaipetunjuk dari pihak pabrik dan diisi dengan bahan pengisi dengan ketebalan dan
warna yangsudah disetujui oleh Manajer Konstruksi.
PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengecatan permukaan tembok ,Ornamen batu Tempel, Pot Taman, sesuai yang
ditentukan/ditunjuk kan dalam detail gambar.
Pekerjaan ini dilakukan Pada Akhir pekerjaan.
m. Persyaratan Bahan
Bahan :
=
Cat Super Candi/Super Gloss Andesit ( untuk Cat Batu alam )
=
Cat No Drop ( untuk Cat Permukaan plat beton dan dinding atas tembok )
=
Cat Tembok ( untuk Cat Dinding luar dalam)
PASAL 30.
l.
n.
c.
d.
e.
PASAL 31.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Bagian Permukaan yang tampak, jika akan dicat sebelumnya harus Dibersihkan dari debu
dan kotoran lainnya .Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah bagian yang
akan dicat selesai diperiksa dan disetujui Direksi, bagian-bagian yang retak, pecah
diperbaiki dan bagian yang kotor dibersihkan, bagian yang akan dicat tidak lembab /
basahatau berbau.
Cat yang akan digunakan berada di dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah
/bocor dan mendapat persetujuan Direksi. Kontraktor utama bertanggung jawab
bahwabahan tidak palsu dan warna-warna sesuai dengan petunjuk Manajer Konstruksi.
.Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna
sesuaidengan Petunjuk Direksi Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajer Konstruksi untuk kemudian akan
diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon cat tiap warna dari jenis cat yang
dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yangdi dalamnya. Cat-cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan
oleh PemberiTugas.
GDC # RKS - 17
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar diperbaiki, Pengawas
Lapangan harus menentukan pengurangan nilai borongan dan memotongnya dari jumlah yang akan
dibayarkan kepada Kontraktor.
Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan, Kontraktor wajib pada jam-jam
kerja atas tanggungan dan biaya sendiri mengadakan pemeriksaan apakah semua bagian dari borongan
dapat bekerja dengan baik atau tidak dengan membuat catatan-catatan mengenai kerusakan atau
malfungsi dari elemen-elemen borongan.
Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama jangka waktu Kontrak.
Selain itu Kontraktor sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap areal dan jika diminta
Pengawas Lapangan, memindahkan semua kotoran, alat-alat konstruksi, kelebihan bahan dan segala
rongsokan bekas pekerjaan konstruksi dari areal tersebut.
Kebersihan ini termasuk tugas Kontraktor sehingga lokasi pekerjaan umumnya selalu dalam kondisi
bersih dan selayaknya.
Setelah selesai pekerjaan Kontraktor harus membersihkan seluruh lapangan sehingga mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan, Sub Kontraktor lain berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut
melaksanakan pembersihan.
Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan pembantu yang diperlukan
selama pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus dibongkar sebelum seluruh pekerjaan
diserah terimakan.
Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya dalah tanggung jawab Kontraktor.
Kolaka,
2012
Mengetahui/Menyetujui :
KEPALA BADAN PERPUSTAKAAN ,ARSIP , INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
KABUPATEN KOLAKA
Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. GLOBAL DESIGN CENTER
DARMAN
Direktur
GDC # RKS - 18