A. Pendahuluan
Ada tiga hal penting yang harus
dibahas jika mencermati judul di atas yaitu,
pertama aspek filosofis dari ekstrakurikuler,
yang biasanya mencerminkan hal-hal yang
bersifat abstrak, dasar, dan prinsip-prinsip
umum kaitannya dengan ekstrakurikuler
dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Dan kedua, tentang PKn perlu dikemukakan
karakter, tujuan dan fungsinya yang dalam
tulisan ini akan diungkapkan hubungannya.
Ketiga, bahasan mengenai eksistensi
(keberadaan) yang akan menyangkut hal-hal
yang menentukan ada-nya ekstrakurikuler
dalam realitas yang terjadi dalam dunia
pendidikan dari dulu sekarang dan yang
akan datang. Sesuatu yang berkaitan dengan
eksistensi biasanya terjadi di dalam ruang
dan waktu.
)
Yosaphat Haris Nusarastriya adalah dosen FKIP Jurusan PPKn Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
145
145
Filsafat
Bidangbidang
meliputi :
Metafisika
Aksiologi
Epistemologi
Logika
Etika
Estetika
Cabang-cabang
meliputi :
Filsafat
Pendidikan
Filsafat Hukum
Filsafat Sosial
Filsafat Politik
dsb
Apa
relevansinya
bidang ini
kaitannya dengan
bahasan
dalam
tulisan ini? Relevansinya yaitu
ketika membahas hakikat pendidikan
termasuk mengenai kurikulum (ekstra
kurikuler) pasti akan sampai pada
pertanyaan mengenai hakikat manusia yang
merupakan subyek pendidikan itu. Ketika
berbicara mengenai kepribadian, tentu tidak
bisa dilepaskan dengan etika dan estetika.
Ketika
membahas
program-program
ekstrakurikuler yang menyangkut kegiatan
seni, berpikir kritis, olah raga, karya tulis,
kegiatan sosial, kegiatan yang berkaitan
dengan alam (cinta alam/lingkungan), ini
semua dapat dihubungkan dengan dasardasar dan prinsip-prinsip filosofisnya entah
yang berhubungan dengan bidang metafisika,
aksiologi, epistemologi, logika, etika, estetika.
B. Filsafat Pendidikan
Disamping
filsafat umum, ada
filsafat khusus yaitu filsafat yang berkaitan
dengan ilmu-ilmu yang ada misalnya: filsafat
hukum, filsafat politik, filsafat sosial,
filsafat kebudayaan, filsafat bahasa,
filsafat pendidikan dsb. Untuk kepentingan
ini hanya akan diuraikan tentang filsafat
pendidikan saja yang langsung berhubungan
dengan ekstrakurikuler. Bagaimana dan Apa
yang dimaksud dengan filsafat pendidikan
itu? Menurut Barnadib (2002:1-2)
Filsafat Pendidikan penting dipelajari
karena dalam ilmu pendidikan terdapat asasasas, teori, dasar, dan pengertian pengertian
lain yang sejenis, yang kejelasannya dapat
diperoleh melalui filsafat. Kejelasan itu
perlu berasal
dari
filsafat
karena
pemahaman pengertian-pengertian yang
dimaksud memerlukan renungan secara
rasional. Hal ini diperlukan karena
pengertian-pengertian
yang
dimaksud
146
Skema : 2
147
147
Skema : 4
148
149
149
150
yang
demokratis
dalam
konteks
pendidikan formal. Di Indonesia PKn
memiliki visi formal-pedagogis yakni
sebagai mata pelajaran sosial dalam dunia
persekolahan dan Perguruan Tinggi yang
berfungsi sebagai wahana untuk mendidik
warga negara Indonesia yang Pancasilais.
Pendidikan
kewarganegaraan
sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang
keilmuan pada dasarnya telah memenuhi
kriteria dasar-formal suatu disiplin (Dufty,
1987
dalam
Soemantri:1993)
yakni
mempunyai community of scholars, abody
of thinking, speaking, and writing, a methode
of approach to knowledge dan mewadahi
tujuan dan warisan system nilai (Somantri :
1993). PKn merupakan disiplin terapan
yang bersifat deskriptif-analitik, dan
kebijakan pedagosis. Jika dilihat dari
pandangan
Kuhn
(1966)
secara
paradigmatic,
pendidikan
kewarganegaraan sebagaimana dirumuskan
dalam desertasinya, menurut Winataputra
(2001) baru memasuki pre-paradigmatic
phase atau proto science.
Kor i dor akt ivi t a s da n s pi r i t
keilmuan ini dinilai sangat prospektif, yang
ditafsirkan oleh Winataputra (2001) sebagai
semangat sebagaimana yang ada dalam
idealisme Somantri (1993) yang intinya yaitu
semangat menggabungkan pesan akademis
social scientists dan pesan educators
dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakatnya, akan dapat
dikembangkan body of knowledge.
Sementara itu Winataputera dalam
desertasinya (2001) mengemukakan PKn
sebagai kajian lintas bidang keilmuan ,
yang secara substantif ditopang terutama
oleh ilmu politik dan ilmu-ilmu sosial, serta
humaniora, dan secara pedagogis diterapkan
dalam dunia pendidikan persekolahan dan
masyarakat. Brameld (1965) dalam
Winataputra (2009) mengemukakan bahwa
secara filosofik tubuh pengetahuan pendidikan
kewarganegaraan ini dilandasi oleh tilikan
reconstructed philosophy of education yang
secara adaptif mengakomodasikan tilikan
filsafat
pendidikan
perennialism,
essensialism,
progressivism
dan
reconstructionism.
151
151
Winatasaputra, (2009)
Intra kurikuler
Kegiatan yang dilaksanakan yang
penj at ahan waktunya t el ah
ditentukan dalam struktur program.
Ini merupakan kegiatan belajarmengajar yang dilakukan siswaguru pada jam-jam pelajaran tiap
hari. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mencapai tujuan minimal
yang perlu dicapai oleh masingmasing mata pelajaran baik di
program inti maupun program
Ko kurikuler
Kegiatan yang dimaksudkan untuk
lebih mendalami dan menghayati
materi pengajaran yang telah
dipelajari pada kegiatan intra
kurikuler di dalam kelas maik
matapelejaran pada program inti
maupun program khusus.
Ekstra kurikuler
Kegiatan yang yang dimaksudkan
untuk memperluas pengetahuan
siswa, mengembangkan nilainilai atau sikap dan menerapkan
secara lebih lanjut pengetahuan
yang telah dipelajari siswa baik
untuk program inti maupun pilihan.
Kegiatan lebih ditekankan pada
kelompok dan dilakukan di luar
jam kelas
152
khusus.
Skema : 7
f. Beberapa Teori Psikologi dalam
kaitannya dengan Pendidikan
Pkn sendiri sangat erat kaitannya
dengan aspek kognitif dan dalam proses
pengajaran memang lebih dominan dibanding
yang ranah afektif dan psikomotorik. Oleh
karena itu hal-hal yang belum tertampung di
PBM (yang menyangkut kawasan afektif
dan psikomotorik) akan lebih baik jika
diprogram dalam ekstrakurikuler. Namun
demikian pemogramannya perlu
memperhatikan aspek filosofis di atas maupun
teori-teori psikologi dan pendidikan di
Tabel:2bawah ini.
Perkembangan
153
153
154
lain).
No Kecakapan Pribadi
1 A. Kesadaran diri
mencakup:
a. Kesadaran emosi
b. Penilaian diri
Percaya diri
Kecakapan Sosial
A. Empati mencakup:
a. Memahami orang
lain
b. Orientasi pelayanan
c. Mengembangkan
orang lain,
d. Mengatasi
keragaman,
e. Kesadaran politis,
2 B. Pengaturan
B. Ketrampilan sosial,
a. Pengendalian diri,
mencakup:
b. Sifat dapat
a. Pengaruh
dipercaya,
b. Komunikasi,
c. Kewaspadaan,
c. Kepemimpinan,
d. Adaptabilitas,
d. Katalisator
e. Inovasi,
perbahan,
e. Manajemen konflik
3 C. Motivasi
f. Kolaborasi dan
mencakup hal
kooperasi
berikut:
a. dorongan prestasi, g. Kemampuan tim,
b. komitmen inisiatif
c. optimisme
Disarikan dari : Memahami Ragam Kecerdasan
dalam Mengasah Paradigma Pembelajar: oleh Andrias
Harefa (2003)
3. Kecerdasan Adversity
No
1
Keterangan
4. Kecerdasan Spiritual
155
155
dalam psikologi
pendidikan.
perkembangan
dan
Daftar Pustaka
Allen, J. (1960) The Role of Ninth Grade
Civics in Citizenship Education in
The high School Journal, 443:p.106111
Bahmueller, C.F. (1997) A Framework For
Teaching Democratic Citizenship:
An International Project In The
International Journal of Social
Education, 12.2
Barr,R.D., Barth, J.L., Shermis, S.S (1978)
The Nature of the Social Studies,
Palm Spring: An ETS Pablication.
Barnadib, (1997). Filsafat Pendidikan: Sistem
dan Metode, Yogyakarta, Penerbit
Andi
_______, Imam, (2002) Filsafat Pendidikan,
edisi pertama, Yogyakarta, Adicita
Karya Nusa.
Bramel, Theodore (1956), The Pattern of
Educational Phylosophy. New York:
The Max. Milland Company.
Branson. M.S (1998). The Role of Civic
Education, Calabasas: CEE.
Branson, Margaret S, dkk. (1999). Belajar
Civic Education dari Amerika, LKIS
kerja sama.
Boeree
C. George. (2009),
Metode
Pembelajaran
dan
Pengajaran,
Cetakan kedua, Ar-Ruzz Media,
Jogjakarta.
156
157
157
158