Anda di halaman 1dari 4

1.

Parasit Temporer : organisme yang sebagian waktu hidupnya harus hidup


sebagai parasit dan sisa hidupnya sebagai organisme bebas
Contohnya:
Nyamuk Anopheles --- sebagai parasit penghisap darah pada waktu malam
hari yang panas, setelah itu hidup bebas

Parasit obligat : semua organisme yang untuk kelangsungan hidup dan


eksistensinya mutlak memerlukan hospes
Contohnya : semua organisme pathogen
Hospes definitif : tempat parasit melakukan reproduksi seksual dan dari
hospes tersebut muncul fase dispersi dari parasite
Contohnya :
Kucing - adalah satu-satunya hospes definitif dari Toxoplasma gondii, fase
dispersinya oosista
Nyamuk Anopheles - hospes definitif Plasmodium, fase dispersinya sporozoit
Vektor Biologis : Sebagian siklus hidup parasitnya terjadi dalam tubuh
vektor tersebut.
Contohnya:
nyamuk Anopheles dalam penularan penyakit malaria
2. Siklus hidup entamoeba hystolitika
Siklus hidup dimulai dari manusia menelan makanan/minuman yang
terkontaminasi oleh parasit tersebut, di lambung parasit tersebut tercerna,
tinggal bentuk kista yang berinti empat (kista masak) yang tahan terhadap
asam lambung masuk ke usus. Disini karena pengaruh enzym usus yang
bersifat netral dan sedikit alkalis, dinding kista mulai melunak, ketika kista
mencapai bagian bawah ileum atau caecum terjadi excystasi menjadi empat
amoebulae. Amoebulae tersebut bergerak aktif, menginvasi jaringan dan
membuat lesi di usus besar kemudian tumbuh menjadi trophozoit dan
mengadakan multiplikasi disitu, proses ini terutama terjadi di caecum dan
sigmoidorectal yang menjadi tempat habitatnya. Dalam pertumbuhannya
amoeba ini mengeluarkan enzym proteolytic yang melisiskan jaringan
disekitarnya kemudian jaringan yang mati tersebut diabsorpsi dan dijadikan
makanan oleh amoeba tersebut. Amoeba yang menginvasi jaringan menjalar
dari jaringan yang mati ke jaringan yang sehat, dengan jalan ini amoeba
dapat memperluas dan memperdalam lesi yang ditimbulkannya, kemudian
menyebar melalui cara percontinuitatum, hematogen ataupun lymphogen
mengadakan metastase ke organ-organ lain dan menimbulkan amoebiasis di
organ-organ tersebut. Metastase tersering adalah di hepar terutama lewat
hematogen.
Setelah beberapa waktu oleh karena beberapa keadaan, kekuatan
invasi dari parasit menurun juga dengan meningkatnya pertahanan dan
toleransi dari host maka lesi mulai mengadakan perbaikan. Untuk
meneruskan kelangsungan hidupnya mereka lalu mengadakan encystasi,
membentuk kista yang mula-mula berinti satu, membelah menjadi dua,

akhirnya menjadi berinti empat kemudian dikeluarkan bersama-sama tinja


untuk membuat siklus hidup baru bila kista tersebut tertelan oleh manusia.
Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:
Trophozoit Precyste Cyste Metacyste Metacyste Trophozoit.
3. Klasifikasi protozoa berdasarkan alat geraknya, sebagai berikut:

Rhizopoda
Flagellata (Mastigophora)
Ciliata (Ciliophora)
Sporozoa
4. Patologi dan gejala klinis Trichomonas Vaginalis
Trichomonas vaginalis yang di tularkan pada jumlah cukup ke dalam
vagina dapat berkembang biak, bila flora bakteri, pH dan keadaan fisiologi
vagina sesuai. Setelah berkembang biak cukup banyak, parasit menyebabkan
degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina. Keadaan ini disusul oleh
serangan leukosi, dan disekitar vagina tedapat banyak leukosit dan parasit
bercampur dengan sel-el epitel. Sekret vagina mengalir keluar vagina dan
menimbulkan gejala flour albus atau keputihan. Setelah lewat stadium akut,
gejala berkurang dan dapat reda sendiri. Pada pemeriksaan in speculo,
tampak kelaian berupa vaginitis, dinding vagina dan porsio tampak merah
meradang dan pada infeksi berat tampak pula pendarahan-pendarahan kecil.
Flour tampak berkumpul di belakang porsio, encer atau sedikit kental pada
infeksi campur, berwarna putih kekuning-kuningan atau putih kelabu dan
berbusa.banyak flour yang di bentuk tergantung dari beratnya infeksi dan
stadium penyakit. Selain gejala flour albus yang merupakan keluhan utama
penderita, pruritus vagina atau vulva dan disuria (rasa pedih waktu kencing)
merupakan keluhan tambahan. Infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
uretritis. Kadang-kadang infeksi terjadi tanpa gejala. Pada pria, infeksi
biasanya terjadi tanpa gejala, atau dapat pula menyebabkan uretritis,
prostatitis dan prostatovisikulitis.
5. Penyakit leishmania donovani : menyebabkan perbesaran limpa, hati,
vektornya : lalat pasir (Phlebotomus).
-

Trypanosoma gambiense penyebab penyakit tidur.


Vektornya : lalat Tsetse (Glossina palpalis)
Penyebab penyakit sura pada hewan, Trypanosoma evansi akan hidup dalam
darah melalui vector seperti lalat penghisap darah golongan Tabanidae (sering
disebut lalat pitak atau lalat kerbau) dengan cara mekanik murni
dimana Trypanosoma tidak mengalami siklus hidup dalam vektor. Lalat
lain
: Chrysops,
stomoxys,
haematopota,
lyperosia,
haematobia dan
beberapa arthopodalain (anopheles, musca, pinjal, kutu dan caplak)

6. Siklus Hidup Plasmodium Malaria:

(a) Fase di dalam tubuh nyamuk (fase sporogoni) Di dalam tubuh nyamuk ini
terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual. Pada tubuh
nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian
bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di
dalam dinding usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista
sporozoit, kemudian bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan
menghasilkan spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk.
(b) Fase di dalam tubuh manusia (fase skizogoni) Setelah tubuh manusia
terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan
menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan
membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya,
merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit,
merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit.
Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit lainnya
yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan
merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia
sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat
juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat
menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh nyamuk,
demikian seterusnya.
7. Gejala Penyakit Malaria
Gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari berat-ringannya. Gejalanya yaitu
sebagai berikut.
A. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi)
Pada penderita penyakit malaria, umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala,
mual-mual, muntah, diare, terasa nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala malaria ringan, dapat
dibagi menjadi 3 stadium yaitu sebagai berikut.
1. Stadium dingin
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi
terasa semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah
yang terjadi kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.
2. Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala
rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang
penderita mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.
3. Stadium berkeringat
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah
rata-rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat,
biasanya sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.
B. Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi)
Penderita yang masuk dalam criteria ini biasanya sangat lemah sekali. Malaria berat dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga
memiliki komplikasi sebagai berikut ini.
Tidak sadarkan diri kadang hingga koma

Sering mengigau

Bicara yang salah-salah (tidak terkontrol)

Kejang-kejang

Suhu tubuh sangat tinggi

Dehidrasi

Nafas cepat, sesak nafas

8. Cara penularan toxoplasma adalah sebagai berikut:


hewan yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu,
yaitu sekitar 10 hari sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan
biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Manusia atau
hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma. Kista atau ookista ini
bersifat seperti telur. Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang di dalam
tubuh hewan atau manusia. Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia dan
berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila hewan atau manusia tersebut
memakan daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista
toxoplasma. Kista toxoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu (bisa
sampai 18 bulan). Dari tanah ini toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuhtumbuhan atau sayuran yang kontak dengan kista tersebut. Sayangnya, gejala infeksi
toxoplasma tidak terlihat (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat
mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar
leher, ketiak, dll.
Dampak :
- menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.
- nfeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat menginfeksi saluran telur
wanita

Anda mungkin juga menyukai