Rhizopoda
Flagellata (Mastigophora)
Ciliata (Ciliophora)
Sporozoa
4. Patologi dan gejala klinis Trichomonas Vaginalis
Trichomonas vaginalis yang di tularkan pada jumlah cukup ke dalam
vagina dapat berkembang biak, bila flora bakteri, pH dan keadaan fisiologi
vagina sesuai. Setelah berkembang biak cukup banyak, parasit menyebabkan
degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina. Keadaan ini disusul oleh
serangan leukosi, dan disekitar vagina tedapat banyak leukosit dan parasit
bercampur dengan sel-el epitel. Sekret vagina mengalir keluar vagina dan
menimbulkan gejala flour albus atau keputihan. Setelah lewat stadium akut,
gejala berkurang dan dapat reda sendiri. Pada pemeriksaan in speculo,
tampak kelaian berupa vaginitis, dinding vagina dan porsio tampak merah
meradang dan pada infeksi berat tampak pula pendarahan-pendarahan kecil.
Flour tampak berkumpul di belakang porsio, encer atau sedikit kental pada
infeksi campur, berwarna putih kekuning-kuningan atau putih kelabu dan
berbusa.banyak flour yang di bentuk tergantung dari beratnya infeksi dan
stadium penyakit. Selain gejala flour albus yang merupakan keluhan utama
penderita, pruritus vagina atau vulva dan disuria (rasa pedih waktu kencing)
merupakan keluhan tambahan. Infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
uretritis. Kadang-kadang infeksi terjadi tanpa gejala. Pada pria, infeksi
biasanya terjadi tanpa gejala, atau dapat pula menyebabkan uretritis,
prostatitis dan prostatovisikulitis.
5. Penyakit leishmania donovani : menyebabkan perbesaran limpa, hati,
vektornya : lalat pasir (Phlebotomus).
-
(a) Fase di dalam tubuh nyamuk (fase sporogoni) Di dalam tubuh nyamuk ini
terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual. Pada tubuh
nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian
bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di
dalam dinding usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista
sporozoit, kemudian bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan
menghasilkan spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk.
(b) Fase di dalam tubuh manusia (fase skizogoni) Setelah tubuh manusia
terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan
menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan
membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya,
merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit,
merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit.
Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit lainnya
yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan
merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia
sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat
juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat
menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh nyamuk,
demikian seterusnya.
7. Gejala Penyakit Malaria
Gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari berat-ringannya. Gejalanya yaitu
sebagai berikut.
A. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi)
Pada penderita penyakit malaria, umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala,
mual-mual, muntah, diare, terasa nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala malaria ringan, dapat
dibagi menjadi 3 stadium yaitu sebagai berikut.
1. Stadium dingin
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi
terasa semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah
yang terjadi kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.
2. Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala
rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang
penderita mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.
3. Stadium berkeringat
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah
rata-rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat,
biasanya sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.
B. Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi)
Penderita yang masuk dalam criteria ini biasanya sangat lemah sekali. Malaria berat dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga
memiliki komplikasi sebagai berikut ini.
Tidak sadarkan diri kadang hingga koma
Sering mengigau
Kejang-kejang
Dehidrasi