Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil, penyebab
pastinya belum dapat di jelaskan, tetapi terdapat anggapan bahwa
hal ini dapat terjadi akibat kombinasi perubahan hormonal,adaptasi
perubahan psikologis dan faktor neurologis.
Bidan dapat menganjurkan kepada ibu untuk memakan
biskuit dengan segelas air sebelum bangun dari tempat tidur di
pagi hari, menghindari makanan pedas dan berbau tajam, serta
makan

sedikit

tetapi

sering,

hal

ini

dapat

membantu

mempertahankan kadar gula dalam tubuh.


Sejak usia kehamilan awal kehamilan hingga 16 minggu,
mual dan muntah biasanya dapat menyebabkan kelemahan pada
ibu hingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Sebagian ibu hamil 0,3-2% akan mengalami
lebih serius
hiperemisis

yang
lebih

di

sebut dengan hiperemisis

sering

terjadi

pada

ibu

yang

kondisi yang
gravidarum,
mengalami

kehamilan kembar atau molahidatidiformis, keduanya berkaitan


dengan peningkatan kadar hormon.
Riwayat frekwensi dan keparahan muntah juga perlu dikaji,
penampilan ibu dicatat, termasuk kulit yang kering dan tidak elastis
pada beberapa kasus yang berat.
Jika hiperemisis tidak diatasi, maka kondisi ibu akan bertambah
buruk, dan hiperemisis yang terjadi hingga trimester ketiga harus di
selidiki lebih lanjut karena hal tersebut bisa saja merupakan gejala
penyakit serius.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian hiperemisis gravidarum
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Gejala klinik hiperemisis gravidarum
5. Diagnosis
6. Prognosis

C.

7. Pengobatan
Tujuan Pembahasan
Penulis diharapkan dapat memberi asuhan kebidanan

kepada ibu hamil dengan hiperemisis gravidarum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian :
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai
umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi
keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi dan terdapat aseton dalam urine.

B. Etiologi
Kejadian hiperemisis gravidarum belum diketahui dengan
pasti, tetapi beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai
berikut .
1. Faktor adaptasi dan hormonal
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi
hiperemesis gravidarum. Dapat dimaksudkan dalam ruang lingkup
faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita
primigravida, dan overdistensis rahim pada hamil ganda dan hamil
molahidatidosa.

Sebagian

kecil

primigravida

belum

mampu

beradaptasi terhadap hormon estrogen dan kereonik gonadotropin,


sedangkan pada hamil ganda dan mola hidadosa, jumlah hormon
yang dikeluarkan terlalu tingi dan menyebabkan terjadi hiperemesis
.
2. Faktor psikologis.
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis
gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang
menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan
suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian
hiperemesis gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk
rumah sakit penderitanya dapat berkurang sampai menghilang.
3. Faktor elergi.
Pada kehamilan, di mana diduga terjadi invasi jaringan
villikorialis yang masuk kedalam peredaran darah ibu, maka faktor
elergi

dianggap

dapat

menyebabkan

kejadian

hiperemesis

gravidarum.

C. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan
muntah

terus

menerus

dengan

menyebabkan

dehidrasi,

hiponatremia, hipakloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya

terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi pertusi darah ke jaringan


dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan
karbohidrat

dan

lemak

menyebabkan

oksidasi

lemak

tidak

sempurna hingga terjadi ketosis. Hipoklemia akibat muntah dan


ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah
dan merusak hepar.
D. Gejala klinik hiperemisis gravidarum
Sekalipun batas antara batas muntah yang fisilogis dan
patologis tidak jelas, tetapi muntah yang menimbulkan gangguan
kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa
wanita hamil memerlukan perawatan instensif .
Gambaran gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat
dibagian menjadi tiga tingkat:
1.

Hiperemesis gravidarum tingkat pertama

Muntah berlangsung terus


Makan berkurang
Berat badan menurun
Kulit dihidrasi-tonusnya lemah
Nyeri di daerah epigastrium.
Tekanan darh menurun dan nadi meningkat.
Lidah kering.
Mata tampak cekung

2 . hiperemesis gravidarum tingkat kedua

Penderita tampak lebih lemas


Gejala dehidrasi makin tampak mata cekung, tugor kulit

makin kurang, lidah kering dan kutor


Tekanan darah turun, nadi meningkat.

Berat badan menurun


Mata ikterik.
Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urin berkurang,

badan aseton dalam urin meningkat


Terjadinya ganguan buang air besar


3.

Mulai tampak kejala ganguan kesadaran.

Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga

Muntah berkurang
Keadaan umum wanita hamil makin menurun tekanan
darah turun, nadi meningkat dan suhu naik, keadaan

dehidrasi makin jelas


Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus
Gangguan kesadaran dalam bentuk, sambolen sampai
koma, komplikasi susunan saraf pusat.

E. Diagnosis Hiperemisis Gravidarum


Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar,
dengan

ketentuan

kehamilan,

muntah

berlebihan

sampai

menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi.


Muntah terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan
gangguan tumbuh gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim
dengan

manifestasi

kliniknya.

Oleh

karena

itu,

hiperemesis

gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat


pengobatan yang adekuat.
Kemungkinan penyakit lain yang menyertai hamil harus
dipikirkan dan berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati,
penyakit

ginjal,

laboratorium

dan

dapat

penyakit

tukak

membedakan

lambung.

ketiga

Pemeriksaan

kemungkinan

hamil

disertai penyakit.
F. Prognosis
Dengan

penanganan

yang

baik

prognosis

Hiperemesis

gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat


membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
G. Pengobatan hiperemesis gravidarum

Pengobatan yang baik pada emesis gravidarum sehingga


dapat mencegah hiperemesis gravidarum. Dalam keadaan muntah
berlebihan dan dehidrasi ringan, penderita hiperemesis gravidarum
sebaiknya

dirawat

sehingga

dapat

mencegah

hiperemesis

gravidarun. konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai


berikut :
1. Isolasi dan pengobatan psikologis.
Dengan melakukan isolasi di ruang sudah dapat meringankan
wanita hamil karena perubahan suasana darilingkungan rumah
tangga. Petugas dapat memberikan komunikasi Informasi dan
ekudasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan kehamilan.
2.

Pemberian cairan pengganti.


Dalam keadaan darurat diberikan cairan penganti sehingga
keadaan dehidrasi dapat diatasi.

3.

Obat yang di berikan.


Memberikan obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter, sehingga dipilih obat yang bersifat
teratogenik. Komponen obat yang diberikan adalah:
a.
b.
c.
d.

Sedativa ringan
Anti alergi
Obat anti mual muntah
Vitamin

BAB III
TINJAUAN KASUS

S
DATA SUBJEKTIF
Nama

Nuraini

Umur

23 tahun

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Islam

SMU
IRT

Alamat

Pulo Blang

Nama suami

M. Yusuf

Umur

30 tahun

Agama

Pendidikan

S-1

Pekerjaan

PNS

Alamat

Islam

Pulo Blang

13 tahun

RIWAYAT MENSTRUASI
Haid pertama
Siklus

28 hari

Banyak nya

2x ganti pembalut

Dismenorhoe

Tidak ada

Lamanya

7 hari

Warnanya

Kental

RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


G:1

P:0

A:0

HPHT

31-8-2011

TTP

8-16-2012

Keluhan trimester 1

Pusing dan mual muntah

berlebihan
7

O
DATA OBJEKTIF
TD

110/70 mmhg

BB

59 kg

Lila

25 cm

TFU

2 jari di atas simphysis

Usia kehamilan

12 minggu

A
ASESMENT
Diagnosa kebidanan

G: 1

P:0

A: 0

Ibu hamil dengan usia kehamilan 12 minggu mengalami


hyperemisis gravidarum
K/u

Lemas

P
PLANING

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup


Menganjurkan ibu untuk makan dengan porsi kecil tapi

sering
Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih
Manganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang

tidak berlemak
Menganjurkan ibu untuk memeriksa kehamilan secara

teratur
Memberikan dukungan mental atau support kepada ibu
Memberikan tablet FE

Menganjurkan ibu utuk banyak mengkonsumsi buah-

buahan yang segar


Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang
Menganjurkan ibu pada saat bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, tetapi untuk duduk sebentar.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai
umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi
keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi dan terdapat aseton dalam urine.
Kejadian hiperemisis gravidarum belum diketahui dengan
pasti, tetapi gejalanya dapat diketahui dengan melihat keadaan ibu
:

Muntah berlangsung terus


Makan berkurang
Berat badan menurun
Kulit dihidrasi-tonusnya lemah
Nyeri di daerah epigastrium.
Tekanan darh menurun dan nadi meningkat.
Lidah kering.
Mata tampak cekung

B. Saran
Diharapkan kepada ibu hamil agar memeriksa kehamilan
secara rutin guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
khususnya untuk ibu yang mengalami hiperemisis gravidarium.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
Hyre, Anne. 2001. Asuhan Kebidanan Care. Jakarta: Pusdiknakes
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
Penerbit Buku kedokteran EGC

10

Anda mungkin juga menyukai