Anda di halaman 1dari 3

Peran Masyarakat dalam Memberantas Korupsi

Oleh Rezky Fauziah P, 1406570480

Judul
-

:
MPKT A Buku Ajar 3 , Bangsa, Negara, dan Pancasila
MENUJU INDONESIA BARU, Strategi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.

Pengarang
-

R. Ismala Dewi, Slamet Soemiarno, dkk.


H Muzadi

Data Publikasi :
-

Depok: Universitas Indonesia, 2013


Malang : Bayumedia Publishing, 2004
Rakyat Indonesia menganut nilai UUD 1945 serta Pancasila di kehidupan

sehari-hari yang memiliki tujuan yaitu agar munculnya keselarasan dalam


kehidupan bermasyarakat. Namun, pada kenyataannya terdapat banyak hal
menyimpang yang terjadi, salah satunya adalah korupsi. Masyarakat Indonesia
mempunyai peran penting dalam memberantas korupsi berdasarkan nilai-nilai
yang dapat ditelaah dari filsafah bangsa Indonesia.
Apabila kita menilik kembali isi dari Pancasila dan UUD 1945, setiap nilai
yang terkandung di dalamnya dapat diterapkan guna menanggulangi korupsi.
Misalnya, pada Pancasila sila pertama mengandung nilai ketuhanan yang
mengacu pada keyakinan pada Tuhan dan hidup dengan menjalankan perintahNya. Berdasarkan nilai tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan meningkatkan
iman dan moralnya sehingga terhindar dari keinginan untuk melakukan hal tercela
seperti korupsi. Selain itu, pada Pancasila sila ketiga, terdapat nilai yang berupaya
untuk mengutamakan kepentingan bangsa daripada diri/kelompok. Nilai ini dapat
diterapkan dengan cara memberi informasi yang terkait mengenai korupsi kepada
pihak berwajib tanpa pandang bulu. Hal ini tentu berdampak akan kelancaran
kinerja pihak berwajib dalam memberantas tindak pidana korupsi dengan

hukuman yang setimpal. Sedangkan, pada sila kelima mengandung nilai sosial
yang dapat diturunkan secara konkret dengan meningkatkan kualitas masyarakat.
Semakin tinggi tingkat kualitas suatu masyarakat, maka semakin rendah pula
keinginan masyrakat untuk melakukan korupsi.
Salah satu faktor tingginya tingkat korupsi di Indonesia dikarenakan
ketidaktahuan masyarakat mengenai korupsi. Masyarakat perlu untuk mengerti
apa itu korupsi serta kerugian yang dapat ditimbulkan sehingga nantinya
diharapkan masyarakat tidak melakukan korupsi. Hal ini bisa dilakukan dengan
melakukan edukasi secara dini hingga dewasa guna memberikan pengetahuan
terkait tindakan korupsi. Selain edukasi, masyarakat juga dapat membentuk
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai pengawas jalannya kebersihan
suatu sistem dalam operasionalnya. LSM juga berguna dalam memberikan saran
dan pendapat secara bertanggung jawab terhadap pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi. Saat ini, salah satu LSM yang telah berkontribusi besar
dalam membantu jalannya penyelidikan oleh pihak berwajib adalah ICW
(Indonesia Corruption Watch). KPK sebagai badan resmi negara yang bertugas
memberantas korupsi kerap mendapatkan informasi penting dari ICW. Hal
tersebut merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
Indonesia dalam memberantas korupsi.
Terakhir, setiap warga negara Indonesia berperan penting dalam
membentuk persepsi umum mengenai korupsi. Michael Backman (2008: 210)
dalam bukunya Asia Future Shock menerangkan bahwa salah satu persoalan besar
dalam memerangi korupsi di Indonesia adalah masyarakat Indonesia cenderung
mendefinisikan korupsi dari segi kuantitas, yang berarti bahwa baru akan disebut
korupsi jika yang diambil secara tidak semestinya (berjumlah besar). Dengan
demikian merubah persepsi masyarakat Indonesia yang menolerir kasus korupsi
yang kecil perlu dirubah, karena dari kasus korupsi yang kecil ini muncul niat
untuk melakukan korupsi yang lebih besar. Sekecil apapun korupsi yang terjadi
hendaknya tidak dapat ditolerir dengan alasan apapun karena uang yang diambil
merupakan uang negara yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

Oleh karena itu, sebagai pihak yang dirugikan dari tindakan korupsi,
masyarakat sebaiknya dapat melaksanakan hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan korupsi sebaik mungkin. Masyarakat sebagai subjek dan objek dari
tindakan ini harus meningkatkan kesigapan dalam memberantas korupsi.
Sehingga, cita-cita masyarakat Indonesia seperti yang tercantum pada Pembukaan
UUD 1945 alinea keempat yaitu negara yang makmur dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai