Sorja Koesuma
koesuma@gmail.com
Indonesia
berbagai
gunung
menjatuhkan
Sebutlah
tahun
90.000
penduduknya
bencana
lahar.
pernah
bumi
mengalami
berupa
banyak
1815
letusan
korban.
yang menewaskan
lenyap
Bencana
terkubur
lain,
mutahan
gempa
bumi
lama
setidaknya
gunung
ada
empat
bencana
yang
setelah
karena
gempa
khawatir
tsunami
akan
Aceh.
disusul
gempa
dan
tsunami
di
Aceh,
gempa
laut
yang
sampai
mendirikan
kamp-kamp
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
kejadian
berbeda
berlarian
akan
gempa
terjadi
tidak
hingga
begitu
bencana
ke
segala
arah.
Hasil
dari
yang
sistem
tidak ada
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Tanah longsor.
Ketidakstabilan pada pondasi-pondasi
bangunan yang dapat menyebabkan
runtuhnya bangunan tersebut jika terjadi
gempa bumi pada lain waktu.
Menyebarnya berbagai penyakit.
Berkurangnya sumber-sumber kebutuhan
hidup mengingat banyak terjadi kerusakan
pada sistem infrastruktur.
2.2. Tsunami
Tsunami yang menurut terrminologi
Jepang berarti "gelombang besar di
pelabuhan" adalah sebuah gelombang laut
(ombak) yang terjadi akibat gangguan yang
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Ofiolit - Cu
Vulkanogenik
Pb-Cu-Zn
Porfiri
(Cu - Mo)
Sandstone Host
(U - V - Cu)
Mafik - Ultramafik
Cr - Ni - Pt
KERAK SAMUDERA
Urat (Vein)
(Sn - W)
KERAK BENUA
Pa
rt
ia
lM
el
tin
g
Skarn
(Cu - Pb - Zn)
ZONA TUMBUKAN
(SUBDUCTION ZONE)
ZONA REGANGAN
(RIFT ZONE)
ZONA TUMBUKAN
(SUBDUCTION ZONE)
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Technologies,
Indonesian
Association of Geologists): One Earth for
All, http://www.iagi.or.id/
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Tabel 1. Perbandingan Ketersediaan Sumberdaya Air Permukaan Potensial dan Kebutuhan Pulau [2]
Ketersediaan
Irigasi dan Kebutuhan Air Domestik
Luas
Perkiraan
Air
Wilayah
Aliran
Pulau
Permukaan
1990
2000
2015
(1000
Rendah
3
3
3
Potensial
(m /detik)
(m /detik)
(m /detik)
3
km2 )
(m
/detik)
3
(m /detik)
Jawa/ Bali
139
6,199
786
1,074
1,777
1,878
Sulawesi
187
2,488
561
126
365
529
Sumatera
470
23,660
4,704
297
497
693
Kalimantan
535
32,279
6,956
73
93
193
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Air
yang
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Wahyu Wilopo
Department of Earth Resources Engineering, Graduate School of Engineering, Kyushu
University, 6-10-1, Hakozaki, Higashi-ku, Fukuoka, 812-8581, JAPAN
E-mail: wilopo@mine.kyushu-u.ac.jp
Supriyanto Suparno
Department of Earth Resources Engineering, Graduate School of Engineering, Kyushu
University, 6-10-1, Hakozaki, Higashi-ku, Fukuoka, 812-8581, JAPAN
E-mail: suparno@mine.kyushu-u.ac.jp
1. Pengantar
Bencana alam sebagai peristiwa alam
dapat terjadi setiap saat dimana saja dan
kapan saja, disamping menimbulkan kerugian
material dan imaterial bagi kehidupan
masyarakat. Gerakan tanah adalah salah
satu
bencana
alam
yang
sering
mengakibatkan kerugian harta benda maupun
korban jiwa dan menimbulkan kerusakan
sarana dan prasarana lainnya
yang
membawa dampak sosial dan ekonomi.
Bencana adalah sesuatu yang tidak kita
harapkan, oleh karena itu pemahaman
terhadap proses terjadinya gerakan tanah
berikut faktor penyebabnya menjadi sangat
penting bagi pemerintah maupun masyarakat.
Alternatif penanggulangan bencana baik dari
aspek pencegahan (preventif), pengurangan
(mitigasi)
maupun
penanggulangan
(rehabilitasi) perlu dikaji secara mendalam.
Mitigasi adalah segala usaha untuk
meminimalisasi akibat terjadinya suatu
bencana pada saat bencana terjadi maupun
pasca bencana, yang dalam hal ini dilakukan
baik dalam skala lokal, nasional, maupun
regional [3]. Beberapa instansi yang
menangani hal ini antara lain Direktorat
Geologi
Tata
Lingkungan,
Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Alam,
LAPAN, BPPT, Pemda Tingkat I dan II, Dinas
Pertambangan dan Energi, Perguruan Tinggi,
Bakornas,
Kimpraswil,
dan
Lembagalembaga penelitian lainnya. Walaupun
demikian korban akibat bencana alam tanah
longsor masih saja terjadi, hal ini
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
c. Lereng yang
batuan.
tersusun
oleh
blok-blok
d. Pengembangan
dan
penyempurnaan
manajemen mitigasi gerakan tanah baik
dalam skala nasional, regional maupun
lokal
secara
berkelanjutan
dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi
informasi dan menggalang kebersamaan
segenap lapisan masyarakat (gambar 1).
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
e. Perencanaan
pengembangan
sistem
peringatan dini di daerah rawan bencana.
f. Pola pengelolaan lahan untuk budidaya
tanaman pertanian, perkebunan yang
sesuai dengan azas pelestarian lingkungan
dan kestabilan lereng.
g. Hindari
bermukim
atau
mendirikan
bangunan di tepi lembah sungai terjal.
h. Hindari melakukan penggalian pada
daerah bawah lereng terjal yang akan
mengganggu kestabilan lereng sehingga
mudah longsor.
i. Hindari membuat pencetakan sawah baru
atau kolam pada lereng yang terjal karena
air yang digunakan akan mempengaruhi
sifat fisik dan keteknikan yaitu tanah
menjadi lembek dan gembur sehingga
kehilangan
kuat
gesernya
yang
mengakibatkan tanah mudah bergerak.
j. Penyebarluasan informasi bencana gerakan
tanah melalui berbagai media dan cara
sehingga masyarakat, baik secara formal
maupun non formal.
4.2. Tahap bencana
Hal penting yang harus dilakukan ketika
suatu daerah terkena bencan tanah longsor
diantaranya:
a. Menyelamatkan warga yang tertimpa
musibah
b. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis
Center).
c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih
aman.
d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan
dan penyediaan air bersih.
e. Pendistribusian air bersih, jalur logistik,
tikar dan selimut.
f. Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.
g. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan.
4.3. Tahap pasca bencana
Berlalunya bencana tanah longsor bukan
berarti permasalahan sudah selesai, masih
ada beberapa tahapan yang perlu kita
lakukan:
a. Penyusunan
dan
penyempurnaan
peraturan tata ruang dalam upaya
mempertahankan fungsi daerah resapan
air.
b. Mengupayakan
semaksimal
mungkin
pengembalian fungsi kawasan hutan
lindung.
c. Mengevaluasi dan memperketat studi
AMDAL pada kawasan vital yang
berpotensi menyebabkan bencana.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Teguh Harjana
E-mail: teguh@bdg.lapan.go.id
1. Pengantar
Masalah perkotaan pada saat ini telah
menjadi masalah yang cukup pelik untuk
diatasi. Perkembangan perkotaan membawa
pada konsekuensi negatif pada beberapa
aspek,
termasuk
aspek
lingkungan.
Perkembangan kota membutuhkan ruang
sebagai tempat hidup penduduk dengan
aktivitasnya. Pertambahan jumlah penduduk
kota berarti juga peningkatan kebutuhan
ruang. Karena ruang tidak dapat bertambah,
maka yang terjadi adalah perubahan
penggunaan
lahan,
yang
cenderung
menurunkan proporsi lahan-lahan yang
sebelumnya merupakan ruang terbuka hijau.
Pada saat ini hanya 1,2% lahan di dunia
merupakan kawasan perkotaan, namun
coverage spasial dan densitas kota-kota
diperkirakan akan terus meningkat di masa
yang akan datang. PBB telah melakukan
estimasi dan menyatakan bahwa pada tahun
2025, 60% populasi dunia akan tinggal di
kota-kota.
Pada saat ini telah diakui bahwa iklim
perkotaan
memiliki
karakteristik
yang
berbeda dengan iklim kawasan di sekitarnya
yang masih memiliki unsur-unsur alami
cukup banyak. Perubahan unsur-unsur
lingkungan dari yang alami menjadi unsur
buatan menyebabkan terjadinya perubahan
karakteristik iklim mikro . Berbagai aktivitas
manusia di perkotaan, seperti kegiatan
industri
dan
transportasi,
mengubah
komposisi atmosfer yang berdampak pada
perubahan komponen siklus air, siklus
karbon dan perubahan ekosistem. Selain itu,
polusi udara di perkotaan menyebabkan
perubahan visibilitas dan daya serap
atmosfer terhadap radiasi matahari. Radiasi
matahari itu sendiri merupakan salah satu
faktor utama yang menentukan karakteristik
iklim di suatu daerah.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Transportasi.
Berbagai
prasarana
transportasi seperti jalan kereta api
(terutama di daerah pantai dan daerahdaerah yang berpotensi banjir) kanalkanal, pelabuhan laut dan udara harus
diadaptasikan terhadap kejadian-kejadian
cuaca ekstrim.
Perencanaan
dan
zoning
sensitif
terhadap iklim dan menuntut konsistensi
pembuatan
keputusan-keputusan
yang
didasarkan pada pengetahuan mengenai
keterhubungan unsur-unsur iklim dan elemen
kota serta berbagai konsekuensi terhadap
berbagai perubahan.
Beberapa hal yang dapat
dalam perencanaan ruang :
dilakukan
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Daftar Pustaka
[1] Elsa, Fabio Bertrand. The urban heat
isles and the micro-climatic variations
brought
about
by
vegetation.
http://www.mybestlife.com/eng_bio/BioArchitecture/Urban_vegetation.htm, 2005.
[2] Landsberg, H.E., 1981. The Urban
Climate. National Academy Press, New
York 275pp.Li Q., et al., 2004. Urban heat
island effect on annual mean temperature
during the last 50 years in China.
Theoretical Applied Climatology 79: 165
174
[3] McPherson,
G.
R.
Ecology and
Management
of
North
American
Savannas. University of Arizona Press,
Tucson, Arizona, 1997
[4] Nowak, David J., Daniel E. Crane, and
John F. Dwyer. Compensatory Value of
Urban Trees in the United States.
Journal of Arboriculture. Volume 21,
Number 4. 2002. pp.194-1999.
[5] Paul Moccia, Lauren. Climate Change in
Area F.A.Q. http://www.terry.
Urban
ubc.ca/index.php/2006/02/08/climatechange-in-urban-areas-faq-moccia-mix/.
[6] Pauleit S., Duhme F., Assessing the
Environmental Performance of Land
Cover Types for Urban Planning. Journal
of Landscape and Urban Planning 52 (1):
1-20, 2000.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Tidak Ternaungi
Dalam perhelatan sepakbola Piala Dunia,
kita sering melihat bahwa lapangan
sepakbola berada di dalam stadion yang tidak
beratap (outdoor). Namun tidak semuanya,
sebagai contohnya duel bergengsi ArgentinaInggris pada penyisihan Grup F putaran Piala
Dunia 2002 Korea/Jepang yang berlangsung
di Sapporo Dome - Jepang, juga 2
pertandingan lainnya pada ajang tersebut,
dilakukan di stadion tertutup atau dalam
ruangan (indoor).
Sapporo Dome adalah salah satu stadion
futuristik dalam ruangan tertutup yang
memamerkan
teknologi
tinggi
dan
menghabiskan biaya pembangunan sebesar
42,2 milyar yen. Stadion berkapasitas 42.831
tempat duduk ini dibangun dengan sengaja
oleh Jepang, sebagai salah satu dari dua
negara yang menjadi tuan rumah, dalam
rangka mempersiapkan Piala Dunia 2002.
Kecanggihan Sapporo Dome ini, adalah
adanya perangkat untuk memindahkan
hamparan rumput lapangan sepakbola, dari
luar ruangan masuk ke dalam ruangan
stadion tertutup tersebut, dan kemudian
mengembalikannya ke luar apabila tidak
dipergunakan untuk pertandingan sepak bola.
Pada keadaan normal, di dalam stadion
tertutup tersebut, terhampar rumput lapangan
baseball yang terbuat dari rumput buatan,
sedangkan di luar ruangan terhampar secara
terbuka lapangan sepakbola dari rumput alam
(Gambar 3).
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Fikri Rumi
Mahasiswa Graduate School for International Development and Cooperation (IDEC),
Hiroshima University
Email: fikrirumi@hiroshima-u.ac.jp
1. Latar Belakang
Dengan timbulnya kelangkaan bahan bakar
minyak yang disebabkan oleh kenaikan harga
minyak dunia yang signifikan, pemerintah
mengajak masyarakat untuk mengatasi
masalah energi ini secara bersama-sama
karena kenaikan harga yang mencapai 72
dolar/barel ini termasuk luar biasa [1]. Harga
ini membuat harga minyak menjadi yang
tertinggi sepanjang abad 21. Masalah ini
memang sulit sebagaimana yang dikatakan
oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa
kenaikan harga minyak akan menyebabkan
kenaikan subsidi bahan bakar minyak (BBM)
pada APBN 2006. Peryataan selanjutnya
dikatakan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono
yang
menyatakan
bahwa
masyarakat
perlu
untuk
melakukan
penghematan di segala sisi termasuk
penggunaan BBM, listrik, air, dan telepon [2].
Sebetulnya, proses penghematan ini sudah
berlangsung sejak dahulu terutama sejak
pemerintah
melakukan
program
penghematan energi secara nasional [3]. Dan
proses penghematan ini telah berhasil
menurunkan pengeluaran negara terutama
subsidi pada listrik dan BBM.
Adapun hal yang menyebabkan keharusan
setiap warga untuk melakukan proses
penghematan adalah karena pasokan bahan
bakar yang berasal dari minyak bumi
merupakan sumber energi fosil yang tidak
dapat diperbarui (unrenewable), sementara
permintaan menunjukkan kecenderungan
yang terus meningkat dan demikian pula
dengan kondisi harga sehingga tidak ada
stabilitas keseimbangan antara permintaan
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Program
penghapusan
BBM
yang
dilaksanakan pada tahun 2005 akan menjadi
momentum yang tepat dalam penggunaan
energi alternatif seperti biogas. Hal ini bisa
dihitung dengan adanya jumlah bahan baku
biogas yang melimpah dan rasio antara
energi biogas dan energi minyak bumi yang
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
3. Kesimpulan
Dengan jumlah energi yang cukup besar
dan tidak adanya pemanfaatan merupakan
salah satu penyebab timbulnya masalah baru,
terutama masalah pemanasan global karena
gas methan ini adalah salah satu gas yang
bertanggung jawab terhadap pemanasan
global dan perusakan ozon [7].
Di lain
pihak, apabila biogas ini dimanfaatkan, maka
akan
mengurangi
kecenderungan
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Referensi
Hoagland
dan Arnon
Schawartz
Resh
Verwer
Graves
210
31
234
160
48
64
0.6
0.5
126
175
173
175
93
65
39
50
312
400
280
400
124
197
170
225
43
44
25
50
160
197
103
-
2
1.7
3
0.5
1.1
1
Zn
Mo
0.02
0.05
0.5
0.01
0.03
0.05
0.25
0.1
0.5
0.35
0.4
0.02
0.017
0.1
0.058
0.05
Penerangan Buatan
Pengatur Suhu
Pompa udara
Potometer
Sensor suhu
Pemanas dan
Pendingin
Bak Air
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Penyangga tanaman
Lapisan styrofoam
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Sensor Suhu
Kom puter
Bedengan NFT
Penghangat
Pendingin
Pengatur Suhu
Pemancar
Tekanan
IFMC
A rah S irkulasi
IFM = Integrated Flow Meter,
c : sirkulasi dan s : suplai
P om pa
B ak
P enam pung
IFMS
Pompa
K atup
P engatur
Bak Penyuplai
Larutan Nutrisi
Gambar 3. NFT system dengan suhu, aliran dan level air yang terkontrol oleh komputer
pada
tanaman tomat di dalam greenhouse (dari Affan, 2004).
Daftar Pustaka
[1] Affan, M. F.F, 2004, High temperature
effects on root absorption in hydroponic
system, Master thesis, Kochi University,
pp 78.
[2] Asher, C.J., and Edwards, D.G, 1983,
Modern solution culture technique. In :
Inorganic plant nutrition (eds : Lauchli, A
and
Bieleski, R.L)
Springer-verlag,
Heidelberg, 94-115.
[3] Graves, C.J, 1983, The nutrient film
technique. Hortic. Reviews, 5, 1-37.
[4] Heinen, M, 1992, Control of the
composition of the nutrients solution in an
automated NFT system : A simulation
study. In :Sensors in Horticulture (eds :
Schurer, K et al). Acta Hortic, 304, 281289.
[5] Kupers, G., van Gaalen, J., Gieling, T.H.,
van Os, E.A., 1992, Diurnal changes in
the ion concentration of the supply and
return water of a tomato crop grown on
rockwool. In :Sensors in Horticulture (eds :
Schurer, K et al). Acta. Hortic, 304, 291299.
[6] Jensen, M.H., and Collins, W. L, 1985,
Hydroponic vegetable production. In :
Hortic. Reviews 7, 483-553.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
JENIS UNDANG-UNDANG
1880
1896
1897
1899
1908
1911
1947
1948
1949
1950
1951
1952
1955
1956
1958
1960
1961
1962
1964
1966
1969
1970
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
1972
1973
1975
1978
1980
1987
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Menuju
Kebijakan
Penanggulangan
Bencana yang Integratif
Belajar dari pengalaman Jepang yang begitu
reaktif dan responsif dalam menghadapi
bencana alam, semestinya demikian pula
Indonesia.
Sebagai negeri yang sarat
bencana dengan bentangan alam yang jauh
lebih luas serta jumlah penduduk yang jauh
lebih banyak, semestinya kita tak bertaruh lagi
untuk masalah ini.
Program-program
dan
kegiatan-kegiatan
kesiapsiagaan terhadap bencana harus segera
dirintis dan dikembangkan. Pendidikan sadar
bencana dan latihan menghadapi bencana
mesti segera dibiasakan. Pusat-pusat studi
dan pelatihan menghadapi bencana wajib
untuk dimunculkan dan didukung sepenuhnya.
Juga,
kebijakan
dan
manajemen
penanggulangan bencana mesti segera ditata
dan dilahirkan.
Tak ada alternatif lain bagi Indonesia saat ini
selain
menggesa
lahirnya
kebijakan
penanganan bencana yang komprehensif dan
integratif. Kebijakan ini bisa bernama UU
Penanggulangan Bencana atau apapun.
Karena, satu Undang-Undang saja tak cukup
untuk mengatur ribuan permasalahan di
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
masyarakat
sekitarnya.
pantai
Pangandaran
dan
1. Berebut Muka
Analisis Erving Goffman, sosiolog ternama
abad ke-20 tentang tingkah laku manusia, dia
mengibaratkan prilaku manusia sebagai
metafora
teatrikal.
Dimana
lingkungan
masyarakat menjelma menjadi sebuah
panggung sandiwara dan orang-orang di
dalamnya bertindak sebagai aktor dan aktris
yang menyusun performa untuk memberi
kesan baik pada yang lainnya.
Tampaknya analogi di atas sangat relevan
untuk digunakan dalam melihat hiruk-pikuk
yang terjadi di bumi nusantara selama negeri
ini
diguncang
bencana
alam
yang
berkepanjangan. Fenomena ditempat-tempat
pengungsian ramai sekali dengan kunjungan
orang, mulai dari rakyat biasa sampai rakyat
yang tidak biasa (wakil rakyat atau legislatif
dan ekesekutif).
Kelompok pertama; golongan yang
menjadikan wilayah bencana sebagai tempat
rekreasi (bencana-tainment), mereka datang
berbondong-bondong
dengan
keinginan
menikmati nuansa alam pasca bencana.
Kerena itulah, di beberapa tempat terjadinya
bencana sering terjadi kecemburuan bagi
korban bencana, mereka beranggapan telah
ditempatkan sebagai tontonan masyarakat
banyak.
Kelompok kedua; elit politik dan elit
pemerintahan yang datang berkunjung
ketempat-tempat bencana dengan seribu janji
dan sejuta iming-iming bagi korban bencana,
seolah-olah mereka tampak murung dan sedih
melihat
penderitaan
yang
menimpa
masyarakat korban bencana, nyatanya,
semua itu dilakukan untuk membangun image
di masyarakat semata. Alih-alih ingin
membantu, secara personal baik birokrat
maupun politisi dari level paling bawah sampai
level paling atas, dengan dorongan ingin
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
rentenir.
Dana angsuran bunga utang
sebesar itu tentu akan sangat bermanfaat bila
kita gunakan untuk meningkatkan anggaran
pendidikan nasional kita atau untuk membuka
lapangan
kerja
baru.
Yang
lebih
mengenaskan, untuk membayar bunga utang
IMF itu Indonesia diharuskan menjual
beberapa BUMN. Karena sebagian besar
dana telah tersedot untuk membayar bunga
dan cicilan pokok utang, maka untuk
memperoleh tambahan dana pada APBN
2002, pemerintah mesti rela menjual Indosat.
Meskipun pemerintahan SBY mengakui
bahwa resep ekonomi IMF (Dana Moneter
International) salah, tetapi anehnya tetap saja
mengikuti program anjuran IMF. Negeri
berdaulat yang berpenduduk lebih dari 200
juta orang, tapi dalam menjalankan kebijakan
ekonominya harus tunduk pada kemauan
sebuah lembaga keuangan internasional
yang bernama IMF. Sementara ekonomi di
dalam negeri sendiri dan kepentingan
rakyatnya masih terabaikan, pemerintah
justeru terus saja mengadopsi kebijakan IMF.
Tujuan kebijakan ekonomi IMF tidak lain
adalah untuk mentransformasikan ekonomi
Indonesia sehingga menjadi wilayah yang
nyaman
untuk
kepentingan
investor
internasional. Demikian pendapat Revrisond
Baswir. Karena itu, sesuai anjuran IMF,
pemerintah kita tak segan-segan mengambil
kebijakan ekonomi yang tidak populer (seperti
menaikkan harga BBM, listrik dan telepon). Ini
artinya Indonesia direkayasa sedemikian rupa
sehingga menguntungkan dieksploitasi oleh
pemodal asing. Di sisi lain, pendekatan ala
IMF ini telah menghasilkan biaya sosial
ekonomi, bahkan politik, yang makin
menyengsarakan rakyat Indonesia.
Dalam banyak kasus di negara-negara
berkembang, sebagaimana dikemukakan
oleh Revrisond Baswir, utang luar negeri
telah menimbulkan banyak persoalan. Secara
internal, utang luar negeri tidak hanya
dipandang sebagai penghambat tumbuhnya
kemandirian ekonomi negara-negara Dunia
Ketiga, tetapi juga diyakini menjadi pemicu
terjadinya
kontraksi
belanja
sosial,
merosotnya kesejahteraan rakyat, dan
melebarnya
kesenjangan
ekonomi.
Sedangkan secara eksternal, utang luar
negeri
dianggap
sebagai
pemicu
meningkatnya ketergantungan negara-negara
Dunia Ketiga pada pasar luar negeri, arus
masuk
modal
asing,
dan
terjadinya
ketergantungan pada utang luar negeri
secara kesinambungan.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
1. Pendahuluan
Produktifitas
hutan
alam
semakin
menurun baik segi kuantitas maupun segi
kualitas. Beberapa penyebabnya adalah
operasional logging yg kurang terkendali,
maraknya illegal logging, perambahan dan
konversi lahan hutan menjadi areal lain, serta
kebakaran yang terjadi baik secara alami
akibat kekeringan yang panjang maupun non
alami akibat ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab.
Salah satu dampak
nyata terhadap hutan adalah semakin sulit
dalam mendapatkan kayu dari jenis komersial,
dan karena permintaan kayu yang besar
maka pergeseran target produksipun terjadi
dengan memanfaatkan jenis lain yang kurang
komersial.
Untuk mengurangi tekanan terhadap
hutan alam ini, pembangunan hutan tanaman
industri (HTI) mulai marak dikembangkan.
Namun
sangat
disayangkan,
yang
seharusnya dikembangkan di areal yang
terdegradasi dan kurang produktif, pada
kenyataannya
tidak
sedikit
yang
mempergunakan lahan hutan alam potensial
dengan dalih konversi lahan karena tidak
potensial
lagi.
Jenis-jenis
HTI
yang
dikembangkanpun masih dapat dihitung
dengan jari dan umumnya dipilih jenis cepat
tumbuh. Tujuan penggunaan kayunya masih
terbatas sebagai bahan baku pulp dan kertas
atau konstruksi ringan saja, disamping dari
segi luas areal yang belum mampu
mengcover kebutuhan bahan baku kayu.
Beberapa industri pulp dan kertas masih
sangat tergantung pada pasokan kayu dari
hutan alam dengan memanfaatkan fasilitas
ijin pemanfaatan kayu (IPK), sehingga tujuan
awal untuk mengurangi tekanan terhadap
hutan alam yang tersisa pun masih jauh dari
harapan.
Dalam perkembangan HTI, berbagai
permasalahan mulai bermunculan bukan
hanya
terbentur
masalah
penurunan
biodiversitas saja tetapi juga masalah
kerawanan akan hama dan penyakit,
kebakaran, penurunan kualitas air, bahkan
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
3. Kesimpulan
Keberadaan meranti di alam sudah dalam
tahap kritis, sehingga diperlukan langkahlangkah konkrit, baik dalam hal konservasi
maupun pengembangannya.
Kejayaan
meranti di masa lalu selayaknya dijadikan
dasar pijakan untuk membuatnya berjaya
kembali di masa mendatang.
Beberapa
keterbatasan
dan
hambatan
dalam
pengembangannya secara umum telah
berhasil diantisipasi, mulai dari permasalahan
penyediaan dan perbanyakan bibit secara
masal, teknik penanaman dan pemeliharaan
sampai dengan pengaturan daur panen yang
optimal.
Menilik performa pertumbuhan dan
potensi produksi kayu dan rosot karbonnya,
diperlukan upaya untuk menjadikan jenis ini
tampil sebagai primadona HTI di Indonesia,
terutama di areal-areal endemik sebaran
aslinya.
Pengembangan
jenis
ini
menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis,
dan jika ditinjau dari segi ekologi tidaklah
berlebihan jika jenis ini dikatakan lebih ramah
lingkungan.
Pustaka
[1] Ashton, P.S., Givinish, T.J., dan Appanah,
S.
1998.
Staggered
flowering in
Dipterocarpaceae: New insights into floral
induction and the evolution of mast
flowering in the seasonal tropic. American
Naturalist 132: 44-60.
[2] Heriansyah, I. 2006. Growth patterns and
potential production of fast growing
meranti in the humid tropics of West Java,
Indonesia. Proc of the 15th Indonesia
Scientific Conference in Japan. Hiroshima
University. Japan.
[3] Heriansyah, I. dan Kanazawa, Y. 2005.
Potential production of Acacia mangium
Willd. forests at harvest-age under
different conditions in Indonesia. Proc of
th
the 14 Indonesia Scientific Conference in
Japan. Nagoya University. Japan.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
KEPUNAHAN BAHASA1
(Kontemplasi terhadap Bencana Geologis di Indonesia)
Imelda
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB),
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
E-mail: jendelabahasa@yahoo.com
Abstract
Indonesia is the second country, after Papua New Guinea, which has numerous languages. There are
726 languages that still used by the native speakers in Indonesia. However, those languages do not
always develop in the save places. It is because Indonesia has unstable land. Massive geological
disasters like earth quake, volcanic eruption and tsunami shake Indonesia frequently. These massive
disasters caused thousands of people to die. Thousand of people death could be one of the factors of
language extinction. To avoid this, linguists need to know the riskiest land in Indonesia to save the
languages before the disaster buried the languages.
kata kunci: kepunahan bahasa, bencana alam, bahasa nusantara.
The West Caucasian language Ubuh...died at
th
a daybreak, October 8 , 1992, when the Last
Speaker, Tevfik Esen, passed away. I
happened to arrive in his village that very
same day, without appointment, to interview
this famous Last Speaker, only to learn that he
had died just a couple of hours earlier. He was
burried letter the same day.
(Dikutip dari Andersen (1990:3)
dalam Crystal 2000:2))
Bahasa-Bahasa
Total
Sumatra
17
17
52
19
Kalimantan
35
25
82
Nusa Tenggara
20
12
20
68
Sulawesi
15
45
31
15
114
Maluku
26
60
27
12
131
Papua
19
87
139
10
265
Total
15
14
53
164
218
192
22
49
731
Keterangan: A = sangat besar (di atas100 juta), B = besar (antara 35-100 juta), C = menengah (antara 1-35 juta), D = agak
kecil (antara -1 juta), E = kecil (antara 100.000-1/2 juta), F = sangat kecil (antara 10.000-100.000), G = sangat
kecil (antara 1000-10.000), H = jumlah minimum (kurang dari 1000), I = hampir punah (kurang dari 100), J = punah,
K = Belum diketahui jumlahnya
Tsunami
Aceh
SUMUT
SUMBAR
Bengkulu
Lampung
JATENG
bagian
Selatan
JABAR-Bantar
JATIM bagian Selatan
Kawung
Yogyakarta
Bali
Lasem
NTB
JATIM-Bali
NTT
NTB
SULUT
NTT
SULTENG
Kepulauan Aru
SULSEL
SULSEL
Maluku Utara
Sulawesi Tenggara
Maluku Selatan
SULTENG
Biak
SULUT
Pak-Pak
Sangir Talaud
Balikpapan
Maluku Utara
Maluku Selatan
Kepala Burung-Papua
Utara
Jayapura
Nabire
Wamena
Kalimantan Timur
Sumber: Aprianti (2005:52)
5. Manfaat
Penyelamatan
Bahasa Nusantara
Bahasa-
apabila
Koentjaraningrat
(1985:203)
memasukkan bahasa sebagai salah satu
aspek kebudayaan bagi semua bangsa di
dunia. Singkatnya, bahasa merupakan
aspek utama dalam kehidupan manusia.
Selain sebagai alat menyampaikan
gagasan, bahasa juga digunakan sebagai
alat penyimpan kekayaan alat intelektual
dan
penyampai
sejarah,
seperti
pengetahuan tentang cara mengelola
lingkungan,
cara
bertahan
hidup,
pengobatan, perbintangan, dan lain-lain.
Ilmu-ilmu
tersebut
secara
sinkronis
ditularkan di dalam komunitas dan secara
diakronis ditularkan kepada keturunan
mereka.
Singkatnya, dapat dikatakan
bahwa bahasa merupakan kapsul ilmu.
Bagi Bangsa Indonesia keanekaragaman
bahasa
nusantara
pantas
untuk
dipertahankan. Hal itu karena bahasa
memiliki
berbagai
kegunaan
bagi
kehidupan bangsa Indonesia di masa kini
dan masa depan. Hal ini beralasan karena
dalam setiap bahasa yang dimiliki setiap
suku di Indonesia terdapat beraneka ragam
ilmu sesuai dengan lokasi di mana bahasabahasa tersebut tumbuh dan hidup.
6. Simpulan
Fakta
mengenai
kondisi
geologis
Indonesia yang rawan bencana, jumlah
penutur yang kebanyakan berkategori
sedikit, serta lokasi daerah rawan bencana
yang hampir meliputi seluruh wilayah
Indonesia memberikan gambaran tentang
ancaman kelangsungan hidup bahasabahasa di Indonesia. Dapat dikatakan
bahwa bencana alam menjadi salah satu
penyebab kepunahan bahasa yang tidak
dapat diperdebatkan lagi. Gambaran
tersebut selayaknya menjadi rambu-rambu
bagi para linguis untuk melakukan langkahlangkah strategis dalam penyelamatan
bahasa di daerah yang sangat rentan
dengan bencana geologis. Hal tersebut
penting dilakukan karena bahasa adalah
kapsul kekayaan intelektual lokal yang
berguna untuk memecahkan permasalahan
kehidupan masyarakat pada masa kini dan
masa mendatang.
Daftar Pustaka
[1] Aprianti, Yenti. 2005. Hidup Harmonis
dengan Gempa Bumi dan Tsunami
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Skutnabb-Kangas,
Tove.
2000.
Linguistic Genocide in Educationor
Worldwide Diversity and Human
Rights?
New
Jersey:
Lawrance
Erlbaum Associates.
Internet:
[7] Grimes, Berbara F. (ed.), 2006.
Ethnologue:Languages of The World
(fourth
Eds./On
Line
Edition),
http://www.ethnologue.com/show_map.
asp?name=World&seq=10. Diakses 14
Agustus 2006.
[8]
[9] Pacific
Ring
of
Fire.
http://www.crystalinks.com/rof.html.
Diakses tanggal 14 Agustus 2006.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
1. Pendahuluan
Penderita yang sering berobat di Indonesia
bila berobat di luar negeri (terutama di negara
maju) sering khawatir, karena bila sakit jarang
diberi antibiotika. Sebaliknya pasien yang
sering berobat di luar negeri juga sering
khawatir bila berobat di Indonesia, setiap
sakit selalu mendapatkan antibiotika. Hal ini
bukan sekedar pameo belaka. Tampaknya
banyak fakta yang mengatakan bahwa
memang di Indonesia, dokter lebih gampang
memberikan antibiotika.
Penggunaan antibiotika irasional atau
berlebihan pada anak tampaknya memang
semakin
meningkat
dan
semakin
mengkawatirkan. Penggunaan berlebihan
atau
penggunaan
irasional
artinya
penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak
sesuai
dengan
indikasi
penyakitnya.
Sebenarnya permasalahan ini dahulu juga
dihadapi oleh negara maju seperti Amerika
Serikat. Menurut penelitian
US National
Ambulatory Medical Care Survey pada tahun
1989, setiap tahun sekitar 84% setiap tahun
setiap anak mendapatkan antibiotika. Hasil
lainnya didapatkan 47,9% resep pada anak
usia 0-4 tahun terdapat antibiotika. Angka
tersebut menurut perhitungan banyak ahli
sebenarnya sudah cukup mencemaskan.
Dalam tahun yang sama, juga ditemukan
resistensi kuman yang cukup tinggi karena
pemakaian antibiotika berlebihan tersebut.
Di Indonesia belum ada data resmi tentang
pengguanaan antibiotika ini. Sehingga
banyak pihak saat ini tidak terlalu peduli
dengan masalah ini. Berdasarkan tingkat
pendidikan dan pengetahuan masyarakat
serta fakta yang ditemui sehari-hari,
tampaknya
penggunaan
antibiotika
di
Indonesia baik jauh lebih banyak dan lebih
mencemaskan.
2. Bahaya Penggunaan Antibiotika pada
Anak
Sebenarnya penggunaan antibiotika secara
benar dan sesuai indikasi memang harus
diberikan. Meskipun terdapat pertimbangan
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Daftar Pustaka
[1] Rosenstein N, Phillips WR, Gerber MA,
Marcy SM, Schwartz B, Dowell SF. The
common cold-principles of judicious
use.Pediatrics 1998;101:181-184.
[2] Monto AS, Ullman BM. Acute respiratory
illness in an American community. JAMA
1974;227:164-169.
[3] Wald ER. Purulent nasal discharge.
Pediatric Infect Dis J1991;10:329-333.
[4] Centers for Disease Control and
Prevention. Get smart: know when
antibiotics
work.
Web
site:
http://www.cdc.gov/drugresistance/comm
unity/. Accessed Oct. 2004.
[5] Mainous AG III, Hueston WJ, Davis MP,
et al. Trends in antimicrobial prescribing
for bronchitis and upper respiratory
infections among adults and children. Am
J Public Health 2003 Nov; 93(11):1910-4.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
sekitar 50 orang.
Kondisi yang tidak jauh
berbeda juga bisa dilihat dari partisipasi
mahasiswa kita yang sedang belajar di
Fukuoka. Dari sekitar 40-50 pelajar kita yang
ada di Fukuoka, hanya 4 orang yang tercatat
sebagai pemakalah.
Sedangkan dari
Toyohashi University of Technology, yang
letaknya dari Hiroshima dipisahkan oleh 5
prefecture, setidaknya ada 5 orang sebagai
pemakalah,. Jumlah yang lumayan banyak
juga berasal dari Nara Institue of Science and
Technology sebanyak 4 pemakalah dan dari
Ibaraki University sebanyak 4 orang.
Sementara 1-2 pemakalah lainnya tersebar
datang dari Yamaguchi, Kanazawa, Keio,
Tottori, Ehime, Gifu, Nagoya, Chukyo dan
Ritsumeiken Asian Pacific University (Oita),
serta dari Saga dan Kawasaki Medical School,
dan Japan Advanced Institute of Science and
Technology (JAIST). Adapun 2 pemakalah
lainnya berasal dari lembaga non-universitas,
NTT dan KY Research Institute. Dan, tidak
ada satupun pemakalah yang datang dari
daerah Tohoku dan Hokkaido
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
kenal lelah, dan committed pada tugastugasnya. Hampir setiap hari ketemu, dan
cocok. Disamping memang ada factor
eksternal yakni peran teman-teman saya
yang sengaja ingin menjodohkan saya
dengan beliau, kenang Arif mengenai sang
istri tercinta yang disuntingnya 7 September
1997 yang silam.
Ayah dari Zafran Akhmadery Arif yang
sekarang duduk kelas 2 SD Bina Insani Bogor
ini dalam kesehariannya dikenal sangat kritis.
Baik semasa berprofesi sebagai mahasiswa,
pimpinan organisasi, dosen maupun dalam
kapasitasnya
sebagai
Kepala
Divisi
Pemberdayaan Masyarakat pesisir, Pusat
Kajian Masyarakat pesisir dan Lautan
(PKSPL IPB). Kritik-kritiknya tajam dan keras
serta
senantiasa
berpihak
kepada
masyarakat kecil. Ia pun dikenal sebagai
seorang yang sungguh bersahaja dalam
hidup sehari-harinya.
Sebagai mantan aktivis dan sekarang
menjadi birokrat di lingkungan Universitas,
Arif turut prihatin akan berbagai bencana
yang terjadi di tanah air dan penanganannya,
termasuk gempa Yogya-Jateng yang terjadi
dan telah menewaskan lebih dari 4000 jiwa,
meruntuhkan ribuan rumah, dan sejumlah
kerugian psikologis lainnya, seperti perasaan
traumatik yang begitu menghantui para
korban. Saya yang berada di Klaten saat
terjadi gempa, setelah merasakan dan
mengamati
gempa
tersebut,
bisa
menyimpulkan bahwa masyarakat kita
memang tidak disiapkan untuk menghadapi
bencana. Masyarakat tidak tahu langkahlangkah yang harus dilakukan begitu terjadi
gempa. Begitu pula aparat pemerintah dan
kepolisian. Hal ini karena memang tidak ada
sistem yang disiapkan untuk menghadapi
bencana. Padahal bencana Aceh sudah
setahun berlalu. kata Arif kecewa.
Arif melihat, setelah empat jam gempa
terjadi, ribuan orang dari arah Yogya menuju
Klaten dengan penuh kepanikan dan
berteriak-teriak bahwa tsunami datang.
Serentak seluruh warga di pedesaan sekitar
Klaten bersiap-siap meninggalkan desa. Ada
yang sudah berkumpul di atas truk, dan ada
pula yang bergerombol di jalan menunggu
mobil kosong. Namun isu tsunami ini telah
mendorong terjadinya perampokan di desadesa di Klaten. Murid-murid yang sedang
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia