Anda di halaman 1dari 23

Pertemuan 1

ALLAH MENCIPTAKAN KETERATURAN


Kisah Penciptaan
(Bdk. Kejadian 1:1-2:7)
TUJUAN PERTEMUAN:
1. Umat mampu menyadari kasih Allah melalui seluruh ciptaan-Nya
2. Umat mampu menyadari belas kasih Allah dalam kehidupan manusia (kita)
3. Umat mampu menanggapi belas kasih Allah dengan melestarikan dan menjaga
alam ciptaan-Nya
GAGASAN DASAR:
Apa pluralitas itu? Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pluralitas
berasal dari kata plural, yang berarti rupa-rupa, aneka macam, ada jumlah yang lebih dari
satu dan berbeda satu dengan yang lain. Pluralitas adalah sifat dari keanekarupaan. Dan
dalam konteks pendalaman ini, pluralitas dibatasi pada pengertian keanekarupaan suku,
budaya dan agama yang ada di tengah masyarakat kita. Terlebih yang mau kita hadirkan
adalah bagaimana kita sebagai orang yang beriman katolik, menumbuh-kembangkan
persaudaraan sejati, kebersamaan, harmonisasi dan keteraturan, meskipun beraneka rupa
suku, budaya, agama dalam masyarakat kita./
Langkah-langkah:
1. Lagu Pembuka: Tuhan, Engkau Kuhormati (PS. 670, 1 dan 2)
2. Tanda Salib dan Salam:
P: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Semoga damai dan sejahtera Allah Bapa serta putraNya Yesus Kristus, Tuhan kita
dalam persekutuan dengan Roh Kudus, selalu beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
3. Pengantar:
Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,
Tanpa terasa kita telah memasuki masa Prapaskah kembali. Banyak kegiatan yang
dilakukan, seperti ibadat bersama untuk meneguhkan iman, aksi sosial, ibadat tobat,
penerimaan sakramen tobat, dan lain-lain.

Tahun 2015 ini, Komisi Pengembangan Iman keuskupan Tanjungkarang mengajak seluruh
umat untuk merenungkan kembali tentang keluarga, dengan tema: Mewujudkan Hidup
Sejahtera: Belajar Pluralitas di Dalam Keluarga.
Dalam pertemuan yang pertama ini, kita lebih memfokuskan diri pada subtema: Allah
Menciptakan Keteraturan. Bacaan yang membantu untuk mendalami tema ini adalah
Kitab Kejadian 1:1 2:7, yang mengisahkan Tuhan Allah menciptakan alam dan segala
isinya.
Sebelum merenungkan dan menanggapi Sabda Tuhan dengan iman, marilah kita
menyiapkan hati dan budi dengan mengakui segala kelemahan, kekurangan dan
keterbatasan serta dosa-dosa kita di hadapan Tuhan dan sesama.
4. Seruan Tobat: (hening sejenak)
P : Saya mengaku,
P+U:kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah
berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa,
saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa
Perawan Maria, kepada para malaikat, dan orang kudus, dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya kepada Allah, Tuhan kita.
P : Semoga allah Bapa yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan
menghantar kita ke hidup yang kekal.
5. Kyrie:
P:Tuhan, kasihanilah kami
U:Tuhan, kasihanilah kami
P: Kristus, kasihanilah kami
U:Kristus, kasihanilah kami
P:Tuhan, kasihanilah kami
U:Tuhan, kasihanilah kami
6. Doa Pembuka:
P: Marilah kita berdoa. (hening sejenak)
Allah, Bapa sang maha Pencipta, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu. Engkau
telah menciptakan alam semesta dan segala isinya: aneka macam tumbuhan dan segala
jenis hewan, dan manusia yang serupa dengan Engkau sendiri. Segala yang Engkau
ciptakan, tumbuhan, hewan, bintang-bintang dan manusia ada dalam kondisi baik, hidup
dalam harmonisasi dan keteraturan, tidak saling berselisih, teratur menurut hukum alam

dan kodratnya masing-masing. Itu semua merupakan perwujudan kasih-Mu yang maha
besar kepada kami. Engkau telah memanggil kami hadir dalam pertemuan ini, yang secara
khusus hendak merenungkan karya-karya kasih-Mu, yang Kau ciptakan dalam
keteraturan. Ajarilah kami agar dapat semakin memahami kasih-Mu melalui aneka macam
tumbuhan dan hewan, aneka ragam masyarakat, suku, ras ini. Bukalah hati dan pikiran
kami supaya kami dapat mewujudkan kasih-Mu di tengah kehidupan masyarakat kami
yang beraneka ragam orang ini. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan penyelamat kami, kini dan
sepanjang masa.
U: Amin
7. Bacaan: Kitab Kejadian 1:1-2:7
8. Lagu Pujian: Bersyukurlah Kepada Tuhan (PS. 671, 1 dan 2)
9. Pertanyaan atas Sabda Allah:
1. Tuhan menciptakan apa saja?
2. Bagaimana situasi dan kondisi alam ciptaan-Nya waktu diciptakan?
3. Bagaimana situasi dan kondisi alam ciptaan-Nya sekarang ini?
4. Apa yang dapat kita lakukan terhadap kondisi masyarakat dan alam kita
sekarang?
5. Apa yang dapat kita perbuat terhadap kondisi keluarga kita?
10. Renungan:
Saudara sekalian, kita hanya dapat berdecak kagum atas karya ciptaan Tuhan yang agung
ini. Ya, kita sungguh mengagumi karya dan perbuatan Tuhan: aneka macam tumbuhan,
mulai dari yang kecil sampai yang besar, aneka jenis hewan darat, air dan udara, alam
semesta, bintang-bintang dan manusia sendiri. Meskipun beraneka ciptaan, semuanya
hidup baik, hidup dalam keteraturan hukum dan kodrat masing-masing, tidak saling
berselisih, hidup dalam harmonisasi yang indah, rukun, damai. Saudara sekalian,
sebetulnya, itulah wujud kasih Allah kepada kita manusia. Allah mengasihi manusia
dengan memberikan semua ciptaan-Nya.; dapat dipakai oleh manusia untuk menjamin
kelangsungan hidupnya. Tetapi apa dan bagaimana tanggapan manusia?
Kondisi dan situasi berubah. Melalui TV kita melihat, melalui radio kita mendengar dan
melalui Koran kita bisa membaca bagaimana situasi yang terjadi saat ini. Banyak hutan
rusak. Tetumbuhan tidak tumbuh dengan baik. Itu karena ulah segelintir manusia yang

rakus dan tamak ingin mengeruk keuntungan bagi dirinya sendiri. Lagi, ulah manusia, di
mana-mana terjadi pertikaian, perkelahian, kerusuhan, pencurian, begal, perampokan dan
bahkan pembunuhan yang tidak pernah berhenti. Keteraturan, keharmonisan bukan saja
terancam tetapi sudah terhantam sehingga semuanya musnah dari muka bumi ini.
Apa tindakan kita terhadap kondisi masyarakat kita yang seperti itu? Berpangku tangan?
Menonton? Kasihan? Atau bagaimana?
Pertama-tama, kita jangan ikut terlibat dalam kondisi yang demikian runyam. Kita musti
dengan rendah hati mulai untuk membenahi segala ketidak teraturan, kekacauan yang ada
tersebut. Mulai menanam kembali di tempat hutan atau paling tidak di sekitar rumah kita.
Bukan justru menebangi pohon hanya untuk kepentingan sesaat. Kemudian, terkait
dengan adanya pertikaian, permusuhan di sana-sini, kita mulai dari keluarga kita untuk
menanamkan semangat dan sikap berdamai, bersaudara sebagai hal yang mendasar di
dalam hidup. Mengajari dan belajar etika, rendah hati, santun, saling menghargai dan
menghormati sampai pada berusaha untuk mencintai satu dengan yang lain untuk
mewujudkan persaudaraan sejati, yang dikehedaki oleh Tuhan dan diharapkan oleh kita
semua.
Tidak mudah memang untuk membenahi hal-hal yang rusak. Tetapi kalau ada niat yang
tulus dan jujur dari kita dengan tetap memohon kerahiman kasih Allah, percayalah, segala
yang baik, indah, harmoni, rukun, bersatu, damai, bersaudara akan terjadi!
Mari kita berusaha bersama-sama, dimulai dari diri kita. Tuhan memberkati.
11. Doa Umat:
(hanya sebagai tawaran, akan lebih baik kalau doa spontan)
P : Saudara-saudara yang terkasih, Bacaan Kitab Suci dan renungan tadi telah memberi
inspirasi bagi kita dalam memahami Allah yang menciptakan keteraturan. Maka marilah
kita bawa doa-doa permohonan ke hadapan Allah.
L1: Allah Bapa yang Mahabaik, puji dan syukur kepada-Mu karena Engkau telah
manciptakan dunia ini secara teratur dan indah serta baik. Namun kami manusia telah
merusaknya. Ampunilah kami dan bantulah kami untuk mencipta kembali dunia yang lebih
indah, teratur dan baik sebagaimana Engkau kehendaki sejak semua.
Marilah kita mohon
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
L2: Semoga Engkau membantu kami yang sering egois, ingin menang sendiri sehingga
karena pertolonganmu kami menjadi lebih menghormati, menghargai dan mencintai
sesama kami.
Marilah kita mohon

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan


L3: Semoga Engkau berbelas kasih kepada orang-orang yang bertikai, berkelahi,
berperang hingga mereka menyadari bahwa tindakan mereka akan merugikan mereka dan
masyarakat sehingga mereka lebih mengusahan perdamaian dan persaudaraan
sebagaimana Engkau kehendaki.
Marilah kita mohon
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
L4: Bapa yang maha murah, demikianlah ungkapan isi hati kami, berkenanlah Engkau
mengabulkannya, demi kemuliaan-Mu dan keselamatan kami dalam Kristus Tuhan kami.
U : Amin.
12. Bapa Kami:
P: Marilah kita satukan seluruh doa permohonan dan pengharapan kita dengan doa yang
diajarkan Yesus sendiri.
Bapa Kami .
13. Doa Penutup:
P: Marilah kita berdoa (hening sejenak)
Allah, Bapa yang mahaKasih, kami bersyukur kepadaMu atas rahmat pencerahan yang
Kau berikan dalam ibadat ini setelah merenungkan segala karya dan aneka macam
ciptaanMu yang hidup dalam kasihMu, dalam kebaikan, harmonis dan teratur. Bimbinglah
langkah kami. Teguhkanlah niat kami untuk kami wujud nyatakan dalam masyarakat kami
yang beraneka ragam orang ini. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang
segala masa.
U: Amin.
14. Berkat dan Pengutusan:
P: Marilah kita mengakhiri ibadat ini dengan mohon berkat Tuhan
Semoga Tuhan beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
P: Semoga kita sekalian dilindungi dan dilimpahi berkat Allah yang Maha Kuasa:
Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
U: Amin.
15. Lagu Pengutusan: Betapa Tidak Kita Bersyukur (PS. 707, 1 dan 2)

Pertemuan 2
ALLAH MEMBERI KITA KESEMPATAN
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya
(Bdk Mat 12:15b-21)
TUJUAN PERTEMUAN:
1. Umat mampu hidup dengan mengandalkan Allah.
2. Umat mampu menyadari bahwa Allah mahakasih, selalu memberi kesempatan
untuk membarui hidup.
3. Umat mampu mewujudkan hidup bahagia, damai, sejahtera, di dalam kasih Allah.
GAGASAN DASAR:
Sejak semula Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk menguasai dan mengelola
dunia dengan segala keteraturannya guna kelangsungan hidup manusia. Manusia harus
berusaha keras menjaga keteraturan dan menciptakan kesejahteraan. Namun pada
kenyataannya, di tengah usaha manusia itu kita dihadapkan pada hal yang bertentangan
dengan yang dicita-citakan. Timbul banyak konflik, perpecahan, atau permusuhan dengan
berbagai latar belakang. Perbedaan yang juga merupakan anugerah Tuhan bukan lagi
sebagai kekayaan yang dapat membantu manusia hidup sejahtera, namun sebaliknya
sering menjadi sumber konflik di tengah masyarakat kita.
Kita hidup dan tinggal di tengah masyarakat yang heterogen dalam hal suku, budaya,
maupun agama. Ada banyak perbedaan yang mesti kita sadari agar tidak berkembang
menjadi sebuah konflik. Peran keluarga menjadi sangat penting dalam menanamkan sikap
hidup yang menghargai dan menghormati perbedaan, penuh kasih kepada semua orang
tanpa memandang latar belakangnya, serta membangun lingkungan hidup yang baik dan
berkelanjutan. Budaya komunikasi yang baik (dialog) mesti dikembangkan sejak dini di
dalam setiap keluarga. Tentu ini tugas yang tidak mudah, butuh kemauan dan kerja keras
serta usaha yang terus menerus tiada henti.
Sebagai manusia, kita memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan. (Itu sebabnya)
Karena itu, meskipun segala daya upaya sudah kita kerahkan, kita belum juga
menemukan hasil yang memuaskan. Hidup damai sejahtera yang kita cita-citakan masih di
luar jangkauan kita. Menyerahkah kita? Apakah yang menjadi ukuran keberhasilan usaha
kita? Sebagai pengikut Kristus, kesulitan, hambatan, konflik yang ada memang salib yang
harus kita pikul dan bahkan menjadi tantangan yang memacu kita untuk berjuang lebih
keras. Ketika kita memahami lebih luas tujuan hidup, tugas, dan perutusan kita dalam

terang Kristus, maka kita dapat menempatkan kehendak Allah dalam hidup kita sehari-hari
dan mampu hidup dengan mengandalkan Allah.
Ketika kita dihadapkan pada situasi sulit, yang membuat kita merasa putus asa, di sanalah
keteguhan iman kita diuji. Sesulit dan seberat apapun masalah yang kita hadapi, Tuhan
Allah tidak pernah meninggalkan kita umat-Nya. Sebaliknya, Dia dengan setia membantu
kita mengatasi segala persoalan jika kita mau dengan rendah hati datang kepada-Nya.
Allah sangat menghargai sekecil apapun segala usaha untuk menciptakan hidup sejahtera
umat-Nya (bdk Mat 12 : 20).
Mewujudkan hidup sejahtera adalah tugas kita semua. Kita tidak bisa berpangku tangan
dan (cuek) acuh tak acuh terhadap kesulitan orang lain. Sebagai murid Kristus, kita harus
terlibat aktif dalam setiap usaha mewujudkan hidup sejahtera. Gaudium Et Spes artikel 1:
Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama
kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka
dan kecemasan para murid Kristus juga.
Langkah-langkah :
1. Lagu Pembuka: PS. No. 479Hamba-hambaMu Berhimpun
2. Tanda Salib dan Salam:
P: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin.
P: Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya .
3. Pengantar:
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan.
Dalam pertemuan pertama kita telah merenungkan kasih Allah yang tak terbatas kepada
manusia. Allah telah menciptakan alam semesta dan segala isinya penuh dengan
keteraturan. Allah memberi kuasa kepada manusia mengusai dan mengelola semua isi
alam untuk kesejahteraan manusia. Namun akibat dosa manusia, keharmonisan dan
keteraturan itu telah rusak. Dalam pertemuan ke-2 ini kita diajak untuk membaharui iman
kita dan hidup dengan mengandalkan Allah sebagai jawaban kita atas kesempatan hidup
yang diberikan Allah kepada kita.
Sisa hidup kita saat ini, dimana pun kita berada, adalah sebuah kesempatan yang
diberikan Tuhan kepada kita yang harus kita gunakan untuk melaksanakan kehendak-Nya,
untuk mewujudkan kerajaan Allah di tengah dunia. Bila selama ini kita belum mampu

mewujudkannya, Allah dengan penuh kasih memberikan kesempatan berikutnya. Seperti


yang tertulis dalam Matius 12:15b21 yang akan kita renungkan bersama dalam
pertemuan ini.
Hambatan dan rintangan tentu akan kita jumpai dalam mewujudkan kerajaan Allah di
tengah dunia. Hanya dengan bertobat dan bekerjasama dengan Allah serta hidup
mengandalkan Allah, kita dapat berhasil.
Marilah kita siapkan hati untuk mendengarkan sabda Tuhan dengan mengakui segala
kedosaan dan kelemahan kita dihadapan Tuhan dan sesama.
4. Tobat: (hening sejenak)
P: Saya mengaku,
P+U: Kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah
berdosa dengan pikiran dan perkataan; dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa;
saya berdosa; saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan
Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian supaya
mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita.
P: Semoga Allah Bapa yang mahakuasa mengasihani kita; mengampuni dosa kita, dan
menghantar kita ke hidup yang kekal.
U: Amin
5. Kyrie:
P: Tuhan Kasihanilah kami.
U: Tuhan kasihanilah kami.
P: Kristus Kasihanilah kami.
U: Kristus kasihanilah kami.
P: Tuhan kasihanilah kami.
U: Tuhan kasihanilah kami.
6. Doa Pembuka:
P: Marilah kita berdoa. ( hening sejenak )
Allah Bapa yang penuh belas kasih, puji syukur kami haturkan kepada-Mu atas
kesempatan hidup yang Kau berikan kepada kami. Bukalah hati dan pikiran kami agar
kami mampu memahami kehendak-Mu atas keberadaan kami, agar mengerti tugas dan
tanggung jawab kami sebagai umat-Mu. Semoga dengan dorongan Roh Kudus-Mu, kami
semakin peka terhadap penderitaan orang lain. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan

pengantara kami, yang hidup dan berkuasa dalam persekutuan Roh Kudus kini dan
sepanjang masa.
U: Amin.
7. Bacaan :Mat 12 : 15b 21 Yesus Hamba Tuhan
8. Pertanyaan atas Sabda Allah:
1. Apa yang diperbuat oleh Tuhan Yesus terhadap orang banyak yang mengikutiNya?
2. Bagaimana sikap Allah terhadap umatNya yang sakit, menderita, atau bahkan
yang putus asa?
3. Sikap Allah seperti di atas (lihat ayat 20) sering disebut Allah memberi
kesempatan kedua. Apakah maksudnya?
4. Pernahkah saudara mengalami diberi kesempatan kedua oleh Allah? Mari kita
berbagi pengalaman kita masing-masing (sharing).
9. Renungan:
Menarik perikop yang kita renungkan malam ini. Orang banyak yang mengikuti Yesus,
semuanya disembuhkan. Yesus tidak memperhitungkan suku, golongan, ataupun status
sosial orang yang datang kepadaNya. Semua yang sakit, menderita, bahkan orang yang
sudah tak punya harapan sekalipun, bila mau datang kepada Yesus, disembuhkan. Yesus
dengan penuh belas kasih, membantu dan menyelamatkan mereka yang sakit/ menderita.
Buluh yang patah terkulai tidak akan dipatahkan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya
tidak akan dipadamkan-Nya. Kasih Allah yang hadir dalam diri Yesus telah memberi hidup
baru, sebuah kesempatan kedua untuk bangkit dan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Kita mungkin pernah memiliki pengalaman mendapat kesempatan kedua dari Allah
dalam hidup kita seperti terbebas dari malapetaka, sembuh dari penyakit, lepas dari beban
yang menghimpit, atau terhindar dari musibah. Pada saat itu, kita menyadari kasih Allah
yang besar kepada kita umat-Nya. Dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri, kita tak
mampu mengatasi segala persoalan/penderitaan hidup yang kita hadapi. Bahkan tak
jarang kita menjadi frustasi dan kehilangan harapan hidup. Belas kasih Allah adalah
jawaban satu-satunya atas segala persoalan hidup kita. Sebagai umat beriman, sudah
semestinya kita hidup selalu mengandalkan Allah. Mengandalkan Allah berarti mau
dituntun untuk hidup sesuai kehendak Allah dan menempatkan kehendak Allah itu dalam
seluruh aspek hidup kita. Untuk mengerti kehendak Allah kita harus punya relasi yang baik

dengan Allah, mau mendengarkan suara-Nya, melalui keheningan dan doa orang tidak
akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. (bdk Mat 12: 19).
Relasi yang kuat dengan Allah memungkinkan kita mampu mengambil sikap yang
benar dalam menghadapi setiap persoalan, baik di dalam keluarga maupun di dalam
masyarakat. Rintangan dan hambatan yang menghalangi akan mudah dihadapi meskipun
kita merasa lemah karena percaya bahwa Allah membantu kita. Seperti tertulis dalam kitab
Mazmur : Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari
segala kegentaranku (Maz 34: 5). Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan
mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya (Maz 34 : 7)
Karena baptisan yang kita terima, kita ikut ambil bagian dalam karya Kristus. Kita
diutus untuk mewujudkan kerajaan Allah di tengah dunia melalui panggilan hidup kita
masing-masing. Mewujudkan kerajaan Allah berarti menciptakan hidup bahagia, damai,
dan sejahtera, dimana kasih merajai hati dan tindakan setiap manusia.
10. Doa Umat:
(doa ini hanya saran bagi pemandu, bila memungkinkan dilakukan doa spontan)
P: Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, Allah adalah satu-satunya jawaban atas
segala persoalan hidup kita. Hanya kepada-Nyalah kita menyandarkan harapan akan
hidup damai, bahagia, dan sejahtera. Maka dengan penuh iman dan harapan, marilah kita
panjatkan doa-doa permohonan ke hadapan Allah kita.
Umat menjawab : Dengarkanlah umat-Mu, ya Tuhan.
L1: Ya Bapa yang mahabaik, semoga semakin banyak umat-Mu yang mau peduli terhadap
orang-orang yang menderita karena sakit, bencana alam, perang, ketidakadilan, ataupun
kemiskinan sehingga mereka yang menderita itu juga boleh merasakan kasih-Mu yang
menyelamatkan. Marilah kita mohon.....
U : Dengarkanlah umat-Mu, ya Tuhan.
L2: Semoga berkat dorongan Roh Kudus-Mu, kami dengan tekun dan setia selalu hidup
hanya dengan mengandalkan kebaikan-Mu dan berusaha mewujudkan kerajaan-Mu di
tengah masyarakat di mana pun kami tinggal. Marilah kita mohon...........
U : Dengarkanlah umat-Mu, ya Tuhan.
L3 :Ya Bapa, dampingilah keluarga-keluarga yang sedang mengalami kesulitan dan
bahkan berada di ambang kehancuran agar tidak patah semangat. Semoga mereka
mampu membangun kembali keutuhan keluarga mereka. Marilah kita mohon.....
U : Dengarkanlah umat-Mu, ya Tuhan..
L4: Ya Bapa, bantulah para pemimpin negara dan para pemuka agama agar dengan
tekun meneladani dan mengajak masyarakat, umat untuk menghormati, mengasihi, dan

menghargai penganut agama lain dan saling mengakui adanya perbedaan antar agama
sehingga apat terwujud hidup sejahtera bersama. Marilah kita mohon.....
U : Dengarkanlah umat-Mu, ya Tuhan..
11. Bapa Kami:
P: Marilah kita satukan seluruh doa permohonan dan pengharapan kita dengan doa yang
diajarkan Yesus sendiri.
Bapa kami..................
12. Doa Penutup:
P: Marilah kita berdoa ( hening sejenak )
Bapa yang mahabaik, kami bersyukur kepadaMu atas anugerah kehidupan yang
berikan kepada kami. Ajarlah kami hidup menurut injil yaitu rukun, ramah, bijaksana,
sederhana, saling menyayangi, saling membantu, dan rela berkorban. Jadikanlah kami
garam dan terang dalam masyarakat. Semoga berkat daya Roh Kudus-Mu, kami selalu
setia mengamalkan peran itu kendati menghadapi aneka rintangan.
Ya Bapa, kuatkanlah iman kami. Buatlah kami semakin peka dan peduli kepada
mereka yang menderita, yang lemah, yang tersingkirkan dan kurang mendapat perhatian
dari sesamanya. Semoga kesaksian hidup kami mendorong orang-orang di sekitar kami
untuk hidup dalam kasih dan persaudaraan sejati. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan
pengantara kami, yang hidup dan berkuasa dalam persekutuan Roh Kudus kini dan
sepanjang masa.
U: Amin.
13. Berkat dan Pengutusan:
P: Marilah kita mengakhiri ibadat ini dengan mohon berkat Tuhan.
Semoga Tuhan beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
P: Semoga kita sekalian dilimpahi berkat Allah yang maha kuasa:
Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin.
14. Lagu Pengutusan: PS. No. 700 Hai, Bangkit Bagi Yesus

Pertemuan 3
BERBAGI DENGAN SESAMA
Kamu harus memberi mereka makan!
(Markus 6:30-44)
TUJUAN PERTEMUAN:
1. Umat mampu menyadari potensi yang ada dalam diri masing-masing.
2. Umat berani berbagi dari apa yang dimiliki.
3. Umat mampu menyadari bahwa bersama Kristus segala kelemahan dimampukan.
GAGASAN DASAR:
Kita semua adalah ciptaan Allah yang luhur, manusia adalah citra Allah, gambar dan rupa
Allah. Dengan demikian dari segala apa yang pernah diciptakan oleh Allah, manusia
adalah ciptaan yang paling unggul dan paling istimewa. Sebelum manusia diciptakan oleh
Allah, Allah telah lebih dulu menciptakan dunia dengan segala isinya. Peristiwa ini tentu
bukannya kebetulan, tapi sungguh direncakan oleh Allah. Apa alasannya? Segala sesuatu
yang sangat dibutuhkan oleh manusia telah diselenggarakan oleh Allah terlebih dahulu,
dunia sungguh sudah ditata dengan teratur dan harmonis oleh Allah. Segala sesuatu yang
telah diciptakan oleh Allah itu diserahkan kepada manusia untuk dijaga, dipelihara dan
digunakan demi kesejahteraan seluruh umat manusia. Kekayaan yang ada di alam
semesta ini sungguh cukup untuk mensejahterakan semua orang.
Namun kenyataannya, banyak orang yang kurang bertanggung jawab dan menggunakan
kekayaan dunia ini hanya untuk menuruti hawa nafsu keserakahannya. Akibatnya alam
rusak karena eksploitasi alam yang tak terkendali, kemiskinan ada di mana-mana,
sementara si kaya semakin menumpuk harta kekayaannya. Keadilan semakin jauh dari
kehidupan manusia yang mengakibatkan kemiskinan, kelaparan bahkan tak jarang juga
kematian karena ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yaitu
sandang, pangan dan papan. Kemiskinan ekonomi juga tak jarang berdampak pada
kemiskinan rohani. Munculnya kecemburuan sosial, kebencian, permusuhan dan
sebagainya. Akibatnya hidup menjadi kurang nyaman, jauh dari ketentraman dan damai
sejahtera.
Siapakah yang harus mengatasinya? Yesus mengajak kita semua untuk tidak berpangku
tangan saja atau bahkan menyerah dan tidak perduli akan situasi yang ada di sekitar kita.
Kamu harus memberi mereka makan! (Mrk 6:37) Itulah sabda Yesus kepada para muridNya. Pesan ini sesungguhnya ditujukan kepada kita semua sebagai murid-murid Kristus.

Kita diajak untuk ikut peduli kepada orang-orang yang kelaparan yang ada disekitar kita.
Baik kelaparan secara ekonomi atau kelaparan secara rohani atau batin. Untuk peduli dan
terlibat secara aktif, tidak perlu menunggu sampai kita hidup berkelimpahan, tapi dengan
apa yang kita miliki. Walaupun hanya 5 roti dan 2 ikan, akan mampu menumbuhkan
semangat yang luar biasa untuk mengatasi persoalaan. Kristus dalam semangat kasihnya,
akan menghadirkan mukzijat kehidupan yang luar biasa.
Langkah-langkah
1. Lagu pembuka: PS No. 490 Dulu Yesus Berpuasa
2. Tanda Salib dan Salam:
P. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin
P. Semoga damai sejahtera dari Allah Bapa dan PutraNya Yesus Kristus selalu beserta
kita.
U. Sekarang dan selama-lamanya.
3. Pengantar:
Saudara-saudari yang terkasih,
Pertemuan kali ini merupakan pertemuan yang ketiga. Tema pertemuan kita adalah
Berbagi dengan Sesama. Kamu harus memberi mereka makan! Kelaparan baik jasmani
maupun rohani ada di mana-mana dan mereka semua mengharapkan uluran tangan belas
kasih Allah. Orang perlu makan untuk hidup, makan merupakan kebutuhan dasar bagi kita
semua untuk hidup, baik jasmani maupun rohani. Kita semua bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan dasar ini setiap harinya. Kali ini dalam bimbingan sabda Allah, kita
akan secara khusus merenungkannya, sejauh mana Allah sungguh punya peranan dalam
menyelenggarakan kehidupan umat manusia.
Mari kita persiapkan diri dan hati kita, seraya menyadari kedosaan kita dan mohon ampun
kepada Allah yang penuh belas kasih.
4. Seruan Tobat: (hening sejenak)
P : Saya mengaku,
P+U:Kepada Allah yang mahakuasa dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah
berdosa dengan pikiran dan perkataan; dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa;
saya berdosa; saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan

Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian supaya
mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita.
P : Semoga Allah Bapa yang mahakuasa mengasihani kita; mengampuni dosa kita, dan
menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin
5. Kyrie:
P: Tuhan Kasihanilah kami.
U: Tuhan kasihanilah kami.
P: Kristus Kasihanilah kami.
U: Kristus kasihanilah kami.
P: Tuhan kasihanilah kami.
U: Tuhan kasihanilah kami.
6. Doa Pembuka:
P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak)
Allah Bapa yang penuh belas kasih, Engkau adalah penyelanggara kehidupan umat
manusia. Terima kasih atas segala anugerah kehidupan yang boleh kami terima. Utuslah
Roh Kudusmu agar menerangi dan membuka hati kami pada pertemuan ini, supaya kami
mampu memahami SabdaMu. Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa bersama Dikau, dalam persekutuan dengan Roh kudus, sepanjang
segala masa.
U: Amin.
7. Bacaan Injil: Mrk 6 : 30-44 Yesus Memberi Makan Lima Ribu Orang
8. Pertanyaan atas Sabda Allah:
1. Ketika para murid kembali berkumpul dengan Yesus, apa ajakan Yesus kepada
mereka?
2. Melihat banyak orang, hari sudah malam, apa yang para murid katakan kepada
Yesus? Apa jawaban Yesus?
3. Apa makna Yesus mempergandakan Lima roti dan dua ikan?
4. Apakah Anda adalah orang yang mudah berbelas kasih kepada sesama?
Bagaimana Anda mengungkapkan rasa belas kasihan kepada sesama?
9. Renungan:

1. Kelaparan bisa diartikan dalam dua aspek yaitu jasmani dan rohani. Orang yang
lapar senantiasa akan menggunakan seluruh daya kekuatannya untuk memenuhi
kebutuhannya.
2. Injil Markus dengan sangat jeli menggambarkan, begitu banyak orang yang lapar
secara rohani, sehingga mereka mencari pemenuhannya. Dan mereka
menemukan sumber pemenuhan itu dalam diri Yesus.
3. Yesus sungguh memahami kelaparan rohani mereka, dan memang untuk itu Dia di
utus oleh Bapa, untuk menghadirkan Kerajaan Allah, menghadirkan langit dan
bumi yang baru, menghadirkan kehidupan manusia yang penuh damai sejahtera.
Sikap ini Nampak dalam ungkapan maka tergeraklah hatinya oleh belas kasihan
kepada mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.
4. Belas kasih Allah inilah yang mampu memberi kelegaan bagi mereka yang haus
dan lapar akan kebesaran Allah. Kristus sungguh mencintai kita sehingga Ia rela
menjadi santapan rohani bagi kita. Hanya dalam diri Yesus Kristus, kita semua
akan dipuaskan dan beroleh hidup.
5. Kelaparan yang mudah nampak dan dirasakan adalah kelaparan jasmani, itu yang
di gelisahkan oleh para murid. Mengetahui hal ini para murid menganjurkan Yesus
untuk menyuruh mereka mencari solusi sendiri-sendiri dengan pergi ke desa-desa
di sekitarnya. Melepaskan diri dari persoalan memang lebih mudah, apalagi ketika
menyadari bahwa kita memang tak sanggung mengatasinya.
6. Namun jawaban Yesus sungguh mengejutkan. Kamu harus memberi mereka
makan. Para murid Kristus di panggil untuk terlibat secara aktif memahami
persoalan yang ada di sekitar nya dan memecahkan persoalan tersebut, tidak
hanya berpangku tangan.
7. Dasar untuk menggerakkannya adalah hati seperti yang di miliki Kristus, tergerak
oleh belas kasihan. Kasih inilah yang melibatkan kita untuk terlibat secara aktif.
Mereka semua adalah saudara kita karena semuanya adalah Citra Allah. Apa
yang kita perbuat bagi mereka, terutama yang kecil, tertindas, kelaparan,
menderita dsb sebenarnya itu yang diperbuat bagi Allah.
8. Yang sering menjadi kendala bagi kita adalah kita merasa tidak mampu, hanya
memiliki lima roti dan dua ikan, sehingga kita tidak berani melakukan sesuatu.
9. Lima roti dan dan dua ikan adalah anugrah Allah, sekecil apapun kalau kita
pergunakan bagi kemuliaan Allah, hasilnya akan luar biasa. Anugerah adalah
potensi dari Allah, dan hendaknya digunakan untuk tujuan baik atas dasar kasih.

10. Lima roti dan dua ikan adalah panggilan untuk semangat berbagi. Tuhan melihat
bukan seberapa besar yang kita berikan, tetapi bagaimana kedalaman hati kita,
keiklasan kita.
11. Panggilan hidup berbagi di tengah masyarakat dengan dinantikan dari para murid
Kristus. Masyarakat kita adalah masyarakat yang juga sangat lapar, lapar akan
damai, kerukunan, persaudaraan, ketentraman dan sukacita. Apa yang bisa kita
bagikan kepada mereka?
12. Kendala untuk membangun semangat berbagi ini juga muncul melalui
pertanyaan,Siapakah saudaraku? Belas kasih Allah mengatasi perbedaan suku,
agama, status sosial, dsb. Kasih adalah menempatkan semua orang adalah
saudara, karena mereka juga citra Allah dan Allah mau memberi mereka makan
melalui kita.
10. Doa Umat:
P: Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, bacaan kitab suci tadi, memberi
inspirasi bagi kita untuk rela berbagi. Marilah kita bawa doa-doa permohonan kehadapan
Allah.
L1: Bapa yang maha murah, berkatilah Bapa Uskup Yohanes Harus Yuwono dan para
imam di Keuskupan kami. Semoga mereka semua memiliki hati seperti Yesus yang
senantiasa tergerak hatinya oleh belas kasihan, dan semoga mereka mampu
menggembalakan umat-Mu dengan karunia penuh kebijaksanaan.
Marilah kita mohon
U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
L2: Berkatilah kami semua agar mampu mengembangkan semangat berbagi dalam diri
kami, sehingga kami tidak takut terlibat untuk membangun masyarakat yang adil, damai,
dan sejahtera.
Marilah kita mohon.
U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
L3: Tak lupa kami juga berdoa bagi generasi muda. Ya Bapa, tumbuhkan dan kuatkanlah
iman mereka akan Yesus Putera-Mu, berilah semangat belas kasih-Mu, sehingga mereka
menjadi generasi gereja muda yang penuh damai dan persaudaraan.
Marilah kita mohon.
U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
L4: Kita berdoa untuk diri kita masing-masing
Demikianlah ya Bapa doa-doa kami, yang kami panjatkan dengan perataraan Kristus
Tuhan kami.

U: Amin.
11. Bapa Kami:
P: Marilah kita satukan seluruh doa permohonan dan harapan kita dengan doa yang
diajarkan Yesus sendiri.
Bapa kami......................
12. Doa Penutup:
P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak)
Allah Bapa yang penuh belas kasih, kami bersyukur atas segala rahmat yang telah Kau
anugrahkan kepada kami. Semoga segala talenta dan potensi dalam diri kami Kau
berkati.kami juga mohon kepadaMu, kembangkanlah semangat berbagi dalam diri kami,
agar kami semakin mampu membangun masyarakat baru yang penuh belas kasih,
makmur, dan damai. Semua doa ini kami panjatkan kepadaMu dengan perantaraan
Kristus, Tuhan dan juru selamat kami.
U: Amin
13. Berkat dan Pengutusan:
P: Semoga Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P:Semoga kita sekalian senantiasa dilindungidan dilimpahi oleh berkat Allah yang
mahakuasa: Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin
14. Lagu penutup: PS No. 699 Banyaklah Orang Di Sekitar Kita

Pertemuan 4
MARI MEMBERI DARI KEKURANGAN
Janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu
(Bdk Luk 21:3)
TUJUAN PERTEMUAN:
1. Umat mampu menyadari potensi diri untuk melakukan perubahan menjadi lebih
baik lagi.
2. Umat mampu memahami akan arti bertobat: Berani berubah dari manusia lama
menjadi manusia baru/seperti yang di kehendaki Tuhan
3. Umat mampu berbagi apa yang dimiliki kepada lingkungan sekitarnya sebagai
buah pertobatan.
GAGASAN DASAR:
Manusia adalah mahkluk sosial artinya manusia tidak bisa hidup seorang diri tanpa
bantuan dari manusia yang lain. Dalam artian tersebut manusia adalah mahkluk saling
membantu atau bekerja sama. Ayah membantu ibu dan ibu membantu ayah; orang tua
memantu anak dan anak membantu orang tua; guru membantu siswa demikian siswa
membantu guru dengan memperhatikan pelajaran; petani membantu sesama petani agar
hasil pertaniannya lebih baik; demikian pastor membantu umat dan umat membantu
pastor. Kehadiran dan keberadaan manusia senantiasa diwarnai dengan adanya
pertolongan dari sesama di sekitar.
Tuhan menghendaki manusia memberikan dari apa yang dimilikinya. Tuhan tidak
memaksakan orang memberikan apa yang tidak dimilikinya. Tetapi Tuhan tidak
menghendaki orang memberikan bantuan atau sumbangan setelah memiliki kelebihan
kepada sesamanya. Tuhan memanggil manusia untuk membantu dan solider kepada
sesama dari kekurangannya.
Perempuan Janda miskin dikedepankan di dalam bacaan Injil pertemuan ini karena ia
memberikan sumbangan dari kekurangannya bahkan seluruh nafkahnya. Pemberiannya
itu dibedakan dari orang-orang lain yang memberikan dari kelebihannya.
Langkah-langkah:
1. Lagu pembuka: PS No. 601 Kasihanilah Umat-Mu, Tuhan
2. Tanda Salib dan Salam:
P. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

U. Amin
P. Semoga damai sejahtera dari Allah Bapa dan Putra-Nya Yesus Kristus selalu beserta
kita.
U. Sekarang dan selama-lamanya.
3. Pengantar:
Saudara-saudari yang terkasih,
Kita sudah sampai pada pertemuan keempat, yaitu pertemuan yang terakhir. Pada tiga
pertemuan sebelumnya kita telah melihat dan merenungkan betapa Allah mencintai kita
dengan menciptakan kita dengan segala macam yang ada di bumi. Berbagai macam
keberagaman dan keberbedaan. Dengan bebagai kekayaan yang diberikan Allah, kita
dengan begitu bebas dan mudah menyalahgunakannya. Pertemuan kedua, Allah tidak
menghukum kita tetapi Allah memberi kesempatan kepada kita untuk berubah menjadi
baik, bertobat dan berbalik kepada Allah. Bagaimana caranya kita menjadi orang yang
baik? Kita diajak dalam pertemuan ketiga untuk berbagi kepada sesama; dan hari ini kita
akan merenungkan bahwa berbagi bukan berarti kita harus menjadi orang yang kaya
terlebih dahulu, tetapi dengan kekurangan kita pun dapat berbagi. Tetapi sebelum itu, mari
kita hening sejenak dan mempersiapkan hati untuk menyadari kedosaan kita dan mohon
ampun kepada Allah yang penuh belas kasih.
4. Seruan Tobat: (hening sejenak)
P : Saya mengaku
P+U: Kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah
berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa,
saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan
Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada Saudara sekalian, supaya
mendoakan saya kepada Allah, Tuhan kita.
P: Semoga Allah yang mahakusa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan
menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
5. Kyrie:
P: Tuhan Kasihanilah kami.
U: Tuhan kasihanilah kami.
P: Kristus Kasihanilah kami.
U: Kristus kasihanilah kami.

P: Tuhan kasihanilah kami.


U: Tuhan kasihanilah kami.
6. Doa pembuka:
P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak)
Allah yang Maha kasih, kami sangat bersyukur atas segala berkat dan kemurahan-Mu
sehingga kami pada kesempatan malam hari ini masih dapat berkumpul kembali dalam
pertemuan ini. Bimbinglah agar kami menyadari kelebihan dan kemampuan kami untuk
membantu sesama yang memerlukannya, tuntunlah kami agar mampu melakukan aksi
nyata dan dapat membantu dari kekurangan kami demi Kristus Tuhan dan pengantara
kami.
U: Amin.
7. Bacaan Injil: Luk 21:1-4 Persembahan seorang janda miskin
8. Pertanyaan atas Sabda Allah:
1. Mengapa Yesus memuji persembahan janda miskin?
2. Apakah kita akan memberikan bantuan setelah berkelimpahan?
3. Apakah dalam kekurangan pun kita rela memberikan bantuan dan pertolongan
kepada sesama?
4. Bagaimana sikap nyata kita terhadap sesama terlebih yang berkekurangan ?
9. Renungan
Arti kata memberi merupakan sebuah tindakan aktif untuk menyisihkan bahkan
mengorbankan apa yang dimiliki untuk kemudian dibagikan kepada orang lain. Jadi selalu
ada pihak penerima dari sebuah pemberian. Tentu konotasi kata yang satu ini kurang
menguntungkan bagi orang yang melakukannya sebagai subyek. Akan sangat berbeda
dengan pandangan perdagangan dalam dunia bisnis yaitu mengambil atau menerima
sebanyak-banyaknya dari pengorbanan yang sekecil-kecilnya.
Pandangan Yesus tentang memberi sangat berbeda sekali dengan pandangan duniawi
yang selalu memandang dari sisi yang menguntungkan baik secara jasmani maupun
rohani. Hal itu tampak dalam kisah Yesus memuji seorang janda yang memberi dari
kekurangannya. Bahkan ia mengorbankan seluruh nafkahnya demi tindakan memberi
tersebut! Rasanya hampir tidak mungkin apalagi di jaman sekarang ini ada orang yang
mau bahkan berani mengorbankan seluruh miliknya untuk diberikan kepada sesama,
sekalipun itu persembahan kepada Gereja.

Belajar dari kisah janda yang miskin dan mampu memberi dari kekurangannya maka kita
dapat mengambil teladannya. Pemberian ditentukan bukan oleh jumlah yang ia berikan
tetapi oleh jumlah pengorbanan yang terlibat di dalam pemberian itu atau lebih tepat dari
keiklasan untuk berkurban. Tuhan menilai pekerjaan dan pelayanan kita tidak berdasarkan
ukuran atau pengaruh atau keberhasilan tetapi berdasar kadar pengabdian, pengorbanan,
iman dan kasih yang tulus yang terlibat di dalam pekerjaan tersebut.
Sekarang bagaimana kita dapat terlibat dan membantu dalam berbagai persoalan yang
ada di lingkungan kita untuk lebih baik dan berani membantu dari kekurangan. Pemberian
dari kekurangan itulah yang membangkitkan kesadaran baru bagi para pengikut Tuhan.
Memberikan kepada sesama dan Tuhan jangan menunggu sampai memiliki kelebihan,
karena tidak ada tempat untuk menyimpannya atau menjadikan orang lain sebagai tempat
sampah atas nama bantuan atau pertolongan.
10. Doa umat
(doa ini hanya saran bagi pemandu, bila memungkinkan dilakukan doa spontan)
P: Saudara-saudari yang terkasih, Allah yang mahabaik dan mahabijaksana mengenal
setiap pribadi dan senantiasa mendengarkan orang yang berharap kepada-Nya. Maka
dengan penuh iman marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kita kehadapan-Nya.
L1: Allah yang Maha Kasih bantulah kami agar lebih peka melihat kebutuhan dan
persoalan dalam lingkungan kami. Sehingga kami dapat membantu dan meringankan
penderitaan sesama kami yang membutuhkan.
Marilah kita mohon
U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
L2: Allah Yang Maha Baik, jadikanlah kami sebagai alat-Mu dalam mengembangkan
semangat saling mengasihi sebagai saudara di dalam lingkungan kami.
Marilah kita mohon
U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
L3: Ya Tuhan berikanlah kami karunia tobat agar kami semakin menyadari perlunya
bekerja sama, saling menghargai, dan saling membutuhkan di dalam keluarga,
masyarakat, dan Gereja. Sehingga tercipta suasana cinta kasih dan damai.
Marilah kita Mohon
U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
11. Bapa Kami

Marilah kita satukan seluruh doa permohonan dan pengharapan kita dengan doa yang
diajarkan Yesus sendiri.
Bapa kami........
12. Doa Penutup
P: Marilah kita berdoa, (hening sejenak)
Bapa yang penuh Kasih, puji syukur atas segala anugerah-Mu terutama karena Engkau
menganugerahkan kebersamaan dan persaudaraan di antara kami. Kami mohon
bimbinglah dan tetaplah selalu hadir di tengah-tengah kami sehingga kami semakin
Kaukuatkan di dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup kami dan kami mampu
menjadi alat-Mu di dalam masyarakat kami demi Kristus Tuhan kami.
U: Amin.
13. Berkat dan Pengutusan:
P: Semoga Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P: Semoga kita sekalian senantiasa dilindungidan dilimpahi oleh berkat Allah yang
mahakuasa: Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin
14. Lagu Pengutusan: PS No. 619 Alangkah Bahagianya
PERATURAN PUASA DAN PANTANG
KEUSKUPAN TANJUNGKARANG
1. Hukum Tuhan menentukan: Semua umat beriman Katolik menurut cara masingmasing wajib melakukan tobat. hukum Gereja menetapkan itu hari-hari tobat agar
umat beriman Katolik secara khusus meluangkan waktu untuk:
a. Berdoa, menjalankan ibadat dan karya amal kasih.
b. Menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara lebih
setia.
c. Berpuasa dan berpantang*
2. Untuk umat beriman Katolik Keuskupan Tanjungkarang, mengenai berpuasa dan
berpantang selama masa Prapaska, ditetapkan sebagai berikut:

a. Pada hari RABU ABU dan JUMAT AGUNG: wajib berpuasa dan berpantang.
b. Pada tiap-tiap hari RABU dan JUMAT: wajib berpuasa
c. Pada tiap-tiap hari JUMAT: wajib berpantang (selain berpuasa sesuai di atas).
3. Berpuasa artinya boleh makan kenyang, sekali sehari. Makan pagi dan sore hanya
sedikit saja. Berpantang artinya pantang dari garam atau pantang merokok atau pantang
makan daging.
4. Yang wajib berpuasa: semua umat beriman Katolik yang sudah lgenap berumur 18
tahun sampai berumur genap 59 tahun. Yang lain dianjurkan untuk ikut berpuasa. Wajib
berpantang: semua umat Katolik yang sudah berumur 14 tahun ke atas **
5. Selain yang diwajibkan tersebut, umat beriman Katolik dapat (dan kami anjurkan)
menambah serta memilih sendiri puasa atau pantangnya, misalnya ingin berpuasa (tanpa
makan) selama 40 hari atau tidak makan pada siang hari, dan lain sebagainya.
Ketentuan mengenai hasil APP
1. Seluruh hasil APP dikirim ke Sekretariat Keuskupan
2. Ekonom akan mengirim 35 % dari seluruh hasil APP ke Jakarta (APP Pusat)
3. 65 % hasil APP di kelola oleh Panitia APP Keuskupan.

Anda mungkin juga menyukai