Practice/praktik
Praktik,
pelatihan dan untuk sebagian tugas pelatihan. Jika praktek yang sebenarnya tidak
bisa dilakukan karena beberapa alasan, praktek mental mungkin menjadi
alteranatif lainnya. Praktek mental adalah melatih tugas dalam pikiran daripada
dengan membuat gerakan fisik secara berlebihan.
Tidak mungkin menyatakan seberapa banyak praktek, menjadikannya fisik atau
mental, tapi panduan yang dapat digunakan adalah :
Feedback/umpan balik
Dalam artian luas, umpan balik adalah pengembalian informasi, atau diumpan
balikkan tentang sebuah proses, peristiwa, ataupun perilaku yang sudah lewat.
Umpan balik bisa terjadi secara otomatis dan juga instan. Tapi tidak selalu terjadi
dengan cara itu. Komaki, Heinzman, & Laeson melakukan penelitian tentang
pelatihan dengan menggunakan umpan balik. Penelitian mereka menunjukkan
sebuah grafik pada 4 pekerjaan yang ada pada departemen, yang menunjukkan
tiga poin yaitu sebelum pelatihan(kemampuan dasar), pelatihan, dan pelatihan
dengan umpan balik. Tujuan pemberian umpan balik dalam pelatihan adalah
memberikan informasi tentang kemajuan dan kinerja mereka. Sifat umpan balik
ditentukan oleh sifat peserta pelatihan, ketika penampilan mereka bagus, umpan
balik yag positif akan membantu untuk menguatkan perilaku. Jika penampilan
tidak memuaskan, umpan balik negatif memberikan informasi kepada peserta
pelatihan tentang perilaku apa yang perlu disesuaikan. Untuk membantu individu
membuat perubahan yang dibutuhkan secara efektif, umpan balik seharusnya
mungkin menjadi spesifik. Idenya adalah untuk membantu mengembangkan
pendekatan yang lebih efektif untuk mempelajari tugas-tugas.
Reinforcement/Penguatan
Metakognisi/metacognition
membantu peserta pelatihan untuk mengatur kemajuan masing-masing dan
mengevaluasi apa yang mereka ketahui dan tidak ketahui dapat membuat
pembelajaran lebih efektif.
yang
banyakdan
tersisadengantugas
wajib
ulangalatkerjadan
memperoleh
pekerjaandan
tanggung
keterampilanbaru
metodeperubahandapat
jawabsemakin
mereka.
Rekayasa
membuatketerampilan
kerjayang
merencanakan
penyelenggaraan
pelatihan
sendiri,
maka
perlu
menanyakan kepada para kolega dan para calon pesertanya tentang apa yang
mereka inginkan. Tergantung dari jenis pelatihan yang dipertimbangkan,
konsultasinya dapat beragam dari penelitian pasar yang mendalam termasuk
Initial job training bergantung pada besarnya perbedaan antara apa yang dapat
dilakukan oleh pegawai dan apa yang akan mereka lakukan nantinya dalam dunia
organisasi. Ketika perbedaannya
1.
keterampilan tertentu atau konsep dan tidak memberikan waktu yang cukup untuk
umpan balik, maka itu juga bisa membuat on the job training membuang-buang
waktu.
2.
On site training
On site training adalah pelatihan dimana pegawai akan di training di lokasi
perusahaan tetapi tidak di lokasi pekerjaan atau di jobdesc masing-masing.
Organisasimemilikikontrol
lebih
besar
ataskualitas
pelatihankarena
selain
itu
keuntunganlain
daripelatihanonsitedatang
dari
memilikiinstruktur"captive".
3.
Off-site training
Secara umum, pekerjaan lebih langsung terkait aktivitas tersebut lebih bahwa "di
tempat" memiliki keuntungan dari pembelajaran bergaul dengan tempat kerja.
Untuk kegiatan pembangunan dalam persiapan untuk peran masa depan maka offsite mungkin terbukti lebih menguntungkan. Sebagian besar program pelatihan
yang sekarang dijalankan diperusahaan karena meningkatnya tekanan pada
perusahaan untuk memotong biaya, terutama yang terkait dengan perjalanan
waktu dan biaya yang terkait.
Beberapa
keuntungan
-Mengurangi
dari
pelatihan
yang
diselenggarakan
off-site
gangguan
review berikut adalah hal yang paling sering digunakan dalam pelatihan kerja .
Hal tersebut dibagi dalam 3 kategori , yakni :
-
Group Participative
pelatihan
dalam
satu
waktu.
Berlawanan
dengan
kuntungan
1.
Programmed Instruction
sebuahbukukhususatau
menyajikanmateriterstrukturdalam
mesinpengajaranyang
urutanlogis
danempirisdikembangkanatau
yang
Namuntujuan
menyajikanmaterisecara
canggihdariinstruksi
tugasdiprogramcukup
yang
diberikaninformasi
dariprogrampembelajaranadalah
bertahapsangat
yang
benaratau
kecil.
diprogramkanmungkin
baikbahwapresentasi
danuji
Bentuk-bentukyang
untuk
lebih
memilikipertanyaan
atau
model-ekstrapolasi
dari
Computer-Assisted Instruction
Menggunakan Computer-Assisted Instruction(CAI) atau komputer berbasis
instruksi (CBI) adalah kasus-kasus di mana instruksi disajikan melalui program
komputer untuk siswa pasif, atau komputer adalah plat form untuk lingkungan
yang interaktifdan personalpembelajaran.Dalamdefinisi yang luas, komputer-
Penelitian
telah
menunjukkanbahwakombinasi
dariinstruksikonvensionaldanCAItelahpaling
meningkatkannilaiprestasi
siswa.CAI
teknikinstruksionalinteraktifdimanakomputerdigunakan
efektifdalam
adalah
adalah
untukmenyajikanmateri
b.
Peserta mengingat apa yang telah dipelajari melalui CAI lebih Lama
c.
d.
e.
Simulation Training
Simulation training adalah media maya di mana berbagai jenis keterampilan dapat
diperoleh. Pelatihan simulasi dapat digunakan dalam berbagai macam genre.
Namun yang paling sering digunakan dalam situasi perusahaan untuk
meningkatkan kesadaran bisnis dan manajemen keterampilan. Mereka juga sering
terjadi pada lingkungan akademik sebagai bagian terintegrasi dari program studi
bisnis atau manajemen.Simulation Training menyiratkan tiruan dari proses
kehidupan nyata, biasanya melalui sebuah komputer atau perangkat teknologi
lainnya, dalam rangka memberikan pengalaman hidup. Hal ini telah terbukti
menjadi metode yang sangat handal dan sukses pelatihan dalam ribuan industri di
seluruh dunia. Mereka dapat digunakan baik untuk memungkinkan spesialisasi di
daerah tertentu, dan untuk mendidik individu dalam kerja sektor secara
keseluruhan, membuat simulasi pelatihan sangat serbaguna. Adalah penting untuk
menekankan bahwa simulasi pelatihan tidak hanya game, Tujuan mereka adalah
untuk mendidik dan menginformasikan dengan cara yang menarik dan
mengesankan,
bukan
semata-mata
menghibur.Simulasimenawarkankemampuanpeserta
lingkunganyang
realistisdi
mana
keterampilantanpatakutimplikasi
didikuntuk
merekadapatmenerapkan
pada
dunia
untuk
belajardalam
pengetahuandan
nyata.
Job Rotation
Job Rotation adalah teknik manajemen yang memberikan peserta pelatihan untuk
berbagai pekerjaan dan departemen selama beberapa tahun. Survei menunjukkan
bahwa peningkatan jumlah perusahaan yang menggunakan rotasi pekerjaan untuk
melatih karyawan.
Ada dampak positif dan negatif yang terlibat dengan rotasi pekerjaan yang perlu
dipertimbangkan ketika perusahaan membuat keputusan untuk menggunakan
teknik ini. Rotasi pekerjaan juga merupakan kontrol untuk mendeteksi kesalahan
dan penipuan. Ini mengurangi risiko kolusi antara individu. Organisasi
berhadapan dengan informasi sensitif atau sistem (misalnya bank) di mana ada
kesempatan untuk keuntungan pribadi bisa mendapatkan keuntungan dengan
rotasi pekerjaan. Rotasi pekerjaan juga membantu dalam kelangsungan bisnis
sepertibeberapa orang yang sama-sama dilengkapi untuk melakukan fungsi
pekerjaan. Jika seorang karyawan tidak tersedia lainnya dapat menangani /
posisinya dengan efisiensi yang sama.
Sisi Positif
Rotasi Pekerjaan pada sisi positif membawa seorang karyawan pada teman
kerja /pengalaman / kemampuan yang baru. Dengan bertambahnya tingkat
kemampuan dari seorang karyawan, maka perusahaan setidaknya dapat
mengurangi terjadinya penyakit kehilangan ingatan. Hilang Ingatan ini
sebenarnya adalah istilah yang di dapat dari Harvard Business Review dimana
dengan perginya seorang karyawan berkompenten, perusahaan menjadi tidak
mampu menjalankan sebuah system yang dipegang karyawan tersebut karena
tidak memiliki pengganti. Rotasi pekerjaan dalam wacana keamanan juga
membawa sebuah sisi positif. Karyawan baru yang ditempatkan untuk
menggantikan karyawan lama mungkin dapat mendeteksi adalah tindakan
kriminal yang dilakukan karyawan lama.Ada sisi positif lainnya tetapi ini lebih
dilihat dari individu tersebut, contohnya adalah perpindahan seorang karyawan
karena memiliki masalah dengan partner atau atasan (dengan perpindahan ini,
tensi tinggi dapat dikurangi sehingga stess menurun).
Sisi Negatif
Dari sisi negatif, rotasi pekerjaan yang berlebihan dapat menimbulkan masalah
keamanan. Apakah baik untuk membiarkan seseorang mengetahui seluruh proses
dalam satu perusahaan? Saat seorang berpindah dari satu departemen menuju
departemen lainnya, dia akan membawa banyak password dari departemen
lamanya. Ada baiknya karyawan tidak berpindah antar departemen dimana
departemen-departemen tersebut saling mengawasi proses bisnis yang lain. Hal ini
dapat dicegah jika akses karyawan pada departemen lama langsung ditutup tetapi
terkadang menjadi masalah bila beberapa orang memakai satu system user yang
sama.
Group Participative Instructional Methods
Keunikan dari Group Participative Instructional Methods adalah peserta pelatihan
berinteraksi
satu
dan
lainnya
dari
alat-alat
ataupun
pelatih.Hal
ini
Teknik Diskusi
Beberapa teknik instruktusional sekitar kelompok mendiskusikan beberapa subjek
, seperti analisisis studi kasus . Peserta pelatihan diberi fakta dari masalah
organisasi dan mereka bekerja sesuai issu dan juga bersamaan dengan pertanyaan.
Masalah bisa saja benar-benar terjadi dalam suatu kelompok tersebut atau
dikempangkan sesuai dengan keperluan pelatihan tersebut. Hal yang didiskusikan
jauh lebih penting dibanding potensial pemikiran dan diskusi untuk membuat poin
dasar. Peserta pelatihan tidak hanya belajar untuk mempertimbangkan fakta dari
situasi yang diberikan , tetapi juga mengidentifikasi informasi penting yang
hilang. Selain itu, perbedaan opini dan perbedaan penyelesaian masalah dari
berbagai mascam kelompok memperluas pandangan dan mengajarkan pelajaran
penting.
Role playing awalnya dikempangkan guna psikoterapi oleh J.B moreno. Teknik
ini dinamai psikodrama oleh moreno,diaplikasikan kedalam dunia bisnis pertama
kali pada Macys department store di New York tahun 1930-an.Dalam role
playing ini orang-orang dibuat seolah-olah berada dalam dunia kerja yang
sebenarnya. Role playing adalah salah satu cara untuk membuat pelatihan
menyelesaikan suatu masalah dan kemampuan interpersonal lebih nyata .
Ada 4 langkah utuk mengaplikasikan teori ini dalam pelatihan pekerjaan yang
dideskripsikan oeh moses.
1.
2.
3.
Feedback yaitu pelatih dan peserta menyediakan feedback pada latihan perilaku
, penguat yang diberikan oleh anggota kelompok lain adalah hal yang penting
dalam tahap ini.
4.
Videoconfrence Training
Salah satu dari metode instruksional yang baru adalah videoconfrence training .
Komunikasi dua arah yang dikembangkan untuk memfasilitasi pertemuan bisnis
antara 2 orang yang berbeda lokasi , videoconfrence menyatukan 2 orang melalui
line telefon , komputer , video kamera dalam waktu interaksi .
Kesimpulan Pelatihan
Perbedaan di antara ketiga metode pelatihan dasar ini yang berhubungan dengan
kesempatan yang ditawarkan untuk berlatih , umpan balik , dan dorongan ,untuk
berperilaku sesuai yang diinginkan . Perbedaan tersebut merupakan perbedaan
dalam bidang kemampuan. Kemampuan ini dapat diubah secara besar-besaran
dengan cara penerapan sebuah metode dan dengan keterampilan seorang
pelatih.Perbedaan yang paling besar diantara potensi dan aktualitas dalam
hubungannya dnegan efektivitas pelatihan mungkin terjadi dalam metode
partisipasi kelompok .
Namun dalam analisis terakhir interaksi antara calon karyawan dan situasi
pelatihanlah yang akan menentukan keberhasilan pelatihan seseorang.Ada orang
yang belajar dari segala macam program namun ada juga yang tidak .
Bagaimana Mengevaluasi Keberhasilan Pelatihan?
Pelatihan kerja menjadi usaha yang mahal. Karena peralatan, materi, ongkos
pelatih, upah calon karyawan yang belum produktif, penanaman modal yang
hilang bila karyawan mengundurkan diri tidak lama selesai menjalani pelatihan.
Dengan adanya hal-hal tersebut, cara tertentu untuk mengevaluasi efektivitas
pelatihan harus menjadi bagian dari setiap program. Evaluasi ini dapat di buat
berdasarkan kriteria dalam atau kriteria luar.
Kriteria dalam untuk mengevaluasi pelatihan adalah keefektifitasan pelatihan
yang dibuat selama periode pelatihan. Contohnya test formal pengetahuan calon
karyawan dan keterampilan, dan dinilai oleh pelatih mengenai perkembangan
peserta latihan dan kinerja. Kriteria luar untuk mengevaluasi pelatihan merupakan
pengukuran sejauh mana prosedur pelatihan kerja menghasilkan perilaku kerja
yang di inginkan. Keefektivan pelatihan dapat dilihat dari sejauh mana pelatihan
beralih menjadi pekerjaan yang merupakan pengukuran kriteria luar.
Evaluasi Calon Karyawan tentang Pelatihan
Evaluasi peserta tentang pelatihan biasanya dibuat berdasarkan kuisioner.
Kuisioner ini berisi mengenai pendapat mereka tentang kualitas dan keefektivan
prosedur pelatihan, materi, dan metode;perasaan puas atau tidak puas mereka
dengan pengalaman pelatihan, dan peringkat mereka sejauh mana mereka
mendapat pengetahuan atau keterampilan melalui pelatihan.
Di dalam organisasi, pendapat dan perasaan peserta mengenai pelatihan biasanya
dinilai dengan cara yang bersifat memberikan satu kali daftar pertanyaan pada
kesimpulan pelatihan. Penilaian terhadap diri sendiri juga dapat dilakukan.
Singkatnya, peserta pelatihan dapat diberikan kuisioner yang sama tentang tingkat
keterampilan tertentu atau pengetahuan, yang di berikan dua kali yaitu sebelum
dan sesudah pelatihan.
Kita dapat melihat contoh melalui contoh gambar 5-2. Penilaian peserta tentang
keterampilan komunikasi sebelum dan sesudah pelatihan sangat berbeda dalam
hal yang berkaitan dengan keterampilan mendengar. Dari data- data tersebut
pelatih dapat mengetahui cara yang paling efektif tetapi ada beberapa masalah jika
kita menggunakannya untuk mengevaluasi pelatihan secara keseluruhan.
Masalahnya adalah sebagian besar calon akan menilai keterampilan mereka secara
berbeda sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan karena mereka tahu lebih
banyak tentang keterampilannya sesudah pelatihan. Kecenderungan ini,
dinamakan
bias
penggeseran-tanggapan
(response-shift
bias).
Namun,
penemuan yang terpenting yaitu hanya dengan sedikit berlatih, orang yang tidak
terlatih akan berpenampilan lebih baik daripada orang yang terlatih.
Apakah Dana Pelatihan Efektif?
Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa karyawan yang mendapat pelatihan
formal memiliki kelebihan tertentu daripada yang tidak mendapat pelatihan,
timbul pertanyaan apakah hal itu cukup bernilai? Pelatihan yang mahal hanya
menunjukkan sedikit pengaruh daripada yang tidak mendapatkan pelatihan
merupakan hal yang tidak efektif dari segi dana yang dikeluarkan.
Disisi lain apakah itu bernilai atau tidak? Pertanyaan tentangpelatihanadalah
apakahhasildariprogram tertentudapatmencapai atau melampauidengan cara yang
berbedadan lebih murah, mungkin dengan menyiapkan pelatihan secara
berjenjang sesuai dengansumber daya yang dibutuhkan. Pelatihandapat dimulai
dengan materi dan film, beralih kemodelperilaku, dan akhirnya berkembang
menjadi individu yang diawasi oleh pelatihan.
Transfer Pelatihan dan Efektivitas Pelatihan
Transfer of Training menunjukkan bahwa apa yang dipelajari dalam pelatihan
ditransferkan dalam dunia yang nyata.
Jika menggunakan pendekatan IPO (input-process-output), hasil dari prosesproses yang mendahului transfer of learning adalah inputbagi proses transfer of
learning dan karena itu mempengaruhi kualitas hasil dari transfer of training.
Dengan asumsi bahwa proses transfer of training telah dipersiapkan secara baik,
secara teoritis dan konsep dapat dihipotesakan bahwa jika kualitas proses-proses
yang
identifikasi
oleh
super
dan
miror
(1987).
Pertama
(1979)
percaya
bahwapengembangan
kariryang
Dua
jalurtersebutdiilustrasikan
pada
konsepstatekarirstabiltidakmungkin
Gambar5-3.
tertarikdalam
Insinyur
yangmemiliki
memanjatsalah
satu
dari
untukmencapaikecocokan
antaraindividudanorganisasi
di
manaiadigunakan.
SKILL AND
KNOWLEDGE
ENHANCEMENT
(KEMAMPUAN
DAN
PENINGKATAN PENGETAHUAN)
Banyak dari program ini yang tidak konsisten dengan pendekatan individu yang
dianjurkan. Namun peluang untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan
tampaknya lebih mudah tersedia di waktu yang lalu.Beberapa contoh menarik
baru-baru ini telah dijelaskan dalam berbagai usaha terkait.
Clean-desk training untuk karyawan yang bertemu dengan pelanggan dan klien
secara rutin ( teratur )
Managerial ladder
Manager of Engineering
Research engineer
Senior Engineer
Engineer Manager
Advisory Engineer
Supervisory Engineer
Staff Engineer
Professional ladder
Engineer
Assosiate Engineer
Simulasi
pelatihan,
seperti
dikenal
dalam
exercise
basket
Dalam bentuk dasar, sebuah keranjang berisi surat, laporan, dan memo yang
memerlukan tindakan (lihat exhbit 5-8). Peserta pelatihan diberikan periode waktu
di mana untuk membuat keputusan, menulis surat balasan, meminta informasi
lebih lanjut, mendelegasikan tanggung jawab kepada orang lain, atau mengambil
tindakan apapun yang mereka anggap sesuai dalam konteks posisi mereka
ditugaskan dalam sebuah organisasi hipotetis. Sebuah tinjauan( meninjau) dan
simulasi lainnya sering digunakan untuk menilai atau mengembangkan bakat
manajerial ( Thornton and Cleveland , 1990 )
Apapun
spesifiknya,
personelnya
sebuah
meningkatkan
organisasi
keterampilan
berkomitmen
dan
untuk
pengetahuan,
membantu
menciptakan
lingkungan kerja yang lebih menarik dan menantang yang dapat meningkatkan
keinginan karyawan untuk tetap bertahan dengan organisasi, meningkatkan
fleksibilitas tenaga kerja, dan mempromosikan klien yang lebih baik atau layanan
pelanggan. Salah satu perusahaan yang telah memeluk budaya belajar terus
menerus dan
bekerja(Noe
&
Schmit,1986),
keunggulan
sebelumnya(Gist,Rosen,
&
Schwoerer,1988;Morrison
&
Brantner,1992),namun hal ini tidak independent. Tetapi seluruh karakter ini saling
mempengaruhi satu sama lain,sebagai contoh, karakter seseorang yang mengikuti
suatu pelatihan saling dipengaruhi satu sama lain oleh situasi pelatihan.
Organisasi personil yang menentukan individu untuk mengikuti pelatihan
dapat berbuat banyak untuk menyakinkan bahwa yang akan mengikuti pelatihan
adalah individu yang memilki kemampuan yang memadai,dan itu akan menjadi
hal yang mudah untuk pelatih dalam memenuhi harapan peserta pelatihan
menggunakan umpan balik, mereka dapat mencoba membuat pelatihan yang
aktual dengan situasi yang menarik, menantang, relevan, dan penghargaan.
Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu proses dari pendatang baru dalam satu grup untuk
memperoleh nilai-nilai ataupun norma-norma penting agar dapat diterima sebagai
anggota dalam kelompok tersebut. Sosialisasi mengacu pada mempelajari bagian
dari seorang individu yang menyesuaikan dengan peran baru(berbeda) dalam satu
organisasi tertentu(Louis,1980).Ada dua jenis organisasi dimana pendatang baru
wajib untuk bersosialisasi didalamnya yaitu, pertama tempat dimana mereka
berkerja, dan yang kedua kelompok dari organisasi itu sendiri, hal ini dinamakan
Orientasi.
Proses dari pendatang baru dalam satu organisasi yang memiliki
peraturan ,prosedur-prosedur operasi,kebijakan-kebijakan,dan performance yang
diharapkan. Suatu organisasi dengan program-program pelatihan formal yang
besar
terhadap
selalu
membuat
bagian
untuk
berorientasi
terhadap
pekerjaan
baru
mereka
termasuk
dalam
kelompok
kerja,dan
mendefenisikan peran dirinya dalam kelompok kerja serta mampu bekerja sama
dalam konflik yang terjadi diantara sesama anggota group (intergroup conflict)
dan dari konflik organisasi (outside-life konflik).
3.Tahap perubahan dan akuisisi (Change and acquisition stage). Karyawan baru
berinduk kepada tugas-tugas dan peraturan kerja mereka serta memuaskan
kelompok kerja dan budaya organisasi,dalam tahap ini karyawan baru telah
menyatu dengan kelompok.
Sosialiasasi sebagai proses yang berkelanjutan
organisasi
beberapa
orang
akan
mempersembahkan
beberapa
pelajaran
karyawan harus berusaha menilai apakah ia akan cocok bekerja dalam sebuah
organisasi. Ada sedikit keraguan bahwa kejujuran pada bagian mereka yang
melakukan proses penyaringan dan seleksi akan memfasilitasi proses ini.
Kejujuran dapat mendorong calon karyawan yang tidak cocok dapat keluar, untuk
mengurangi masalah yang akan terjadi pada tahap sosialisasi berikutnya.
Pelatihan dan Sosialisasi
Pelatihan adalah pengalaman belajar berstruktur yang dimaksudkan untuk
mengubah kemampuan menjadi keterampilan kerja yang khusus. Pelatihan dan
sosialisasi mengubah mereka yang tadinya pendatang baru menjadi orang dalam.
Akrab dengan pekerjaan dan mampu menguasai tugas pekerjaan merupakan hal
penting dari perubahan/akuisisi pada tahap sosialisasi pada model Feldman.
Pelatihan akan membantu penyesuaian dalam organisasi (Saks, 1996) dan dari
pelatihan tersebut, kita dapat mengetahui seberapa kompeten calon pegawai
bekerja sehinnga untuk kedepannya bisa di ketahui seperti apa cara kerja dari
calon si pegawai.
Antara pengantisipasian dan upaya menghadapai sosialisasi kemungkinan akan
terlambat jika pesan pelatihan ini bertentangan dengan apa yang telah
direncanakan di awal. Karyawan baru yang di pimpin untuk mengharapkan nilai
dari individualisme di dukung oleh organisasi akan lebih mendapatkan kesulitan
untuk menyesuaikan diri jika pelatihannya bersifat rutin dan dikemas atau
prepackaged.
psychology,
McgrawHill
www.wikipedia.com
kepribadian adalah variabel perbedaan individu yang tidak dapat diamati secara
langsung; mereka disimpulkan dari perilaku yang diamati.
B. Teori DisposisionalMotivasi Kerja
Teori Disposisional motivasi mengidentifikasi karakteristik individu
sebagai sumber dari kekuatan yang menghasilkan, mengarahkan, dan mengatur
usaha yang dikeluarkan oleh perilaku tertentu. Need Theories, didasarkan pada
premis
bahwa
orang-orang
mengerahkan
upaya
dalam
perilaku
yang
mengerahkan
usaha
untuk
mengisi
kepuasan
kebutuhan
yang
Skill Variety
Pekerjaan yang memerlukan berbagai keterampilan yang berbeda adalah lebih
berarti daripada yang hanya memerlukan satu keterampilan.
Task Identity
Pekerjaan yang merupakan keseluruhan karya dari pekerjaan adalah lebih berarti
daripada yang terdiri dari beberapa bagian dari seluruh pekerjaan.
Task Significance.
Pekerjaan yang memiliki kepentingan dididentifikasi oleh orang lain adalah lebih
berarti dibandingkan mereka yang tidak.
Otonomi
Pekerjaan yang memungkinkan kemerdekaan seseorang, kebebasan, dan otoritas
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kinerja pekerjaan adalah lebih
berarti daripada mereka yang tidak.
Job Feedback
Pekerjaan yang menyediakan umpan balik tetap mengenai kinerja karyawan
adalah lebih berarti daripada mereka yang tidak.
Lima dimensi inti (faktor motivator dalam teori Herzberg) yang berteori
untuk mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan dengan menciptakan tiga
keadaan psikologis kritis dalam benak pemegang pekerjaan.Skill variety, task
identity, dan task significance berkontribusi untuk mengalami kebermaknaan
dalam pekerjaan, keyakinan bahwa salah satu pekerjaan adalah penting dan
berharga.Otonomi diyakini mengarah pada tanggung jawab atas hasil kerja, dan
umpan balik untuk pengetahuan atau hasil bagi individu yang bersangkutan.
Hubungan ini terlihat pada model karakteristik pekerjaan
4. Teori Motivasi Berprestasi McClelland
Kebutuhan pencapaian (n'Ach) adalah hipotesis menjadi kebutuhan belajar
yang baik atau tidak dikembangkan di masa kanak-kanak. Menurut McClelland
(1961), orang-orang dengan kebutuhan untuk pencapaian akan lebih berupaya
untuk bekerja dibanding dengan orang tanpa kebutuhan ini (hal-hal lain dianggap
sama). Hal ini memotivasi keinginan untuk pencapaian seimbang terhadap
keinginan untuk menghindari kegagalan, bagaimanapun, perilaku dapat diarahkan
pada tujuan-tujuan perantara, bukan kesulitan tinggi.
Sebuah fitur unik dari teori n'Ach motivasi kerja adalah hipotesis bahwa
orang-orang yang memiliki level rendah dari kebutuhan ini dapat dilatih untuk
mengembangkan hal itu. Atau, hal itu mungkin berkembang dalam konteks kerja
sebagai orang mengalami pencapaian manfaat secara langsung.Dalam salah satu
studi terkenal perwakilan reservasi telepon airline, misalnya, motivasi berprestasi
yang ditemukan berhubungan dengan kinerja empat hingga delapan bulan setelah
pelatihan, tapi tidak dalam tiga bulan pertama di tempat kerja.
Kebutuhan pencapaian teori motivasi kerja telah lebih sukses dari sudut
pandang empiris daripada teori-teori kebutuhan yang didasarkan pada hipotesis
Maslow. Tampaknya ada hubungan antara mengukur kebutuhan dan perilaku kerja
tertentu, dan ini tetap menjadi area yang cukup aktif bagi penelitian psikologi
I/O.
General Expectancy Theory didasarkan pada premis bahwa hal itu adalah
harapan bahwa upaya yang diberikan dalam kegiatan tertentu akan mengakibatkan
hasil yang diinginkan yang menentukan motivasi. General Expectancy Theory
adalah teori harapan dimana individu berharap bahwa usaha yang dilakukannya
akan membawa hasil dan bisa meningkatkan motivasinya. Ada empat variabel
yang berinteraksi dalam sebuah mode perkalian untuk menghasilkan tingkat usaha
tertentu.
1. Effort-performance ecpectancy. Harapan ini adalah keyakinan bahwa usaha akan
melunasi dalam tingkat kinerja yang diinginkan. Hal ini diungkapkan dalam
pernyataan resmi sebagai kemungkinan mulai dari nol sampai 1,00. Probabilitas
ini sangat dipengaruhi oleh, persepsi orang terhadap keterampilan dan
pengetahuan pekerjaannya, harapan orang lain dan dukungan yang diberikan oleh
kondisi kerja, rekan kerja, dan variabel lingkungan lainnya. Usaha akan dibayar
pada level performa yang diinginkan
2.
3.
Nilai instrumental ini sangat relevan untuk mancapi level kedua dari pekerjaan.
Bonus (outcome level pertama) dapat meningkatkan status sosial di lingkungan
tempat tinggalnya (outcome level kedua) dengan bergabung ke klub yang
prestisius, misalnya.
4. Value. Baik outcomes level pertama dan outcomes level kedua memiliki nilai-nilai
terkait (kadang-kadang disebut valensi), sebuah variabel yang merefleksikan
bagaimana menariknya outcomes bagi individu. Kenaikan (hasil tingkat pertama)
yang berlangsung dengan promosi dapat memiliki nilai positif yang tinggi karena
itu merupakan instrumen yang bernilai positif dalam mencapai tingkat kedua hasil
bagi karyawan, seperti standar hidup yang lebih baik. Tetapi promosi jabatan ini
juga memiliki nilai yang negatif, yaitu ketika jam kerja mulai bertambah lama
ynag mengakibatkan waktu untuk luang individu semakin berkurang.
Bersama-sama,
effort-performance
ecpectancy,
performance-outcome
expectancydan values ditempatkan pada outcome level pertama dan outcome level
keduadimana usaha merupakan nilai instrumental untuk menentukan motivasi.
2. Balance Theory : Adamss Equity Theory
Pemikiran dasar dibalik teori kognitif dari motivasi kerja yang disebut
teori keseimbangan adalah apa yang kebanyakan orang berusaha untuk
menyeimbangkan antara usaha dan hasilnya. Versi yang paling bagus dari
pendekatan motivasi ini adalah Teori Equity dari Adam (1963, 1965). Menurut
Adam, orang membandingkan output dan input mereka dengan orang lain.
Outcome termasuk pembayaran, status dan tingkat pekerjaan. Input yang penting
adalah skill, pengetahuan, pengalaman, lama bekerja, dan pendidikan.
Perbandingannya seperti ini:
Self-outcomes
Others
outcomes
Self-inputs
Others inputs
Jika karyawan bisa mengganti kata versus dengan kata equal (seimbang), inilah
yang disebut keadilan dan teori memprediksikan bahwa individu ini akan
melanjutkan tingkat pekerjaanya dan performanya.
Menurut teori Inequity, suatu perasaan tidak seimbang akan outcomes dan
inputs diri relative terhadap orang lain membawa keseimbangan kembali. Tabel
dibawah menunjukkan penambahan usaha yang diprediksi oleh teori dibawah
kondisi tidak adil dijelaskan dalam jumlah pembayaran untuk pekerjaan.
Prediksi Teori Keseimbangan akan Respon Karyawan dengan Pembayaran
yang Tidak Adil
Hourly Payment
Underpayment
Overpayment
Subjek yang dibayar kurang dari Subjek yang dibayar lebih dari jam
jam
kerja
akan
menghasilkan kerja
akan
menghasilkan
ouput
dibayar sesuai
dibayar sesuai
Subjek yang dibayar kurang dari Subjek yang dibayar lebih akan
perbagian
akan
Dua kondisi yang tidak seimbang muncul dalam table. Pembayaran yang
kurang (underpayment) adalah kondisi dimana payment diterima kurang dari
produksi. Teori Equity memprediksikan bahwa kuantitas dan kualitas atau
keduanya akan menurun, tergantung dari basis pembayaran. Sebaliknya kelebihan
pembayaran (overpayment) adalah ketidakseimbangan situasi dimana outcomes
diterima lebih dari kontribusinya. Dalam kasus ini, teori tersebut memprediksi
bahwa kuantitas atau kualitas akan meningkat.
Tidak semua yang tidak mampu membenarkan ketidakseimbangan
kompensasi yang diterima dalam situasi pekerjaan meninggalkan pekerjaan
mereka. Beberapa tidak mampu, beberapa sepertinya tidak sensitif dengan
ketidakseimbangan. Sementara banyak orang akan mengatakan mereka lebih suka
dunia dimana orang diperlakukan adil, ada beberapa orang yang percaya meraka
harus ada relative dari pada orang lain.
Procedural justice adalah istilah digunakan untuk menjelaskan kejujuran
dari proses dimana keputusan dari sebuah tindakan diambil. Persepsi prosedur
yang curang sering membuat orang merasa bermusuhan dan marah.
Ada banyak aktvitas organisasi dimana prinsip procedural yang adil bisa
diaplikasikan. Diantaranya yang penting adalah seleksi (termasuk seleksi untuk
naik pangkat), penilaian performa, menentukan gaji dan bonus, serta pengaturan
performa standar.
3. Lockes Goal Setting Theory
Pendapat bahwa prilaku manusia memiliki tujuan adalah pusat prinsip dari
goal-setting yang muncul untuk motivasi: orang men-set tujuan untuk mereka
sendiri dan mereka termotivasi untuk bekerja menuju tujuan mereka karena
mendapatkannya merupakan penghargaan. Aplikasi terkenal dari gagasan ini
adalah Locke (1968), yang mengatakan bahwa orang yang men-set diri mereka
sendiri untuk tujuan yang tinggi menggunakan lebih banyak usaha dan
melakukannya lebih baik.
Ada banyak laboratorium penelitian untuk mendukung hipotesis bahwa
tujuan yang lebih sulit lebih diasosiasikan dengan penampilan yang lebih baik dari
pada tujuan yang mudah. Lapangan penelitian juga suportif, terutama dengan
proporsi dari tujuan mereka sendiri adalah kritis untuk motivasi dan tujuan yang
spesifik dan cukup sulit lebih efektif daripada perintah samar seperti lakukan
yang terbaik. Dalam penelitian ini, mungkin untuk mengidentifikasi beberapa
komponen untuk meningkatkan motivasi pekerja. 5 prinsip tersebut sebagai
berikut :
1.
Tujuannya harus lebih spesifik. Tujuan spesifik membuat orang lebih mengerti
apa yang dibutuhkan.
2.
Tujuannya harus berada diantara level kesulitan sedang hingga tinggi. Secara
keseluruhan, penelitian mendukung ide bahwa tujuan yang lebih sulit membuat
penampilan lebih baik daripada tujuan biasa.
3.
Karyawan harus menerima tujuan. Maksudnya dia harus mau berusaha untuk
mencapainya.
5.
Tujuan yang di-set bisa lebih parsitipatif untuk mencapai tujuan. Berpartisipasi
dalam mencapai tujuan membantu seseorang mengerti apa yang diharapkan
darinya.
Psikolog I/O dan yang lainnya terus mengikuti perhatian aktif dalam
mengatur tujuan sebagai motivasi yang berpengaruh, tidak seperti teori kognitif
lainnya. 5 prinsip dasar akan terus dikembangkan, tetapi penelitian sekarang lebih
focus pada bagaimana dan kenapa pengaturan tujuan berhasil daripada apa yang
dilakukannya.
D. Model Penguatan Motivasi Kerja
Pendekatan penguatan motivasi tidak dikembangkan sebagai teori
motivasi. Pada kenyataannya, itu bukan teori sama sekali, tapi satu set prinsipprinsip yang berkaitan dengan perilaku hasil. Prinsip-prinsip ini telah ditarik dari
data
akumulasi
awalnya
dalam
perilaku
belajar
dari
pengaturan
akan berkurang. Usaha kerja juga berkurang, tapi lebih secara bertahap, ketika
ternyata tidak dihargai atau dihukum.
Sebuah pendekatan penguatan murni motivasi yang didasarkan pada efek
bahwa penguatan dari lingkungan memiliki usaha kerjayaitu, extrinsic
reinforcement. Penguatan ini disediakan oleh informal reward, misalnya pujian
atau pengakuan, sama baiknya oleh reward organisasi formal, misalnya, bonus,
tugas kerja menarik, kantor yang lebih besar, atau promosi. Kebanyakan psikolog
I/O yakin bahwa intrinsic reinforcement (reward yang diberi untuk dirinya
sendiri, misalnya rasa bangga dan perasaan prestasi) yang juga penting untuk
motivasi kerja; beberapa orang yakin itu relatif lebih penting.
1. Jadwal Penguatan
Hal ini tidak praktis untuk menilai setiap peristiwa dan setiap upaya
perilaku yang diinginkan pada bagian dari setiap karyawan dalam organisasi
setiap kali itu terjadi, dan tidak diperlukan. Waktu studi penghargaan (dari jadwal
penguatan, dalam bahasa psikologi) menunjukkan bahwa perilaku akan
berlangsung untuk waktu yang cukup lama jika hanya sesekali diperkuat. Ada
empat jadwal penguatan dasar. Jadwal tetap secara konsisten hadir, baik setelah
periode tertentu, dalam kasus yang disebut jadwal interval tetap, atau setelah
perilaku tertentu, dalam hal ini disebut rasio tetap (setelah setiap 100 unit
produksi, misalnya ).
Berdasarkan jadwal variabel penguatan, penghargaan diberikan kepada
interval yang berbeda. Jika perilaku independen interval (karyawan menerima
"baik dilakukan" setiap kali bos akan berpikir), jadwal itu disebut interval. Jika
penghargaan variabel datang setelah berbagai jumlah perilaku, disebut jadwal
rasio variabel.
Data dari ribuan percobaan tidak meninggalkan keraguan bahwa tingkat
kinerja tertinggi dari setiap perilaku jangka panjang diperoleh melalui penggunaan
jadwal variabel rasio.Sesekali pola penguatan dalam interval tak terduga dengan
mudah sesuai dengan kendala dari organisasi modern yang sibuk, setidaknya
sejauh sebagai perilaku yang bersangkutan dengan penguat informal.
tentang
apa
yang
kelompok
orang
temukan
cukup
untuk
Mendesain pekerjaan dan desain ulang strategi untuk membuat pekerjaan lebih
menarik dan menantang akan memiliki efek positif pada tingkat keseluruhan
usaha karyawan dalam organisasi.
Mencoba untuk merancang pekerjaan untuk memenuhi atas dipostulasikan
level tidak perlu selalu praktis, juga tidak selalu diperlukan.
Orang-orang berbeda dalam apa yang mereka inginkan dari situasi
pekerjaan.
Namun, kebijakan desain atau desain ulang pekerjaan layak untuk menjadi
lebih menarik dan menantang kesempatan untuk melakukannya muncul, mereka
akan menawarkan lingkup yang lebih bagi karyawan yang ingin pekerjaan
Namun demikian, kebijakan merancang atau mendesain ulang pekerjaan
yang layak untuk menjadi lebih menarik dan menantang, mereka berkesempatan
untuk melakukannya dimana akan menimbulkan penawaran lingkup yang lebih
bagi karyawan yang menginginkan pekerjaan.
dan keterampilan
dengan
persyaratan pekerjaan akan memiliki efek positif pada tingkat keseluruhan usaha
karyawan dalam organisasi.
Klarifikasi peran bahwa kemampuan bermain di motivasi merupakan salah
satu kontribusi yang lebih penting yang dibuat oleh teori harapan.Kuncinya
terletak pada upaya-harapan kinerja.Sebuah harapan yang rendah berarti berlaku:
"Bahkan jika saya mengerahkan upaya substansial, tidak mungkin bahwa saya
dapat melakukan dengan standar yang diperlukan untuk menerima hasil saya
menghargai" dalam banyak kasus, kemudian, "kurangnya motivasi" mungkin
mencerminkan keyakinan bahwa usaha tidak akan mengkompensasi kekurangan
yang dirasakan dalam kemampuan.Kemungkinan ini mengarah langsung ke
hipotesis berikutnya.
5
Sebuah program pelatihan kerja formal akan memiliki efek positif pada tingkat
keseluruhan upaya karyawan dalam suatu organisasi.
Pelatihan berkaitan dengan motivasi dalam beberapa cara. Motivasi
karyawan baru sering tinggi pada awalnya, dan kualitas pelatihan baik dapat
memperkuat atau mengurangi motivasi ini.Selain itu, upaya-kinerja harapan
Konsep dari teori harapan motivasi menunjukkan bahwa kepercayaan yang
diperoleh selama pelatihan dapat menjadi pengaruh penting pada upaya yang
dimasukkan ke dalam tugas pekerjaan.Kurangnya kepercayaan karyawan mampu
melakukan pekerjaan juga dapat mempengaruhi usaha nya di mana "apa gunanya"
mode dijelaskan diawal.Tak seorangpun yang suka melihat dirinya terlihat tidak
cakap di depan orang lain, dan kurangnya usaha adalah salah satu cara seseorang
untuk dapat mempertahankan diri terhadap kemungkinan ini.Sikap disampaikan
adalah: "saya bisa melakukannya jika saya mencoba, tapi siapa yang peduli?"
Nyaman dan sesuai kondisi kerja fisik dan alat-alat yang memadai, alat bantu
kerja, informasi, dan sumber daya lain akan memiliki efek positif pada tingkat
keseluruhan upaya karyawan dalam suatu organisasi.
Jika ada satu set variabel yang cenderung diabaikan secara konsisten oleh
mereka tertarik pada motivasi, yang ditemukan di Lingkungan fisik. Upayakinerja teori harapan konsep titik harapan umum penting untuk memastikan
bahwa lingkungan mendukung upaya karyawan.Sebuah "Apa gunanya?"Sikap
dapat dipupuk oleh kesadaran bahwa kondisi membuatnya mencapai kinerja yang
diinginkan mungkin juga oleh kurangnya kemampuan atau pelatihan. Diantara
kondisi tekanan waktu yang tidak realistis, kurangnya ruang atau privasi, alat
bantu kerja yang tidak memadai atau usang, dan informasi yang tidak memadai,
pekerja , bahan baku, atau sumber daya lain untuk melakukan pekerjaan dengan
benar.
7
Sebuah sistem penilaian kinerja yang baik akan memiliki efek positif pada tingkat
keseluruhan karyawan dalam sebuah organisasi.
Penilaian kinerja, seperti pelatihan, memiliki sejumlah hubungan dengan
motivasi.Yang paling jelas adalah bahwa kemungkinan mendapatkan evaluasi
yang baik dapat berfungsi sebagai aktif untuk melakukan dengan baik, dan
menerima evaluasi yang baik dapat menjadi bala bantuan positif.Untuk upaya
dengan yang dicapai. Harapan teori motivasi juga menunjukkan bahwa penilaian
kinerja merupakan sumber informasi relatif penting terhadap komponen harapan
upaya-kinerja teori. Jika semua keluar-upaya yang diikuti secara teratur dengan
evaluasi kinerja rata-rata, misalnya, usaha-kinerja harapan individu dan tingkat
motivasi mungkin menurunkan.
Selain memberikan informasi tentang upaya-harapan kinerja, penilaian
kinerja juga memberikan informasi tentang instrumental dari kinerja pekerjaan
untuk mencapai hasil yang berharga.Kinerja hasil penilaian sering didasarkan
pada organisasi yang mengalokasikan penghargaan seperti promosi kenaikan gaji
dan peluang karir yang diinginkan.Jika karena alasan tertentu, penilaian kinerja
metode yang digunakan tidak membuat perbedaan yang berarti antara tingkat
kinerja individu, hubungan penting rusak.
Untuk kinerja yang baik dianggap sebagai instrumen untuk mencapai
manfaat organisasi, harus melihat dan mengakui sebagai kinerja yang baik. Jika
Tidak, maka teori harapan umum memprediksi motivasi kerja akan berkurang.
Prediksi ini didukung oleh teori keseimbangan kognitif motivasi juga. Karyawan
yang melihat bahwa orang lain yang bekerja kurang keras atau kurang efektif
menerima penghargaan yang sama dapat menangani ketidaksetaraan ini dirasakan
dengan mengurangi usaha mereka sendiri.
Tujuan yang jelas yang dapat diukur lebih efektif daripada kabur-lakukan-anda
terbaik-instruksi dalam meningkatkan keseluruhan upaya karyawan dalam suatu
organisasi.
Tujuan yang jelas dinyatakan dalam sedemikian rupa sehingga orang
bisa tahu kapan mereka telah terpenuhi membantu untuk mengatur dan
mengarahkan upaya mereka,kebanyakan orang hanya merasa gampang untuk
bekerja
keras
ketika
mereka
tahu
apa
yang
mereka
coba
untuk
Tujuan pekerjaan yang cukup sulit untuk menantang akan memiliki efek positif
pada tingkat keseluruhan upaya karyawan dalam sebuah organisasi
Hipotesis 9 tidak sesuai, karena ada setidaknya satu ketidaksepakatan
teoritis utama tentang hubungan antara kesulitan tujuan dan motivasi.
Banyak penyelidikan telah menemukan bahwa tujuan yang sulit cenderung
lebih efektif untuk meningkatkan usaha kerja.
Di sisi lain, kebutuhan untuk penelitian tentang prestasi menunjukkan
bahwa upaya yang lebih besar akan dimasukkan ke tujuan yang tidak terlalu
mudah juga tidak begitu sulit untuk dianggap sebagai tercapai.
Kedua teori dan penelitan yang relevan, bagaimanapun, berada dalam
kesepakatan bahwa tujuan sangat mudah tidak merangsang upaya peningkatan.
4. Hipotesis Berdasarkan Model Penguatan
Karena prinsip dasar dari model penguatan adalah bahwa orang
mengerahkan upaya dalam perilaku yang telah rewarted, implikasi dari model ini
untuk motivasi harus dilakukan secara eksklusif dengan imbalan.
10 Hadiah untuk perilaku yang diinginkan akan memiliki efek positif pada tingkat
keseluruhan upaya karyawan dalam suatu organisasi.
Prinsip yang diinginkan penghargaan perilaku kerja tampaknya kebutuhan
hampir terlalu jelas dinyatakan, tapi psikolog I / O yang mencoba untuk
membantu memecahkan masalah bisnis organisasi kerja sering dipacu oleh sejauh
mana perilaku kerja yang diinginkan oleh manajemen diabaikan.Ini benar perilaku
seperti ketepatan waktu, membantu orang lain, perilaku kreatif, kehadiran
diandalkan, dan kepatuhan terhadap aturan, peraturan, dan prosedur operasi
standar, serta kinerja pekerjaan.Mengabaikan perilaku kerja yang diinginkan
bukanlah satu-satunya cara di mana organisasi sering gagal untuk mengikuti
prinsip-prinsip paling dasar penguatan.Hal ini juga tidak jarang untuk menemukan
karyawan yang dihargai atas perilaku yang tidak diinginkan.
5. Concluding Remarks
Hipotesis tentang cara meningkatkan upaya karyawan, atau motivasi, yang
ditetapkan di sini diambil secara langsung dari literatur teoritis dan penelitian
tentang motivasi kerja.
Pada tingkat terapan, motivasi dapat dilihat sebagai strategi untuk mengambil
jangka panjang, pendekatan proaktif motivasi dengan menggabungkan apa yang
diketahui tentang subjek ini ke fungsi yang sedang berlangsung dari sebuah
organisasi. dampak motivasi dari strategi dapat diuraikan secara bertahap, tetapi
juga akan menjadi kumulatif. Semakin besar koordinasi dan integrasi kegiatan
yang relevan sehubungan dengan implikasi motivasi mereka, semakin besar
dampak yang seharusnya terjadi.
F. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sebuah sikap, yang secara hipotetis membangun
sama halnya seperti motivasi dan kebutuhan hal yang tidak dapat diamati, tapi
yang ada tidaknya diyakini berhubungan dengan pola perilaku tertentu.
Singkatnya, seseorang yang merasa puas dalam bekerja akan lebih menyukai
pekerjaannya. Darimanakah kepuasan kerja itu muncul dan bagaimana cara
mengukurnya? Apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dan variabel pribadi
tertentu, seperti jenis kelamin, umur, dan pendidikan?Apa kepuasan kerja
mempengaruhi perilaku kerja individu dan aspek lain dari hidupnya?
1. Arti dan Pengukuran Kepuasan Kerja
kerja, status dan prestise kerja, pengertian rekan kerja, kebijakan evaluasi kinerja
perusahaan, praktek manajemen umum, sub-ordinat pengawas hubungan, otonomi
dan tanggung jawab pada pekerjaan, peluang untuk menggunakan pengetahuan
dan keterampilan, serta kesempatan untuk mengembangkan karir.
Semua komponen yang tercatat telah digunakan dalam penelitian
Psikologi Industri Organisasi, itu cukup bisa digunakan untuk pengukuran
kepuasan kerja yang bervariasi.Jumlah aspek yang diukur bervariasi juga, pilihan
tertentu dari jumlah dan jenis aspek untuk mengukur biasanya tergantung pada
pertanyaan penelitian.Jika seorang Psikolog Industri Organisasi hanya tertarik
pada hubungan antara turnover (pergantian) dan kepuasan karyawan dengan
pengawasan dalam organisasi, misalnya, tentang kepuasan karyawan dengan gaji
atau rekan kerja.Bahkan jika kepentingan penelitian cukup spesifik, tidak perlu
untuk setiap penyidik membangun skala komponen spesifik pada setiap studi
kepuasan kerja.Sebaliknya, itu adalah praktek yang umum dalam kasus tersebut
dengan hanya menggunakan sebagian (satu atau lebih sub-skala) dari skala yang
telah dibuat. Salah satu yang paling populer dari variabel multifaset adalah Job
Descriptive Index (Indeks Job Deskriptif) (Smith, Kendall & Hulim, 1969)
Job Descriptive Index (JDI) adalah skala dari lima aspek yang digunakan
untuk mengukur kepuasan atau ketidakpuasan dengan pekerjaan, supervisi, upah,
kesempatan promosi, dan rekan kerja. Instrumen terdiri dari serangkaian kata
yang bersifat deskriptif atau frase yang relevan dengan masing-masing dari lima
aspek pekerjaan. (skala yang dibuat oleh The Andrews dan Withey juga mengukur
lima aspek, tetapi hanya satu pertanyaan yang ditanya pada masing-masing).
Responden diminta untuk menjawab ya, tidak, atau tidak tahu / tidak dapat
memutuskan.
JDI telah digunakan dan dikembangkan selama 35 tahun belakangan.Oleh
karena itu hasil penelitian dapat dipercaya kapabilitiasnya dan penerapannya pada
kelompok demografis yang berbeda (seperti kulit hitam/ kulit putih, laki-laki/
perempuan, manajer/ non manajer) dapat digunakan secara luas.Namun disamping
itu, beberapa peneliti juga mempertanyakan mengenai prosedur penilaian serta
terdapat juga kelemahan dalam mengidentifikasi secara statistik. Bentuk skala
penelitian tidak bisa dihilangkan, tetapi ada langkah-langkah tertentu yang dapat
diambil untuk mengurangi itu. Ini termasuk menggunakan kuesioner dengan
tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi, pengujian petunjuk untuk kejelasan,
subjek menjamin anonimitas, dan menggunakan ukuran sampel cukup besar untuk
menganggap bahwa respons bisa didistribusikan secara acak
2. Kejadian dan Parameter Kepuasan Kerja
Sejauh mana karyawan organisasi secara umum puas atau tidak puas
dengan pekerjaan mereka adalah pertanyaan yang telah ditangani oleh survei lokal
dan nasional secara berkala selama bertahun-tahun. Sebagian besar survei
bergantung pada ukuran single-item global kepuasan kerja, dan kebanyakan
menemukan orang-orang yang relatif lebih puas dibandingkan yang tidak puas.
Tetapi angka ini rata-rata berbasis (biasanya) pada ratusan bahkan sampai ribuan
subjek.
Siapa yang puas?
Pertanyaan tentang kemungkinan adanya perbedaan kepuasan kerja antara
subkelompok dari berbagai karyawan (seperti pria / wanita, tua / muda, dan fulltime / part-time) telah diteliti berkali-kali. Salah satu temuan yang lebih konsisten
dalam penelitian korelasi positif antara usia dan kepuasan kerja, yaitu kepuasan
kerja cenderung berbanding lurus dengan usia karyawan. Penelitian lebih baru
bahkan membuka kemungkinan bahwa bagaimanpun kesimpulan ini terlalu
sederhana. Contohnya disediakan oleh data pada Gambar 6-7 (hal: 218).
Figur tersebut menyajikan hasil dari sebuah studi yang menemukan
kepuasan kerja yang bervariasi, baik atas dan ke bawah, selama kehidupan kerja
individu. Kepuasan dalam kelompok usia 20-an menurun karena perbedaan antara
ideal dan realitas ( "reality shock") mengenai kerja dan pekerjaan tertentu
membuat mereka jatuh. Sebagai individu yang menyesuaikan dengan kenyataan
ini dan mulai untuk mencapai tujuan-tujuan karir, meningkatkan kepuasan dan
pada akhirnya mencapai puncaknya terkadang pada usia akhir 30-an hingga awal
40-an. Mengikuti suatu "krisis karir pertengahan yang sering terjadi di tengahtengah hingga akhir 40-an. Kepuasan dihidupkan kembali sebagai krisis ini
diselesaikan, tapi itu mulai menurun lagi saat individu mempersiapkan untuk
pensiun ( "preretirement").
Data dalam figur menawarkan sebuah contoh yang sangat baik dari
peringatan yang berlaku untuk menarik kesimpulan dari data correlational. Jika
grafik adalah gambaran yang akurat tentang realitas, kesimpulan yang sangat
berbeda dapat ditarik tentang kepuasan kerja dan usia, tergantung pada distribusi
usia yang sebenarnya dari sampel. Memang, kemudian penelitian mendukung
hipotesis bahwa hubungan antara usia dan kepuasan kerja bukan linear yang
langsung tetapi mungkin dikelola oleh sejumlah variabel.
Dasar perbedaan kepuasan kerja antara pria dan wanita adalah
kemungkinan lain yang telah lama menarik psikolog I/O. Beberapa peneliti telah
melaporkan satu jenis kelamin (biasanya wanita) untuk menjadi lebih puas
daripada yang lain, tetapi tidak ada perbedaan yang dapat diandalkan dalam
kepuasan kerja karena jenis kelamin telah muncul dari garis penyelidikan ini
ketika diperiksa secara keseluruhan. Sumber kepuasan kerja bagi laki-laki dan
perempuan adalah kondisi kerja dan outcomes yang mereka anggap secara pribadi
adalah menguntungkan.Ini berbeda dari satu orang ke yang berikutnya, tetapi
mereka tidak lagi dapat diramalkan oleh jenis kelamin berbeda, jika mereka
pernah melakukannya.
Kepribadian dan Kepuasan Kerja
Perbedaan pencaarian kepuasan kerja diantara kelompok masyarakat luas
didefinisikan berdasarkan beberapa karakteristik deskriptif yang dapat diamati,
seperti usia atau jenis kelamin yang secara keseluruhan tidak semua yang
produktif, karena dari hasil penelitian karakteristik tersebut jalurnya semakin
lama semakin jauh dari sebelumnya. Seiring dengan kemunculan variabel
kepribadian pada bidang yang lain, banyak peneliti yang beralih perhatiannya
pada peran yang memungkinkan bahwa kepribadian bermain dalam kepuasan
kerja. Hipotesis dasar dari penelitian ini adalah bahwa manusia memiliki sifatsifat yang stabil yang mempengaruhi mereka untuk menjadi puas atau tidak puas
dengan pekerjaan tanpa memperhatikan situasi kerja yang sebenarnya.
good worker
merupakan
istilah yang
source
of
satisfaction
Pride
Accomplishment
Recognition
Advancement
Challenge
Location of company
Prestige of company
Hours worked
Benefits
Working conditions
Oppurtunity to socialize
Light work load
Job security
Irrelevant to performance
None
Negatif
L.N.
1998.
ContemporaryIndustrial/Organizational
Psychology.