Anda di halaman 1dari 36

Seorang Pasien dengan Penyakit Ginjal

Kronik stage V yang disebabkan oleh


Hipertensi Nefro Sklerosis.
PEMBIMBING
dr. Cerelia Sugeng Sp PD
dr. Meidy Elim
Frelly Welong
Melisa Kembuan

PENDAHULUAN
Definisi
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses
patofisiologi dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif & umumnya berakhir dengan gagal
ginjal.
Gagal ginjal -> suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
irreversible yang memerlukan terapi pengganti
ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal.

Penyebab gagal ginjal kronik tersering dibagi atas :

Infeksi tubulointerstisial : pielonefritis kronik

Peradangan : glomerulunefritis

Hipertensi : nefrosklerosis, stenosis arteri renalis;

Gangguan jaringan ikat : LSE, sklerosis sistemik

Kongenital : penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus


ginjal

Metabolik : diabetes melitus, gout, dll

Nefropati toksik : nefropati timah

Nefropati obstruktif : batu ginjal, hiperplasi prostat,


tumor

Hipertensi
Hipertensi -> faktor pemicu utama terjadi penyakit
ginjal akut / ginjal kronik, merupakan penyebab
kejadian gagal ginjal tahap akhir terbanyak setelah
DM. Penyakit ginjal yang disebabkan karena hipertensi
disebut nefropati hipertensi (HNS), terjadi karena
kerusakan

vaskularisasi

di

ginjal

oleh

adanya

peningkatan tekanan darah akut maupun kronik.

Laporan Kasus
Perempuan 71 thn MRS 29 Oktober 2014 dengan
keluhan utama Mual muntah. Mual muntah dirasakan
oleh penderita sejak 4 hari SMRS. Mual mulai
menghebat ketika penderita minum jamu. Muntah
lebih dari 3 kali dalam sehari, volume 200 cc isi
makanan dan minuman, darah tidak ada, lendir tidak
ada. Nyeri ulu hati dan lemah badan juga dirasakan.
BAB/BAK biasa.

Laporan Kasus
RPD -> penderita baru keluar RS 10 hari yl, dengan
keluhan yang sama di diagnosa dengan CKD Stage V.
Riw. HPT sejak 40 tahun yl namun tidak terkontrol
(pasien tidak teratur minum obat). Riw. asam urat &
kolesterol sejak 1 bulan yang lalu, minum obat tapi
penderita lupa nama obat.
RPK / RPS -> hanya penderita yang sakit seperti ini,
penderita tidak minum alkohol, tidak merokok.

Pemeriksaan Fisik
KU tampak sakit sedang, kes: CM, TD 160/100 mmHg,
N 74 x/m, regular, isi cukup, R: 22 x/m , SB 36,8C, TB
160 cm, BB 60 kg, dengan IMT 23,4.
Pemeriksaan kepala Konjungtiva anemis, sklera tidak
ikterik. Leher tidak ada pembesaran KGB, trakea letak
di tengah, JVP 5+0 cm H2O.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dada, inspeksi terlihat pergerakan
dinding dada simetris, palpasi stem fremitus kanan
dan kiri sama. Perkusi paru kiri dan kanan sonor. Pada
auskultasi suara pernapasan vesikuler, tidak ada ronki
dan wheezing.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan jantung, inspeksi iktus kordis tidak
terlihat, palpasi iktus kordis teraba kuat angkat,
perkusi batas jantung kiri pada intercostal V linea
midklavikula sinistra dan pada batas jantung kanan
pada intercostal IV linea parasternalis dextra. Denyut
jantung regular, suara jantung I dan II terdengar
normal.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan perut datar, lemas, nyeri tekan
epigastrium tidak ada, nyeri tekan suprapubik tidak
ada, hepar dan lien tidak teraba, bising usus positif
normal. Ekstremitas hangat, tidak ada edema pada
kedua tungkai.

Hasil Laboratorium
Hasil laboratorium saat MRS:
Hb 11,9 g/dL, eritrosit 1,57x106 sel/L, leukosit
11.300 sel/L, eritrosit 4,13x106 sel/L, trombosit
364x103sel/L, hematokrit 35,7%, ureum 158 mg/dL,
kreatinin 4,9 mg/dL, GDS 85 mg/dL, natrium 132
mEq/L, kalium 4,3 mEq/L, klorida 99 mEq/L.
LFG : (140 umur) x BB x 0,85 : 72 x creatinin serum
hasil -> 9,97 ml/menit/1,73 m2 -> CKD stage V.

Diagnosis dan terapi


Diagnosa ditegakkan : CKD stage V et causa HNS,
Hipertensi St. II, anemia renal pada penyakit ginjal
kronis dd/ occult bleeding dan sindrom dyspepsia et
causa gastropathy uremicum.

Diagnosis dan terapi


Terapi yang diberikan IVFD NaCl 0,9 % (14 gtt/m) ,
Valsartan 80 mg 1-0-0, Domperidone 3x1 tab ac,
Ranitidine

inj

2x1

amp

(iv),

diet

protein

0,8

gr/kgBB/hr, diet kalori 36 kgBB/hr, pasang kateter,


takar urinbalans cairan. R/ konsul divisi ginjal,
pemeriksaan SGOT, SGPT, protein total, albumin,
globulin, calcium, phospat,UL, X-Foto thorax &
kontrol EKG.

Follow up
Hari perawatan pertama, 29 Oktober 2014.
Keluhan mual muntah mulai berkurang, nyeri ulu hati
berkurang. Pemeriksaan fisik ditemukan KU tampak
sakit sedang, kes CM. TD 130/80 mmHg, N 80 x/m, R
24 x/m, SB 36,50C. Penderita di diagnosis dengan CKD
stage V e.c HNS, hipertensi terkontrol, anemia renal,
sindrom dyspepsia et causa gastropathy uremicum.

Follow up
Hari perawatan pertama, 29 Oktober 2014.
Terapi yang diberikan IVFD NaCl 0.9 % (14gtt/m),
Valsartan 80 mg 1-0-0, Domperidone 3x1 tab ac,
Ranitidine

inj

2x1

amp

(iv),

diet

protein

0,6

gr/kgBB/hr, diet kalori 2000 kkal/hr, takar urine


-balans cairan. Rencana pemeriksaan SGOT, SGPT,
protein total, albumin, globulin, calcium, phospat,
dan kontrol EKG.

Follow up
Hari perawatan kedua, 30 Oktober 2014.
Keluhan mual muntah pasien berkurang, nyeri ulu hati
juga berkurang. Pemeriksaan fisik ditemukan KU
tampak sakit sedang, kes CM. TD 120/80 mmHg, N 78
x/m, R 20 x/m, SB 36,5oC. Penderita di diagnosis dgn
CKD stage V e.c HNS, hipertensi terkontrol, anemia
renal,

sindrom

uremicum.

dyspepsia

et

causa

gastropathy

Terapi yang diberikan masih sama

Follow up
Hari perawatan ketiga, 31 Oktober 2014.
Keluhan nyeri ulu hati. KU sedang, kes CM. TD 110/70
mmHg, N 68 x/m , R 16 x/m , SB 36,0oC. Hasil lab Hb
9.8, leu 10.400, erit 3.51, tromb 332.000, hematokrit
29.8%, prot. total 6.4, alb 2.9, glob 3.5, na 125, kal
3.7, Cl 95. Penderita di diagnosis dgn CKD stage V e.c
HNS, HPT terkontrol, anemia renal, sind. dyspepsia
e.c. gastropathy uremicum.

Follow up
Hari perawatan ketiga, 31 Oktober 2014.
Terapi yang diberikan IVFD NaCl 0.9 % (14gtt/m),
Valsartan 80 mg 1-0-0, Domperidone 3x1 tab ac di
stop, Ranitidine inj 2x1 amp (iv) diganti dengan
Omeprazole 2x1 caps, diet protein 36 gr/hr, diet kalori
2000

kkal/hr,

takar

urinebalans

cairan.

R/

pemeriksaan SGOT, SGPT, protein total, albumin,


globulin, calcium, phospat.

Follow up
Hari perawatan keempat, 01 November 2014.
Keluhan

pasien

mual,

muntah,

nyeri

ulu

hati.

Pemeriksaan fisik ditemukan KU tampak sakit sedang,


kes CM. Terdapat conjunctiva anemis. TD 120/80
mmHg, N 80 x/m, R 18 x/m, SB 36,0o C. Penderita di
diagnosis dgn CKD stage V e.c HNS, hipertensi
terkontrol, anemia renal, sindrom dyspepsia e.c.
gastropathy uremicum. Terapi yg di beri masih sama
ditambah dengan Ondancentron inj 3x1 amp.

Follow up
Hari perawatan kelima, 02 November 2014.
Keluhan mual dan muntah berkurang, nyeri ulu hati
masih ada. Terdapat conjunctiva anemis. TD 120/80
mmHg, N 80 x/m, R 18 x/m, SB 36,0oC. Penderita di
diagnosis dgn CKD stage V e.c HNS, hipertensi
terkontrol, anemia renal, sindrom dyspepsia e.c.
gastropathy uremicum. Terapi yang diberikan sama
dengan terapi sebelumnya.

Follow up
Hari perawatan keenam, 03 November 2014.
Keluhan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan conjunctiva anemis. TD 130/60 mmHg, N
90 x/m, R 22 x/m, SB 36,0oC. Penderita di diagnosis
dengan CKD stage V e.c HNS, hipertensi terkontrol,
anemia renal, sindrom dyspepsia e.c. gastropathy
uremicum.

Follow up
Hari perawatan keenam, 03 November 2014.
Terapi yang diberikan IVFD Nacl 0,9% (14 gtt/mnt),
Valsartan 80 mg 1-0-0, Ondancentron inj 3x1 amp
diganti

Metoclopramide

inj

3x1

amp

(k/p),

Omeprazole caps diganti Omeprazole inj 2x1 amp iv,


diet protein 36 gr/hr, diet kalori 2000 kkal/hr, takar
urine balans cairan.

Follow up
Hari perawatan ketujuh, 04 November 2014.
Keluhan nyeri ulu hati berkurang. PF -> conjunctiva
anemis. TD 140/100 mmHg, N 74 x/m, R 20 x/m, SB
36,2oC. Lab -> Hb 8.6, leu 7.900, erit 2.01, trombosit
204.000, HT 25.4%, Ur 135, Cr 6.9, GDS 85, prot total
6.4, alb 2.9, glob 3.5, Asam urat darah 9.8, total lipid
185, trigliserida 94, na 126, k 3.9, Cl 103. Penderita di
diagnosis dgn CKD stage V e.c HNS, HPT st. I, anemia
renal, sind dyspepsia e.c. gastropathy uremicum,
hiponatremi & hiperuricemia.

Follow up
Hari perawatan ketujuh, 04 November 2014.
Terapi yang diberikan IVFD Nacl 0,9% (14 gtt/mnt),
Omeprazole inj 2x1 amp iv, Metoclopramide inj 3x1
amp (k/p), ditambahkan Amlodipine 10 mg 1-0-0,
Valsartan 80 mg 1-0-0, diet protein 36 gr/hr, diet
kalori 2000 kkal/hr, takar urine balans cairan.
Ditambahkan terapi Bicnat 3x1 caps, Asam folat 3x1
tab dan R/ Transfusi PRC 230 cc/hari (2 hari) s/d Hb >
10 g/L.

Follow up
Hari perawatan kedelapan, 05 November 2014.
Keluhan nyeri di tungkai kaki kanan dan kiri.
Pemeriksaan fisik terdapat conjunctiva anemis. Status
lokalis : nyeri di ankle D/S tidak hiperemis tapi panas
pada perabaan. TD 130/90 mmHg, N 88 , R 20 x/m, SB
36,5oC. Penderita di diagnosis dgn CKD stage V e.c HNS
dd/

gouthy

nephropathy,

HPT

terkontrol,

sind

dyspepsia e.c. gastropathy uremicum, anemia renal,


hiponatremia, hiperuricemia, GA kronis.

Follow up
Hari perawatan kedelapan, 05 November 2014.
Terapi yang diberikan IVFD Nacl 0,9% (14 gtt/mnt),
Omeprazole inj 2x1 amp iv diganti Omeprazole caps
2x1, Metoclopramide inj 3x1 amp (k/p), Amlodipine 10
mg 1-0-0, Valsartan 80 mg 1-0-0, Bicnat 3x1 caps,
Asam folat 3x1 tab, transfusi PRC 230 cc/hari (2 hari)
s/d Hb > 10 g/L premed furosemide 1 amp iv (transfusi
hari pertama), di tambah Recolfar 2x1, diet protein 30
gr/hr, diet kalori 2000 kkal/hr, takar urine balans
cairan.

Follow up
Hari perawatan kesembilan, 06 November 2014.
Kel. nyeri di tungkai kaki kanan dan kiri. Pemeriksaan
fisik terdapat conjunctiva anemis. Status lokalis :
nyeri di ankle D/S tidak hiperemis tapi panas pada
perabaan. TD 130/90 mmHg, N 88 x/m, R 20 x/m, SB
36,5oC. Penderita di diagnosis dengan CKD stage V e.c
HNS dd/ gouthy nephropathy, HPT terkontrol, sindrom
dyspepsia

e.c.

gastropathy

uremicum,anemia

renal,hiponatremia, hiperuricemia, GA kronis. Terapi


masih sama (transfusi PRC hari kedua)

Follow up
Hari perawatan kesepuluh, 07 November 2014.
Keluhan nyeri di tungkai kaki sudah tidak ada.
Pemeriksaan fisik ditemukan conjunctiva anemis. TD
130/80 mmHg, N 80 x/m, R 20 x/m, SB 36,50C.
Penderita di diagnosis dengan CKD stage V e.c HNS
dd/ gouthy nephropathy, HPT terkontrol, anemia
renal, hiponatremia, hiperuricemia, Gout Arthritis.
Terapi sama hanya pemberian Recolfar di hentikan. R/
pemeriksaan kontrol DL, Na, K, Cl, Ur, Cr dan konsul
divisi ginjal.

Follow up
Hari perawatan kesepuluh, 07 November 2014.
Hasil lab sore
Hb 11.2, leukosit 7.000, eritrosit 2.92, trombosit
213.000, hematokrit 33,6 %, Ur 118, Cr 5.7, Na 138,
3.6, Cl 105.

Follow up
Hari perawatan kesebelas, 08 November 2014.
Keluhan tidak ada. TD 120/80 mmHg, N 80 x/m, R 20
x/m, SB 36,5oC. Penderita di diagnosis dgn CKD stage
V e.c HNS dd/ gouthy nephropathy, HPT terkontrol,
post anemia renal, hiperuricemia, Gout Arthritis.
Terapi sama ditambahkan Allopurinol 100 mg 1-0-0,
Asam folat 3x1 tab stop, Bicnat 3x1 caps stop, diet
protein 30 gr/hr, diet kalori 2000 kkal/hr, takar urine
balans cairan. Rencana lepas infus dan lepas
kateter.

Follow up
Hari perawatan keduabelas, 09 November 2014.
Keluhan tidak ada.pemeriksaan fisik KU tampak cukup,
kes CM. TD 120/80 mmHg, N 80 x/m,R 20 x/m, SB
36,70C. Penderita di diagnosis dgn CKD stage V e.c
HNS, HPT terkontrol, hiperuricemia, Gout Arthritis.
Pasien pulang rawat jalan dgn terapi Omz caps 2x1,
Amlodipine 10 mg 1-0-0, Valsartan 80 mg 1-0-0,
Allopurinol 100 mg 1-0-0. kontrol di Poli Interna, Poli
Ginjal dan Hipertensi, serta Poli Gizi RSUP Prof. Dr.
R.D. Kandou Manado.

KESIMPULAN
Perempuan, 71 tahun diagnosis Penyakit Ginjal
Kronik stage V yang disebabkan oleh hipertensi nefro
sklerosis, sindrom dyspepsia e.c. suspect gastropathy
uremicum, anemia renal, diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Penderita diberikan terapi konservatif berupa
terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya yaitu hipertensi
dengan pemberian amlodipin 10 mg 1-0-0 & valsartan 80 mg
0-0-1.

KESIMPULAN
Selain itu juga di berikan omeprazole inj 2x1 inj
intravena yang kemudian diganti dengan omeprazole caps
2x1, ondancentron 3x1 intravena yang distop lalu diganti
dengan metoclopramide inj 3x1 ampul intravena sebagai
terapi untuk sindrom dispepsia.
Untuk penanganan hiperurisemia dan nyeri pada
kedua pergelangan kaki diberikan Allopurinol 100mg 0-0-1
dan Recolfar 2x0,5 mg.

KESIMPULAN
Untuk penanganan anemia renal telah dilakukan
transfusi PRC 230/hari sampai Hb 10 gr/dL. Pada terapi
konservatif ini juga dilakukan pemantauan balans cairan
dan pengaturan diet dengan di berikan asupan gizi 1800
kalori per hari dan kebutuhan protein 48 gr/hari.
Selama 12 hari perawatan penderita mengalami
perbaikan secara klinis, selanjutnya mengikuti rawat jalan
pada poliklinik interna, poliklinik ginjal dan hipertensi dan
poliklinik gizi di RSUP Prof. Kandou Manado.

Demikianlah telah dilaporkan sebuah laporan


kasus seorang penderita Penyakit Ginjal Kronik yang
disebabkan oleh hipertensi yang dirawat di BLU RSUP
Prof. Dr. R. D Kandou Manado.

Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai