Sample
Sample
dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti
Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan besar kecilnya sampel, antara lain:
1. Degree of homogenity dari populasi, makin homogin populasi makin sedikit jumlah
sampel yang diambil
2. Pressisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat pressisi yang dikehendaki makin banyak
jumlah sampel yang diambil
3. Rencana analisa
4. Tenaga biaya dan waktu
3.
Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua:
a.
b.
Non-Probability Sampling.
2. Sampling kuota, (quota sampling), teknik sampling yang didasarkan pada terpenuhinya
jumlah sample yang diinginkan (ditentukan)
3. Sampling aksidental, sample yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada, misalnya
dengan menanyai siapa saja yang ditemui dijalanuntuk meminta pendapat tentang
kenaikan harga sembako
4. Purposive sampling, teknik pengambilan sample didasrkan atas tujuan tertentu. (orang
yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel)
5. Sampling jenuh (sensus),
6. Snowball sampling, dimulai dari kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan
kawan masing-masing. Kemudian kawan tersebut diminta untuk menunjukkan kawannya
lagi dan seterusnya sampai secukupnya.
n= Jumlah sample,
N= Jumlah Populasi,
d = Presisi yang inginkan (misal 5 % atau 10 %)
Populasi dan smapelThe Population is the group of individuals having one characteristic
that distinguishes them from other groups. The Target Population or Sampling Frame is
the actual list of sampling units from which the sample is selected. The Sample is the
group of participants in a study selected from the target population from which the
researcher generalizes to the target population. (CRESWELL) Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualiatas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
(SUGIYONO) Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam
lainnya. Populasi juga bukan sekedar banyaknya objek/subjek yang diteliti, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
Konsep populasi SAMPEL POPULASI TARGET ATAU KERANGKA SAMPEL
POPULASI Contoh, bila populasi terdiri atas guru SMA. Pada tingkat yang lebih
spesifik, penelitian tidak mempelajari semua guru SMA. Peneliti bisa mendapatkan
daftar dari semua guru SMA di salah satu wilayah. Daftar ini merupakan populasi target
atau kerangka sampel. Daftar atau catatan individu dalam suatu populasi menandakan
bahwa peneliti telah mendapatkan calon sampel. Dari populasi target, selanjutnya
peneliti dapat memilih sampel.
Jenis populasi POPULASI TERBATAS Misalnya, 5.000 orang dai pada awal tahun
1999, dengan karakteristik; masa belajar di pesantren 10 tahun, lulusan pendidikan Timur
Tengah, dan lain-lain. POPULASI TAK TERBATAS Misalnya, dai di Indonesia,
berarti jumlahnya harus dihitung sejak dai pertama ada sampai sekarang dan yang akan
datang. Jumlah POPULASI HOMOGEN Misalnya, seorang dokter yang akan melihat
golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak
perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah, hasilnya akan sama saja. POPULASI
HETEREOGEN Misalnya, jumlah ulama di Jakarta, dan jumlah mahasiswa Islam di
Yogyakarta. Keduanya perlu ditetapkan batas-batasnya Masalah.
Menentukan populasi Manase Malo: (1) isi, (2) Satuan, (3) cakupan, (4) waktu.
Misalnya, penelitian tentang Alih Kode dan Campur Kode Guru SD Negeri di
Kecamatan Bogor Timur tahun 2013. Maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4
faktor tersebut: WAKTU Tahun 2013 CAKUPAN Kecamatan Bogor Timur SATUAN
Guru tetap (bukan honorer) ISI Semua Guru SD Negeri *Kelas 4
SAMPEL Creswell Sampel adalah perwakilan dari kelompok yang telah diseleksi dari
populasi target sehingga peneliti dapat mengeneralisasikan hasil penelitian yang
diperoleh ke dalam populasi target. Sugiyono Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jadi, sampel adalah perwakilan/bagian dari
jumlah kelompok dengan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang
baik, kesimpulannya dapat dikenakan kepada populasi (representatif). Mengapa perlu
sampling? 1. Menghemat sumber daya, waktu, tenaga dan pikiran. 2. Kecepatan
mendapatkan informasi. 3. Ruang lingkup (cakupan) lebih luas. 4. Lebih mudah
dibandingkan sensus.
Tahapan Pemilihan Sampel Penentuan Populasi Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel
Penentuan Metode Pemilihan Sampel Penentuan Prosedur Pemilihan Jumlah Sampel
Penentuan Jumlah Sampel Pemilihan Unit Sampel Aktual Data sampel (Kuantitatif atau
Kualitatif) Analisis data Kesimpulan dan saran Populasi
Sampling Penelitian Kuantitatif Sampel dalam Penelitian Kuantitatif dinamakan
responden. Bersifat sampel statistik. Sampel harus mewakili populasi dengan
karakteristik yang unik (representatif). Keputusan mengenai responden harus dilakukan
oleh peneliti untuk memaksimalkan kemampuan generalisasi penelitian. Model
Generalisasi Penelitian Kuantitatif
Teknik Sampling Penelitian Kuantitatif Teknik Sampling Probability Sampling
Nonprobability Sampling 1. Simple random sampling 2. Proportionate stratisfied random
sampling 3. Disproportionate stratisfied random sampling 4. Cluster Sampling (Area
sampling) 1. Sampling sistematis 2. Sampling kuota 3. Sampling aksidental 4. Purposive
sampling 5. Sampling jenuh 6. Snowball sampling (SUGIYONO)
Probability Sampling Simple random sampling Pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Besarnya
populasi harus diketahui oleh peneliti Populasi Homogen Dapat dilakukan dengan
pengundian, dan tabel bilangan acak. Proportionate stratisfied random sampling
Digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis
Populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional Kriteria jelas untuk
menstratifikasi Diketahui jumlah tiap tingkatan Disproportionate stratisfied random
sampling Jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional Cluster
Sampling (Area sampling) Populasi tidak terdiri dari individu- individu, melainkan
terdiri dari kelompok- kelompok individu (populasi mini). Digunakan bila populasi
tidak mendapat kerangka sampling
Contoh Probability Sampling Simple random sampling Populasi terdiri dari 500 orang
mahasiswa program S1 (unit sampling. Jumalh sampel yang ditentukan 150 orang dari
populasi. Dilakukan dengan undian maupun tabel bilangan acak. Proportionate stratisfied
random sampling Jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900,
SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan
tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel. Disproportionate stratisfied
random sampling Misalnya, pegawai dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang
lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai
sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan denan kelompok S1,
SMU dan SMP. Cluster Sampling (Area sampling) Di Indonesia terdapat 34 provinsi,
dan sampelnya akan menggunakan 10 provinsi, maka pengambilan 10 provinsi itu perlu
menggunakan stratified random sampling.
Nonprobability Sampling Sampling sistematis Teknik penentuan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sampling kuota Teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri- ciri tertentu sampai
jumlah (kuota) yang diinginkan. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau
quorum tertentu terhadap kelompok. Sampling aksidental Teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data. Sampling Jenuh Teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil
sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Misalnya,
Penelitian kasus korupsi Hambalang. KPK meminta sejumlah saksi dan bukti dari
tersangka yang terlibat korupsi sebagai sumber data. Grounded Theory Prosedur dimana
mengumpulkan pengamatan, percakapan, wawancara, catatan publik, responden buku
harian dan jurnal. Kajian dalam bidang pendidikan, sosial, keperawatan, ilmu politik,
dan psikologi Peneliti sendiri sebagai personal refleksi atau instrumen penelitian.
Proses pengambilan sampel sumber data dalam penelitian kualitatif A J D B H C F E G I
Purposive sampling dan snowball Pengumpulan Data Zigzag dan Analisis Mencapai
Kejenuhan Kategori (Grounded Theory)
Kesalahan Sampling Kesalahan Cakupan Kesalahan yang terjadi bila elemen sampel
tertentu tidak diperhitungkan, atau bila seluruh populasi tidak diwakili secara tepat oleh
kerangka sampel. Peneliti menyeleksi sendiri dengan memiliki daftar sampel yang telah
tersusun. Kesalahan Sampling Tidak memperkirakan nilai populasi Peneliti menyeleksi
besarnya sampel dari populasi yang mungkin Kesalahan Pengukuran Tidak berdasarkan
pertimbangan teoretis (manasuka) Peneliti menggunakan instrumen yang baik, jelas,
tidak ambigu, baik pertanyaan maupun pilihan jawaban. Kesalahan nonrespons
Kesalahan akibat perbedaan statistik antara survei yang hanya memasukkan responden
yang merespon dan juga responden yang gagal (tidak) merespon). Peneliti menggunakan
prosedur administrasi yang ketat untuk mencapai tingginya tingkat jawaban yang
mungkin.
Ringkasan Materi Tahapan Pemilihan Sampel Kuantitatif Kualitatif Penentuan Populasi
Besar (Orang, benda, hewan, tumbuhan, dll) Kecil (Situasi Sosial) Penentuan Kerangka
Pemilihan Sampel Representatif (mewakili) Representatif (mewakili) Penentuan Metode
Pemilihan Sampel Probability dan Nonprobability Purposive sampling, dan snowball
sampling Penentuan Prosedur Pemilihan Jumlah Sampel Sampel statistik Sampel teoretis
Penentuan Jumlah Sampel Ditentukan sejak awal Tergantung pada tingkat
ketelitian/kepercayaan Berkembang selama proses penelitian Informasi yang maksimum
Pemilihan Unit Sampel Aktual Dikontrol Redundansi (datanya telah jenuh) Data
Random (acak) Deskripsi, narasi, ucapan, catatan lapangan, video, transkrip Pelaksaan
Penelitian Setelah selesai pengumpulan data Deduktif Menggunakan statistik untuk
menguji hipotesis Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian Induktif Mencari
pola, model, teori Hasil penelitian Digeneralisasikan ke dalam populasi Ditransfer ke
dalam kasus sosial yang diteliti
Teknik penarikan sampel, dimana setiap unsure atau elemen sampling diberi
kesempatan yang sama dan persis sama untuk diikutkan/dipilih dalam sample.
Syarat dalam penarikan sample probabilitas adalah tersedianya daftar anggota populasi atau
daftar unsure/elemen populasi (kerangka sample/sampling frame).
Beberapa teknik probability sampling
1. Simple Random Sampling ( Penarikan sample secara Random/Acak Sederhana)
Caranya :
5. Multistage Sampling
(Penarikan Sampel Secara Bertahap)
Hampir sama dengan cluster, dengan tahap lebih dari satu kali (misal propinsi, kabupaten,
kecamatan, kelurahan/desa dan seterusnya)
6. Area Sampling
( Penarikan Sampel Wilayah)
Dibutuhkan suatu foto udara yang jelas dan rinci dari wilayah yang akan diteliti, sehingga
dapat diketahui blok-blok yang ada seperti perumahan, pertokoan.
Cara ini membutuhkan kemampuan dan pengetahuan yang baik dari peneliti
terhadap populasi penelitian.
Untuk menentukan siapa yang menjadi anggota sample, maka peneliti harus benar-benar
mengetahui dan beranggapan bahwa orang yang dipilihnya dapat memberikan informasi yang
diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian.
2. Quota Sampling
(Penarikan Sampel Jatah)
Cara ini mirip dengan stratified sampling, yaitu dengan membagi populasi ke dalam subsub populasi sesuai dengan fokus penelitian.
Penarikan sample jatah dilakukan bila peneliti tidak dapat mengetahui jumlah yang rinci
dari setiap strata populasinya.
3. Snow-ball Sampling
(Penarikan Sampel Bola Salju)
Cara penarikan sampel ini dimulai dengan jumlah yang sedikit akhirnya menjadi banyak,
dengan beberapa tahap.
Selanjutnya orang-orang tersebut akan berperan sebagai titik awal penarikan sampel
selanjutnya.
Salah satu kelemahannya adalah sampel yang pada tahap berikutnya adalah orang-orang terdekat
(peer group). Karena itu orang pertama dipilih lebih dari satu.
4. Sequential Sampling
Penarikan sample ini dimulai dengan pengambilan sample dalam jumlah kecil, kemudian data
dianalisis.
Jika hasilnya masih diragukan, maka sample diambil yang lebih besar dan seterusnya.
5. Accidental/Haphazard Sampling (Penarikan Sampel Secara Kebetulan)
Penarikan sample ini dilakukan dengan cara memilih orang yang kebetulan ditemui.