PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Syukur Alhamdulillah ke haribaan Tuhan YME, atas terselenggaranya
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) oleh Fakultas Syariah, IAIN
Walisongo Semarang yang dimulai sejak 12 Oktober sampai dengan 28
Oktober 2011. Kegiatan tersebut merupakan serangkaian kurikulum
akademik yang harus dituntaskan oleh setiap mahasiswa. Yang mana,
praktek tersebut berkesinambungan dengan mata kuliah yang telah
dipelajari selama perkuliahan untuk diaplikasikan dalam bentuk nyata.
Selain itu, PPL ini merupakan lapangan untuk mengetahui sejauh
mana profesionalisme mahasiswa dalam me-aplikasikan ilmu yang telah
didapatinya. Agar tidak ketinggalan dengan mahasiswa hukum lainnya.
Maka dari itu, tidak hanya dalam ranah keislaman saja, tapi juga di ranah
umum. Maksudnya adalah mahasiswa syariah yang melaksanakan PPL,
tidak hanya di Pengadilan Agama Semarang dan KUA Ngaliyan atau KUA
Tugu, melainkan juga di Pengadilan Negri Semarang.
Sehingga, praktek tersebut dirasa perlu untuk dilaksanakan. Selain
dapat aplikasi diri, juga dapat mengetahui secara langsung peran-peran di
dalamnya, untuk kemudian dapat menduduki jabatan tersebut. Misalnya :
Bagaimana
sebenarnya
tugas
panitera
dalam
Pengadilan
Agama/Pengadilan Negri, Kemudian Majlis Hakim saat bertutur dan
menghadapi orang yang berperkara, dll. Maka, praktek ini perlu
dilaksanakan,guna menunjang kreatifitas diri dan kesiapan dalam
bersaing di dunia hukum dan realita kehidupan yang ada.
Praktikum adalah kegiatan intrakulikuler yang dilaksanakan oleh
mahasiswa dalam bentuk latihan keterampilan, penambahan wawasan,
dalam rangka penguasaan kompetensi sesuai dengan program studi yang
terkait sebagai bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan kurikulum
Fakultas Syariah.
Praktek Pengalaman Lapangan ialah kegiatan belajar mahasiswa
yang dilakukan di lapangan untuk mengintegrasikan pengetahuan teoritis
yang diperoleh dalam perkuliahan dengan pengalaman praktek di
lapangan sesuai dengan kompetensi Fakultas Syariah.
Maka dari itu, praktik tersebut melibatkan instansi-instansi yang
berkompeten dalam bidang perdata, pidana maupun hukum lainnya,
seperti : Kantor Urusan Agama (KUA) Ngaliyan dan Kantor Urussan Agama
(KUA) Tugu, yang diintegralkan dengan kemampuan mahasiswa dalam
urusan Munakahat, Wakaf, dll; Pengadilan Agama (PA) Semarang,
berintegrasi terhadap kemampuan mahasiswa dalam beracara perdata;
dan Pengadilan Negri (PN) Semarang, kaitannya dengan uji kompetensi
mahasiswa dalam beracara pidana.
B.
Tujuan dan Fungsi
Secara umum, praktek ini bertujuan untuk meningkatkan keahlian
dan profesionalitas mahasiswa sesuai dengan kompetensi yang ada dalam
prodi/jurusan studi, serta mengembangkan ilmu dengan praktek langsung
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Tugas dan Wewenang KUA dalam Penanganan NTCR dan Wakaf
Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan instansi pemerintah di
Kecamatan yang bergelut dalam keislaman. Yakni berkaitan dengan Nikah,
Talak, Cerai, Rujuk (NTCR) dan Wakaf. Akan tetapi, setelah munculnya UU
No. 7 tahun 1989, urusan talak dan cerai menjadi wewenang Pengadilan
Agama. Kantor Urusan Agama, tidak hanya berhenti di situ saja, tapi juga
berperan dalam hal penasihat, pembinaan, dan pelestarian perkawinan
yang dikenal dengan BP4.
Sebagaimana UU No. 1 tahun 1978, Pasal 5 (1),(2) dan (3) yakni :
1) Kepala KUA ditunjuk sebagai Petugas Pencatat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW).
2) Administrasi perwakafan diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama
Kecamatan.
3) Dalam hal suatu Kecamatan tidak ada Kantor Urusan Agama-nya, maka
kepala Kanwil Depag menunjuk kepala KUA terdekat sebagai Pegawai
Pencatat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) di Kecamatan tersebut.
Tugas Pokok KUA sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan
Mentri Agama No. 517 tahun 2001 tentang Penataan Organisasi KUA
Kecamatan adalah melaksanakan sebagian tugas Kementrian Agama
Kabupaten, maka KUA memiliki fungsi, antara lain :
a) Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi;
b) Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan,
pengetikan, dan rumah tangga Kantor Urusan Agama Kecamatan;
c) Melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina
masjid, zakat, wakaf, baitul mal, dan ibadah sosial, kependudukan dan
pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan
Haji berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Jadi, Kepala KUA tidak hanya berkutat dalam urusan nikah atau rujuk
saja. Melainkan bertugas sebagai Pegawai Pencatat Akta Ikrar Wakaf
(PPAIW) kaitannya dengan perwakafan dan urusan-urusan lain yang
berhubungan dengan urusan agama Islam. Yang mana, hal tersebut
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk atau aturan yang ada. Seperti : UU
No. 1 tahun 1978 tentang Perwakafan, UU No. 22 tahun 1946 tentang
Pencatatan NTCR, Keputusan Mentri Agama No. 517 tahun 2001 tentang
Tugas/Fungsi KUA, dll.
B.
Tugas dan Wewenang Pengadilan Agama
Pan. Muda
Permohonan
Juru Sita
Pengganti
Ketua PN
Wakil Ketua PN
Panitera/Sekertaris Panitera
Wakil
Panitera
Wakil Sekertaris
Kasubag
BAB III
PELAKSANAAN
A.
Pembekalan PPL
Pembekalan dilaksanakan oleh pihak Fakultas Syariah, pada tanggal
12-13 Oktober 2011. Dengan rincian agenda :
Acara pembukaan.
Rabu, 12 Oktober 2011 dimulai pukul 08.00 WIB di ruang sidang Fakultas
Syariah. Acara ini dihadiri oleh 79 mahasiswa peserta PPL yang telah
terdaftar secara sah, dan dihadiri oleh Bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag.,
selaku Pembantu Dekan I sekaligus PLT Dekan beserta Panitia PPL.
Sebelum acara tersebut dibuka oleh Bapak Abdul Ghofur, terlebih dahulu
ketua panitia (Bapak Rahman) melaporkan rentetan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh peserta PPL dan jumlah keseluruhan mahasiswa yang
mengikuti PPL. Yang mana, kegiatan ini diikuti oleh tiga (3) Jurusan, yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Formulir N-7
: pemberitahuan kehendak nikah;
Formulir
N-8
:
pemberitahuan
adanya
halangan/kekurangan
persayaratan;
Formulir N-9
: penolakan pernikahan.
Setelah semua persyaratan terpenuhi, selanjutnya data tersebut
dimasukkan dalam formulir NB untuk dicek kelengkapanya. Dan formulir
ini dibawa saat akad nikah dilangsungkan. Prosesi pernikahan secara
administrasi ialah sebagai berikut :
Pemeriksaan ulang terhadap berkas-berkas
Doa nikah
Pembacaan sighat talik
Tanda tangan
Pengesahan
Setelah menerangkan panjang lebar, masuk lah pada prosesi
simulasi akad nikah sebagai pamungkas dari materi yang disampaikan
oleh bapak Fadlan, dengan pemeran:
Aslamiyah
: calon mempelai perempuan
Fauzan Fikri
: calon mempelai laki-laki
Habidin
: wali dari perempuan
Ibadurrahman
: saksi I
Muhammad basir : saksi II
Muhson
: mudin
Materi Perwakafan dari KUA Tugu oleh Bapak Abidin,
menerangkan tentang pencatatan wakaf. Seusai memperkenalkan diri
kepada peserta pembekalan, beliau menerangkan sebendel formulir yang
dibawa dan sudah digandakan untuk peserta.
+ Pertama, surat pernyataan wakaf. Yang mana, di dalam formulir
tersebut terdapat identitas wakif, kemudian jenis benda, saksi-saksi, anakanak.
+ Kedua, bentuk W.K. adalah formulir mengenai surat keterangan kepala
desa tentang perwakafan tanah milik.
+ Lembar ketiga, surat keterangan tidak sengketa.
+ Lembar selanjutnya, surat kuasa dari pihak pertama (wakif) kepada
pihak kedua (nadzir).
+ Formulir bentuk W.1 tentang ikrar wakaf.
+ W.2 tentang akta ikrar wakaf.
+ Formulir selanjutnya, W.3 mengenai akta pengganti akta ikrar wakaf.
+ Formulir W.3a merupakan salinan akta pengganti akta ikrar wakaf.
+ Formulir W.5 dan W.5a berisi surat pengesahan nadzir.
+ Terakhir adalah W.7 berisi pemohonan pendaftaran tanah wakaf dari
KUA setempat.
Materi tersebut adalah materi pamungkas dalam agenda
pembekalan. Dalam setiap materi yang disampaikan, antusias peserta
sangat besar dengan adanya lontaran pertanyaan-pertanyaan. Setelah
seluruh materi terlampaui, panitia PPL fakultas yang pada kesempatan
siang itu diwakili oleh bapak Munthaha, menyampaikan pesan-pesan
B.
C.
1.
2.
3.
4.
A.
BAB V
KESIMPULAN
A.
1.
2.
3.
B.
Kesimpulan
Dari pelaksanaan PPL di Pengadilan Agama Semarang dan
Pengadilan Negri Semarang, penyusun menyimpulkan hasil laporan
sebagai berikut :
Bahwa PPL yang dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 28 Oktober 2011
oleh fakultas merupakan sarana positif untuk menjadikan mahasiswa
semakin profesional di samping materi teoritik.
Bahwa proses pencatatan pernikahan dan perwakafan merupakan
materi yang penting bagi mahasiswa untuk mengetahui secara jelas
pengisian formulir dan pemenuhan syarat-syaratnya. Dalam perwakafan,
dibuat surat pernyataan wakaf mengenai bendanya, wakif dan nadzir.
Selain itu, sebagai Petugas Pencatat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) dipegang
oleh KUA.
Bahwa dengan adanya praktek lapangan tersebut, mahasiswa jadi
paham dengan dunia peradilan. Dengan maksud agar mahasiswa syariah
tidak kalah saing dengan mahasiswa hukum lainnya. Selain itu,
mahasiswa semakin paham dengan proses acara persidangan yang detail
dan langsung dipraktekkan, baik dalam pengadilan agama maupun
pengadilan negri.
Penutup
Dengan demikian laporan ini saya susun. Pastilah banyak
kekurangan di dalamnya, maka dari itu mohon kritik dan saran yang
konstruktif untuk memperbaiki laporan selanjutnya. Agar lebih baik dari
sebelumnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya, untuk dijadikan sebagai tambahan dan
wacana dalam laporan PPL selanjutnya.