Anda di halaman 1dari 8

SITE INVESTEGATION REPORT

GERAKAN TANAH DESA JINGKANG


KECAMATAN KARANGJAMBU KAB PURBALINGGA

oleh :
TIM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
1.
2.
3.
4.

Arwan Apriyono, ST, M.Eng


Sumiyanto, ST, MT
Hari Prasetijo, ST, MT
Azis Wisnu W.N., ST, M.Eng

JURUSAN TEKNIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNVERSITAS JENDERAL SODIRMAN
TAHUN 2013
i

HALAMAN PENGESAHAN

SITE INVESTEGATION REPORT

GERAKAN TANAH DESA JINGKANG


KECAMATAN KARANGJAMBU KAB PURBALINGGA

oleh :
TIM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

Purbalingga, 14 Mei 2013


Ketua Tim

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik

Hari Prasetijo, ST, MT


NIP. 19730822 200012 1 001

Arwan Apriyono, ST, M.Eng


NIP. 19820426 200501 1 003

ii

A.

Pendahuluan
Laporan ini merupakan hasil site investegation terhadap lokasi gerakan tanah di

Desa Jingkang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga. Site investigation


dilakukan oleh Tim Geoteknik dari Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal
Soedirman, bersama dengan Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Purbalingga pada Tanggal 2 Mei 2013. Hasil site investegation akan
digunakan sebagai dasar rekomendasi terhadap kondisi gerakan tanah yang terjadi.
Kecamatan Karangjambu adalah kecamatan

yang terletak di bagian utara

wilayah Kabupaten Purbalingga. Secara geografis, kecamatan ini berbatasan langsung


dengan Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Banjarnegara. Kondisi topografi
Kecamatan Karangjambu, sebagian besar memiliki kontur pegunungan. Hal ini
menyebabkan banyak daerah di wilayah Kecamatan Karangjambu berpotensi terjadi
bencana tanah longsor. Berdasarkan data yang diambil dari Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kabupaten Purbalingga Tahun 2009, sebagian besar wilayah di Kecamatan
Karangjambu rawan terhadap tanah longsor (Gambar 1). Desa Jingkang terletak di
Kecamatan Karangjambu bagian utara.

Gambar 1 Peta rawan longsor Kabupaten Purbalingga (Bappeda Purbalingga, 2009).


Data yang digunakan pada laporan ini berupa data primer dari pengamatan
langsung kondisi lapangan dan data sekunder dari beberapa sumber yang sesuai.
Pengamatan dilakukan terhadap kondisi topografi, jenis tanah (secara visual), tata guna
lahan, dan gerakan tanah yang telah terjadi. Data akan digunakan sebagai dasar analisis
kondisi gerakan tanah di lokasi tersebut.
1

B.

Diskripsi Kondisi Lapangan


Desa Jingkang secara geografis terletak di koordinat sekitar 7,2o LS; 109,4o BT

pada ketinggian 600 650 MDPL. Secara umum, topografi di Desa Jingkang
merupakan daerah lereng pegunungan dengan kemiringan yang cukup curam.
Kemiringan tanah berkisar 45o sampai dengan 90o. Peta Topografi Desa Jingkang dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Peta Topografi Jingkang Karangjambu.


Tataguna Lahan di Desa Jingkang berupa area persawahan tadah hujan yang
diselingi dengan tanaman budidaya masyarakat (pisang, ketela dll). Perumahan
penduduk terletak di sela-sela persawahan tersebut. Vegetasi-vegetasi yang tidak keras
seperti sengon dan kelapa juga terdapat di desa tersebut. Secara lebih jelas tataguna
lahan di Desa Jingkang dapat di lihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Tataguna lahan di Desa Jingkang.


2

Gerakan tanah di Desa Jingkang terjadi pada koordinat 7,208070o LS;


109,43916o BT pada ketinggian 642 MDPL ke arah N 190o E. Gerakan tanah ini terjadi
pada area yang cukup luas (sekitar 20 Ha) yang ditandai dengan adanya retakan tanah
berbentuk lingkaran sepanjang + 100 m. Akibat gerakan tanah, rumah yang terletak
pada area yang labil mengalami kerusakan yang cukup serius. Kondisi kerusakan
bangunan akibat gerakan tanah di Desa Jingkang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Kerusakan bangunan yang terjadi akibat gerakan tanah.


Berdasarkan pengamatan visual, jenis tanah di lokasi gerakan tanah Desa
Jingkang merupakan tanah lempung yang bercampur dengan material berbutir kasar.
Jenis tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan muda yang memiki kuat geser
sedang sampai rendah dan nilai permebilitas sedang sampai tinggi. Gambaran visual
stratigrafi tanah di area gerakan tanah Desa Jingkang dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Stratigrafi tanah di area gerakan tanah Desa Jingkang.


C.

Mekanisme dan Penyebab Gerakan Tanah


Gerakan tanah yang terjadi di Desa Jingkang merupakan tipe nendatan yang

terjadi pada area yang cukup luas. Bidang longsor berbentuk rotasional dengan crack
(retakan) mahkota longsor sudah terlihat sangat jelas. Arah retakan menuju bedrock
yang terletak di sungai dasar lereng. Mekanisme gerakan dan retakan longsor dapat
dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Mekanisme gerakan tanah dan retakan di Desa Jingkang.


4

Faktor utama penyebab gerakan tanah di Desa Jingkang adalah topografi lokasi.
Keseimbangan lereng relatif mudah tertanggu pada area yang memiliki kontur sangat
curam seperti yang terjadi di Jingkang. Hal ini didukung dengan jenis tanah di lokasi
tersebut yang merupakan tanah lempung bercampur butiran kasar. Jenis tanah ini
memiliki nilai kohesi tanah yang rendah dan permeabilitas yang cukup tinggi. Kondisi
ini diperparah dengan tataguna lahan di daerah tersebut. Pemanfaatan lokasi dataran
tinggi sebagai area persawahan tidak direkomedasikan karena menggangggu stabilitas
lereng. Penambahan bangunan di area gerakan tanah juga mengakibatkan tanah menjadi
tidak stabil.
Berdasarkan keterangan dari warga, gerakan tanah di lokasi tersebut baru
pertama kali ini terjadi. Pengamatan dari citra satelit yang diambil pada tahun 2010 dan
tahun 2012, menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang cukup signifikan terhadap tata
guna lahan di lokasi gerakan tanah. Penambahan beban bangunan dan penggalian lereng
untuk area persawanan, kami indikasikan sebagai pemicu terjadinya gerakan. Gambar
citra satelit lokasi gerakan tanah pada tahun 2010 dan tahun 2012 dapat dilihat pada
Gambar 7.

Gambar 7 Perpandingan citra satelit pada tahun 2010 dan tahun 2012.

D.

Rekomendasi terhadap kejadian gerakan tanah


Berdasarkan analisis mekanisme dan penyeban gerakan di Desa Jingkang, dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.


1.

Gerakan tanah di Desa jingkang merupakan tipe nendatan dengan bidang


longsoran berbentuk rotasional yang terjadi pada area yang cukup luas.

2.

Berdasarkan pengamatan visual, gerakan tanah tersebut sudah mengakibatkan


kerusakan yang cukup parah pada bangunan yang terletak di daerah yang labil.

3.

Apabila keseimbangan lereng tersebut semakin terganggu, memungkinkan


terjadinya slope failure (keruntuhan lereng) pada durasi yang sangat cepat yang
dapat membahayakan keselamatan warga di lokasi gerakan dan di bawahnya,
akibat runtuhan material longsor.

Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, kami merekomendasikan untuk segera dilakukan


evakuasi terhadap warga yang berada di area gerakan tanah dan berada di bawah area
gerakan tanah.

Anda mungkin juga menyukai