Bab I-V Fikss
Bab I-V Fikss
PENDAHULUAN
peningkatan
dan
pencegahan
penyakit
yang
penyandang
mengatakan
Cacat,
bahwa
ayat
lansia
1).
berhak
Kemsos
untuk
RI
(2012),
mendapatkan
dalam
pengelolaan
masalah
kesehatannya,
yaitu
sebagai
salah
satu
upaya
pemerintah
dalam
Posyandu
lansia
merupakan
pengembangan
dari
perempuan
dilaksanakan
dan
setiap
laki-laki.
tanggal
17
Pelayanan
setiap
posyandu
bulannya,
yang
(pemeriksaan
tekanan
darah,
pemeriksaan
karakterisktik
sosial
masyarakat
yang
individu
dari
orang
yang
berarti,
baik
secara
didefenisikan
berdasarkan
kehadiran
atau
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
adakah hubungan antara perilaku lansia dan dukungan
keluarga terhadap pentingnya
posyandu lansia di
(2009)
Wonosobo,
Kecamatan
Semampir
hubungan
dengan
kunjungan
lansia
ke
tingkat
pendidikan,
kondisi
sosial
ekomoni,
penelitian
tentang
hubungan
antara
keluarga terhadap
pentingnya
posyandu
lansia
dengan mendalam.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui adakah hubungan perilaku lansia dan
dukungan keluarga terhadap pentingnya
posyandu
c.
lansia
terhadap
c.
Lansia.
Program Studi Ilmu Keperawatan
Perawat dapat mengetahui cara atau langkah yang
dapat
d.
dilakukan
dalam
memberikan
asuhan
e.
meningkatkan
minat
lansia
untuk
tentang
keperawatan gerontik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Lansia
2.1.1
Pengertian
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh
kembang.
Menurut
Stanley
&
Beare
(2007),
usia 75 tahun
10
penurunan
kemampuan
tubuh
untuk
2.1.2
65
65 - 74
75- 90
90 >
11
2.1.3
c.
12
Lansia
dapat
merubah
rencana
kehidupannya.
keluarga.
Menyesuaikan diri terhadap kematian pasangan.
Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian
pasangan, teman, dan kadang anak. Kehilangan ini
kadang sulit untuk diselesaikan, apalagi pada lansia
yang menggantungkan hidupnya pada seseorang
e.
sebagai
koping
dan
menyangkal
13
menjaga
mereka.
dan
meningkatkan
Posyandu
lansia
derajat
adalah
kesehatan
suatu
forum
masyarakat
dan
untuk
masyarakat
yang
lansia
adalah
suatu
bentuk
kerja
Puskesmas.
lansia
berupa
Katerpaduan
dalam
keterpaduan
pada
posyandu
lansia
adalah
untuk
sebagai berikut:
a. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik
sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang
mendukung.
b. Memelihara kemandirian secara maksimal.
c.
Melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan
memadai.
14
d.
e.
spiritual.
f. Sebagai sarana untuk menyalurkan minat lansia.
g. Meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia.
h. Meningkatkan
kemampuan
lansia
untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatankegiatan lain yang menunjang sesuai dengan
kebutuhan.
Menurut Erfandi (2008), tujuan posyandu lansia secara
garis besar yakni (1) meningkatnya jangkauan pelayanan
kesehatan
lansia
di
masyarakat,
sehingga
terbentuk
peran
2000)
sasaran
15
2.2.5
Siburian
(2008),
pemerhati
masalah
16
penyakit
maupun
ekstrinsik
(yang
disadari
dan
frekuensinya
sering.
yang
cukup
berat
sehingga
merupakan
salah
satu
covalencence,
skin
interity
17
(gangguan
panca
indera,
komunikasi,
gerakan,
sebagai
makanan
akibat
yang
dari
kurang
penyakit
dan
berkurangnya
lingkungan
maupun
kondisi
bergizi.
Impecunity
(tidak
punya
uang),
semakin
obat-obatan),
18
akibat obat-obatan.
Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan
oleh lansia, mereka mengalami sulit untuk masuk
dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan
mudah terbangun, tidur dengan banyak mimpi,
jika terbangun akan susah tidur lagi, terbangun
ketidak-
mampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan
senggama yang memuaskan yang terjadi paling
sedikit tiga bulan. Hal ini disebabkan karena
terjadi hambatan aliran darah ke dalam alat
kelamin sebagai adanya kekuatan pada dinding
pembuluh darah, baik karena proses menua atau
penyakit.
2.2.6
posyandu
balita.
Menurut
Fallen
2010,
19
badan.
Meja II: Pencatatan berat badan, tinggi badan dan
index massa tubuh (IMT); juga pelayanan
kesehatan seperti pengobatan sederhana
c.
2.2.7
a.
yaitu:
Pengetahuan
lansia
yang
rendah
tentang
segala
keterbatasan
atau
masalah
ini,
pengetahuan
lansia
menjadi
20
lansia.
Dukungan
keluarga
sangat
mengantar
lansia
ke
posyandu
dan
d.
kekuatan fisik.
Kader
posyandu
lansia
harus
mampu
untuk
memantau
pertumbuhan
dan
pendaftaran,
penimbangan,
pencatatan/
21
pengisian
KRS,
penyuluhan
dan
pelayanan
dan
diluar
pekerjaannya
rumah
dan
masing-masing
sibuk
dengan
sehingga
kurang
aktivitas sehari-hari,
maka status
perhatian,
penghargaan
atau
22
menolong
orang
dengan
sikap
menerima
individu
maupun
kelompok.
Dukungan
a.
Dukungan Informasional
Dukungan
informasional
yang
bersifat
lain
keluarga
mengetahui
anggota
mengenali
gejala-gejala
yang
terjadi
Dukungan Penilaian.
23
Keluarga
bertindak
sebagai
bimbingan
c.
Dukungan
emosional
(emotional
support)
Keluarga sebagai tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
24
dapat
memberikan
keuntungan
emosional
dan
2.3.2
a.
Berikut
tahap
proses
perubahan
perilaku:
Tahap kepatuhan / kesediaan
Dalam tahap ini individu memahami anjuran atau
instruksi petugas tanpa kerelaan dan seringkali
karena ingin menghindari hukuman atau sanksi
jika tidak patuh atau untuk memperoleh imbalan
yang dijanjikan jika mematuhi anjuran tersebut.
Perubahan yang terjadi dalam tahap ini hanya
dalam sifat sementara, artiya bahwa tindakan itu
dilakukan
b.
selama
masih
ada
pengawasan
petugas.
Tahap identifikasi
Dalam tahap ini kepatuhan individu berdasarkan
rasa terpaksa atau ketidakpahaman tentang
pentingnya
perilaku,
yaitu
kepatuhan
demi
25
menjaga
hubungan
kesehatan
atau
menganjurkan
c.
baik
tokoh
perubahan
dengan
petugas
masyarakat
tersebut.
yang
(change
agent).
Tahap internalisasi
Proses internalisasi ini dapat dicapai jika petugas
atau tokoh masyarakat merupakan seseorang
yang dapat dipercaya (kredebilitasnya tinggi)
yang dapat membuat individu memahami makna
dan
penggunaan
perilaku
tersebut
serta
dan
efek
samping
yang
tidak
menyenangkan.
d. Variabel psikososial seperti sikap terhadap tenaga
kesehatan,
penerimaan,
atau
penyangkalan
26
b.
kepadanya.
Kualitas interaksi
Kualitas interaksi antara profesional kesehatan
dan pasien merupakan bagian yang penting
c.
d.
untuk
memperkirakan
adanya
ego
yang
lebih
lemah
dan
yang
27
untuk
meningkatkan
sangat
kepatuhan,
kesehatan
pasien
maka
ketidak
mengurangi
biaya
kesehatan
serta
28
Gambar 2.1
2.3.6
KERANGKA PENELITIAN
Perilaku lansia
Dukungan
keluarga
Faktor-faktor yang
mempengaruhi:
1. Prasarana posyandu lansia
2. Sikap petugas posyandu
3. Latar belakang pendidikan
29
Keterangan:
: yang diteliti
: yang tidak diteliti.
2.3.7
Hipotesis
Menurut Sugiyono
30
BAB III
METODE PENELITIAN
31
3.2
Variabel
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang
digunakan yaitu variabel bebas (independent) dan
variabel
terikat
(dependen).
Sugiyono
(2009),
mempengaruhi
atau
yang
menjadi
sebab
b.
Defenisi Operasional
Defenisi operasional variabel merupakan
teori atau konsep yang dijabarkan dalam bentuk
variabel penelitian agar variabel tersebut mudah
dipahami, diukur atau diamati dibuat dalam
bentuk
defenisi operasional, Suyanto (2011).
32
Tabel 3.1
Defenisi Operasional variabel penelitian
No
Variabel
Defenisi
Oprerasional
1
2
Variabel dependen
Alat Ukur
1.
Perilaku
lansia
Kuesioner
Nomina
pertanyaan
l
yang
menyangkut
perilaku lansia
terhadap
pentingnya
posyandu
lansia dengan
menggunakan
jawaban
SL:
selalu (2) KK:
kadang-kadang
(1) dan TP:
tidak perna (0),
dengan
11
pertanyaan
Skor tertinggi:
25 dan skor
terendah: 10
Dengan
pengkategorian
perilaku lansia
adalah baik :
11 - 25 dan
tidak baik:
0 -10
2.
Kuesioner
Dengan
Kegiatan yang
dilakukan lansia
mulai dari sering
mengunjungi
posyandu lansia
untuk memeriksa
atau konsultasi
kesehatan,
melibatkan diri dalam
kegiatan posyandu
lansia, datang
posyandu lansia
setiap bulannya
untuk periksa
kesehatan.
Skala
Ukur
3
Hasil Ukur
4
33
keluarga
dimulai dari
mengantar pasien ke
posyandu,
memotivasi lansia
untuk melibatkan diri
dalam kegiatan yang
ada di posyandu
lansia, keluarga
menemani lansia
untuk mengecek
kesehatan lansia di
posyandu lansia dan
keluarga
mengingatkan lansia
untuk datang ke
posyandu lansia.
pertanyaan
yang
menyangkut
dukungan
keluarga
terhadap
pentingnya
posyandu
lansia dengan
menggunakan
jawaban SL:
selalu (2) KK:
kadang-kadang
(1) TP: tidak
pernah (0)
dengan 14
pertanyaan
Nomina
l
pengkategorian
dukungan
keluarga
adalah baik:
11-25 dan
kurang: 0- 10
No.
Variabel independent
3.
Pentingnya
posyandu
lansia
Sebagai tempat
untuk melakukan
pemeriksaan
kesehatan para
lansia, sebagai
tempat
penyuluhan yang
terkait dengan
kesehatan,
sebagai tempat
mengontrol
kesehatan
seperti:
hipertensi,
diabetes militus.
Kuesioner
pertanyaan
yang
menyangkut
pentingnya
posyandu
lansia dengan
menggunakan
jawaban S:
setuju (2) TS:
tidak setuju (1)
dengan
dengan 12
pertanyaan
Nominal
Dengan
pengkategoria
n pentingnya
posyandu
lansia adalah
baik: 11-25
dan kurang:
0- 10.
34
3.4.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling
jenuh
adalah
cara
pengambilan
sampel
dengan
jenuh.
Sampling
jenuh
adalah
teknik
35
3.6
36
random
sampling
yaitu
accidental
yang
3.6.1
Uji Validitas
Uji validitas menggunakan rumus koefisien
korelasi product moment.
ri =
[n.
XiYi - (
Xi2 (
Xi ) (Yi)
Xi)2 ][ n.
Yi 2- (
Yi)2 ]
Keterangan:
ri
= Koefisien Korelasi
= Jumlah Responden
Xi
= Skor Pertanyaan
Yi
= Skor Total
37
XiYi
Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran 2 kali atau
lebih
terhadap
gejala
yang
sama,
dengan
reliabilitas
instrumen
dapat
K
(K-1)
1-
si2
St 2
Keterangan :
38
ri
si2
St 2
= bilangan konstanta
Tingkat Reliabilitas
Kurang reliabel
Agak reliabel
Cukup reliabel
Reliabel
Sangat reliabel
dilakukan
Uji
Validitas
atau
pertanyaan
pada
50
sebanyak 36
dengan
pertanyaan
keluarga
13
posyandu
peryataan
12
dan
variable
peryataan,
dengan
39
dalam
tingkat
reliabel.
Penyebaran
Variabel
Item
Valid
Perilaku
Dukungan
Keluarga
Posyandu lansia
Jumlah
Total
1,2,3,4,6,7,8,
9,10,11
1,2,3,4,6,8,9,
10,11,12,13,
1,2,3,4,5,6,7,
8,9,10,11
32
Valid
Gugur
Gugur
5
10
5,7
11
12
11
32
40
a.
yang
telah
diperoleh,
meliputi:
kuesioner
yang
telah
diisi
oleh
dan
dilakukan
perhitungan
dengan
3.7.2
Analisa Data
a.
Analisa Univariat
Bertujuan
mendeskripsikan
untuk
menjelaskan
karakteristik
setiap
atau
variabel
2010).
Pada
penelitian
ini
41
Tabel 3.7.2
Analisa Univariat
Variablel
Dependen
Perilaku lansia
Dukungan keluarga
Independen
Posyandu lansia
b.
Analisa Bivariat
Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua
Sidorejo
Lor
Salatiga.
diuji
dengan
42
Etika Penelitian
Etika penelitian menurut Notoatmodjo (2010) adalah
suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan
penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
diteliti (responden). Etika penelitian yang harus diperhatikan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect
for human dignity). Beberapa yang terkait dengan
prinsip menghormati harkat dan martabat manusia
adalah peneliti mempersiapkan formulir persetujuan
subyek
(informed
penjelasan
consent)
manfaat
yang
penelitian
terdiri
serta
dari
jaminan
privasi
dan
kerahasiaan
subyek
43
menghormati,
dan
patuh
semua
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1
Analisis Univariat
Analisa
univariat
ini
dilakukan
untuk
yaitu
perilaku
lansia
dan
dukungan
4.1.1.1
Distribusi
Frekuensi
responden
berdasarkan
Jumlah responden
35
15
50
Presentase (%)
70 %
30 %
100 %
45
4.1.1.2
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan usia di wilayah
banyu putih timur RT 4/RW 1 Sidorejo Lor, Salatiga. (n=50)
Tingkat Usia
55- 65
65- 75
75- 85
Total
Jumlah responden
22
18
10
50
Presentase (%)
44 %
36 %
20 %
100 %
46
4.1.1.3
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
wilayah banyu putih timur RT 4/ RW 1 Sidorejo Lor Salatiga.
(n=50)
Tingkat Pendidikan
SD
SMP
SMA
SERJANA
SR(Sekolah Rakyat)
Total
Jumlah Responden
10
8
12
5
15
50
Presentase (%)
20 %
16 %
24 %
10 %
30 %
100 %
47
4.1.1.4
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
wilayah banyu putih timur RT 4/ RW 1 Sidorejo Lor, Salatiga.
(n=50)
Pekerjaan
IRT
Guru
Wiraswasta
PNS
Tidak Kerja
Total
Jumlah Responden
16
7
16
5
6
50
Presentase (%)
32 %
14 %
32 %
10 %
12 %
100 %
4.1.1.5
Distribusi
frekuensi
responden
berdasarkan
perilaku.
48
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku.
Peilaku
Banyaknya Reponden
Baik
Buruk
N
35
15
%
70
30
Total
50
100 %
4.1.1.6
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga.
49
Dukungan Informasi
Banyaknya Responden
Baik
Kurang
Dukungan Penilaian
Baik
Kurang
Dukungan Emosional
Baik
Kurang
Total
11
6
22
12
10
7
20
14
11
5
50
22
10
100 %
lansia
berdasarkan
dukungan
keluarga
dalam
kurang
sebanyak
responden
(10
%).
50
4.1.2.1
Tabel 4.7
Hubungan Perilaku Lansia terhadap Pentingnya Posyandu
Lansia di Wilayah Banyu Putih Timur RT 4 / RW 1 Sidorejo
Lor Salatiga (n= 50)
Correlations
Perilaku
lansia
Perilaku
lansia
Pearson
Correlation
Pentingnya
posyandu lansia
1
Sig. (2-tailed)
N
Pentingnya
posyandu
lansia
.208
.148
50
50
Pearson
Correlation
.208
Sig. (2-tailed)
.148
50
50
51
antara perilaku
lansia
terhadap
pentingnya
Hubungan
Dukungan
Keluarga
terhadap
Salatiga
Tabel 4.8
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Pentingnya
Posyandu Lansia di Wilayah Banyu Putih Timur RT 4/ RW 1
Sidorejo Lor Salatiga (n=50)
Correlations
Dukungan
Keluarga
Dukungan
keluarga
Pearson
Correlation
Pentingnya
posyandu lansia
1
Sig. (2-tailed)
N
Pentingnya
posyandu lansia
.009
.953
50
50
Pearson
Correlation
.009
Sig. (2-tailed)
.953
50
50
52
4.1.2.3
53
Pearson
Correlation
Posyandu
lansia
Posyandu
lansia
1
Sig. (2-tailed)
N
.103
.475
50
50
Pearson
Correlation
.103
Sig. (2-tailed)
.475
50
50
54
4.2. PEMBAHASAN
4.2.1 Data Demografi
4.2.1.1
Jenis Kelamin
Perbedaan
jenis
kelamin
mempengaruhi
kelamin
bahasa
dalam
perempuan
akan
mengungkapkan
menggunakan
kasih
sayang,
55
4.2.1.2
Umur Responden
Umur adalah lama waktu hidup atau ada
(Hoetomo, 2005) sedangkan pada Wikipedia Bahasa
Indonesia Umur manusia merupakan satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan seseorang sejak
lahir sampai dengan waktu umur itu dihitung.
Karakteristik
berdasarkan
umur
responden,
psikologis
dan
pemenuhan
terhadap
proses
belajar.
Peneliti
membagi rentang umur menjadi 4 kategori yaitu 5565 tahun, 65- 75 tahun, 75- 85 tahun dan lebih dari
85 tahun berdasarkan tugas perkembangan dan
56
dan
emotionally
self
4.2.1.3
Pendidikan Responden
Pendidikan
untuk
merupakan
mewujudkan
proses
usaha
terencana
pembelajaran
agar
Hasil
penelitian
berdasarkan
tingkat
SD,
16
atau
responden
yang
atau 12
yang
berpendidkan
sampai
dengan
57
bahwa
hasil
pendidikan
adalah
baru
tersebut
terkadang
memerlukan
material.
4.2.1.4
Pekerjaan Responden
Dalam Yosep (2009), menyatakan bahwa
masalah ekonomi merupakan masalah yang paling
dominan
Indonesia,
sebagai
pencetus
berdasarkan
gangguan
pada
fungsi
jiwa
di
keluarga
kemampuan
penghasilan
individu
untuk
dalam
memenuhi
58
atau
16
responden
bekerja
sebagai
4.2.1.5
Perilaku Lansia
Perilaku
adalah
merupakan
perbuatan/
59
4.2.1.6
Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga didefinisikan sebagai
informasi verbal, non-verbal, saran, bantuan nyata,
tingkah laku dari orang-orang yang akrab berupa
kehadiran, kepedulian, kesediaan dan hal- hal, yang
dapat
memberikan
keuntungan
emosional
dan
pada
kategori
kurang
sebanyak
60
4.2.1.7
ada
hubungan
yang
bermakna
antara
antara
dukungan
keluarga
terhadap
61
Variabel
dukungan
keluarga
terhadap
pentingnya
Posyandu
Lansia.
Nilai
secara
umum
perilaku
lansia
dan
karena
penelitian
penliti
merupakan
62
ini
diharapkan
dapat
memberikan
menyebabkan
hasil
penelitian
yang
tidak
maksimal.
3. Keterbatasan bahasa yang digunakan, dikarenakan
peneliti berasal dari Indonesia Timur sehingga Peneliti
kesusahan dalam menyusun dan menulis dengan
bahasa yang sempurna.
BAB V
63
Karakteristik Responden
Bersadarkan
karakteristik
responden
dari
50
laki-laki,
berdasarkan
usia
terdapat
22
pendidikan
terdapat
20
atau
10
64
10
responden
(20
%),
kemudian
5.2 Saran
65
5.2.1
melibatkan
diri
dalam
berlangsungnya
selanjutnya
penelitian
diharapkan
yang
terkait
dapat
dengan
penyuluhan
disetiap
rumah
Lansia
seperti
Hipertensi, Asam
Urat
66