A. PENGERTIAN
Kanker rekti adalah pertumbuhan sel abnormal atau keganasan atau
maligna pada daerah rectum.
Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rectum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di
usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar
sebelum
anus).
Sebagian
besar
kanker
colorectal
adalah
sepertiga
atasnya
hampir
seluruhnya
dibungkus
oleh
teknologi
dan
juga
adanya
pendeteksian
dini
Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang
berusia lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita
penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.
Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar
kosong saat BAB
Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan
nyeri pada daerah gluteus.
Perubahan
kebiasaan
buang
air
besar
(diare
atau
sembelit/konstipasi)
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui
secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas
tetapi dianggap bukan sebagai penyebab langsung. Asam empedu dapat
berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon. Hipotesa
penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa
menyebabkan kanker kolorektal.
Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang
pada umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian
menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor
terjadi secara limfogenik, hematogenik atau anak sebar. Hati, peritonium
dan organ lain mungkin dapat terkena.
Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3
fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan,
proses ini berjalan lama sampai puluhan tahun. Fase kedua adalah fase
pertumbuhan tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis) yang
berlangsung bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya
keluhan dan gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut
berlangsung perlahan-lahan dan tidak sering, penderita umumnya merasa
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan dibantu
dengan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
BAB berdarah, merah segar, berlendir dan berbau disertai gangguan
kebiasaan BAB (diare selama beberapa hari yang disusul konstipasi
selama beberapa hari). Nyeri pada saat BAB, tenesmus, dan pada
kasus yang lebih lanjut ileus obstruksi.
2. Pemeriksaan Fisik
Dipastikan dengan pemeriksaan colok dubur. Teraba tumor berbenjol,
rapuh, tukak, mudah berdarah. Bila letaknya rendah (2/3 bawah) dapat
dicapai dengan baik, bila letaknya tinggi (1/3 atas) biasanya tidak dapat
diraba. Dari pemeriksaan colok dubur ditetapkan mobilitasnya untuk
mengetahi prospek pembedahan. bila dapat digerakkan u berarti masih
terbatas pada mukosa rektum saja. Bila sudah terfiksasi, biasanya
sudah terjadi penetrasi hingga ke struktur ekstrarektal seperti kelenjar
prostat, buli-buli, dinding posterior vagina atau dinding anterior uterus.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Proktosigmoidoskopi
Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai menderita karsinoma
usus besar. Jika tumor terletak di bawah, bisa terlihat langsung.
Karsinoma kolon di bagian proksimal sering berhubungan dengan
adanya polip pada daerah rektosigmoid.
b. Koloskopi
Diperiksa dengan alat yang sekaligus dapat digunakan untuk biopsi
tumor.
c. Sistoskopi
Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang
mencurigai invasi keganasan ke kandung kencing.
d. Barium colon in loop
Dengan menggunakan kontras akan tampak gambaran apple core
appearance
e. Biopsi
Jika ditemukan tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi
harus
dilakukan.
Secara
patologi
anatomi,
adenocarcinoma
merupakan jenis yang paling sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari
f.
FOBT)
Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat
mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena
tes ini hanya mendeteksi darah, tes-tes lain dibutuhkan untuk
menemukan sumber darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid),
juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.
F. JENIS KLASIFIKASI
1) Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon
atau rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker
colorectal Stadium 0.
2) Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum.
Tumor belum tumbuh menembus dinding.
3) Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus
dinding kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang
jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar
getah bening,
4) Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di
sekitarnya, tapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain.
5) Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain,
misalnya hati atau paru-paru.
6) Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi
kambuh kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak
terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau
rektum, atau di bagian tubuh yang lain.
Stadium
Deskripsi
Stadium
T1 N0 M0
T2 N0 M0
T3 N0 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
T4
A
B1
B2
C1
C2
C2
Any T, M1
Metastasis jauh
G. PENATALAKSANAAN
Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa
adalah terapi standar dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis.
Tiga terapi standar untuk kanker rektal yang digunakan antara lain ialah :
1) Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan
terutama untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien
suspek dalam stadium III juga dilakukan pembedahan. Meskipun
begitu, karena kemajuan ilmu dalam metode penentuan stadium
kanker, banyak pasien kanker rektal dilakukan pre-surgical treatment
dengan radiasi dan kemoterapi. Penggunaan kemoterapi sebelum
pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant chemotherapy, dan pada
kanker rektal, neoadjuvant chemotherapy digunakan terutama pada
stadium II dan III. Pada pasien lainnya yang hanya dilakukan
pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker sudah
diangkat saat operasi, beberapa pasien masih membutuhkan
kemoterapi atau radiasi setelah pembedahan untuk membunuh sel
kanker yang tertinggal.
Tipe pembedahan yang dipakai antara lain :
2) Radiasi
penyakit
residual
tapi
beresiko
tinggi
mengalami
H. KOMPLIKASI
1)
Hemmoragi (perdarahan)
2)
Syok