Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN CA RECTI

A. PENGERTIAN
Kanker rekti adalah pertumbuhan sel abnormal atau keganasan atau
maligna pada daerah rectum.
Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rectum.
Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di
usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar
sebelum

anus).

Sebagian

besar

kanker

colorectal

adalah

adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta


melepaskan lendir dan cairan lainnya).
Ca Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum.
Karsinoma rektum adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum
terletak di anterior sakrum and coccyx panjangnya kira kira 15 cm.
Rectosigmoid junction terletak pada bagian akhir mesocolon sigmoid.
Bagian

sepertiga

atasnya

hampir

seluruhnya

dibungkus

oleh

peritoneum. Di setengah bagian bawah rektum keseluruhannya adalah


ektraperitoneral. Vaskularisasi rektum berasal dari cabang arteri
mesenterika inferior dan cabang dari arteri iliaka interna. Vena
hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemorriodalis internus dan
berjalan ke kranial ke vena mesenterika inferior dan seterusnya melalui
vena lienalis ke vena porta. Ca Recti dapat menyebar sebagai embulus
vena kedalam hati. Pembuluh limfe dari rektum diatas garis anorektum
berjalan seiring vena hemorriodalos superior dan melanjut ke kelenjar
limfa mesenterika inferior dan aorta. Operasi radikal untuk eradikasi
karsinoma rektum dan anus didasarkan pada anatomi saluran limfa ini.
Dinding rektum terdiri dari 5 lapisan, yaitu mukosa yang tersusun oleh
epitel kolumner, mukosa muskularis, submukosa, muscularis propria
dan serosa.
Epidemiologi
Di USA Ca kolorektal merupakan kanker gastrointestinal yang
paling sering terjadi dan nomor dua sebagai penyebab kematian di negara
berkembang. Tahun 2005, diperkirakan ada 145,290 kasus baru kanker
kolorektal di USA, 104,950 kasus terjadi di kolon dan 40,340 kasus di
rektal. Pada 56,300 kasus dilaporkan berhubungan dengan kematian,

47.700 kasus Ca kolon dan 8,600 kasus Ca rectal. Ca kolorektal


merupakan 11 % dari kejadian kematian dari semua jenis kanker.
Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan
terjadi kematian pada hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. (World Health
Organization, 2003). Menurut data di RS Kanker Dharmais pada tahun
1995-2002, kanker rektal menempati urutan keenam dari 10 jenis kanker
dari pasien yang dirawat di sana. Kanker rektal tercatat sebagai penyakit
yang paling mematikan di dunia selain jenis kanker lainnya. Namun,
perkembangan

teknologi

dan

juga

adanya

pendeteksian

dini

memungkinkan untuk disembuhkan sebesar 50 persen, bahkan bisa


dicegah. Dari selutruh pasien kanker rektal, 90% berumur lebih dari 50
tahun. Hanya 5% pasien berusia kurang dari 40 tahun. Di negara barat,
laki laki memiliki insidensi terbanyak mengidap kanker rektal dibanding
wanita dengan rasio bervariasi dari 8:7 - 9:5.
Insiden karsinoma kolon dan rektum di Indonesia cukup tinggi
demikian juga angka kematiannya. Insiden pada pria sebanding dengan
wanita, dan lebih banyak pada orang muda. Sekitar 75 % ditemukan di
rektosigmoid.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan
pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces)
yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan
oleh America Cancer Society, The National Cancer Institute, dan
organisasi kanker lainnya.
Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat zat kimia
yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga
mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama
lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri
anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging
yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat zat kimia yang
menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung
serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran

dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang


mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah buahan.
Makanan yang harus dihindari :
- Daging merah
- Lemak hewan
- Makanan berlemak
- Daging dan ikan goreng atau panggang
- Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
- Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )
- Butir padi yang utuh
- Cairan yang cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma, faktor
utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan
adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo
villous. Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,
hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna, villous adenoma
mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna
tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang
tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada
permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari kanker
pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia
20 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit
Crohns juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan
resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap
keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih
besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi
faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip
pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi
lemak protein dan daging serta rendah serat.

Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada


dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang
berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan
kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi


yang menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis
ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki
risiko yang lebih besar

Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker


colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya.
Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus
(endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih
tinggi untuk terkena kanker colorectal.

Riwayat kanker colorectal pada keluarga

Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola


makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran
memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.

Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang
berusia lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita
penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah
:

Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses.


Darah berwarna merah segar

Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar
kosong saat BAB

Feses yang lebih kecil dari biasanya

Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung,


rasa penuh pada perut atau nyeri

Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya

Mual dan muntah,

Gejala anemia seperti rasa letih dan lesu

Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan
nyeri pada daerah gluteus.

Perubahan

kebiasaan

buang

air

besar

(diare

atau

sembelit/konstipasi)

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui
secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas
tetapi dianggap bukan sebagai penyebab langsung. Asam empedu dapat
berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon. Hipotesa
penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa
menyebabkan kanker kolorektal.
Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang
pada umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian
menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor
terjadi secara limfogenik, hematogenik atau anak sebar. Hati, peritonium
dan organ lain mungkin dapat terkena.
Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3
fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan,
proses ini berjalan lama sampai puluhan tahun. Fase kedua adalah fase
pertumbuhan tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis) yang
berlangsung bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya
keluhan dan gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut
berlangsung perlahan-lahan dan tidak sering, penderita umumnya merasa

terbiasa dan menganggap enteng saja sehingga penderita biasanya


datang berobat dalam stadium lanjut.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan dibantu
dengan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
BAB berdarah, merah segar, berlendir dan berbau disertai gangguan
kebiasaan BAB (diare selama beberapa hari yang disusul konstipasi
selama beberapa hari). Nyeri pada saat BAB, tenesmus, dan pada
kasus yang lebih lanjut ileus obstruksi.
2. Pemeriksaan Fisik
Dipastikan dengan pemeriksaan colok dubur. Teraba tumor berbenjol,
rapuh, tukak, mudah berdarah. Bila letaknya rendah (2/3 bawah) dapat
dicapai dengan baik, bila letaknya tinggi (1/3 atas) biasanya tidak dapat
diraba. Dari pemeriksaan colok dubur ditetapkan mobilitasnya untuk
mengetahi prospek pembedahan. bila dapat digerakkan u berarti masih
terbatas pada mukosa rektum saja. Bila sudah terfiksasi, biasanya
sudah terjadi penetrasi hingga ke struktur ekstrarektal seperti kelenjar
prostat, buli-buli, dinding posterior vagina atau dinding anterior uterus.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Proktosigmoidoskopi
Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai menderita karsinoma
usus besar. Jika tumor terletak di bawah, bisa terlihat langsung.
Karsinoma kolon di bagian proksimal sering berhubungan dengan
adanya polip pada daerah rektosigmoid.
b. Koloskopi
Diperiksa dengan alat yang sekaligus dapat digunakan untuk biopsi
tumor.
c. Sistoskopi
Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang
mencurigai invasi keganasan ke kandung kencing.
d. Barium colon in loop
Dengan menggunakan kontras akan tampak gambaran apple core
appearance
e. Biopsi
Jika ditemukan tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi
harus

dilakukan.

Secara

patologi

anatomi,

adenocarcinoma

merupakan jenis yang paling sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari

kanker usus besar. Jenis lainnya ialah karsinoma sel skuamosa,


carcinoid tumors, adenosquamous carcinomas, dan undifferentiated
tumors.
Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test

f.

FOBT)
Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat
mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena
tes ini hanya mendeteksi darah, tes-tes lain dibutuhkan untuk
menemukan sumber darah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid),
juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.
F. JENIS KLASIFIKASI
1) Stadium 0: Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon
atau rektum. Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker
colorectal Stadium 0.
2) Stadium I: Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum.
Tumor belum tumbuh menembus dinding.
3) Stadium II: Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus
dinding kolon atau rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang
jaringan di sekitarnya, tapi sel-sel kanker belum menyebar ke kelenjar
getah bening,
4) Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di
sekitarnya, tapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain.
5) Stadium IV: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain,
misalnya hati atau paru-paru.
6) Kambuh: Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi
kambuh kembali setelah periode tertentu, karena kanker itu tidak
terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau
rektum, atau di bagian tubuh yang lain.

Klasifikasi modifikasi Dukes


TNM

Stadium

Deskripsi

Stadium
T1 N0 M0
T2 N0 M0
T3 N0 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
T4

A
B1
B2
C1
C2
C2

Tumor terbatas pada submucosa


Tumor terbatas pada muscularis propria
Penyebaran transmural
T2, pembesaran kelenjar mesenteric
T3, pembesaran kelenjar mesenteric
Penyebaran ke organ yang berdekatan

Any T, M1

Metastasis jauh

G. PENATALAKSANAAN
Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa
adalah terapi standar dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis.
Tiga terapi standar untuk kanker rektal yang digunakan antara lain ialah :
1) Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan
terutama untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien
suspek dalam stadium III juga dilakukan pembedahan. Meskipun
begitu, karena kemajuan ilmu dalam metode penentuan stadium
kanker, banyak pasien kanker rektal dilakukan pre-surgical treatment
dengan radiasi dan kemoterapi. Penggunaan kemoterapi sebelum
pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant chemotherapy, dan pada
kanker rektal, neoadjuvant chemotherapy digunakan terutama pada
stadium II dan III. Pada pasien lainnya yang hanya dilakukan
pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker sudah
diangkat saat operasi, beberapa pasien masih membutuhkan
kemoterapi atau radiasi setelah pembedahan untuk membunuh sel
kanker yang tertinggal.
Tipe pembedahan yang dipakai antara lain :

Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini,


tumor dapat dihilangkan tanpa tanpa melakukan pembedahan
lewat abdomen. Jika kanker ditemukan dalam bentuk polip,

operasinya dinamakan polypectomy.


Reseksi: jika kanker lebih besar, dilakukan reseksi rektum lalu
dilakukan anastomosis. Jiga dilakukan pengambilan limfonodi
disekitan rektum lalu diidentifikasi apakah limfonodi tersebut
juga mengandung sel kanker.

Gambar Reseksi dan Anastomosis

Reseksi dan kolostomi :


Gambar Reseksi dan Kolostomi

2) Radiasi

Sebagai mana telah disebutkan, untuk banyak kasus stadium II


dan III lanjut, radiasi dapat menyusutkan ukuran tumor sebelum
dilakukan pembedahan. Peran lain radioterapi adalah sebagai
sebagai terapi tambahan untuk pembedahan pada kasus tumor lokal
yang sudah diangkat melaui pembedahan, dan untuk penanganan
kasus metastasis jauh tertentu. Terutama ketika digunakan dalam
kombinasi dengan kemoterapi, radiasi yang digunakan setelah
pembedahan menunjukkan telah menurunkan resiko kekambuhan
lokal di pelvis sebesar 46% dan angka kematian sebesar 29%. Pada
penanganan metastasis jauh, radiesi telah berguna mengurangi efek
lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak. Radioterapi
umumnya digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang
memiliki tumor lokal yang unresectable
3) Kemoterapi
Adjuvant chemotherapy, (menengani pasien yang tidak terbukti
memiliki

penyakit

residual

tapi

beresiko

tinggi

mengalami

kekambuhan), dipertimbangkan pada pasien dimana tumornya


menembus sangat dalam atau tumor lokal yang bergerombol
( Stadium II lanjut dan Stadium III). terapi standarnya ialah dengan
fluorouracil, (5-FU) dikombinasikan dengan leucovorin dalam jangka
waktu enam sampai dua belas bulan. 5-FU merupakan anti metabolit
dan leucovorin memperbaiki respon. Agen lainnya, levamisole,
(meningkatkan sistem imun, dapat menjadi substitusi bagi leucovorin.
Protopkol ini menurunkan angka kekambuhan kira kira 15% dan
menurunkan angka kematian kira kira sebesar 10%.

H. KOMPLIKASI
1)
Hemmoragi (perdarahan)
2)
Syok

Anda mungkin juga menyukai