Anda di halaman 1dari 24

BIAYA MODAL DAN

STRUKTUR MODAL
(Cost and Structur of Capital)
Biaya

Modal (Cost of Capital)


Struktur Modal (Structur of Capital)
Hubungan Kapitalisasi dan Struktur Modal
Penentuan Struktur Modal dengan WACC

Oleh: Abdullah Abidin, S.E., M.Si.

Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital)

Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk


membiayai pengadaan asset dan operasional
suatu perusahaan
Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan:
hutang, saham biasa, saham preferen dan
laba ditahan.
Cost of Capital adalah Return yang dapat
diharapkan oleh investor suatu perusahaan
apabila mereka berinvestasi pada sekuritassekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang
sebanding.

Konsep Cost of Capital

Konsep Cost of Capital dimaksudkan untuk


dapat menentukan besarnya biaya yg secara
rill harus ditanggung oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dari suatu sumber.
Kebayakan orang menganggap bahwa biaya
modal adalah sebesar tingkat bunga yg
ditetapkan
dalam
kontrak
(Contractual
Interest), hal ini benar jika jumlah uang yg
diterima sama dengan jumlah nominal
utangnya.
Dengan demikian biaya penggunaan utang
secara rill yg ditanggung oleh penerima kredit
adalah lebih besar daripada tingkat bunga

Demikian halnya jika kita memenuhi kebutuhan dana


dengan mengeluarkan saham preferen, dimana hasil
penjualan saham preferen lebih kecil daripada harga
nominalnya.
Sama halnya jika perusahaan menggunakan laba
ditahan, kita harus menyadari bahwa ada biayanya
sebesar rate of return yg diharapkan diterima oleh
investor (expected rate of return on the stock).
Dengan
demikian,
konsep
Cost
of
Capital
dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya
rill dari penggunaan modal dari masing-masing sumber
dana, untuk kemudian menentukan biaya rata-rata
(Average Cost of Capital) dari keseluruhan dana yang
digunakan oleh perusahaan (the firms cost of capital).

Biaya modal yg dimaksudkan adalah biaya modal yg


sifatnya explicit yaitu sama dengan discount rate
yg dapat menjadikan nilai sekarang (Present Value)
dari dana neto yg diterima perusahaan sama dengan
nilai sekarang dari dana yg harus dibayarkan karena
penggunaan dana tersebut beserta peluanasannya.
Pembayaran atau out flows itu adalah dalam bentuk
pembayaran bunga, utang pokok atau principal
atau dividen.
Perhitungan
biaya
penggunaan
modal
dapat
didasarkan atas perhitungan sebelum pajak (beforetax) atau sesudah pajak (after-tax ), umumnya
digunakan atas dasar sesudah pajak (after tax basis)

Biaya Penggunaan Dana secara Individuil


Biaya Penggunaan Dana dari Utang Jk. Pendek
Pada dasarnya utang Jk. Pendek terdiri dari
utang perniagaan, utang wesel, dan kredit Jk.
Pendek dari Bank. Biaya Kredit perniagaan
adalah Explisit.
Kegagalan membayar tepat pada waktunya
mengakibatkan
hilangnya
kesempatan
mendapatkan cash discount.
Misalkan cash discount yang hilang selama
setahun Rp. 5.000,- dan utang perniagaan
rata-rata
sebesar Rp. 50.000,-, maka biaya
Rp.
5.000,= 10%
kredit perniagaan
yg eksplisit sebelum pajak
Rp.50.000,adalah sebesar :

Karena bunga modal diperhitungkan dari


keuntungan sebelum pajak, maka keuntungan
kena pajak menjadi kecil
Biaya utang sesudah pajak = Biaya utang
sebelum pajak x (1,0 tingkat pajak)
Misal, tingkat pajak penghasilan 40%, maka
biaya hutang sesudah pajak = (0,10) x (1,00,4) = (0,10) (0,60) = 6%
Perusahaan yg ingin mendapatkan
keuntungan dari cash discount, maka harus
membayar utang perniagaan tepat waktu
sehingga tdk memiliki beban yg bersifat
Eksplisit.

Utang Wesel

Utang wesel mempunyai bunga yg tetap dari harga nominalnya.


Di sini, kita mencoba mengkaitkan bunga yg dibayar dgn
jumlah uang yg diterima (dana yg efektif digunakan), karena
biasanya bank langsung memotong bunga dimuka dari nominal
kreditnya, sehingga penerima kredit menerima uang yg lebih
kecil dari utang nominalnya.
Misal, utang wesel nominal Rp. 100.000,- bunga 15% per tahun
dgn umur 1 tahun, dalam hal ini kita hanya menerima uang
sebesar Rp. 85.000,- (Rp. 100.000 Rp.15.000), dengan
demikian tingkat bunga yg sebenarnya sebelum pajak adalah:

Rp. 15.000,Rp.85.000,- = 17,65%

Kalau tgkt pajak adalah 40%, maka biaya


sesudah pajaknya adalah
17,65% (1-0,4) = 17,65% (0,60) =10,50%

Utang jangka panjang


Perhitungan biaya penggunaan utang Jk. Panjang dan umumnya adalah
dalam bentuk Obligasi, kitapun harus mengkaitakan jumlah dana neto
yg diterima dgn pengeluaran-pengeluaran kas karena penggunaan dana
tersebut.
Biaya penggunaan utang Jk. Panjang atau Obligasi dapat dihitung dgn
rumus shortcut dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Mengadakan estimasi jumlah rata2 dari dana yg tersedia selama
umurnya.
2.
Menghitung biaya rata2 tahunan (average annual cost) dari
penggunaan dana tersebut.
3.
Menghitung persentase biaya rata2 tahunan dari jumlah dana rata2
yg tersedia.
4.
Menyesuaikan biaya obligasi itu atas dasar sesudah pajak (after tax
basis).

Misalnya:

Kita akan mengeluarkan obloigasi dengan harga


nominal perlembar Rp. 10.000,- yg mempunyai
umur 10 tahun. Hasil penjualan obligasi neto yg
kita terima sebesar Rp. 9.700,- bunga atau
coupon obligasi pertahunnya 4%. Berapa
besarnya biaya obligasi (Cost of bonds) tersebut?
Berdasarkan
data
tersebut
kita
dapat
menghitung cost of bonds tersebut:
1. Dana rata-rata yg tersedia yg akan digunakan
selama 10 tahun sebesar
9.700 + 10.000 = 9.850
2

2.

Kita harus memperhatikan biaya ekstra sebesar


Rp. 300,- yaitu selisih antara dana yg diterima
dgn jumlah dana yg harus dibayar kembali
sesudah 10 tahun. Kalau biaya ekstra itu
disebarkan secara merata selama 10 kali
pembayaran bunga, berarti bahwa biaya ekstra
pertahun sebesar Rp. 30,- dari Rp. 300/10
kali/tahun. dana tersebut ditambahkan pd bunga
yg setiap tahu dibayarkan. dengan demikian
selama 10 tahun kita harus membayar beban
sebesar Rp. Rp. 400,- dari = 4% x Rp. 10.000,plus Rp. 30,- (Biaya ekstra) sehingga berjumlah
Rp. 430,- (average annual cost).

3. menghitung persentase biaya tahunan


rata2 dari jumlah dana rata2 yg tersedia.
Biaya obligasi sebelum pajak:

430
X 100% =
9.85
4,36%
4. Sebagai 0
langkah terakhir adalah menyesuaikan biaya

obligasi sebelum pajak atas dasar sesudah pajak.


Apabila tingkat pajak 40%, maka biaya sesudah pajak =
4,36% (1-0,40) = 2,62%

Modal dari Saham preferen

Saham preferen mempunyai sifat campuran antara utang


dan saham biasa.
Mempunyai sifat sebagai utang, karena saham preferen
mengandung kewajibanyg tetap untuk mengdakan
pembayaran secara periodik.
Dalam likuiditas pemegang saham preferen mempunyai
hak didahulukan sebelum pemegang saham biasa.
Saham preferen mengandung resiko yg lebih besar
daripada saham biasa, tetapi lebih kecil dari utang.
Biaya saham preferen dapat dihitung dgn membagi
dividen perlembar saham preferen (Dp) dengan harga
neto (net price) daripenjualan selembar saham preferen
baru (Pn).

Biaya saham
Preferen=

Dp
Pn

Misalnya

Suatu perusahaan mengeluarkan saham


preferen baru dengan nilai nominal Rp.
10.000,- perlembar dgn dividen sebesar Rp.
600,-. Hasil penjualan neto yg diterima dari
saham preferen tersebut sebesar Rp. 9.000,-

Biaya saham
Preferen=

Rp. 600,-=
Rp.
6,667%
9.000,-

Biaya saham preferen sebesar 6,667% ini


sudah atas dasar sesudah pajak sehingga
tidak perlu diadakan penyesuaian pajak.
Dividen saham preferen dibebankan dari
keuntungan sesudah pajak.

Modal dari laba ditahan

Besarnya biaya penggunaan dana yg berasal


dari laba ditahan adalah sebesar tingkat
pendapatan investasi dalam saham yg
diharapkan diterima para investor, atau
dianggap sama dengan biaya penggunaan
dana yg berasal dari saham biasa.
Misalkan,
perusahaan
mendapatkan
keuntungan sebesar Rp. 400,- perlembar
saham, dan dibayarkan sebagai dividen
sebesar Rp. 200,-. Hasil neto penjualan saham
sebesar
Rp.
4000,perlembarnya.
Keuntungan, dividen dan harga saham
mempunyai tingkat pertumbuhan sebesar 5%
setahunnya, dan tingkat pertumbuhan ini

Tingkat pendapatan investasi yg diharapkan dalam


saham adalah:

dividen
+ tingkat pertumbuhan yg
harga jual
diharapkan
Rp.200,+ 5% = 5% + 5% = 10%
Rp.4.000

Oleh karena besarnya biaya penggunaan dari laba


ditahan sebesar tingkat pendapatan investasi yg
diharapkan dalam saham, maka dalam contoh di atas
besarnya biaya penggunaan laba ditahan adalah
sebesar 10%, biaya laba ditahan atas dasar sesudah
pajak, sehingga tdk perlu penyesuaian pajak lagi.

Biaya Modal dari Emisi Saham Biasa Baru

Biaya penggunaan dana yg berasal dari emisi saham


biasa baru adalah lebih tinggi daripada biaya
penggunaan dana yg berasal dari laba ditahan,
karena dalam emisi saham baru dibebani biaya emisi
(floating cost).

Tingkat pendapatan investasi (rate of return )dari


By saham barusaham biasa
1- persentase biaya emisi dihitung dari harga jual
=
by emisi)akan mengadakan emisi
Misalnya, suatu(sebelum
perusahaan

saham biasa baru dengan harga jual perlembarnya


Rp. 4.000,- biaya emisi (floating cost) per lembarnya
sebesar Rp. 400,- sehingga hasil penjualan neto yg
diterima sebesar Rp. 3.600,- per lembarnya. Rate of
return yg diharapkan dari saham biasa tersebut
sebesar 10%

Dari contoh tersebut, biaya emisi adalah sebesar

Rp.400= 10%
Rp.4.000

Maka, besarnya biaya saham biasa baru adalah:


10%
= 10%
By saham baru
= 11,1%
1- 0,10
1- 0,10
=
Seperti halnya biaya saham preferen, biaya laba
ditahan, biaya saham biasa baru inipun sudah
atas dasar sesudah pajak, sehingga tdk perlu ada
penyesuaian pajak.

Biaya penggunaan Modal secara keseluruhan

Tingkat biaya penggunaan modal yg harus


diperhitungkan oleh perusahaan adalah
tingkat biaya penggunaan modal perusahaan
seara keseluruhan.
Karena biaya masing2 sumber berbeda2,
maka harus diperhitungkan weighted
average dariberbagai sumber dana tersebut.
Penetapan bobot atau Weight dapat
didasarkan pada:
1. Jumlah rupiah dari masing2 masing
komponen struktur modal.
2. Proposal modal dalam struktur modal
dinyatakan dalam persentase.

Contoh:

Suatu perusahaan mempunyai strukturmodal


sebagai berikut:
Utang (Jk. Panjang)Rp. 60. 000,000,Saham Preferen Rp. 10.000.000,Modal SendiriRp.130.000.000,Jumlah Rp. 200.000.000,Biaya Penggunaan dana dari masing-masing sumber
dana tersebut adalah:
Utang = 6% (sebelum pajak)
Saham Preferen = 7%
Modal Sendiri= 10%
Tingkat Pajak Perseroam = 50%

Langkah pertama adalah mengadakan penyesuaian pajak


bagi biaya utang untuk menjadikan biaya sesudah pajak.
Biaya utang sesudah pajak = 6% (1-0,5) = 3%
1. Menggunakan Jumlah Modal utk penetapan Weight-nya.
Komponen
Modal
(1)

Jumlah
Modal

Biaya
MasingMasing
Modal
(3)

(2)

Jumlah Biaya
Komponen
(2x3)

Utang

Rp.
60.000.000,-

3%

Rp. 1.
800.000,-

Saham Preferen

Rp.
10.000.000,-

7%

Rp.
700.000,-

Rp.
10%
Rp. 13.000.000
Rp.15.500.000= 7,75%
Weighted130.000.000,Cost of

Modal Sendiri

Rp.200.000.000

Rp.
Capital=
200.000.000,-

Rp.
15.500.000,-

2. Menggunakan Proporsi Modal (Capital


Proportions) untuk penetapan Weight
Komponen
Modal
(1)
Utang
Saham Preferen
Modal Sendiri

Persentase
dari Total
(2)

Biaya MasingMasing Modal


(3)

Jumlah Biaya
Komponen
(2x3)

30%

3%

0,0090

5%

7%

0,0035

65%

10%

0,0650

100%

Weight Cost of Capital = 7,75%

0,0775

Stuktur Modal

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai