Anda di halaman 1dari 26

REFERAT ATELEKTASIS &

PNEUMONIA

Pembimbing :
Dr. Dessy N, Sp.Rad

Disusun oleh :
RESTU PRABOWO
NPM 61108015

ATELEKTASIS
Keadaan ketika sebagian atau seluruh paru mengempis atau tidak
mengandung udara. Tidak adanya udara didalam paru terjadi karena
seluruh pernafasan tersumbat sehingga udara dari bronkus tidak dapat
masuk kedalam alveolus, sedangkan udara yang sebelumnya berada di
alveolus diserap habis oleh dinding alveolus yang banyak mengandung
kapiler darah.

Instrinsik

Ec/: Tumor Bronkhus


(Ca-Bronkhogenik),
TB
Endobronkhial, benda asing
atau sekret kental.

Penekanan bronkhus dari


luar lumen

Tumor di luar lumen bronkhus atau


kelenjar sekitar bronkhus yang
membesar.

Tekanan Ekstra Pulmonal

Pneumothoraks, Efusi Pleura dan


Tumor Mediastinum.
Peninggian diafragma ( akibat proses
dari dalam rongga perut).
Herniasi organ abdomen ke dalam
rongga thoraks.

Paralisis gerakan
pernapasan

gangguan otototot bantu napas )


Gangguan neurologis pernapasan
( inervasi otot napas )
Gerakan napas terganggu
menurunkan kelancaran sekresi
bronkhus menyebabkan terjadi
sumbatan oleh lendir / sekret sehingga
terjadi atelektasis.

Hambatan gerakan
pernapasan

Karena kelainan Pleura atau Trauma


thoraks membuat pasien menahan
rasa sakit sehingga gerakan paru
menurun mengakibatkan
terhambatnya pengeluaran sekret
sehingga terjadi atelektasis.

ETIOLOGI

Ekstrinsik

PATOFISIOLOGI

IMAGING SIGN LOSS OF LUNG


VOLUME.
Drooping of
shoulder

Penyempitan
ICS
Elevasi
diafragma

Pergeseran
mediastinum

Dominan ke sisi yang mengalami


Atelektasis

IMAGING OF ATELEKTASIS

Gambar 1. Atelektasis pada lobus kiri bawah. Panah biru menunjukan tepi daerah segitiga yang
menggambarkan kepadatan yang sangat meningkat pada sulkus cardiophrenikus kiri. Panah
merah pada CT Scan aksial menunjukan atelektasis pada lobus kiri bawah dibatsi oleh celah besar
pengungsi.

Gambar 2. Foto rontgen dada postero anterior yang


memperlihatkan atelektasis disertai efusi pleura. Tampak
gambaran opak pada hemithoraks kiri disertai deviasi trakea ke
kiri.

Gambar 3. Atelekasis pada lobus paru bagian kanan atas. Tampak elevasi dari
fissura horizontal dan deviasi trakea ke arah kanan.

Gambar 4. Atelektasis pada lobus paru bagian medial dekstra. Pada foto dada lateral
tampak gambaran opak, berbentuk segitiga pada bagian hilus.

Gambar 5. Tampak perselubungan homogen pada seluruh hemitoraks dextra,


pada
gambar
diatas
adalah
atelektasis
subsegmental
menunjukkan
gambarankolaps dari paru akibat kompresi tumor.

Gambar 6. Foto rontgen dada postero anterior yang


memperlihatkan atelektasis disertai efusi pleura. Tampak
gambaran opak pada hemithoraks kiri disertai deviasi trakea
ke kiri.

Gambar 8. Gambaran Atelektasis Hasil CT Scan menunjukkan adanya


kanker paru-paru, genangan cairan dan paru yang mengkerut
(atelektasis). Perhatikan anak panah berwarna merah.

Gambar 9.
Gambaran efusi pleura yang disertai atelektasis. Foto thorax yang
mengalami efusi pleura dan atelektasis mempunyai beberapa perbedaan dan
persamaan, yaitu pada gambaran radiologis efusi pleura masif dapat terjadi shift kearah
yang berlawanan dari yang sakit sedangkan pada atelektasis tertarik ke bagian yang
sakit.

PENATALAKSANAAN

Tujuan penangananan adalah


menghilangkan sumbatan bronkhus dan
percabangannya, sehingga jaringan
alveoli paru kembali mengembang.
Menghilangkan penyumbatan dengan :
Dengan alat Bronkoskopi.
Latihan menarik nafas dalam.
Merontokkan dahak, dengan Fisioterapi napas /
Postural drainase
Mengatasi sumbatan oleh masa ( mengatasi
Tumor nya )
Berbaring pada sisi paru yang sehat, sehingga
sisi paru yang terkena kembali bisa
mengembang.

PNEUMONIA

Definisi

Pneumonia merupakan penyakit


peradangan akut pada paru yang
disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme dan sebagian kecil
disebabkan oleh penyebab non-infeksi
yang akan menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran
gas setempat.

KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi lesi di paru

Pneumonia
lobaris

Pneumonia
interstitialis
Bronkopneumonia

CAP (community acquired


pneumonia )

Berdasarkan
infeksi

asal
HAP
(hospital
pneumonia)

acquired

Berdasarkan mikroorganisme penyebab

Pneumonia bakteri
Pneumonia virus
Pneumonia micoplasma
Pneumonia jamur

Berdasarkan
penyakit

karakteristik

Atipika
l
Tipikal

Pneumonia Akut
Berdasarkan lama penyakit
Pneumonia Persisten

PATOGENESIS
1. Stadium I (4-12 jam pertama atau hiperemia)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon
peradangan permulaan yang berlangsung pada
daerah baru yang terinfeksi.

2. Stadium II (48 jam berikutnya) hepatisasi


merah
Alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan
fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host )
sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan,
sehingga warna paru menjadi merah, gejala
sesak meningkat.

Lanjutan .

3. Stadium III (3-8 hari berikutnya) Hepatisasi


kelabu
Sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru
yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel. warna merah
menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak
lagi mengalami kongesti.

4. Stadium IV (7-11 hari berikutnya) Resolusi


Respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel
fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag
sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula

GAMBARAN RADIOLOGIS
BERDASARKAN LESI

Pneumonia
lobaris

Terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru.
Tampak infiltrate di parenkim paru perifer yang semiopak,
homogeny tipis seperti awan, berbatas tegas, bagian perifer lebih
opak di banding bagian sentral. Konsolidasi parenkim paru tanpa
melibatkan jalan udara mengakibatkan timbulnya air bronkogram.
Tampak pelebaran dinding bronkhiolus. Tidak ada volume loss
pada pneumonia tipe ini.

Pneumonia
lobularis
(bronkopneumoni
a)

Terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat


oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi
dalam lobus. Tampak infiltrate peribronkial yang semi opak dan
inhomogen di daerah hilus yang menyebabkan batas jantung
menghilang (silhoute sign). Tampak juga air bronkogram, dapat
terjadi nekrosis dan kavitas pada parenkim paru. Pada keadaan
yang lebih lanjut dimana semakin banyak alveolus yang telibat
maka gambaran opak menjadi terlihat homogeny.

Pneumonia
Intersisial

terjadi di dalam dinding alveolar. Pneumonia


interstitial ditandai dengan pola linear atau retikuler
pada parenkim paru. Pada tahap akhir, dijumpai
penebalan jaringan interstitial sebagai densitas noduler
yang kecil.

IMAGING OF PNEUMONIA
Air bronchohgrams

Dapat terlihat ketika pneumonia terjadi dibagian


sentral paru disekitar hilus, di sekitar perifer
paru, air bronchogram biasanya terlalu kecil
untuk terlihat. Konsolidasi parenkim paru tanpa
melibatkan jalan udara

Gambar 11. Gambaran air bronchogram di


daerah hilus sebelah kiri,

Gambar 12. Gambaran air bronchogram di daerah hilus


sebelah kanan.

Gambar 13. Gambaran air bronchogram di hilus kanan dan


lapangan tengah paru

irspace ( alveolar ) pneumonia


Pada alveoli memberikan gambaran fluffy dan
batasnya tidak indinstinct
Memiliki densitas homogen
Bronkus dan alveolar dapat berisi eksudat
inflammatory

Gambar 14. Gambaran airspace alveolar pada lower lobus


dextra

Gambar 15. Gambaran berdasarkan letak


pnemonia lobaris

Penatalaksanaan di bagi menjadi 3


Penderita rawat jalan

Penderita rawat inap


biasa

Penderita rawat inap


intensif

Pengobatan suportif/
simptomatik
Istirahat di tempat tidur
Minum secukupnya untuk
mengatasi dehidrasi
Bila panas tinggi perlu
dikompres atau minum obat
penurun panas
Bila perlu dapat diberikan
mukolitik dan Ekspektoran
Pemberian antibiotic harus
diberikan < 8 jam

Pengobatan suportif/
simptomatik
Pemberian terapi oksigen
Pemasangan infuse untuk
rehidrasi dan koreksi kalori dan
elektrolit
Pemberian obat simptomatik
antara lain antipiretik, mukolitik
Pengobatan antibiotic harus
diberikan < 8 jam

Pengobatan suporlif/
simptomatif
Pemberian terapi oksigen
Pemasangan infuse untuk
rehidrasi dan koreksi kalori dan
elektrolit
Pemberian obat simptomatik
antara lain antipiretik, mukolitik
Pengobatan antibiotik
diberikan < 8 jam
Bila ada indikasi penderita
dipasang ventilator mekanik

DAFTAR PUSTAKA

Palmer, P.E.S, Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum, EGC, Jakarta

Price Sylvia A and Wilson Lorraine M. Penyakit pleura dan Parenkim Paru. Dalam : Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit. Ed 6, Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2006.Hal 8024

Kusumawidjaya K. Emfisema, atelektasis dan bronkiektasis dalam Rasad S, Kartoleksono S, Ekayuda I,


editor. Radiologi Diagnostik. Jakarta : Bagian Radiologi Universitas Indonesia ; 1998. Hal 107-9;112-13.

Mason R, Broaddus VC, Murray JF,Nadel JA. Murray and Nadels textbook of respiratory medicine. 4th
edition. Elsevier Inc. United State of America : Saunders;2005.p.3482-8

Bennete M.J. 2013. Pediatric Pneumonia.http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview. (9


Marert 2013)

Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., Carter E.R., Harrison C., Kaplan S.L., Mace S.E.,
McCracken Jr G.H., Moore M.R., St Peter S.D., Stockwell J.A., and Swanson J.T. 2011. The
Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of Age :
Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases
Society of America. Clin Infect Dis. 53 (7): 617-630

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Penerbit
IDAI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai