Anda di halaman 1dari 3

Teknik Evakuasi

TEKNIK DASAR PEMANJATAN

SASARAN
Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan mampu :
1 Menyebutkan arti dari teknik memanjat
1. Menyebutkan tiga jenis teknik pemanjatan berdasarkan permukaan tebing
2. Menyebutkan enam jenis pengembangan teknik Fissure Climbing.
3. Menyebutkan perlengkapan teknis pemanjatan

TEKNIK MEMANJAT
Pada dasarnya teknik memanjat adalah merupakan cara bagaimana kita dapat
menempatkan tubuh sedemikian rupa sehingga memberi peluang untuk memanjat atau
bergerak dan dapat bertahan lama atau tidak melelahkan. Stabilitas dan keseimbangan
kedudukan badan muncul sebagai hubungan antara berat badan dan gaya tumpuan atau
pegangan yang ada pada permukaan tebing.
Berdasarkan brmacam-macam kondisi permukaan dinding maka teknik pemanjatan
dapat dikelompokkan atas tiga kategori umum. Pengelompokkan ini sesuai dengan bagian
atau keadaan tebing yang dimanfaatkan untuk mendapatkan gaya tumpuan dan pegangan.
1. FACE CLIMBING
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga
yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan . Intinya : Konsentrasi berat
pada bidang yang sempit (tumpuan kaki) akan memberikan gaya gesekan dan kestabilan
yang lebih baik.
2. FRICTION / SLAB CLIMBING
Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu.
Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekerasan permukaan
cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan
memberi beban bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin.

Badan SAR Nasional

Teknik Evakuasi

3. FISSURE CLIMBING
Teknik ini memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolaholah berfungsi sebagai pasak.
Ada beberapa pengembangan dari teknik Fissure Climbing ini, antara lain :

JAMNING adalah teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu
lebar. Jari-jari kaki atau tangan dapat dimasukkan/diselipkan pada celah sehingga
seolah-olah menyerupai pasak.
CHIMNEYING adalah teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar (Chimney).
Badan masuk di antara celah, dan punggung di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki
menempel pada sisi tebing depan. Kedua tangan membantu mendorong ke atas
bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat beban.
BRIDGING adalah teknik memanjat pada celah vertical yang lebih besar (gullies).
Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua
celah. Posisi kaki mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu tangan yang juga
berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
LAY BACK adalah teknik memanjat pada celah vertical dengan mempergunakan
tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mngait pada tepi celah punggung miring
sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan.
Tangan menarik ke belakang dan kaki mendorong ke depan dan kemudian bergerak
naik ke atas silih berganti.
HAND TRAVERSE adalah teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping
(Horizontal). Hal ini dilakukan apabila tempat pegangan yang ideal sangat minim dan
memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan
banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tergantung pada pegangan tangan.
Sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat
badan dapat terbagi lebih rata.
MANTELSELF adalah teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang
letaknya agak tinggi, namun cukup besar dan dapat diandalkan untuk tempat berdiri
selanjutnya. Kedua kaki dipergunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan
pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada, maka posisi
tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengangkat berat badan, yang
dibantu dengan dorongan kaki.
Proses memanjat merupakan gabungan dari berbgai kegiatan dasar, yaitu :
1. Mengamati, mengenal medan dan menentukan lintasan/rute yang akan dilalui, baik
secara keseluruhan maupun selangkah yang sangat menentukan untuk langkah
selanjtnya. Permukaan tebing yang banyak memiliki tangga-tangga (teras kecil),
tonjolan, lekukan dan celah serta sudut (corner) merupakan lintasan-lintasan yang
mungkin untuk dilalui.
2. Memikirkan teknik yang akan dipakai secara keseluruhan maupun selangkah demi
selangkah. Teknik tersebut merupakan pemikiran atau hsil pengamatan dari lintasan
yang dilihat (apakah ada Chimney, crack dan sebagainya).
3. Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan.
4. Gerak memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknik yang direncanakan.

Badan SAR Nasional

Teknik Evakuasi

PERLENGKAPAN TEKNIS
1. Tali (kernmantle), terdiri dari dua jenis : Dinamic dan Static
2. Harness. Jenis alat pengaman tubuh saat memanjat atau turun. Ada dua jenis
harness :
Seat Harness, menahan berat badan di pinggang dan paha
Full Body Harness, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung dan paha
3. Helmet (pelindung kepala)
4. Carabiners (snap & screm gate)
5. Anchor (penahan beban)
- Natural Anchor (alam)
- Artificial Anchor (buatan)
Chock adalah sebuah sling yang diikatkan pada sebuah bandul logam yang
berfungsi sebagai pasak dan sling sebagai penghubung. Ada beberapa macam
chock antara lain : Hexentrix, Stopper, Tricams. Pemasangannya adalah dengan
cara disisipkan pada celah yang menyempit ke bawah.
Piton adalah sepotong logam yang dibentuk agar berfungsi sebagai pasak yang
dimsukkan ke dalam celah sehingga menghasilkan gaya tekan dan gesek yang
besar sehingga mampu menahan beban yang besar. Ada beberapa macam bentuk
piton antara lain : Lost Arrow, Bong, Bugaboo, Angel. Penggunaannya adalah
dengan diselipkan pada celah dengan bantuan palu.
Friends (pengaman sisip pegas)
6. Ascender Handle (Jumar)
7. Descender (Figure of Eight)
8. Hammer (palu)
9. Stirrup (tangga)
10. Bolt (baut tebing)
11. Weabing (tali tubuh)
12. Prusik
13. Sticht Plate (pengaman)
14. Ranners (pengaman lintasan)
15. Chalk Bag (kantong magnesium)
16. Magenesium (penyerap keringat)
17. Pulley (katrol mini)

Badan SAR Nasional

Anda mungkin juga menyukai