Panduan Skripsi Fikp
Panduan Skripsi Fikp
OLEH:
TIM PENYUSUN
KATA PENGANTAR
Setiap
mahasiswa
Fakultas
llmu
Kelautan
dan
Perikanan
harus
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
888888888888888888888.
iv
88888888888888888888
8888888888888888888
vi
888888888888888888888
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
88888888888888888..
4
4
6
7
8..8888888888.
10
16
23
888888888888888
37
Taat azas
88888888888888888888
Angka dan Satuan
88888888888888888.
Cetak Miring (Italik/Kursif) 888888888888888
Tengah-tengah 8888888888888888888
Pembentukan Istilah Baru 888888888888888
Nama Ilmiah 888888888888888888.88
Paragraf 8888888888888888888888
Tabel dan Gambar 888888888888888888
Kutipan
8888888888888888888888
37
37
39
39
40
41
41
42
47
88888888888.
49
TELADAN
88888888888888888888888.
51
LAMPIRAN
88888888888888888888888
52
iii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
888888
26
888888888
38
42
43
46
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
44
45
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
88888888888888.
53
54
3. Contoh ringkasan
888888888888888888..
55
8888888888888888.
56
57
8888888888888888
58
8888888888888888
59
888888888888888888.
60
88888888888888888
61
888888888888888
62
888888888888888
63
8888888888888888
64
8..
66
152
160
161
162
163
vi
888.
8888888
164
8888888888.
165
I. PENDAHULUAN
Penulisan karya ilmiah (laporan hasil penelitian) merupakan salah satu
persyaratan akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa strata satu (S1)
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) di Universitas Hasanuddin untuk
memperoleh gelar sarjana. Di dalam Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
1395/MPK/87, 21/SE/87 tanggal 28 September 1987 yang diperkuat oleh PP 30
tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi ditegaskan bahwa karya ilmiah untuk S1
disebut skripsi.
Semua
Oleh
karena itu, penelitian dan penulisan skripsi harus dilakukan sendiri mahasiswa
tersebut.
hanya dapat diterima jika telah memenuhi semua ketentuan dalam Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah ini.
sehingga tampak menonjol pada ketiga sisi (atas, samping kanan, dan bawah).
Naskah asli skripsi diketik di atas kertas berukuran A-4 (210 mm x 297 mm) HVS
80 g m-2. Tindasan skripsi berupa hasil perbanyakan fotokopi harus baik, jelas,
dan bersih.
Di FIKP terdapat dua jurusan dan lima program studi. Untuk
membedakan skripsi kelima program studi maka setiap program studi memiliki
warna pita pembatas yang berbeda-beda. Jurusan Ilmu Kelautan memiliki satu
program studi dan menggunakan pita pembatas berwarna biru muda. Pada
Jurusan Perikanan terdapat empat program studi, yaitu Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan (pita pembatas warna hijau tua), Program
Studi Budidaya Perairan (pita pembatas warna coklat), Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (pita pembatas warna merah tua), dan
Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan (pita pembatas warna kuning). Saat ini
telah diusulkan pembentukan program studi baru yaitu Program Studi Teknologi
Hasil Perikanan dan pita pembatas pada skripsi yang diberikan pada program
studi ini adalah warna ungu.
B. Pengetikan
Jenis huruf (font) yang digunakan untuk pengetikan skripsi adalah Arial
berukuran 11. Naskah diketik dengan jarak dua spasi pada satu muka halaman
dengan batas-batas (marjin) sebagai berikut: 4 cm dari pinggir kiri, 3 cm dari
pinggir kanan, 3 cm dari pinggir atas, dan 3 cm dari pinggir bawah. Bidang yang
dibatasi oleh marjin kiri, marjin kanan, marjin atas, dan marjin bawah ini disebut
bidang tulis.
Pada halaman bab (halaman yang berisi bab), baris pertama dimulai
pada jarak 3 (tiga) spasi di bawah judul bab. Antara anak-bab (sub-bab) dengan
awal alinea/paragraf berjarak dua spasi. Antara akhir alinea dengan anak-bab
berikutnya 3 (tiga) spasi. Setiap alinea baru diberi indentasi dan huruf pertama
dimulai pada ketukan keenam dari marjin kiri.
1. Judul Skripsi
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan menggunakan huruf kapital (huruf
balok/besar) Arial font 14 dan dicetak tebal (bold), tanpa ada singkatan, kecuali
untuk singkatan yang berlaku umum, misalnya PT, CV, dan sebagainya.
Pengetikan judul skripsi terletak di tengah-tengah halaman atau simetris di
tengah bidang tulis tanpa diakhiri dengan tanda titik. Bila judul skripsi lebih dari 2
(dua) baris maka jarak ketikan antara baris adalah 1 (satu) spasi.
2. Judul Bab
Judul bab ditulis dengan huruf kapital menggunakan font Arial 12 dicetak
tebal (bold), diatur simetris di tengah bidang tulis tanpa diakhiri dengan titik.
Judul bab diketik mengikuti nomor bab dan dimulai 2 (dua) ketukan setelah tanda
titik pada nomor bab.
3. Judul Anak Bab
Jika judul anak-bab langsung mengikuti judul bab maka judul anak bab
tersebut terletak 3 (tiga) spasi di bawah judul bab. Jika antara judul bab dengan
judul anak bab terdapat teks, maka judul anak bab diketik 3 (tiga) spasi dibawah
baris terakhir dari teks yang mendahuluinya. Setiap kata pada judul anal bab
dimulai dengan huruf kapital kecuali kata sambung dan kata depan, dicetak tebal,
dan diketik mulai dari sisi paling kiri (berjarak 4 cm dari pinggir kiri) dan tanpa
diakhiri dengan titik. Jenis huruf yang digunakan adalah Arial 11.
4. Judul Anak-anak Bab
Judul anak-anak-bab (sub-sub-bab) diketik mulai dari marjin kiri (berjarak
4 cm dari pinggir kiri), terletak 3 (tiga) spasi di bawah baris terakhir alinea
sebelumnya dan dicetak tebal. Seperti halnya pada judul anak-bab, maka semua
awal kata pada judul anak-anak-bab diketik dengan huruf kapital dan diakhiri
tanpa tanda titik. Huruf yang digunakan adalah Arial 11.
Jika dalam penulisan skripsi memerlukan rincian ke bawah, maka rincian
tersebut disajikan dalam bentuk urutan abjad atau angka sesuai dengan rincian.
Tidak dibenarkan mempergunakan tanda penghubung, notasi, bullet atau tanda
yang lain. Indentasi dapat digunakan jika diperlukan.
Pedoman ini mengacu pada Council of Biology Editors (CBE) Style
Manual sehingga penulisan anak-bab dan derajat yang lebih rendah selalu
kembali ke marjin kiri bidang tulis. Urut-urutan penulisan bab, anak-bab, dan
derajat yang lebih rendah lengkapnya adalah sebagai berikut:
I.
anak-bab
anak-anak-bab
anak-anak-anak-bab
anak-anak-anak-anak-bab
anak-anak-anak-anak-anak-bab
anak-anak-anak-anak-anak-bab
anak-anak-anak-anak-bab
anak-anak-anak-bab
anak-anak-bab
anak-bab
II.
dan seterusnya.
bab
A.
1.
a.
(1).
(a).
(b).
(2).
b.
2.
B.
bab
5. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka diketik 1 (satu) spasi dan jarak antara satu pustaka
dengan pustaka berikutnya adalah 1 (satu) spasi. Baris kedua dan seterusnya
diketik 5 (lima) ketukan ke dalam (dimulai pada ketukan ke-6). Jika mengetik
dengan program Microsoft Word, seluruh pustaka yang telah diketik sebelumnya
diblok, kemudian melalui Menu Format, klik Indent and Spacing, Special, dan
Hanging, maka seluruh pustaka akan tersusun seperti tersebut di atas.
ditempelkan.
Setiap tabel atau gambar diberi nomor dengan angka Arab (1, 2, 3, ...).
Penjelasan mengenai suatu tabel atau gambar ditulis segera setelah tabel atau
gambar bersangkutan. Pernyataan yang merujuk pada tabel atau gambar harus
dicantumkan pada bagian teks sebelum tabel atau gambar yang dimaksud
muncul. Dalam merujuk tabel atau gambar maka nomor tabel atau gambar harus
disebutkan dan kata tabel atau gambar harus ditulis dengan awal kata
menggunakan huruf kapital. Misalnya Tabel 3; Gambar 2.
Judul tabel dan gambar diketik dengan jarak 1 (satu) spasi dimulai dari
tepi kiri.
Setiap awal kata pada box-heading, stub-heading, dan stub, diawali dengan
huruf kapital. Kata sambung atau kata penunjuk harus dengan huruf kecil. Judul
tabel ditempatkan sebelum tabelnya sedangkan judul gambar ditempatkan
sesudah gambarnya. Garis pertama pada bagian atas tabel terletak dua spasi di
bawah judul tab). Jarak antara akhir alinea dengan judul tabel dan antara tabel
dengan awal alinea yang baru pada halaman yang sama adalah 3 (tiga) spasi.
Potret hitam-putih atau berwarna dapat ditempelkan pada naskah asli
maupun salinannya, selama ukurannya memenuhi persyaratan.
menggunakan lem yang tidak mudah lepas.
Penempelan
dibenarkan untuk menulis teks pada halaman tersebut kecuali judul dan
keterangan gambar. Hal yang sama berlaku juga pada gambar yang dipindai
(hasil reproduksi melalui penggunaan scanner).
D. Nomor Halaman
Untuk halaman-halaman sebelum bab Pendahuluan (Bab I) dipakai angka
kecil Romawi (i, ii, iii, dan seterusnya). Halaman judul bernomor i, tetapi nomor
ini tidak dicantumkan pada halaman tersebut, tetapi dinyatakan dalam Daftar Isi.
Untuk halaman-halaman naskah digunakan angka Arab, dimulai pada bab
Pendahuluan. Halaman bab Pendahuluan tidak diberi nomor 1, tetapi halaman
berikutnya diberi nomor 2 dan seterusnya sampai dengan lampiran-lampiran,
kecuali halaman Lampiran. Tiap bab dimulai pada halaman baru dan halaman
ini tidak diberi nomor.
Semua nomor halaman diketik di sudut kanan atas karena lebih mudah
dilihat. Nomor halaman diketik 1.5 cm dari tepi atas dan 3.0 cm dari tepi kanan,
dengan menggunakan font Arial 11. Semua nomor halaman tidak diberi tanda
kutip (1), tanda sambung (-1-), atau titik di bagian belakang (1.).
Pada umumnya skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu: Bagian pembuka,
Tubuh tulisan, dan Bagian akhir atau pelengkap. Skripsi ditulis dalam bahasa
Indonesia yang baku dengan menghindari sejauh mungkin penggunaan istilah
asing.
Istilah asing yang belum ada kata padanannya dalam kata bahasa
Indonesia harus diketik dengan huruf miring (italic). Bagian-bagian dari sebuah
skripsi secara lebih terperinci adalah sebagai berikut:
A. Bagian Pembuka
1.
Sampul
2.
Abstrak
3.
Halaman judul
4.
Halaman pengesahan
5.
Riwayat hidup
6.
7.
Daftar isi
8.
Daftar tabel
9.
Daftar gambar
Pendahuluan
2.
Tinjauan pustaka
3.
4.
5.
C. Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran
3. Glosari atau singkatan
A. Bagian Pembuka
1. Sampul
Judul
skripsi
pada
sampul
dicetak
tebal
dengan
huruf
kapital
menggunakan font Arial 14 dan berwarna perak. Istilah Latin atau nama ilmiah
ditulis sesuai aturan yang berlaku, menggunakan huruf kecil. Tulisan lain yang
tercetak pada sampul menggunakan font Arial 12. Pada sampul tersebut dicetak
judul skripsi, tulisan SKRIPSI, nama lengkap penulis, logo universitas, program
studi tempat penulis menyelesaikan studinya, jurusan, fakultas, tempat, serta
tahun penulis lulus (Lampiran 1). Skripsi dibuat dengan sampul keras (hard
cover), berwarna biru tua, dijilid antero, dan diberi laminasi plastik. Pada bagian
punggung skripsi tercantum tulisan nama lengkap dan nomor induk penulis, judul
skripsi, dan tahun kelulusan, dengan huruf Arial yang ukuran fontnya disesuaikan
(Lampiran 2).
2. Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat dan lengkap mengenai penelitian yang
telah dilakukan, termasuk tujuan, metode, dan deskripsi hasil yang pentingpenting. Tidak boleh ada kalimat yang merupakan kesimpulan di dalam abstrak
Abstrak disusun dalam beberapa alinea dan panjangnya tidak melebihi 250 kata
(Lampiran 3).
Di dalam abstrak tidak diperkenankan menggunakan singkatan kecuali
akan disebutkan lebih dari dua kali. Contohnya, bila kata tingkat kematangan
gonad digunakan lebih dari dua kali, maka ditulis terlebih dahulu tingkat
kematangan gonad (TKG), selanjutnya digunakan singkatan TKG.
Abstrak
hanya memuat teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel.
Abstrak diketik dengan 1 (satu) spasi, termasuk judul. Kata Abstrak
ditulis dalam huruf kapital, dicetak tebal, dan diletakkan di tengah-tengah bidang
10
tulis. Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital, dua spasi di bawah
judul dan dimulai dari marjin kiri, kemudian diikuti dengan judul skripsi. Huruf
pertama setiap kata pada judul skripsi diketik dengan huruf kapital kecuali kata
depan dan kata sambung.
3. Halaman Judul
Halaman ini merupakan halaman pertama skripsi dan diberi nomor
halaman i, tetapi tidak dicantumkan pada halaman tersebut (Lampiran 4).
Nama penulis harus ditulis lengkap, seperti halnya pada halaman sampul dan
abstrak. Kalimat-kalimat yang diketik pada halaman judul harus simetrik, artinya
ditempatkan di tengah-tengah bidang tulis. Seluruh huruf yang digunakan adalah
Arial dengan ukuran font 12.
4. Halaman Pengesahan
Halaman
pengesahan
merupakan
satu-satunya
halaman
yang
11
Nama dan tanda tangan ketua program studi dan dekan fakultas
5. Riwayat Hidup
Riwayat hidup ditulis dalam skripsi dengan menggunakan sebanyakbanyaknya satu halaman (Lampiran 6). Dalam riwayat hidup tercantum nama
penulis, dimana dan kapan dilahirkan, nama kedua orang tua, status perkawinan
(dan jumlah anak, jika telah menikah), pendidikan yang telah diperoleh (tahun
lulus SD, SLTP, dan SLTA), tahun terdaftar di Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan (bebas test, SPMB, atau lewat jalur kemitraan), serta data diri lainnya
yang dianggap perlu (keaktifan di organisasi mahasiswa, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat, atau pernah menjadi asisten mata kuliah
tertentu).
pekerjaan. Riwayat hidup diketik dengan 1.5 spasi antar baris. Pada halaman ini
juga ditampilkan pas-foto berwarna hasil pindai berukuran 4 cm x 6 cm, pada sisi
kiri atas dari awal riwayat hidup.
12
yang
tidak
menggunakan
Ucapan
Terima
Kasih
dapat
tentang kapan dan lama penelitian dilakukan, lokasi, sumber dana penelitian jika
biaya bukan berasal dari dana pribadi, maksud penyusunan skripsi serta ucapan
terima kasih dan penghargaan. Penulis tidak diperkenankan menulis sesuatu
dalam bahasa yang tidak baik dan tidak sopan. Hindari hal-hal yang bersifat
tidak ilmiah atau tidak terkait langsung dengan penyelesaian skripsi dalam Kata
Pengantar. Jika hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam suatu jurnal
atau dipresentasikan dalam seminar ilmiah sebelum dipertahankan dalam ujian
skripsi, maka harus dinyatakan dalam Kata Pengantar (judul artikel, nama jurnal,
nomor, dan tahun).
7. Daftar Isi
13
Pada halaman ini penulis memuat semua bahan tulisan yang terdapat
sesudah daftar dsi, meliputi: Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, serta
Judul Bab dan Anak-bab.
lampiran, serta glosari jika ada. Bagian-bagian yang mendahului daftari isi tidak
dimuat dalam daftar isi (Lampiran 8).
Judul Daftar Isi diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan
diletakkan di tengah-tengah bidang pengetikan, 2 spasi di bawah nomor
halaman. Perkataan Halaman diketik di pinggir kanan, 2 spasi di bawah judul
Daftar Isi dan berakhir 3 cm dari sisi kanan. Susunan daftar isi menyusul 2 spasi
di bawahnya.
14
Daftar Tabel ditulis pada halaman baru dan diketik seperti mengetik
Daftar Isi. Dua spasi di bawah judul Daftar Tabel yang terletak di tengah-tengah
bidang pengetikan, tepat pada permulaan batas marjin kiri ditulis perkataan
Nomor, sedangkan di sebelah kanan diketik perkataan Halaman yang berakhir
pada batas marjin kanan. Nomor tabel menggunakan angka Arab (1, 2, 3..),
diketik tepat pada pertengahan tulisan Nomor, 2 spasi di bawah tulisan Nomor
dan Halaman. Judul tabel dalam Daftar Tabel harus sama dengan judul tabel
dalam naskah, dan tidak diakhiri titik. Akhir dari setiap judul tabel dihubungkan
oleh tanda titik-titik dengan nomor halaman tempat tabel tersebut dijumpai dalam
naskah skripsi. Judul yang memerlukan lebih dari satu baris diketik satu spasi
dan dimulai tepat di bawah huruf pertama kata pertama baris kalimat di atasnya.
Semua tabel ditempatkan seperti naskah (lihat halaman 41), terkecuali bila
ukuran tabel mengharuskan penempatannya sepanjang kertas (lihat halaman
42). Nomor dan judul tabel diketik 2 spasi di atas tabel.
b. Daftar Gambar
Daftar Gambar diketik pada halaman baru, tersendiri dan disusun seperti
Daftar Tabel. Tidak dibedakan antara grafik, peta, atau potret, semua bernomor
urut angka Arab (lihat halaman 43). Gambar yang lebih besar dari ukuran kertas
harus diperkecil tanpa mengabaikan arti dari gambar tersebut. Bila gambar tidak
mungkin diperkecil, misalnya peta, maka gambar tersebut dilipat. Setiap gambar
diletakkan pada satu halaman kosong dan tidak dicampur bersama teks,
berbentuk memanjang atau melebar. Judul gambar terletak 2 spasi di bawah
gambar dan diakhiri tanpa titik. Jika judul gambar lebih dari 1 (satu) baris maka
diketik dengan 1 (satu) spasi dan baris kedua dimulai tepat di bawah huruf
pertama kata pertama baris kalimat di atasnya.
15
9. Daftar Lampiran
Seperti halnya Daftar Tabel dan Daftar Gambar, lampiran tidak perlu
dibuatkan daftar bila hanya terdapat satu buah di dalam naskah skripsi.
Penulisan lampiran mengikuti aturan yang telah dikemukakan di atas pada Daftar
Tabel dan Daftar Gambar (Lampiran 11). Lampiran dapat berupa tabel, gambar,
atau teks, dan semuanya disusun sesuai dengan nomor urut penyebutannya
dalam tubuh tulisan.
B. Tubuh Tulisan
Tubuh tulisan terdiri atas: (1) Pendahuluan, (2) Tinjauan Pustaka, (3)
Bahan dan Metode, (4) Hasil dan Pembahasan, dan (5) Simpulan.
Bila ada
saran, maka judul bab yang terakhir dapat diubah menjadi Simpulan dan Saran.
Setiap judul bab diketik dengan huruf kapital yang dicetak tebal (bold),
menggunakan Arial font 12, ditempatkan di tengah-tengah bidang pengetikan,
dua spasi di bawah nomor halaman.
1. Pendahuluan
Bab Pendahuluan biasanya memuat gambaran yang dengan singkat
mengulas alasan mengapa penelitian perlu dilakukan, kerangka berpikir,
perumusan dan pendekatan masalah, keterkaitan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh orang lain, tujuan dan manfaat, serta hipotesis yang diajukan jika
ada. Dalam bab ini perlu diberikan kesan kepada pembaca bahwa apa yang
penulis teliti memiliki manfaat bagi ilmu pengetahuan atau pembangunan
masyarakat.
a. Latar Belakang
16
Dalam anak-bab ini perlu diuraikan berbagai hal, fakta, dan pendapat
yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian.
b. Perumusan Masalah
Anak-bab ini berisi uraian tentang adanya kesenjangan antara keadaan
yang diinginkan dengan kenyataan, atau antara teori dengan fakta. Pertanyaanpertanyaan yang muncul di dalam perumusan masalah perlu dijawab dan
dibuktikan kebenarannya.
masalah
atau
dalam
upaya
memahami
masalah
yang
menggunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti
mengetahui, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, menerapkan
suatu konsep atau dugaan, dan menganalisis. Manfaat hasil penelitian ini dapat
digunakan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan kepentingan masyarakat pada umumnya.
d. Hipotesis
Perumusan hipotesis tidak selalu harus dicantumkan dalam skripsi.
Untuk penelitian yang bersifat eksploratif dan sebagian yang bersifat deskriptif
perumusan hipotesis tidak perlu dilakukan.
17
2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka merupakan kumpulan keterangan yang diperoleh dari
bahan rujukan yang berkaitan erat dengan judul skripsi serta dapat menunjang isi
skripsi secara keseluruhan.
yang diperoleh dari suatu bahan pustaka perlu diserasikan, sejauh hal tersebut
tidak menyimpang dari makna yang dimaksudkan. Bab Tinjauan Pustaka dapat
dibagi menjadi beberapa anak-bab sesuai dengan kebutuhan.
Pustaka yang digunakan sebaiknya berupa pustaka terbaru yang sesuai
dengan bidang yang diteliti. Kumpulan pustaka yang sesuai dan mutakhir dapat
membantu penulis mengetahui dengan jelas status penelitian di bidang tersebut.
Kumpulan pustaka yang memadai dapat meningkatkan kepercayaan diri penulis
dalam memilih metode yang akan digunakan dalam penelitian, melaksanakan
penelitian, dan menyusun argumentasi dalam pembahasan permasalahan yang
timbul dalam penelitian. Komunikasi perseorangan dapat dilakukan dengan ahli
dalam bidang yang bersangkutan atau yang berkompeten, sumber-sumber yang
tidak bisa ditemukan di perpustakaan dapat dijadikan sebagai bahan acuan.
Sebagai contoh: jika penulis melakukan komunikasi dengan Prof. Dr. Muhammad
18
Eidman, M.Sc., seorang ahli dalam bidang biologi laut, maka penulis dapat
menulis kutipan pernyataan beliau tersebut dan diakhiri dengan ketikan (Muh.
Eidman, komunikasi pribadi, 2003).
Jika di dalam penelitian dilakukan pengamatan terhadap spesies tertentu,
maka perlu dicantumkan klasifikasi dan deskripsi spesies tersebut.
Dalam
klasifikasi ini harus dicantumkan pula authority name atau descriptor dan
tahun pertama kali deskripsi tersebut disebarluaskan.
memiliki sinonim maka cantumkan pula sinonimnya pada sebuah paragraf baru.
Klasifikasi, sinonim, dan deskripsi, dapat ditempatkan dalam suatu anak-bab
tersendiri pada bagian awal Tinjauan Pustaka. Klasifikasi dapat ditulis dalam
bentuk anak-tangga, bentuk mendatar, atau bentuk vertikal.
Contoh penulisan klasifikasi bentuk anak tangga adalah sebagai berikut
(sebagai contoh cumi-cumi):
Filum Moluska Linnaeus, 1758
Kelas Cephalopoda Cuvier, 1798
Subkelas Coleida Bather, 1888
Cohort Neocoleoidea Haas, 1997
Superordo Decapodiformes Young et al., 1998
Ordo Teuthida Naef, 1916
Subordo Myopsida Orbigny, 1845
Famili Loliginidae Steenstrup, 1861
Subfamili Sepioteuthinae Naef, 1921
Genus Sepioteuthis Blainville, 1824
Spesies Sepioteuthis lessoniana Lesson, 1830
Contoh penulisan klasifikasi bentuk mendatar adalah sebagai berikut
(sebagai contoh rajungan): Filum Crustacea Pennant, 1777; Kelas Malacostraca
Latreille, 1806; Subkelas Eumalacostraca Grobben, 1892; Superordo Eucarida
19
Calman,
1904;
Ordo
Decapoda
Latreille,
1830;
Subordo
Pleocyemata
20
deskriptif,
koreksional
(studi
verifikasi),
kausal,
komparatif,
tumbuhan,
ikan,
avertebrata,
mikroorganisme,
maka
perlu
21
pendapat dan argumentasi secara jelas, bebas, singkat, dan logis. Pendapatpendapat peneliti terdahulu yang sudah dinyatakan dalam bab Tinjauan Pustaka
tidak perlu diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya.
5. Simpulan
Simpulan mengemukakan secara singkat dan jelas apa yang telah
diperoleh penulis dari hasil penelitiannya atau jawaban atas hipotesis yang
diajukannya atau tujuan yang dirumuskannya.
22
Saran tidak
selamanya harus ada. Anak-bab Saran berisi saran tentang hal-hal yang perlu
dikerjakan pada penelitian selanjutnya, kelemahan atau kekurangan penelitian
yang telah dikerjakan dan yang perlu dilengkapi dan disempurnakan pada tahap
penelitian selanjutnya.
C. Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka berisi semua pustaka yang diperlukan sebagai acuan
dalam penulisan skripsi.
majalah atau jurnal dan buku yang diterbitkan, serta lazimnya dapat ditemukan di
perpustakaan, dan tulisan ilmiah yang dipublikasikan secara elektronik di internet
(online publication).
hasil simposium dan seminar ilmiah yang ditulis oleh para ilmuan dapat
dimasukkan ke dalam Daftar Pustaka. Sumber-sumber acuan yang tidak tertulis
atau tidak diterbitkan tidak dimuat dalam Daftar Pustaka. Penuntun praktikum
dan catatan kuliah tidak dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan
skripsi.
Kata Daftar Pustaka diketik ditengah-tengah kertas, 2 spasi di bawah
nomor halaman. Tiga spasi di bawahnya, dimulai dari pinggir kiri diketik pustaka
yang dipakai di dalam naskah. Tiap pustaka diketik 1 (satu) spasi dan antara
23
Urutan penulisan
pustaka yang dikutip dari majalah/jurnal adalah nama (keluarga) penulis, tahun
penerbitan, judul tulisan, nama majalah/jurnal, volume atau nomor, serta
halaman awal dan akhir dimana tulisan tersebut terletak.
Daftar Pustaka harus memuat semua pustaka yang dikutip penulis,
terkecuali bahan-bahan yang tidak diterbitkan. Skripsi, tesis atau disertasi yang
tidak dipublikasikan merupakan kekecualian, karena biasanya dapat dibaca di
perpustakaan, sehingga harus dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
Perlu
diperhatikan bahwa hanya pustaka yang diacu dalam laporan yang disertakan
dalam Daftar Pustaka. Pada Lampiran 12 tercantum contoh pustaka yang dikutip
dalam panduan ini.
Bahan pustaka disusun berturut-turut secara abjad menurut nama
keluarga penulis. Bila seorang penulis menulis dua atau lebih karangan pada
tahun yang bersamaan, maka di belakang tahun ditulis a, b, dan seterusnya. Bila
seseorang menulis dua atau lebih karangan dalam tahun yang berbeda, maka
pustaka disusun menurut urutan waktu; tulisan terbitan tahun yang lebih awal
diketik terlebih dahulu dari tulisan terbitan tahun yang lebih akhir. Sebuah artikel
yang ditulis oleh dua orang maka antara penulis pertama dan kedua
ditambahkan kata dan atau and. Jika penulis lebih dari dua orang, antara
penulis pertama dan berikutnya diberikan tanda koma (,), dan sebelum nama
24
penulis terakhir ditambahkan kata dan atau and. Daftar Pustaka ditulis tanpa
menggunakan nomor urut (lihat contoh Daftar Pustaka pada halaman 65 dan 66).
Sesuai dengan kesepakatan bersama yang diputuskan dalam Lokakarya
Peraturan
berupa nama keluarga, nama marga, nama ayah, nama kecil, atau apapun
tidak perlu diperhatikan atau dihiraukan.
Muchlisah Amaliah Ramadhani, ditulis: Ramadhani, M.A.
I Gusti Putu Arya Tirthawirya, ditulis: Tirthawirya, I.G.P.A.
Yudhistira Ardi Nugroho Mulyono Sardi, ditulis: Sardi, Y.A.N.M.
2. Nama yang menggunakan tanda garis penghubung pada dua unsur dianggap
satu kesatuan nama.
Ika Suwondo-Surasno, ditulis: Suwondo-Surasno, I.
Titie Raya Sadikin-Said, ditulis: Sadikin-Said, T.R.
3. Nama yang menggunakan kata penghubung (el, nan) dianggap merupakan
satu kesatuan nama.
Abas Sutan Pamuntjak nan Sati, ditulis: Pamuntjak nan Sati, A.S.
4. Nama yang diakhiri dengan inisial (singkatan) dianggap sebagai satu
kesatuan nama.
Nathaniel I., ditulis tetap: Nathaniel I.
Iskandar N.S., ditulis tetap: Iskandar N.S.
25
5. Nama yang mengandung kata-kata bin, binti, ibn, ibni, dan sebagainya.
Umar bin Wello Labuatussu, ditulis: Wello Labuatussu, U. bin
Sarintan binti Muhammad Tayeb, ditulis: Muhammad Tayeb, S. binti
6. Nama dengan gelar tradisional atau adat.
Andi Maghfirah, ditulis: Maghfirah, Andi
Raden Arifin Abdulrachman, ditulis: Abdulrachman, Arifin, Raden
Pangeran Raden Ario Achmad Djajadiningrat, ditulis
Djajadiningrat, Achmad, Pangeran Raden Ario
Bangsa
Arab/Mesir
Belanda
Burma
China
Hongaria
India
Inggeris/
Amerika
Nama lengkap
Hassan Fahmy Khalil
Mohammed Metawali Naguib
Aly Abdel Aziz
Youssef Abou-el-Ezz
Aziz Ibn Saud
Kamel el Metwali
Hugo de Vries
L.W. van Horst
Carolus den Hartog
U Thant
U Nu
Chan Tai-chien
Lin Ke-sheng
Chu Ying Chang
His Fam Fu
Farkas Karoly
Szent-Gyorgyi Albert
Bimal C. Sen Gupta
Natoobhai J. Das Gupta
J. C. Smith
F. W. Day, Jr.
A. B. Kent III
E. C. Bate-Smith
Penulisan nama
di Daftar Pustaka
Khalil, H. F.
Naguib, M. M.
Abdel-Aziz, A.
Abou-el-Ezz, Y.
Ibn-Saud, A.
el-Metwali, K.
de Vries, H.
van Horst, L.W.
den Hartog, C.
Thant, U.
Nu, U
Chan, T.
Lin, K.
Chang, C. Y.
Fu, H. F.
Farkas, K.
Szent-Gyorgyi, A.
Sen Gupta, B. C.
Das Gupta, N. J.
Smith, J. C.
Day, F. W., Jr.
Kent, A. B., III
Bate-Smith, E. C.
26
LanjutanEE.
Jepang
Jerman
Korea
Perancis
Portugis
Spanyol
Thailand
Vietnam
Susumu Segawa
Shigeru Yoshida
Sigurd von Boletzky
Hans zur Mayer
Tak Joon Lee
Min-Hong Choi
Jules LeBeau
Rene LEpee
Charles de Gaulle
Bertrand dAubiac
Silvio do Amaral
Alfredo C. dos Santos
Casimir Gomez Ortega
Juan Perez
Anuwat Natheewathana
Jaruwat Nabhitabhata
Ngo Van Hai
Nguyen Lam Tiep
Segawa, S.
Yoshida, S.
von Boletzky, S.
zur Mayer, H.
Lee, T. J.
Choi, M.-H
LeBeau, J.
LEpee, R.
de Gaulle, C.
dAubiac, B.
do Amaral, S.
dos Santos, A. C.
Ortega-Gomez, C.
Perez, J.
Natheewathana, A.
Nabhitabhata, J.
Ngo, H. V.
Nguyen, T. L.
Amerika Serikat diikuti oleh tanda koma dan nama negara bagian. Kalau dalam
buku yang diacu terdapat lebih dari satu nama kota penerbit, maka yang
digunakan adalah nama kota yang pertama. Judul buku tidak dicetak tebal atau
ditulis miring, dan setiap awal kata dimulai dengan huruf kapital kecuali kata
sambung dan kata penghubung.
27
Jika pustaka yang diacu merupakan salah satu bab dari sebuah buku
yang memiliki editor, maka urutan penulisan adalah nama pengarang, tahun
penerbitan, judul tulisan, kata In (jika buku tersebut berbahasa Inggeris) atau
kata Dalam (jika buku tersebut berbahasa Indonesia), nama editor, judul buku,
nama penerbit, kota penerbit, dan nomor halaman tempat tulisan tersebut
berada. Setiap awal kata judul tulisan menggunakan huruf kecil kecuali bagian
awal judul, sedangkan setiap kata judul buku dimulai dengan huruf kapital kecuali
kata sambung dan kata penghubung.
a. Satu pengarang
Pechenik, J.A. 1991. Biology of the Invertebrates. Second edition. Wm.C.
Brown Publishers, Dubuque, Iowa. 567 p.
b. Dua pengarang
Longhurst, A.R. and D. Pauly. 1987. Ecology of Tropical Oceans. Academic
Press Inc., San Diego. 407 p.
c. Lebih dari dua pengarang
Parsons, T.R., M. Takahashi, and B. Hargrave.
1984.
Biological
1998.
Tanaman
28
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Pusat
Pembinaan
dan
j.
1988.
H.M.
29
a. Satu pengarang
Jaap, W.C. 2000. Coral reef restoration. Ecological Engineering 15: 345364.
b. Dua pengarang
Boyle, P.R. and D. Chevis. 1991. Changes in follicle cell epithelium nuclei at
the onset of vitellogenesis in the octopus Eledone cirrhosa. Bulletin of Marine
Science 49: 373-378.
c. Lebih dari dua pengarang
Nabhitabhata, J., P. Asawangkune, S. Amornjaruchit, and P. Promboon.
2001. Tolerance of eggs and hatchlings of neritic cephalopods to salinity
changes. Phuket Marine Biological Center Special Publication 17(1): 289298.
d. Artikel khusus
Andy Omar, S. Bin. 2000. Food and growth in Haliotis. [Review]. Gajah
Mada University Journal of Fisheries Science 2(1): 1-12.
e. Artikel dengan halaman terputus
Crews, D. and W.R. Gartska. 1981. The ecological physiology of the garter
snake. Scientific American 245: 158-164, 166-168.
f.
Part 9 Pyramidellaceae.
30
berbahasa Inggeris) atau kata Dalam (jika buku tersebut berbahasa Indonesia),
nama editor (jika ada), judul prosiding atau nama pertemuan ilmiah atau
keduanya, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, nama penerbit, kota penerbit,
dan nomor halaman tempat tulisan tersebut berada.
tulisan menggunakan huruf kecil kecuali bagian awal judul, sedangkan setiap
kata judul prosiding dimulai dengan huruf kapital kecuali kata sambung dan kata
penghubung.
a. Tanpa editor
Danakusumah, E., A. Mansyur, dan S. Marthinus. 1997. Studi mengenai
aspek-aspek biologi dan budidaya cumi-cumi Sepioteuthis lessoniana.
II.
Teladan untuk hasil penelitian yang akan dipublikasikan tetapi belum terbit
Hasil penelitian yang akan dipublikasikan dan belum terbit tetapi sudah
disetujui akan terbit dalam suatu jurnal ilmiah, dapat dicantumkan dalam Daftar
Pustaka dengan menyebutkan tahun, judul artikel, nama jurnal, dan keterangan
[siap terbit] (jika dalam bahasa Indonesia) atau [in press] (jika dalam bahasa
Inggris).
31
Breen, P.A. 1985. Management of the British Columbia fishery for northern
abalone (Haliotis kamtschatkana).
32
[Disertasi].
Penelitian].
Lembaga
Penelitian
Universitas
Hasanuddin.
Ujungpandang.
Leighton, D.L. 1981. Early growth of the green abalone, Haliotis fulgens, in
hatchery and field observations. [Unpublished manuscript].
33
7 Januari 2004.
34
Day, C.
2002.
http://www.cephbase.utmb.edu/spdb/species.cfm?CephID=214
[diakses 20
Mei 2002].
Dalam penuntun ini diberikan sejumlah nama jurnal dan yang sering
dikutip oleh penulis dalam bidang perikanan dan kelautan, sebagaimana terlihat
pada Lampiran 13. Beberapa jurnal tersebut memiliki singkatan dan sengaja
dicantumkan untuk memudahkan pembaca melihat nama lengkap jurnal tersebut.
Selain itu, beberapa lembaga juga sering mengeluarkan laporan hasil penelitian.
Nama-nama lembaga dan singkatannya tercantum pada Lampiran 14.
Abstrak artikel dalam bidang perikanan dan kelautan dapat dilihat di
Oceanic Abstracts dan Aquatic Sciences and Fisheries Abstracts (ASFA).
Abstrak yang terdapat di dalam Oceanic Abstracts meliputi biologi laut,
oseanografi biologi, oseanografi fisika, oseanografi kimia, ekologi, meteorologi,
geologi laut, geofisika laut, geokimia laut, pencemaran laut, perlindungan
lingkungan, sumberdaya hayati bahari, sumberdaya non-hayati, kapal, dan
pelabuhan. ASFA terdiri atas:
1. ASFA-1, Biological Sciences and Living Resources, meliputi aspek-aspek
biologi dan ekologi lingkungan bahari, payau, dan air tawar; termasuk
sumberdaya hayati dan perikanan, akuakultur, komunitas akuatik, dan studi
tentang sosioekonomi yang berkaitan dengan organisme akuatik.
2. ASFA-2, Ocean Technology, Policy and Non-living Resources, meliputi
oseanografi fisika dan kimia, limnologi, geofisika dan geokimia bahari,
teknologi kelautan, undang-undang, dan sumberdaya non-hayati.
3. ASFA-3, Aquatic Pollution and Environmental Quality, meliputi seluruh aspek
yang berkaitan dengan pencemaran dan kualitas lingkungan akuatik,
termasuk pengawasan pencemaran, karakteristik polutan, pengaruh polutan
35
dan kesehatan
masyarakat.
4. ASFA Aquaculture Abstracts, meliputi ilmu, praktek, manajemen, dan aspekaspek ekonomi dari budidaya dan pemeliharaan organisme akuatik.
5. ASFA Marine Biotechnology Abstracts, meliputi aplikasi biologi molekuler dan
genetika terhadap organisme akuatik dan bahari.
2. Lampiran
Lampiran merupakan bagian untuk menyajikan keterangan-keterangan
atau angka-angka tambahan.
tentang contoh perhitungan statistik, tabel, gambar, peta, contoh kuisioner, dan
sebagainya, yang jika dimasukkan ke dalam naskah akan mengganggu
kelancaran penulisan. Bila lampiran perlu dibagi dalam beberapa bagian, maka
lampiran dipecah sesuai dengan pembagiannya. Lampiran diberi nomor dengan
menggunakan angka Arab.
3. Glosari
Glosari merupakan lampiran berupa keterangan tambahan tentang istilahistilah yang tercantum di dalam laporan ilmiah.
36
satuannya adalah satu ketukan, sedangkan untuk % tidak dipisahkan oleh jarak.
Untuk angka yang lebih kecil dari sepuluh digunakan kata-kata, dan untuk angka
sepuluh atau lebih pakailah angka, misalnya: delapan bagian, 14 ekor udang.
Tetapi dalam suatu seri atau rangkaian yang terdiri dari angka-angka di bawah
sepuluh dan lainnya di atas sepuluh, maka gunakan angka untuk semuanya,
misalnya: 7 ekor udang, 10 ekor kepiting, dan 14 ekor ikan. Bila angka-angka
yang digunakan sangat panjang, gantilah sebagian dari angka tersebut,
misalnya: 1 600 000 menjadi 1,6 juta dan 0,000 023 g menjadi 23 g.
37
Untuk angka yang terdiri dari dua sampai empat digit maka ditulis secara
berurutan, misalnya: 1000, 2568. Sedangkan bila lebih dari empat digit maka
angka-angka dilowongkan satu ketukan untuk setiap tiga angka yang berurutan
sebagai petunjuk ribuan, misalnya: 12 500, 100 000. Untuk menyatakan suatu
desimal gunakan tanda koma, misalnya: 0,1; 0,23; 0,456. Jika angka-angka
tersebut menunjukkan nilai uang, maka penulisan ribuan dipisahkan oleh tanda
titik dan untuk sen dipisahkan oleh tanda koma, misalnya: Rp.3.456.789,12.
Seandainya suatu kalimat perlu dimulai dengan suatu lambang atau
angka maka lambang atau angka tersebut tidak boleh disingkat atau ditulis
dengan angka. Lambang tersebut harus diketik lengkap, misalnya: Sentimeter
digunakan untuk menyatakan tinggi tanaman, dan bukan Cm. Contoh yang lain
adalah: Seratus kg kepiting tidak boleh ditulis dalam bentuk 100 kg.
Prefiks dan simbol dari sistem metrik yang sering digunakan dalam karya
ilmiah dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:
Kelipatan
1018 = 1 000 000 000 000 000 000
1015 = 1 000 000 000 000 000
1012 = 1 000 000 000 000
109 = 1 000 000 000
106 = 1 000 000
103 = 1 000
102 = 100
10 = 10
Prefiks
eksa
peta
tera
giga
mega
kilo
hekto
deka
Simbol
E
P
T
G
M
K
h*
da*
10-1 =
10-2 =
10-3 =
10-6 =
10-9 =
10-12 =
10-15 =
10-18 =
desi
senti
mili
mikro
nano
piko
femto
atto
d*
c*
M
N
P
F
A
0,1
0,01
0,001
0,000 001
0,000 000 001
0,000 000 000 001
0,000 000 000 000 001
0,000 000 000 000 000 001
Prefiks dan simbol ini diterima dalam SI tetapi tidak direkomendasikan, SI hanya
merekomendasikan prefiks dengan kelipatan 103 dan 10-3.
38
D. Tengah-tengah
Isi naskah berupa rumus, persamaan matematik, dan tabel yang
berukuran kecil harus ditempatkan di tengah-tengah kertas (simetris, jarak dari
sisi kiri sama dengan jarak dari sisi kanan kertas). Untuk tabel yang berukuran
besar dapat dibuat melintang, tetapi judul tabel harus tetap mengikuti prinsipprinsip yang telah dikemukakan di atas.
Rumus atau persamaan matematik ditulis tanpa menggunakan spasi.
Bila rumus atau persamaan tersebut terlalu panjang dan tidak dapat ditulis dalam
satu baris maka pemotongan penulisan dapat dilakukan sebagai berikut: (1)
Sesudah tanda =; (2) Sesudah tanda + atau ; (3) Sesudah tanda atau di
antara dua kurung jika tanda perkalian tidak disertakan; dan (4) Sebelum
penulisan simbol-simbol matematika lainnya (sigma, integral).
Penulisan rumus atau persamaan matematik yang terletak di tengahtengah dilanjutkan dengan keterangan tentang simbol-simbol yang tercantum
pada rumus atau persamaan tersebut disertai dengan satuannya jika ada.
Sebagai contoh penulisan rumus Indeks Bagian Terbesar berikut di bawah ini:
IBT =
Vi Oi
100%
ViOi
39
Equation Editor sebelum melakukan pengetikan. Pada menu utama Tools, klik
Customize, kemudian pilih Commands. Selanjutnya pada kolom Categories pilih
Insert dan pada kolom Commands pilih Equation Editor.
simbol dan letakkan pada toolbar menu utama.
seperti tersebut di atas maka klik
Klik sekali
terdapat pada kotak Font dilakukan perubahan jenis huruf menjadi Arial. Kotakkotak yang terdapat pada kolom Character Format (Bold dan Italic) tidak perlu
diberikan tanda centang (). Perubahan ukuran font dilakukan dengan mengklik
menu Size dan dilanjutkan dengan Define. Ukuran font pada kotak Full diganti
menjadi 11 pt, sedangkan untuk Subscript/Superscript diganti menjadi 10 pt.
40
tepat atau mendekati maka dicari padanannya dari kosakata bahasa serumpun,
bahkan jika tidak ditemukan barulah dicari dari kosakata bahasa asing
(khususnya bahasa Inggris).
diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dan dapat dicari
dalam Glosarium Biologi, Glosarium Fisika, Glosarium Kimia, dan Glosarium
Matematika.
F. Nama Ilmiah
Di dalam karangan yang dicetak, nama ilmiah dari tumbuhan dan hewan
dalam bahasa Latin harus dicetak miring (italik/kursif). Kedua kata dari binomium
dicetak miring sendiri-sendiri.
kapital, sedang huruf pertama dari spesies selalu huruf kecil, misalnya: Littorina
littorea.
Pada nama Latin yang bersangkutan ditulis untuk pertama kalinya dalam
karangan, nama author atau descriptor dan tahun pertama kali deskripsi
spesies tersebut perlu ditulis sesuai dengan penulisan yang lazim dan tidak
dicetak miring. Nama-nama author ini hanya ditulis satu kali saja di dalam
karangan. Misalnya: Perna viridis Linnaeus, 1758.
Jika nama ilmiah yang sama ditulis berulang-ulang, maka nama genusnya
boleh disingkat.
genera yang sama, maka genus untuk penulisan spesies berikutnya boleh
disingkat (lihat teladan di halaman 44-45).
G. Paragraf
Satu baris dari suatu paragraf tidak boleh diketik pada halaman
berikutnya. Jangan memulai suatu paragraf baru pada dasar halaman, terkecuali
bila ada cukup tempat untuk menampung sekurang-kurangnya dua baris. Setiap
41
paragraf harus terdiri dari minimal dua kalimat. Setiap kalimat tidak boleh dimulai
dengan kata sambung, kata sandang, dan kata depan.
Tabel 3. Nilai nutrisi empat golongan alga makanan alami ikan bandeng (Chanos
chanos) di tambak (Tang dan Hwang 1987)
Komposisi (%)
Kelompok alga
Chaetomorpha
Fitoflagellata
Diatomae
Cyanophyceae
Total
bahan
kering
10,72
11,98
12,87
9,86
Protein
kasar
Lemak
3,46
3,91
2,89
2,32
0,38
1,32
0,94
0,21
Ekstrak
bebas
nitrogen
3,21
5,61
2,25
1,52
Serat
0,98
0,42
0,27
0,70
42
43
280
240
0.527 t
S1
: Wt = 11.93 e
S2
S3
: Wt = 11.92 e
0.530 t
S2 20 ppt
(r = 0.98; n = 150)
(r = 0.98; n = 150)
S3 25 ppt
S1 15 ppt
0.529 t
S3 gab. : Wt = 11.92 e
(r = 0.98; n = 150)
S1
0.465 t
S4 : Wt = 12.32 e
(r = 0.98; n = 150)
200
S4 30 ppt
160
120
80
40
10
0
3 t
Pekan,
44
45
Judul tabel maupun gambar dimulai pada tepi kertas bagian kiri dan tidak
diakhiri dengan titik. Bila judul tadi melebihi satu baris, maka kata Tabel atau
Gambar yang mendahului judulnya diketik dari pinggir kiri dan judul selanjutnya
diketik satu spasi di bawah baris di atasnya dan dimulai tepat di bawah huruf
pertama dari kata permulaan judul.
Tabel 5. Produksi ikan terbang dan perkembangan ekspor telur ikan terbang di
Sulawesi Selatan
Produksi ikan
Volume ekspor
Nilai eksporb
a
terbang (ton)
telur ikan (ton)
(USD 1000)
1977
10 988,1
140,0
3696,8
1978
6452,8
160,0
4049,8
1979
9174,5
122,0
4238,8
1980
8239,7
261,6
5948,1
1981
8466,5
156,0
2663,5
1982
7641,5
175,4
4376,2
1983
7299,9
339,8
3012,6
a
Dinas Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan (1984); b Kanwil Departemen
Perdagangan Propinsi Sulawesi Selatan (1984)
Tahun
46
I. Kutipan
Beberapa contoh cara untuk menyatakan kutipan pada bagian manapun
di dalam naskah mengikuti sistem Harvard yaitu sebagai berikut:
a. Jenis-jenis lamun yang tersebar hampir di seluruh perairan pantai Indonesia,
kecuali di Kalimantan dan di Irian, adalah Cymodocea rotundata, C. serrulata,
Enhalus acoroides, Halodule uninervis, H. minor, H. pinifolia, Halophila ovalis,
Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii (Kiswara dan Hutomo
1983).
b. Den Hartog (1970) menyatakan bahwa sebaran geografis lamun terpusat
pada dua wilayah, yaitu di Indo Pasifik Barat dan di perairan Karibia hingga
pantai Samudera Pasifik Amerika Tengah.
c. Menurut Sutika et al.
akibat tingginya sedimentasi dari daerah hulu dan erosi. Lebih lanjut Sutika
47
48
49
latar belakang, maksud dan tujuan, metode, dan teknik pengumpulan data yang
berkaitan dengan kegiatan praktik lapang. Jika praktik lapang dilakukan di suatu
instansi/lembaga/perusahaan, maka bab Keadaan Umum berisi tentang sejarah
singkat, struktur organisasi, kegiatan, dan sumberdaya manusia instansi
tersebut. Sebaliknya, jika praktik lapang dilakukan di desa/bendungan/tambak,
maka bab ini berisi tentang keadaan umum lokasi tersebut, misalnya: jumlah
penduduk, luas areal pertambakan, produksi, dan lain-lain. Bab Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapang berisi tentang kegiatan yang telah dilakukan selama berada
di lokasi praktik. Rangkuman kegiatan praktik dimasukkan ke dalam suatu bab
tersendiri. Jika dirasa perlu, pada bab ini dapat ditambahkan saran. Jadi untuk
laporan praktik kerja lapang, tidak ada simpulan melainkan rangkuman,
Aktivitas yang dilakukan, sejak kedatangan sampai berakhirnya kegiatan
praktik ditulis dalam suatu daftar kegiatan (jurnal kegiatan PKL) dan dilampirkan
dalam laporan praktik. Di dalam lampiran, juga tercantum penilaian yang
diberikan oleh Pembimbing Lapangan dan surat keterangan telah melakukan
kegiatan praktik oleh pembimbing lapangan.
Laporan praktik kerja lapang tidak wajib memiliki daftar pustaka. Jika
dalam teks laporan tidak ada rujukan-rujukan referensi, maka laporan praktik
tidak perlu dilengkapi dengan daftar pustaka.
50
TELADAN
Pada halaman-halaman berikut ini disajikan suatu teladan sesuai dengan
pembicaraan pada halaman-halaman sebelumnya.
sebagai pedoman pada waktu menulis suatu skripsi atau laporan praktik.
51
LAMPIRAN
52
.
.
SKRIPSI
.
.
.
.
.
Oleh:
MUHAMMAD IKHWAN
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
53
MUHAMMAD IKHWAN
L 211 02 232
2006
54
ABSTRAK
MUHAMMAD IKHWAN.
Kajian Biologi dan Reproduksi Cumi-cumi Sepioteuthis
lessoniana Lesson, 1830, di Perairan Selat Makassar. Dibimbing oleh M. NATSIR
NESSA dan SHARIFUDDIN BIN ANDY OMAR.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa aspek biologi dan
reproduksi cumi-cumi Sepioteuthis lessoniana. Hubungan bobot tubuh dan panjang
mantel cumi-cumi dipisahkan menurut jenis kelamin. Faktor kondisi dihitung dengan
menggunakan Faktor Kondisi Alometris. Analisis makanan cumi-cumi memakai metode
frekuensi kejadian. Tingkat kematangan gonad (TKG) dibedakan berdasarkan
perkembangan gonad dan kelenjar asesori reproduksi secara visual. Butir-butir telur di
dalam gonad cumi-cumi TKG II, III, dan IV, dihitung untuk memperoleh fekunditas
parsial individu dengan metode gravimetrik. Diameter telur yang berada pada TKG II,
III, dan IV, diukur dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer okuler
berketelitian 0,1 mm.
Selama penelitian diperoleh 591 ekor cumi-cumi jantan dan 302 ekor cumi-cumi
betina. Kisaran ukuran panjang cumi-cumi jantan adalah 25.53 267.38 mm dengan
bobot tubuh berkisar 2.92 787.70 g. Cumi-cumi betina memiliki panjang mantel
berkisar 34.14 217.72 mm dengan bobot tubuh 5.21 554.10 g.
Hubungan panjang mantel bobot tubuh yang diperoleh adalah: W = 0.0008 L
2.5066
(r = 0.9945, untuk cumi-cumi jantan) dan W = 0.0004 L 2.6342 (r = 0.9939, untuk
cumi-cumi betina). Nilai koefisien regresi (b) yang diperoleh dari masing-masing
persamaan regresi berbeda dengan tiga (tipe pertumbuhan alometrik negative). Cumicumi jantan memiliki faktor kondisi relatif yang berkisar dari 0.0294 hingga 7.9258,
sedangkan yang betina dari 0.0434 hingga 4.6127. Kandungan isi perut dapat
diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu kelompok ikan, kelompok krustase,
kelompok moluska, dan kelompok tak dikenal.
Ukuran terkecil cumi-cumi jantan mencapai matang kelamin adalah pada
kisaran panjang mantel 80 89 mm dengan bobot tubuh 41 60 g, sedangkan cumicumi betina pada kisaran 120 129 mm dengan bobot tubuh 121 140 g. Baik cumicumi jantan maupun cumi-cumi betina dibedakan atas empat tingkat kematangan
gonad (TKG) berdasarkan morfologi gonad dan organ asesori. Fekunditas parsial
individu berkisar 175 hingga 1347 butir telur dengan ukuran panjang mantel berkisar
19.93 200.27 mm. Fekunditas relatif individu (jumlah telur per gram bobot tubuh)
berkisar 0.81 4.74 dengan rataan untuk semua ukuran 2.29 butir telur/g bobot tubuh.
Hubungan antara fekunditas parsial panjang mantel memenuhi persamaan: F =
1.1842 PM 1.2100 (r = 0.2506), antara fekunditas bobot tubuh: F = 70.1393 + 2.5913
BT (r = 0.5958), dan antara fekunditas bobot gonad: F = 255.0093 + 29.1109 BG (r =
0.6882). Modus distribusi frekuensi diameter telur pada TKG II adalah pada kisaran
0.51 1.00 mm, TKG III pada kisaran 2.51 3.00 mm, dan TKG IV pada kisaran 4.51
5.00 mm. Cumi-cumi S. lessoniana termasuk tipe uniseasonal-iteroparous.
Kata kunci:
55
.
.
.
.
.
.
.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
56
Nama Mahasiswa
: Muhammad Ikhwan
Nomor Pokok
: L 211 07 232
Program Studi
Pembimbing Anggota,
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
57
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 23 Pebruari 1984 di
Sabamparu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.
4 x 6 cm
Orang tua
bernama Umar dan Sari Intan. Pada tahun 1993 lulus SD Frater
Thamrin Ujungpandang, tahun 1996 lulus SMP Frater Thamrin
Ujungpandang, dan tahun 1999 lulus SMA Katolik Cenderawasih
Ujungpandang. Pada tahun 1999 penulis berhasil diterima pada
Program
Studi
Manajemen
Sumberdaya
Perairan,
Jurusan
Selama
kuliah di Jurusan Perikanan, penulis aktif sebagai asisten pada beberapa matakuliah.
58
putusnya dari kedua orang tua tercinta telah meringankan langkah penulis untuk
menghadapi segala kesulitan yang menghadang.
ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. M. Natsir Nessa, MS sebagai pembimbing utama
dan Ibu Dr. Ir. Dewi Yanuarita, M.Si, sebagai pembimbing anggota, yang telah ikhlas
meluangkan waktunya dan bersusah payah memberikan nasehat, petunjuk dan
bimbingan kepada penulis sejak dari awal penelitian hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Sharifuddin Bin Andi
Omar, M.Sc. sebagai Penasihat Akademik yang senantiasa meluangkan waktu untuk
mendengar curahan hati dan keluh kesah penulis selama mengikuti kegiatan
perkuliahan di Jurusan Perikanan.
Kepada Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Ketua Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Perikanan, beserta seluruh staf dosen dan
pegawai yang telah banyak memberikan bantuan, langsung maupun tak langsung,
selama penulis mengikuti pendidikan tak lupa penulis ucapkan terima kasih.
Keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis membuat skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Namun demikian penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis,
Muhammad Ikhwan
59
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE.
vi
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
vii
DAFTAR LAMPIRAN
...........................................................................
viii
I. PENDAHULUAN
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
1
6
DAFTAR GAMBAR
EEEEEEEEEEEEEEEEEE..
18
18
18
20
20
21
22
EEEEEEEEEEEEEEEE
25
25
29
31
32
33
V. SIMPULAN
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE.
37
EEEEEEEEEEEEEEEEEEE..
38
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
45
EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
GLOSARI
7
8
10
15
EEEEEEEEEEEEEE..E..EE
60
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
22
25
27
29
61
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1. Lokasi pengambilan contoh
Halaman
EE.EEEEEEEEEEEE.
2. Transek bujur-sangkar (5 m x 5 m)
19
EEEEEEEEEEE. ..
21
28
62
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
46
47
EEEEEEE
48
EEEEEEEEE..
49
50
51
EEE.EEE.EE.
63
DAFTAR PUSTAKA
Barker, K.M. and A.R.O. Chapman. 1990. Feeding preference of periwinkles among
four spesies of Fucus. Marine Biology 106: 113 118.
Crisp, D.J. 1984. Energy flow measurements. pp. 284 372 In N.A. Holme and A.D.
McIntyre (Eds.), Methods for the Study of Marine Benthos. Second edition. IPB
Handbook 16. Blackwell Scientific Publictions, Oxford. 387 p.
Den Hartog, C. 1970. The Sea-grasses of the World.
Company, London. 275 p.
Pusat
Kiswara, W. dan M. Hutomo. 1983. Habitat dan sebaran geografis lamun. Oseana 10:
21 30.
Newell, R.C., V.I. Pye, and M. Ahsanullah. 1971. Factors affecting the feeding rate of
the winkle Littorina littorea. Marine Biology 9: 138 144.
Pudjaatmaka, A.H. dan M.T. Qodratillah (Penyunting). 1993. Glosarium Kimia. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Rietsma, C.S., I. Valiela, and A. Sylvester-Serianni. 1982. Food preferences of
dominant salt marsh herbivores and detrivores. Publicazioni della Stazione di
Napoli I (PSZNI), Marine Ecology 3: 197 189.
Rifai, M.A. dan Ermiati (Penyunting). 1993. Glosarium Biologi. Pusat Pembina-an dan
Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Style Manual Committee Council of Biology Editors. 1983. A Guide for Authors,
Editors, and Publishers in the Biological Sciences. Council of Biology Editors,
Bethesda, Maryland.
64
Sutika, I.N., A. Sadarang, dan S. Bin Andy Omar. 1994. Hubungan Kualitas
Lingkungan dan Pemanfaatan Perairan Sungai Pappa, Kabupaten Takalar,
Sulawesi Selatan. Pusat Studi Lingkungan, Lembaga Penelitian, Universitas
Hasanuddin, Ujungpandang. 95 hlm.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. 2001.
Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. IPB Press, Bogor. 143 hlm.
Pedoman
Tim Penyusun Panduan Skripsi. 2000. Panduan Penulisan Skripsi. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor. 39 hlm.
Watson, D.C. and T.A. Norton. 1983. Algal palatability and selective grazing by
littorinid snails. Britihs Phycological Journal 18: 212.
Watson, D.C. and T.A. Norton. 1985a. The physical characteristics of seaweed thalli
as deterrents to littorine grazers. Botanica Marina 28: 383 387.
Watson, D C. and T.A. Norton. 1985b. Dietary preferences of the periwinkle, Littorina
littorea (L.). Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 88: 193 211.
Wilardjo, L. dan D. Murniah (Penyunting). 1993. Glosarium Fisika. Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.