Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No.

2, Oktober 2011

ISSN: 2086-8944

Analisa Kemampuan Hantar Arus Dengan


Menggunakan Metode Penggabungan Silang
Selubung Kabel Antar Fasa Pada
Kabel Bawah Tanah 150 kV
Teguh Herbasuki, M. Barlian Bagus P.
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
e-mail: teguhherbasuki@yahoo.com
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa
kemampuan hantar arus kabel tenaga isolasi XLPE 400mm2
serta pengaruh ukuran konduktor terhadap kemampuan
hantar arus pada kondisi selubung kabel antar fasa terhubung
silang. Cross Link Poly Ethylene (XLPE) merupakan salah
satu contoh bahan isolasi polimer yang diperoleh dengan cara
menghubungkan secara bersilang-silang molekul- molekul
polyethylene dalam sejenis proses vulkanisasi.
Metode penggabungan silang selubung kabel antar fasa
dapat menekan rugi- rugi akibat arus sirkulasi yang terjadi
pada saluran transmisi bawah tanah.
Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa penggunaan
kabel tenaga isolasi XLPE 400mm2 dengan menggunakan
metode penggabungan silang selubung kabel antar fasa dapat
meningkatkan kemampuan hantar arus hingga diperoleh arus
maksimum sebesar 730,73A.

temperature maksimum pada hantarannya. Beberapa


literature menyebutkan pula pembatas lainya, yaitu
temperatur maksimum pada bagian-bagian kabel yang
terbuat dari bahan dielektrik dan temperature maksimum
tanah. Dalam melakukan analisa kemampuan hantar arus
harus diperhatikan parameter rugi-rugi panas pada kabel
bawah tanah, antara lain: rugi-rugi konduktor, rugi-rugi
dielektrik, rugi-rugi selubung, dan rugi-rugi logam
pelindung
II.

FUNDAMENTAL

a. Saluran transmisi bawah tanah ditinjau dari


konfigurasi sistemnya:

Kata kunciLogika Fuzzy Evolusioner, pemprograman


evolusioner, Rogers Ratio, Jaringan Neural Artificial

I.

PENDAHULUAN

Saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh perubahan


cuaca buruk, taufan, hujan, angin, bahaya petir dan
sebagainya. Selain itu saluran bawah tanah lebih estetis
karena tidak mengganggu pemandangan. Karena alasan
itulah maka saluran transmisi bawah tanah lebih disukai,
terutama untuk daerah yang padat penduduk seperti kota
besar, dan lokasi pariwisata.
Salah satu masalah pada saluran bawah tanah adalah
timbulnya rugi-rugi pada selubung kabel yang disebabkan
adanya sirkulasi pada selubung kabel tersebut (bila kedua
ujung selubung kabel ditanahkan). Rugi-rugi tersebut akan
mempengaruhi atau mengurangi kemampuan hantar arus
dari kabel tersebut sehingga mengurangi kapasitas
penyaluran daya.
Kerugian konduktor merupakan sumber panas terbesar
pada kabel. Dimana rugi-rugi
panas pada konduktor disebabkan karena arus yang
mengalir pada konduktor. Untuk menekan kerugian tersebut
digunakan metode penggabungan silang selubung kabel
antar fasa yang satu dengan fasa yang lain pada sistem tiga
fasa.
Analisa kemampuan hantar arus suatu kabel tenaga
ditentukan oleh seberapa besar panas yang dapat disalurkan
oleh bagian-bagian kabel tenaga tersebut ke lingkungannya.
Pembatas kemampuan hantar arus, menurut IEC 287 yaitu

Gambar 1. Sistem Berurutan

Saluran yang keluar dari gardu primer menyalurkan


tenaga listrik kepada konsumen melalui gardu-gardu
sekunder yang letaknya berurutan. Pemutus beban dipasang
pada setiap ujung bagian saluran pada setiap gardu. Apabila
sistemnya menjadi besar, maka arus yang diperbolehkan
untuk setiap kabel menjadi lebih kecil, karena jumlah kabel
sejajar semakin banyak. Kecuali itu jumlah bagian saluran
yang harus diputus bertambah, operasi rele tidak dapat lagi
diandalkan atau waktu berlangsungnya gangguan bertambah
lama. Ini berarti bahwa secara keseluruhan keandalan sistem
menurun. Ditambah lagi, karena jumlah pemisah bertambah,
maka instalasi pada gardu menjadi rumit.

Gambar 2. Sistem Banyak Terminal

159

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011


Sistem ini menyerupai sistem berurutan diatas, bedanya
adalah bahwa disini setiap saluran dihubungkan dengan
trafo, sedang pemutus beban hanya dipasang pada ujung
gardu.

ISSN: 2086-8944
Sistem dimana sebuah gardu menyalurkan tenaga listrik
secara radial melalui gardu-gardu sekunder kepada
konsumen, semuanya secara terpisah satu sama lain. Sistem
ini lebih sering dikombinasikan dengan sistem berurutan
atau sistem banyak terminal.
b.

Saluran transmisi bawah tanah ditinjau dari


rangkaiannya:
1. Saluran Rangkaian Tunggal, yaitu sistem saluran
transmisi yang menghubungkan tenaga listrik ke
pusat beban dengan menggunakan satu saluran
transmisi.
2. Saluran Rangkaian Ganda, yaitu sistem saluran
transmisi yang menghubungkan tenaga listrik ke
pusat beban dengan menggunakan dua saluran
transmisi.

c.

Saluran Transmisi ditinjau dari Panjang Saluran:


1. Saluran pendek, yaitu saluran yang mempunyai
panjang kurang dari 80km.
2. Saluran Menengah, yaitu saluran yang mempunyai
panjang antara 80km sampai 240km
3. Saluran Panjang, yaitu saluran yang mempunyai
panjang lebih dari 240km.

1.

Sistem Menaruh Kabel Bawah Tanah untuk saluran


transmisi ada tiga, yaitu:

Gambar 3. Sistem Rangkaian Tertutup

Gardu-gardu dihubungkan satu sama lain sehingga


semuanya membentuk rangkaian tertutup. Sistem ini
menguntungkan karena gangguan terbatas pada saluran yang
terganggu saja. Bila ada gangguan saluran ini saja yang
diputuskan, sedangkan saluran yang lain masih mendapat
tenaga dari sumber lain dalam rangkaian yang tidak
terganggu.

(Penanaman
langsung kabel inti
tunggal)
Gambar 4. Sistem jaringan

Sistem ini menyerupai sistem banyak terminal, bedanya


adalah bahwa disini apabila terjadi gangguan pada suatu
saluran atau trafo, maka pelindung jaringan sekunder akan
bekerja dan memutuskan aliran pada saluran yang
terganggu. Karena semua bagian sekunder terhubung
pararel, maka penyediaan tenaga listrik tidak akan
terganggu. Sistem ini tepat untuk penyediaan tenaga listrik
pada gedung-gedung.

(Penanaman
langsung kabel
triplex)

Gambar 6. Sistem Penanaman Langsung

Pada sistem ini kabel ditanam langsung dalam tanah,


disesuaikan dengan lokasi kabel, yaitu sekitar 1,5m sampai
2m

(Melalui saluran
bawah tanah tiga
kabel inti tunggal)

(Melalui saluran
bawah tanah kabel
triplex)

Gambar 7. Sistem Penanaman Melalui Saluran

Gambar 5. Sistem Radial

Pada sistem ini yang ditanam pipa-pipa beton atau asbes


semen atau baja atau PVC keras kemudian dihubungkan
dengan lubang-lubang kerja. Bila digunakan kabel inti
tunggal maka digunakan pipa non magnetik untuk
mengurangi rugi daya dan mencegah berkurangnya
kapasitas penyaluran arus.
Sistem terusan tertutup, pada saluran ini digunakan bila
jumlah kabel cukup banyak, kabel dipasang pada rak kabel

160

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011


dalam terusan atau terowongan yang biasanya digunakan
sebagai drainase kota.
2. Sistem Peletakan Kabel Dalam Tanah:

Gambar 8. Susunan mendatar dimana kabel diletakkan secara paralel

Gambar 9. Susunan Segitiga dimana kabel tersusun atas bentuk segitiga

III.

METODOLOGI

Kebanyakan isolasi kabel tenaga membutuhkan


pelindung dalam bentuk pipa logam. Untuk kabel dengan
konduktor tunggal digunakan selubung timah dan
aluminium. Pipa-pipa ini berada didalam medan magnetik
akibat arus pada konduktor yang menyebabkan pipa-pipa
tersebut mengalami tegangan induksi sehingga pada
akhirnya menaikan aliran arus induksi. Dari gambar
(Konduktor tunggal dalam pipa logam) dapat dilihat, arus
yang mengalir pada konduktor(ic) akan menginduksikan ggl
ep pada dinding pipa, dimana ep maksimum berada pada
permukaan dalam pipa dan ep minimum berada pada
permukaan luar. Perbedaan antara ggl maksimum dan ggl
minimum akan menimbulkan arus, ini disebut rugi-rugi arus
pusar (eddy current loss). Rugi-rugi lain yang lebih serius
pada selubung pipa logam timbul dari arus sirkulasi melalui
lintasan tertutup.

Gambar 10. Konduktor tunggal dalam pipa logam

ISSN: 2086-8944
Metode penggabungan silang selubung kabel digunakan
untuk menekan arus sirkulasi pada selubung kabel yang
diilustrasikan pada gambar 2-15. Gambar (Penggabungan
silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi segitiga)
menunjukkan tiga kabel A, B dan C yang tersusun terbentuk
segitiga dengan jarak antar kabel yang sama (treefoil
formation), misalkan ea,a adalah fasor tegangan terinduksi
pada selubung kabel A karena adanya aliran arus pada
konduktor A. Karena metode penggabungan silang selubung
kabel mengurangi aliran arus sirkulasi, maka selubung tidak
lagi bersifat sebagai perisai magnetik sehingga tegangan
induksi pada selubung A akan mengandung komponenkomponen akibat aliran arus pada konduktor B dan C.
Komponen-komponen ini akan disebut sebagai eA,B dan eA,C.
Fasor dari ketiga komponen tersebut digambarkan pada
gambar (Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa
dengan formasi segitiga).
Dari diagram tersebut tampak bahwa ggl resultan eA akan
sefasa dengan eA,A, tetapi amplitudonya lebih kecil. Pada
metode penggabungan selubung kabel, selubung kabel harus
diisolasi dari tanah dan biasanya digunakan lapisan
polythylene atau bahan plastik lainnya. Kedua ujung
selubung dihubung singkat dan diketanahkan. Jarak
penggabungan selubung kabel dibuat sepertiga dari jarak
ujung-ujung yang diketanahkan. Pada gambar tampak
bahwa bagian 1-2 dari kabel A dihubung singkat dengan
bagian 2-3 dari kabel B dan kemudian dihubung singkat lagi
dengan bagian 3-4 dari kabel C. Interkoneksi antara
selubung-selubung yang lain dapat dibuat dengan cara yang
sama. Selubung pada tempat yang digabungkan selubung
kabel antar fasanya juga harus diisolasi dari tanah. Tegangan
yang timbul antara tempat-tempat yang dilakukan
penggabungan silang selubung kabelnya bergantung pada
jarak penggabungan silang selubung kabel A, arus
konduktor ic, dan jarak antar kabel d.
Dari diagram fasor pada gambar tanpak bahwa tegangan
nat kedua ujung yang ditanahkan semua nol, atau e1,4 = e5,8 =
e9,12 = 0. dengan demikian tidak ada arus sirkulasi yang
mengalir pada lintasan tertutup. Keadaan ini adalah operasi
ideal dari metode penggabungan silang selubung kabel pada
saluran transmisi bolak-balik.

Gambar 11. Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi
segitiga

161

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011


Pada kenyataannya instalasi kabel dengan jarak antar
kabel yang sama seperti contoh diatas sulit untuk dilakukan,
kecuali jika kabel-kabel tersebut diikat menjadi satu. Dalam
banyak kasus, cara tersebut merupakan solusi yang tidak
memuaskan karena menimbulkan masalah pemanasan
bersama. Agar mudah dalam instalasi dan tidak
menimbulkan panas yang berlebihan, kabel-kabel tersebut
ditanam dalam formasi sejajar (flat formation), sebagaimana
diilustrasikan pada gambar (Penggabungan silang selubung
kabel tiga fasa dengan formasi datar). Pada formasi ini,
kedua kabel disisi luar berjarak sama dengan kabel tengah.
Dibandingkan dengan susunan sebelumnya, komponenkomponen tegangan pada selubung yang diinduksikan oleh
dua konduktor yang lain tidak sama besarnya sehingga
menimbulkan pergeseran fasa eA, eB, eC relatif terhadap eA,A,
eB,B, eC,C.
Penjumlahan fasornya menjadi:
e1,4 = e1,2 + e2,3 + e3,4 0
Dari diagram fasor pada gambar (Penggabungan silang
selubung kabel tiga fasa dengan formasi datar) didapatkan:
e1,4 = e5,8 = e9,12
Dengan kata lain tegangan-tegangan selubung resultan
akan sama besar dan fasanya akan mengakibatkan adanya
arus sirkulasi melalui rangkaian pentanahan, tetapi nilainya
lebih kecil dibandingkan arus sirkulasi pada kondisi tidak
dihubungkan silang selubung kabelnya.
Dibandingkan dengan susunan sebelumnya komponenkomponen tegangan pada selubung yang diinduksikan oleh
dua konduktor yang lain tidak sama besarnya,sehingga akan
menimbulkan pergeseran fasa pada eA, eB, eC relatif terhadap
eA,A, eB,B, eC,C.
Dari diagram fasor pada gambar (Penggabungan silang
selubung kabel tiga fasa dengan formasi datar) didapatkan:
e1,4 = e5,8 = e9,12
Dengan kata lain tegangan-tegangan selubung resultan
akan sama besar pada fasanya akan mengakibatkan adanya
arus sirkulasi melalui pentanahan, tetapi nilainya lebih kecil
dibandingkan arus sirkulasi pada kondisi tidak dihubung
silang selubung kabelnya.

ISSN: 2086-8944
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Parameter Kemampuan Hantar Arus
Dalam melakukan analisa kemampuan hantar arus harus
diperhatikan parameter rugi-rugi panas pada kabel bawah
tanah, antara lain: rugi-rugi konduktor, rugi-rugi dielektrik,
rugi-rugi selubung, dan rugi-rugi logam pelindung.
Pembatas kemampuan hantar arus, menurut IEC 287
yaitu temperature maksimum pada hantarannya. Beberapa
literature menyebutkan pula pembatas lainya, yaitu
temperatur maksimum pada bagian-bagian kabel yang
terbuat dari bahan dielektrik dan temperature maksimum
tanah.
Sifat hantar arus suatu bahan dinyatakan dengan
resistivitas atau tahanan jenis penhantar. Pada umumnya
untuk penghantar dipakai dari bahan tembaga dan
aluminium. Macam-macam bahan dan sifatnya dapat dilihat
pada table berikut:
TABEL I
TAHANAN JENIS BAHAN DAN KOEFISIEN SUHU

Material
a. Konduktor
Tembaga
Aluminium
b. Selubung
Timah
Baja
Aluminium

Tahanan Jenis

Koefisien Suhu

1,724.10-8
2,826.10-8

3,93.10-3
4,03.10-3

-8

13,8.10
2,84.10-8

4,0.10-3
4,5.10-3
4,03.10-3

(Sumber : IEC 287)

Persamaan dari kerugian kabel adalah sebagai berikut:


Pc = I2 . Rac

(1)

Kerugian panas dielektrik per satuan panjang dihitung


dengan persamaan:
Pd =

. C .Vn2 .tan

(2)

Untuk kabel dengan konduktor bulat, kapasitansi


dihitung dengan persamaan:
C=

18 ln(D/d)

10 9

(3)

Rugi-rugi pada selubung metal sering dinyatakan sebagai


perbandingan antara rugi panas pada selubung metal dan
rugi panas pada konduktor (IEC 287 : 1982):
= Ps / Pc

(4)

Kerugian arus sirkulasi dihitung dengan persamaan:


=
.
Gambar 12. Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi
datar.

rs
rac

1
R
1+ s
X

(5)

162

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011

ISSN: 2086-8944

Untuk pentanahan pada satu titik dimana tiap bagian


besar dibagi-bagi menjadi tiga bagian kecil yang sama
panjang dan rugi panas arus sirkulasi sama dengan nol.
Faktor rugi-rugi karena arus sirkulasi untuk kabel transmisi
dengan system hubung silang direkomendasikan oleh IEC
adalah sebagai berikut:
' = 0,03 untuk kabel ditanam langsung
Tegangan yang diinduksikan pada selubung karena arus
dalam penghantar, untuk sistem dengan dua kabel akan
menimbulkan induksi bersama. Harga-harga konstanta
formasi untuk o, D1 dan D2 dihitung dengan rumus:

d

2 s
(1,4 m + 0 ,7 )
d

D1 = 0,86m3,08
ds
0 =

m2

2
1+ m

(6)

(7)

D2 = 0
Rugi total yang terjadi merupakan penjumlahan dari
masing-masing komponen, sehingga:
= +
Kabel menjadi panas karena kerugian yang dihasilkan
oleh arus dalam konduktor. Panas yang hilang sama dengan
penjumlahan semua kerugian pada kabel. Aliran panas (Heat
Flow) adalah dimana aliran panas analog dengan arus
listrik I, perbedaan temperature analog dengan beda
tegangan V, dan tahanan panas total T analog dengan
tahanan listrik R, sehingga:
Persamaan V = I R
Analog dengan =

(8)

Maka kenaikan temperature pada tiap-tiap konduktor


adalah:
={I2R+Pd/2}T1+{I2(1+)+Pd}nT2+{I2R(1+)+Pd}n(T3
+T4)
(9)

Besar kapasitansi pada saluran transmisi:

C=

18 ln( D / d )
2,5
C=
10 9
18 ln(72,1 / 24,1)
C = 1,267.-10 F/m
Maka besar kerugian dielektrik:
Pd = .C.Vn2.tan
=2..50.1,267.10-10.(86602,5)2.0,008
= 2,388 W/m
c. Faktor Kerugian Selubung Logam
Rugi panas yang terjadi pada kabel terjadi pula pada
selubung logam. Untuk menghitung faktor kerugian
selubung kabel harus dihitung tahanannya.
, koefisien suhu = 0,004/oC
rs, resistivitas bahan = 21,4.10-8 /m
Ts, temperature = 50oC
D, diameter luar = 75,1 mm
ts, ketebalan = 1,5 mm
Tahanan dari selubung logam:
Rs

40.rs (1 + (Ts 20))


10 5
(( D + ts ) 2 ( D ts ) 2 )

40.21,4.10 8 (1 + 0,004(50 20)) 5


10
((75,1 + 1,5) 2 (75,1 1,5) 2 )

= 6,77.10-4 /m
Faktor rugi selubung disebabkan oleh arus sirkulasi dan
arus Eddy.
Faktor kerugian arus sirkulasi
= 0,03
Faktor kerugian arus Eddy
Rac tahanan AC konduktor = 4,62.10-5 /km
s, jarak antar kabel = 200 mm
d, diameter selubung luar = 75,1 mm

m=

2. . f 7
10
Rs

2. Perhitungan Arus
Perhitungan Kapasitas Arus kabel Tenaga dengan Isolasi
Polimer (XLPE 400mm2)

a. Perhitungan Resistansi Konduktor


Nilai Rac diperoleh dari lampiran. Untuk data kabel
dengan luas penampang konduktor 400m2,nilai Rac adalah
0,0462 /km = 4,62.10-5 /km.

o = 6

b. Kerugian Dielektrik
Data-data untuk menghitung kerugian dielektrik:
, konstanta dielektrik = 2,5
tan , power factor
= 0,008
D, diameter luar
= 72,1mm
d, diameter dalam
= 24,1mm
Vn, tegangan fasa ke netral
=

150.000

= 86602,5V

10 9

2. .50
10 7
6,77.10 4
= 0,0464

m2
2
1+ m

d

2s

0,0464 2
= 6
2
1 + 0,0464
= 4,54.10 4
D1 = 0,86.m

3, 08

75,1

2.200

d

2s

(1, 4 m + 0 , 7 )

163

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011

= 0,86.0,0464

3, 08

75,1

2.200

ISSN: 2086-8944

(1, 4.0 , 0464 + 0 , 7 )

4.2400 2
0,9 2.2400

ln
=
+ ln1 +
2 86
200 2

= 1,868.10 5

= 1,487 o Cm / W

D2 = 0
Maka faktor kerugian arus Eddy:

Rs
( 0(1 + D1) )
Rac
6,77.10 4
4,54.10 4 (1 + 1,868.10 5 )
=
5
4,62.10
= 0,0066

" =

Maka faktor kerugian selubung logam:

= '+" = 0,03 + 0,0066 = 0,0366

d. Parameter Thermis
Tahanan panas isolasi
Data-data untuk menghitung tahanan panas isolasi:
g1, tahanan panas isolasi = 3,5 oC m/W
t1, ketebalan isolasi = 24 mm
dc, diameter konduktor = 24,1 mm

T1 =

g1 2.t1
ln1 +

2
dc

Tahanan panas lapisan anti korosi T2 = 0


Tahanan panas selubung luar
Data-data untuk menghitung tahanan panas selubung
luar:
g3, tahanan panas PVC = 6oC m/W
t3, ketebalan selubung luar = 4,5 mm
dsi, diameter dalam selubung luar = 84,5 mm

g 3 2.t 3
ln1 +

2
dsi

6 2.4,5
ln1 +

2
84,5 oC m/W
= 0,0966

1/ 2

(85 25) 2,388(0,5.0,61 + 0 + 0,966 + 1,487 )


=

5
4,62.10 (0,61 + (1 + 0,0366)(0 + 0,0966 + 1,487 ))
= 730,37

Parameter Rugi-rugi

Simbol
Rac (/m)

Rugi konduktor
Rugi dielektrik
Rugi selubung
Tahanan panas isolasi
Tahanan panas lapisan
pelindung metal

Kemampuan hantar arus

Isolasi
XLPE
4,62.105

Pd (W/m)

T1 (oC
m/W)

2,388
0,0366
0,61

T2 (oC
m/W)
T3 (oC
m/W)
T4 (oC
m/W)
I (A)

0
0,0966
1,487
730,37

(Sumber: hasil perhitungan)

3. Tahanan panas dari tanah


Data-data untuk menghitung panas dari tanah:
gt, tahanan panas tanah = 0,9oC m/W
h, kedalaman penanaman = 2400 mm
s, jarak kabel = 200 mm
D, diameter kabel = 86 mm

2h
4h 2
ln + ln1 + 2

D
s

Pd (0,5T 1 + T 2 + T 3 + T 4 )
I =

Rac (T 1 + (1 + )(T 2 + T 3 + T 4 ))

Tahanan panas selubung


luar
Tahanan panas tanah

gt
T4 =
2

a. Perhitungan Kapasitas Arus


Data-data untuk menghitung kapasitas arus:
Rac = 4,62.10-5 /m
Pd = 2,388 W/m

= 0,0366
T1 = 0,61oC m/W
T2 = 0oC m/W
T3 = 0,0966oC m/W
T4 = 1,487oC m/W
m = 85 oC
s = 25 oC

TABEL II
HASIL PERHITUNGAN PARAMETER KEMAMPUAN
HANTAR ARUS
(Kabel bawah tanah isolasi XLPE 400mm2)

3,5 2.24
ln1 +
= 0,61 oC m/W
2
24,1

T3 =

V. KESIMPULAN
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa besarnya
kemampuan hantar arus dengan menggunakan kabel isolasi
polimer XLPE 400mm2 dapat dimaksimalkan sampai
sebesar 730,73A. Hal ini dikarenakan adanya penerapan
metode penggabungan silang selubung kabel antar fasa pada
saluran transmisi tersebut, dimana rugi-rugi panas dapat
ditekan.

164

1/ 2

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011

ISSN: 2086-8944

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Weddy. Underground Transmission of Electric Power,
Jhon Willey and Son, New York, 1986 .
[2]. Gonen, Turan. Electrical Power Transmission System
Engineering Analisys and Design, Jhon Willey and
Son Inc, New Ypork, 1988.
[3]. Graneau, Peter. Underground Power Transmission,
Jhon Willey and Son, New York, 1980.
[4]. Hutahuruk, TS. Transmisi Daya Listrik, Erlangga,
Jakarta, 1985.
[5]. IEC Publication 287, Calculation of The Continuos
Current Rating of Cable, Genewa, Swiss, 1982.
[6]. Roy, D. Coupling of Metal Shields, Characteristics
PAR Unit Length, Tim kerja sama PLN ITB
Bandung, 1988.

165

Anda mungkin juga menyukai