Ukuran Kabel
Ukuran Kabel
2, Oktober 2011
ISSN: 2086-8944
FUNDAMENTAL
I.
PENDAHULUAN
159
ISSN: 2086-8944
Sistem dimana sebuah gardu menyalurkan tenaga listrik
secara radial melalui gardu-gardu sekunder kepada
konsumen, semuanya secara terpisah satu sama lain. Sistem
ini lebih sering dikombinasikan dengan sistem berurutan
atau sistem banyak terminal.
b.
c.
1.
(Penanaman
langsung kabel inti
tunggal)
Gambar 4. Sistem jaringan
(Penanaman
langsung kabel
triplex)
(Melalui saluran
bawah tanah tiga
kabel inti tunggal)
(Melalui saluran
bawah tanah kabel
triplex)
160
III.
METODOLOGI
ISSN: 2086-8944
Metode penggabungan silang selubung kabel digunakan
untuk menekan arus sirkulasi pada selubung kabel yang
diilustrasikan pada gambar 2-15. Gambar (Penggabungan
silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi segitiga)
menunjukkan tiga kabel A, B dan C yang tersusun terbentuk
segitiga dengan jarak antar kabel yang sama (treefoil
formation), misalkan ea,a adalah fasor tegangan terinduksi
pada selubung kabel A karena adanya aliran arus pada
konduktor A. Karena metode penggabungan silang selubung
kabel mengurangi aliran arus sirkulasi, maka selubung tidak
lagi bersifat sebagai perisai magnetik sehingga tegangan
induksi pada selubung A akan mengandung komponenkomponen akibat aliran arus pada konduktor B dan C.
Komponen-komponen ini akan disebut sebagai eA,B dan eA,C.
Fasor dari ketiga komponen tersebut digambarkan pada
gambar (Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa
dengan formasi segitiga).
Dari diagram tersebut tampak bahwa ggl resultan eA akan
sefasa dengan eA,A, tetapi amplitudonya lebih kecil. Pada
metode penggabungan selubung kabel, selubung kabel harus
diisolasi dari tanah dan biasanya digunakan lapisan
polythylene atau bahan plastik lainnya. Kedua ujung
selubung dihubung singkat dan diketanahkan. Jarak
penggabungan selubung kabel dibuat sepertiga dari jarak
ujung-ujung yang diketanahkan. Pada gambar tampak
bahwa bagian 1-2 dari kabel A dihubung singkat dengan
bagian 2-3 dari kabel B dan kemudian dihubung singkat lagi
dengan bagian 3-4 dari kabel C. Interkoneksi antara
selubung-selubung yang lain dapat dibuat dengan cara yang
sama. Selubung pada tempat yang digabungkan selubung
kabel antar fasanya juga harus diisolasi dari tanah. Tegangan
yang timbul antara tempat-tempat yang dilakukan
penggabungan silang selubung kabelnya bergantung pada
jarak penggabungan silang selubung kabel A, arus
konduktor ic, dan jarak antar kabel d.
Dari diagram fasor pada gambar tanpak bahwa tegangan
nat kedua ujung yang ditanahkan semua nol, atau e1,4 = e5,8 =
e9,12 = 0. dengan demikian tidak ada arus sirkulasi yang
mengalir pada lintasan tertutup. Keadaan ini adalah operasi
ideal dari metode penggabungan silang selubung kabel pada
saluran transmisi bolak-balik.
Gambar 11. Penggabungan silang selubung kabel tiga fasa dengan formasi
segitiga
161
ISSN: 2086-8944
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Parameter Kemampuan Hantar Arus
Dalam melakukan analisa kemampuan hantar arus harus
diperhatikan parameter rugi-rugi panas pada kabel bawah
tanah, antara lain: rugi-rugi konduktor, rugi-rugi dielektrik,
rugi-rugi selubung, dan rugi-rugi logam pelindung.
Pembatas kemampuan hantar arus, menurut IEC 287
yaitu temperature maksimum pada hantarannya. Beberapa
literature menyebutkan pula pembatas lainya, yaitu
temperatur maksimum pada bagian-bagian kabel yang
terbuat dari bahan dielektrik dan temperature maksimum
tanah.
Sifat hantar arus suatu bahan dinyatakan dengan
resistivitas atau tahanan jenis penhantar. Pada umumnya
untuk penghantar dipakai dari bahan tembaga dan
aluminium. Macam-macam bahan dan sifatnya dapat dilihat
pada table berikut:
TABEL I
TAHANAN JENIS BAHAN DAN KOEFISIEN SUHU
Material
a. Konduktor
Tembaga
Aluminium
b. Selubung
Timah
Baja
Aluminium
Tahanan Jenis
Koefisien Suhu
1,724.10-8
2,826.10-8
3,93.10-3
4,03.10-3
-8
13,8.10
2,84.10-8
4,0.10-3
4,5.10-3
4,03.10-3
(1)
. C .Vn2 .tan
(2)
18 ln(D/d)
10 9
(3)
(4)
rs
rac
1
R
1+ s
X
(5)
162
ISSN: 2086-8944
d
2 s
(1,4 m + 0 ,7 )
d
D1 = 0,86m3,08
ds
0 =
m2
2
1+ m
(6)
(7)
D2 = 0
Rugi total yang terjadi merupakan penjumlahan dari
masing-masing komponen, sehingga:
= +
Kabel menjadi panas karena kerugian yang dihasilkan
oleh arus dalam konduktor. Panas yang hilang sama dengan
penjumlahan semua kerugian pada kabel. Aliran panas (Heat
Flow) adalah dimana aliran panas analog dengan arus
listrik I, perbedaan temperature analog dengan beda
tegangan V, dan tahanan panas total T analog dengan
tahanan listrik R, sehingga:
Persamaan V = I R
Analog dengan =
(8)
C=
18 ln( D / d )
2,5
C=
10 9
18 ln(72,1 / 24,1)
C = 1,267.-10 F/m
Maka besar kerugian dielektrik:
Pd = .C.Vn2.tan
=2..50.1,267.10-10.(86602,5)2.0,008
= 2,388 W/m
c. Faktor Kerugian Selubung Logam
Rugi panas yang terjadi pada kabel terjadi pula pada
selubung logam. Untuk menghitung faktor kerugian
selubung kabel harus dihitung tahanannya.
, koefisien suhu = 0,004/oC
rs, resistivitas bahan = 21,4.10-8 /m
Ts, temperature = 50oC
D, diameter luar = 75,1 mm
ts, ketebalan = 1,5 mm
Tahanan dari selubung logam:
Rs
= 6,77.10-4 /m
Faktor rugi selubung disebabkan oleh arus sirkulasi dan
arus Eddy.
Faktor kerugian arus sirkulasi
= 0,03
Faktor kerugian arus Eddy
Rac tahanan AC konduktor = 4,62.10-5 /km
s, jarak antar kabel = 200 mm
d, diameter selubung luar = 75,1 mm
m=
2. . f 7
10
Rs
2. Perhitungan Arus
Perhitungan Kapasitas Arus kabel Tenaga dengan Isolasi
Polimer (XLPE 400mm2)
o = 6
b. Kerugian Dielektrik
Data-data untuk menghitung kerugian dielektrik:
, konstanta dielektrik = 2,5
tan , power factor
= 0,008
D, diameter luar
= 72,1mm
d, diameter dalam
= 24,1mm
Vn, tegangan fasa ke netral
=
150.000
= 86602,5V
10 9
2. .50
10 7
6,77.10 4
= 0,0464
m2
2
1+ m
d
2s
0,0464 2
= 6
2
1 + 0,0464
= 4,54.10 4
D1 = 0,86.m
3, 08
75,1
2.200
d
2s
(1, 4 m + 0 , 7 )
163
= 0,86.0,0464
3, 08
75,1
2.200
ISSN: 2086-8944
4.2400 2
0,9 2.2400
ln
=
+ ln1 +
2 86
200 2
= 1,868.10 5
= 1,487 o Cm / W
D2 = 0
Maka faktor kerugian arus Eddy:
Rs
( 0(1 + D1) )
Rac
6,77.10 4
4,54.10 4 (1 + 1,868.10 5 )
=
5
4,62.10
= 0,0066
" =
d. Parameter Thermis
Tahanan panas isolasi
Data-data untuk menghitung tahanan panas isolasi:
g1, tahanan panas isolasi = 3,5 oC m/W
t1, ketebalan isolasi = 24 mm
dc, diameter konduktor = 24,1 mm
T1 =
g1 2.t1
ln1 +
2
dc
g 3 2.t 3
ln1 +
2
dsi
6 2.4,5
ln1 +
2
84,5 oC m/W
= 0,0966
1/ 2
5
4,62.10 (0,61 + (1 + 0,0366)(0 + 0,0966 + 1,487 ))
= 730,37
Parameter Rugi-rugi
Simbol
Rac (/m)
Rugi konduktor
Rugi dielektrik
Rugi selubung
Tahanan panas isolasi
Tahanan panas lapisan
pelindung metal
Isolasi
XLPE
4,62.105
Pd (W/m)
T1 (oC
m/W)
2,388
0,0366
0,61
T2 (oC
m/W)
T3 (oC
m/W)
T4 (oC
m/W)
I (A)
0
0,0966
1,487
730,37
2h
4h 2
ln + ln1 + 2
D
s
Pd (0,5T 1 + T 2 + T 3 + T 4 )
I =
Rac (T 1 + (1 + )(T 2 + T 3 + T 4 ))
gt
T4 =
2
= 0,0366
T1 = 0,61oC m/W
T2 = 0oC m/W
T3 = 0,0966oC m/W
T4 = 1,487oC m/W
m = 85 oC
s = 25 oC
TABEL II
HASIL PERHITUNGAN PARAMETER KEMAMPUAN
HANTAR ARUS
(Kabel bawah tanah isolasi XLPE 400mm2)
3,5 2.24
ln1 +
= 0,61 oC m/W
2
24,1
T3 =
V. KESIMPULAN
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa besarnya
kemampuan hantar arus dengan menggunakan kabel isolasi
polimer XLPE 400mm2 dapat dimaksimalkan sampai
sebesar 730,73A. Hal ini dikarenakan adanya penerapan
metode penggabungan silang selubung kabel antar fasa pada
saluran transmisi tersebut, dimana rugi-rugi panas dapat
ditekan.
164
1/ 2
ISSN: 2086-8944
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Weddy. Underground Transmission of Electric Power,
Jhon Willey and Son, New York, 1986 .
[2]. Gonen, Turan. Electrical Power Transmission System
Engineering Analisys and Design, Jhon Willey and
Son Inc, New Ypork, 1988.
[3]. Graneau, Peter. Underground Power Transmission,
Jhon Willey and Son, New York, 1980.
[4]. Hutahuruk, TS. Transmisi Daya Listrik, Erlangga,
Jakarta, 1985.
[5]. IEC Publication 287, Calculation of The Continuos
Current Rating of Cable, Genewa, Swiss, 1982.
[6]. Roy, D. Coupling of Metal Shields, Characteristics
PAR Unit Length, Tim kerja sama PLN ITB
Bandung, 1988.
165