Disusun Oleh :
1. Andhika Nanang Permana
2. Dwi Adi Mukti
3. Ita Sugih Hartati
4. Siti Melani Gustiani Willis
5. Asti Nurlatifah Fauziah AS
(H54120080)
(H54120032)
(H54120002)
(H54120020)
(H54120050)
KESIMPULAN
Kesimpulan
a) Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan BSM adalah citra perusahaan
yang baik, SDM yang berkualitas, produk tabungan BSM dengan fitur yang
menarik, bagi hasil yang kompetitif, pemegang saham BSM terdiri dari
pemilik modal yang kuat serta kenyamanan dan kemudahan dalam
bertransaksi dengan menggunakan fasilitas e-banking. Faktor internal yang
menjadi kelemahan adalah masih kurangnya jumlah kantor, masih kurangnya
jumlah ATM, kerjasama dengan channelling belum menggunakan layanan
perbankan syariah secara umum, dan citra (image) BSM di masyarakat
sebagai bank yang diperuntukkan hanya untuk orang Islam. Faktor eksternal
yang menjadi peluang adalah perluasan jaringan perbankan syariah, luasnya
pangsa pasar bank syariah secara nasional, masyarakat mulai tertarik pada
sistem perbankan syariah, dan tingginya tingkat populasi penduduk yang
beragama Islam. Faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah semakin
banyak Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh di
Indonesia, semakin lengkap dan inovatif fitur produk bank pesaing yang
dilengkapi dengan teknologi canggih, minimnya SDM yang kompeten dalam
bidang perbankan syariah, dan semakin gencarnya promosi bank syariah
kompetitor.
b) Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh beberapa strategi. Strategi SO
(kekuatan-peluang) yang dihasilkan adalah meningkatkan kualitas produk
dengan tetap mempertahankan sistem bagi hasil yang kompetitif dan
memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi dengan
menggunakan fasilitas e-banking agar nasabah tetap loyal. Strategi WO
(kelemahan-peluang) yang dapat dilakukan adalah menambah kantor cabang
pembantu maupun kantor kas serta menambah jumlah ATM di Indonesia
khususnya di daerah Kabupaten Lebak. Meningkatkan pelayanan yang sudah
terjalin dengan channelling untuk mempermudah transaksi yang dilakukan
nasabah. Strategi ST (kekuatan-ancaman) yang diperoleh adalah menambah
fitur-fitur produk dengan memanfaatkan teknologi secara optimal serta
mempertahankan kualitas SDM untuk dapat memberikan pelayanan yang
baik agar dapat menghadapi persaingan, mempertahankan pemegang saham,
yang merupakan pemilik modal yang kuat serta mempertahankan citra
perusahaan yang baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas
pelayanan sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor yang terus
bertambah. Strategi WT (kelemahan-ancaman) yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kegiatan promosi yang sudah dilakukan agar produk lebih
dapat bersaing dengan produk kompetitor.
c) Dari hasil penelitian dan berdasarkan QSPM diperoleh alternatif strategi
pemasaran yang terbaik adalah market penetration strategy.
Daftar Pustaka
Repository.ipb.ac.id
Sejarah Perusahaan
Kehadiran PT Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul
dengan krisis multidimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
pertumbuhan
dan
keuntungan
yang
berkesinambungan,
Targetting
Target pasar untuk produk Tabungan BSM yaitu cakupan seluruh
segmentasi masyarakat Kabupaten Lebak baik penduduk muslim yang
mengerti prinsip syariah yang merupakan ajaran agama Islam, maupun
sekelompok orang nonmuslim yang tertarik dengan sistem perbankan
syariah dengan melihat keuntungan yang didapat. Selain itu, target pasar
ini dipilih perusahaan karena Kabupaten Lebak masih dalam tahap
perkembangan sehingga membutuhkan bantuan-bantuan salah satunya dari
industri perbankan.
3.
Positioning
BSM meyakini untuk menjadi pemimpin pasar (market leader) untuk
perbankan syariah di Kabupaten Lebak. Market leader merupakan
pemimpin pasar dalam berbagai hal seperti memberikan pelayanan yang
memuaskan, meningkatkan kualitas produk yang sudah ada, dan hal-hal
lain sebelum dilakukan oleh pesaing. Tujuan utama yang dijalankan oleh
pemimpin pasar adalah menjadi atau tetap nomor satu. Karena saat ini di
Kabupaten Lebak baru ada satu perbankan yang murni syariah. Hal ini
yang dapat menjadi daya tarik nasabah untuk masuk ke dalam perbankan
syariah, sehingga membuka peluang besar bagi perusahaan. Beberapa hal
dan
produk
jasa
(Service
Product).
Pemindahbukuan
di
utama.
Tabungan
BSM
merupakan
salah
merupakan
satu
produk
penghimpunan dana yang paling besar karena tabungan ini lebih murah
dibandingkan dengan deposito yang nominal dana yang dibutuhkan
untuk menyimpan di bank besar dan akan habis ketika nasabah
mengambilnya kembali karena sudah jatuh tempo. Perbedaan produk
Tabungan BSM dengan produk lainnya yaitu berdasarkan jenis akadnya
(mudharabah muthlaqah, wadiah, dan wadiah yad dhamanah) dan
karakteristiknya.
Adapun
Tabungan
BSM
menggunakan
akad
yaitu
mengutamakan
penghimpunan
dana
konsumer
dan
3. Tempat (Place)
Kegiatan fungsional BSM KCP ada di tiap kota. Pendirian
sebuah kantor cabang pembantu ini ditentukan oleh divisi jaringan dari
dengan
mengundang
calon
nasabah
untuk
terlebih
Tahap Keputusan
sebagai
meningkatkan
volume
penjualan.
Pihak
manajer
sebaiknya
2. Strategi WO
BSM Cabang sebaiknya menambah kantor cabang pembantu maupun
kantor kas, serta menambah jumlah ATM khususnya di daerah Kabupaten
Lebak. Selain itu, perusahaan terus meningkatkan pelayanan yang sudah
untuk
melakukan
pendidikan
dan
pelatihan
dalam
dengan
terus
meningkatkan
keuntungan
perusahaan
serta
Islam. Sehingga perlu promosi yang lebih gencar dan intensif lagi untuk terus
memperkenalkan
produk
Tabungan
BSM
ke
masyarakat
dengan