Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BIOLOGI

PENGARUH PENAMBAHAN HORMON TUMBUHAN


ARTIFISIAL JENIS STIMULAN TERHADAP
KECEPATAN PERKECAMBAHAN
TANAMAN KACANG HIJAU
(Phaseolus radiatus)

Disusun oleh:
Ely Sudarsono
Gusti Wiweka Dalem
Nevila Nur Faiz
Zuhdan Kurnia Gusti
(XII IA 1)

SMA NEGERI 1 JEMBER


Jalan Let.Jend. Panjaitan No. 55 Sumbersari Jember
Website: www.sman1jember.sch.id Telp./Fax. (0331) 338586

I.

Judul
Pengaruh Penambahan Hormon Tumbuhan Artifisial Jenis Stimulan terhadap
Kecepatan Perkecambahan Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)

II.

Tujuan

Mempelajari pengaruh penambahan hormon tumbuhan artifisial jenis stimulan


terhadap kecepatan perkecambahan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus)

III.

Dasar teori

Pengertian Pertumbuhan dan Pekembangan Tanaman


Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat
permanent (tetap) dan tidak dapat balik (irrevisible), sedangkan perkembangan
adalah proses perubahandalam bentuk. Pada proses pertumbuhan selalu terjadi
peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran
sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawali sejak terjadi
fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yangdibuahi
menjadi zigot, embrio dan akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas
sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul
kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah
sebagai berikut :
o

Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel

anak.
Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak.
Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh

penyerapan air kedalam vakuola.


o Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai
ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses
diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman


dibedakan menjadi 2 yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi/faktor yang
berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem.
Ada

beberapa

faktor ekstrenal

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan tumbuhan yaitu air, cahaya, kelembapan, makanan (nutrisi),


suhu.
a. Makanan
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis
berbagai komponen sel. Tidak hanya karbondioksida dan air saja yang
dibutuhkan tumbuhan untuk bisa tumbuh dengan baik tetapi juga beberapa
unsur mineral. Adapun menurut jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, unsur
mineral ini dibedakan menjadi 2 :
- Makroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak. Makroelemen ini meliputi oksigen, karbon,
-

hidrogen, sulfur, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium.


Mikroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan
dalm jumlah sedikit. Mikroelemen ini meliputi besi, klorin, tembaga,
seng, molibddenum, boron dan nikel. Mikroelemen ini berfungsi
sebagai kofaktor yaitu reaksi enzimatik dalam tumbuhan.

Jika kekurangan nutrisi maka tumbuhan tersebut akan mengalami


defisiensi. Difisiensi ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.

b. Air
Tanpa air, tumbuhan tidak dapat tumbuh. Air termasuk senyawa yang
dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi antara lain sebagai fotosintesis,
mengaktifkan reaksi enzim ezimatik, menjaga kelembaban dan membantu
perkecambahan pada biji.
c. Suhu

Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh.


Suhu dimana tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan
maksimal disebut dengan suhu optimum. Suhu paling rendah yang masih
memungkinkan suatu tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum
sedangkan suhu tertinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk
tumbuh disebut suhu maksimum.
d. Kelembaban
Pengaruh kelembapan udara berbeda terhadap berbagai tumbuhan.
Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik bagi pertumbuhan
tumbuhan.
e. Cahaya
Pada umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi tanaman
karena dapat menguraikan auksin. Tetapi, cahaya juga merangsang
pembungaan tumbuhan tertentu. Beberapa tumbuhan berbunga pada
penyinaran matahari lebih singkat dan beberapa pula sebaliknya. Hal ini
dipengaruhi oleh kerja fitokrom yang terdapat pada tumbuhan.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah segala pengaruh/faktor yang berasal dari tanaman
itu sendiri yaitu meliputi gen dan hormon.
a. Gen
Gen merupakan dasar faktor internal yang paling tidak bisa ditawar
karene setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda satu sama
lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk
fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian
DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern
gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan
pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator
(pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya. Dalam
DNA telah disandi sebagaimana rupa yang menentukan bentuk dan
pewarisan sifat dari induknya.

b. Hormon
Hormon

adalah

pembawa

pesan

kimiawi

antarsel

atau

antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan


memproduksi hormon. Dalam pertumbuhan ini peran hormon ini sangatlah
penting. Hormon terdiri dari hormon alami dan hormon artifisial (buatan).
Hormon alami ialah hormon yang berasal dari tumbuhan itu sendiri.
Hormon artifisial (buatan) adalah hormon yang bukan berasal dari
tumbuhan tersebut melainkan dibuat oleh manusia.
Berikut adalah beberapa hormon alami yang berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman:
-

Auksin
Mendorong perpanjangan batang, pertumbuhan akar, diferensiasi

sel dan percabangan, pertumbuahan buah, dominasi epikal, fototropisme,


geotropisme.
Dihasilkan pada embrio dalam biji, meristem batang dan daun daun muda.
Ada beberapa janis auksin, antara lain adalah auksin A dan auksin
B. Sebenarnya auksin A itu serupa dengan auksin B hanya berbeda pada
kandungan airnya. Auksin A memeliki kandungan air yang lebih banyak
yaitu sekitar 1 mol air lebih banyak dari pada auksin B. Selain itu, ada zat
yang disebut dengan heteroauksin yang kemudian diketahui sebagai
asam indol asetat (AIA). Semakin jauh dari ujung tumbuhan konsentrasi
auksin ini akan semakin menyusut.
-

Giberalin

Mendorong

pertumbuhan

tinggi

tanaman,

mempengaruhi

perpanjangan sel dan pembelahan sel serta pertumbuhan pada akar daun
dan bunga serta buah. Di produksi oleh meristem batang, meristem akar,
daun muda dan embrio. Giberalin di temukan oleh Eiichi Kurosawa pada
tahun 1926. Giberalin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu
jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur
Gibberella fujikkuroi. Tanaman padi yang terserang oleh jamur tersebut
mengalami pertumbuhan yang abnormal.
-

Asam traumalin
Mampu memperbaiki kerusakan atau regenerasi sel pada luka

yang terjadi pada tubuh tumbuhan baik pada daun, batang ataupun akar.
Pertama kali dipelajari oleh Haberland. Pada percobaan yang dia
lakukan, jaringan tanaman dilukai kemudian di cuci bersih, ternyata bekas
bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka tersebut
yang dibiarkan akan terbentuk jaringa baru di dekat luka tersebut.
- Kalin
Hormon yang mempengaruhi pembentukan organ pada tumbuhan.
Hormon kalin dibedakan menjadi 4 macam:

Rizokalin yaitu hormon yang merangsang pembentukan akar,

identik dengan vitamin B.


Kaulokalin yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan batang.
Filokalin yaitu hormon yang merangsang pembentukan daun.
Antokalin yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan pada

bunga.
Asam Absisat
Menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan

air, menunda pertumbuhan. Disintesis pada daun, buah, batang dan biji.
Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat (inhibitor) pertumbuhan
merupakan lawan dari giberelin dan auksin. Hormon ini memaksa
dormansi, mencegah biji dari perkecambahan dan menyebabkan
rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi
asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya
kekeringan. Hormon ini dibentuk pada daun-daun dewasa.

Gas Etilen
Mendorong pemasakan buah dan menyebabkan penebalan pada

batang.Diproduksi oleh jaringan buah masak, diruas batang dan jaringan


tua. Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut
etilen.

Etilendisintesis

oleh

tumbuhan

dan

menyebabkan

proses

pemasakan yang lebih cepat. Selainetilen yang dihasilkan oleh tumbuhan,


terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen
sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat
pemasakan buah. Oleh karena itu buah yang tua sering diletakkan
ditempat tertutup (diperam) agar cepat masak.
Etilen merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk
gas. Senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun
tanggal dan merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan
produksi etilen sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati.
Konsentrasi etilen fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu
menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah. Selain memacu
pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkan
batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan
batang kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan
dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang
kecambah.
Hormon artifisial (buatan) yang kami gunakan dalam percobaan
kami adalah hormon artifisial jenis stimulan.

IV.

Alat dan Bahan


6 biji kacang hijau
2 buah wadah air minum kemasan ukuran gelas
1 botol kecil hormon tumbuhan artifisial jenis Stimulan
kapas secukupnya
air secukupnya

V.

Cara Kerja
Pertama-tama, rendam biji kacang hijau yang dibutuhkan di dalam 2 buah wadah
air minum kemasan ukuran gelas (masing-masing gelas berisi 3 biji kacang
hijau) dan campurkan hormon Stimulan sebanyak 10 tetes pada salah satu
gelas. Diamkan selama 135 menit.
Setelah itu, buang air yang telah digunakan untuk merendam dan ambil biji
kacang hijau dari dalam gelas.
Basahi kapas dengan air secukupnya kemudian letakkan kapas ke dasar
permukaan 2 buah gelas air minum kemasan. Usahakan seluruh bagian
permukaan gelas tertutup kapas.
Letakkan biji kacang hijau di atas kapas (masing-masing gelas berisi 3 biji
kacang hijau serta bedakan biji kacang hijau yang telah diberi hormon dengan
yang tidak). Atur jaraknya supaya tidak terlalu berdekatan.
Simpan kedua gelas berisi biji kacang hijau dan jagung di tempat yang sama.
Catat perkembangannya selama 10 hari.

VI.

Hasil Pengamatan

Kacang hijau tanpa tambahan stimulan

Hari ke-n
1
2
3
4
5

Tinggi tanaman ke-n (cm)


1
2
3
0,7
1,2
2
3,4
6,1

0,4
1,1
3
5,4
8,1

0,9
1,5
4,2
7,2
11,3

Rata-rata tinggi

Keterangan

tanaman (cm)
0,67
1,27
3,06
5,34
8,5

mulai berkecambah
batang berwarna

6
7
8
9
10

9
14
19,7
23
24

11,86
16,6
21,43
25,83
27

Rata-rata tinggi

Keterangan

14,7
19,1
24,6
29,4
30

Kacang hijau dengan tambahan stimulan

Hari ke-n

VII.

11,9
16,7
20
25,1
27

merah pucat
-

Tinggi tanaman ke-n (cm)


1
2
3

1
2
3
4

0,1
0,5
1,5
3

0,1
0,4
1,5
3,5

0,1
0,4
2
4

tanaman (cm)
0,1
0,43
1,67
3,5

6,5

8,5

10,5

8,5

6
7
8
9
10

16
23
28,5
30
31

16
21
26,5
27,5
29

16,5
21
25
27
28,5

16,17
21,67
26,67
28,16
29,5

mulai berkecambah
batang berwarna
merah segar
-

Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan yang telah kami lakukan dapat ditemukan
perbedaan yang cukup signifikan antara tanaman yang diberi penambahan stimulan
dan yang tidak diberi penambahan stimulan. Tanaman yang diberi penambahan
stimulan pertumbuhannya lebih cepat, namun pada awal masa penanaman belum
terlihat perbedaan antara keduanya. Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mendapatkan hasil perbedaan yang lebih terlihat.

VIII.

Kesimpulan
Penambahan hormon tumbuhan artifisial jenis stimulan berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus). Pertumbuhan tanaman
kacang hijau yang diberi penambahan stimulan lebih cepat daripada tanaman yang
tidak diberi penambahan stimulan.

IX.

Daftar Pustaka

Pratiwi, D. A., dkk. 2007. BIOLOGI SMA Jilid 3 untuk kelas XII. Jakarta: Penerbit
Erlangga
http://www.google.com/
X.

Lampiran (Dokumentasi)

Tahap perendaman
(sebelum penambahan
stimulan)

Penambahan stimulan

Mulai terjadi
perkecambahan

Keterangan:
Pada tahap perendaman (foto pertama) terdapat benih jagung. Dikarenakan percobaan
mengggunakan benih jagung dibatalkan maka tidak kami bahas dalam pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai