Anda di halaman 1dari 17

ETIKA TERHADAP SESAMA MANUSIA

DALIL AKHLAQ YANG BERHUBUNGAN DENGAN SESAMA MANUSIA


Dalil mengenai etika terhadap manusia banyak diatur dalamAl-Quran, diantaranya:

1. Memenuhi janji ( al Isra : 34, an Nahl : 91, Al Maidah :1, As Shaff : 2-3)
Menghubungkan tali persaudaraan (An Nisa : 36, )
2. Dari Anas ra. bahwa Rasulullah bersabda: Siapa yang ingin dilapangkan untuknya
rizkinya dan diakhirkan untuknya dalam ajalnya maka hendaklah menyambung tali
silaturahimnya. ( HR.Bukhari-Muslim)
3. Dari Aisyah ra. dia berkata Rahim itu digantung diatas Arsy, dia berkata: Siapa yang
menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutusku maka
Allah akan memutusnya. (HR.Bukhari-Muslim)
4. Waspada dan menjaga keselamatan bersama (Al Maidah : 2, Al Asr:1-3)
5. Berlomba mencapai kebaikan (Al Baqoroh: 148, Ali Imron : 133)
6. Bersikap adil (an Nahl : 90, Al Hujurut : 9)
7. Tidak boleh mencela dan menghina (Al Hujurat : 11, Al Humazah : 1 )
8. Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah berkata:Cukuplah kejelekan seseorang
jika menghina saudaranya sesama. (HR.Muslim)
9. Tidak bolaeh bermarahan (Al Qalam : 4, Ali Imron : 134)
10. Menjaga rahasia (Al Isra : 34)
11. Mengutamakan orang lain (Al Hasyr : 9, Al Insan : 8)Saling memberi hadiah.
12. Hendaklah kalian saling memberi hadiah pasti kalian saling mencintai. (HR.Al
Baihaqi).

Akhlak Terhadap Sesama Manusia

1. Akhlak kepada Orang Tua
Al-Israa : 23 24
23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850].
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil".

[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dibolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

Uraian :
Orang tua adalah salah satu anugerah terindah dari Allah swt. Maka Allah memerintahkan
kita untuk berbuat baik kepada orang tua sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah dan terima
kasih kita kepada orang tua yang rela memberikan pengorbanan agar anaknya menjadi insan
terbaik, bahagia di dunia dan akhirat. Ketika orang tua kita sudah tua, sudah sepantasnya kita
merawatnya dengan baik. Patuhlah kepada mereka selama mereka masih di jalan Allah.
Janganlah kita membangkang, meski hanya keluar perkataan ah. Bayangkan, berkata ah saja
tidak boleh, apalagi menghardik, memukul, menyiksa, apalagi durhaka. Bertuturkatalah dengan
santun. Berperilaku terhadap orang tua dengan penuh tata krama. Ingatlah, ridha Allah adalah
ridha orang tua, murka Allah adalah murka orang tua. Doakan selalu orang tua yang telah
mendidik kita sejak kecil. Semoga Allah memberikan kasih sayang kepada orang tua kita.

Al-ahqaaf : 15
15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah
dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".

Uraian
Allah kembali memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada orang tua, terutama
ibunda kita. Yang telah mengandung dengan susah payah selama 9 bulan 10 hari, kemudian
berjuang melawan rasa kasih sayangnya sendiri untuk menyapih putera-puterinya setelah 2,5
tahun. Sampai-sampai kita sering mendengar, Al jannatu tahta aqdamil ummahaat. Surga ada di
telapak kaki ibu. Maka ketika seorang anak sudah berumur 40 tahun, yang merupakan masa
kejayaannya, sepatutnya seorang anak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya dan
ibu-bapaknya. Karena pada saat itu, seorang anak akan merasakan pula menjadi orang tua. Dan
permohonannya kepada Allah pun sama seperti orang tuanya dulu, yaitu agar diberi anak-anak
yang shalih dan shalihah. Maka ia bertaubat, apabila dulu ia melakukan perbuatan dosa terutama
terhadap ibu-bapaknya, dan ia menyerahkan diri kepada Allah swt.

2. Akhlak kepada Dhuafa
9. sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang.
10. dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
11. dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.(Ad-dhuha : 9-11)

Uraian
Ayat ini menerangkan bahwa Allah melarang kita berlaku sewenang-wenang terhadap anak
yatim. Larangan menghardik peminta-minta. Ingatlah, karena di setiap harta kita terdapat hak
orang-orang yang membutuhkan seperti mereka. Barangsiapa memakan hak orang lain, niscaya
azab Allah amat pedih. Oleh karena itu, bersyukurlah dengan menyebut nama Tuhanmu dan
berikanlah hak-hak fakir miskin dan anak yatim.

Al balad : 12-16
12. tahukah kamu Apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
14. atau memberi Makan pada hari kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
16. atau kepada orang miskin yang sangat fakir.

Uraian
Dalam ayat tersebut disampaikan bahwa memerdekakan budak, memberi makan orang-
orang yang kelaparan, kerabat kita yang yatim, dan orang yang sangat membutuhkan adalah
jalan yang sangat sulit. Tentu saja, karena terkadang kita egois dan lupa. Menganggap tidak adil
jika memberikan sebagian harta kepada mereka, sedang mereka tidak bekerja keras seperti kita.
Padahal, sadarilah, dalam setiap harta yang dititipkan Allah pada kita terdapat hak mereka yang
membutuhkan. Kita boleh menguasai dunia, namun jangan sampai dunia menguasai kita
sehingga tidak peduli terhadap mereka.

Al-insaan : 8-11

8. dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan
orang yang ditawan.
9. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan
Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
10. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan Kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-
orang bermuka masam penuh kesulitan.
11. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka
kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.

Uraian
Memberikan makanan atau harta benda yang paling disukai adalah sebaik-baik pemberian.
Dalam berbagi dengan sesama sebaiknya tidak mengharap pujian dan balasan. Jika pemberian
tersebut ikhlas karena mengharap ridha Allah, maka kelak di akhirat kita termasuk golongan
orang orang dengan wajah bercahaya, dan bukan golongan bermuka masam.

3. Akhlak kepada Tetangga
An-Nisa : 36-37
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295]
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
37. (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah
menyediakan untuk orang-orang kafir[296] siksa yang menghinakan.

[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan
ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal.
Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
[296] Maksudnya kafir terhadap nikmat Allah, ialah karena kikir, menyuruh orang lain berbuat
kikir. Menyembunyikan karunia Allah berarti tidak mensyukuri nikmat Allah.

Uraian
Ayat ini memerintahkan agar menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya. Serta
berbuat baiklah kepada orang tua, saudara, anak yatim, orang miskin, dan termasuk tetangga,
baik yang jaraknya dekat maupun jauh, sanak famili ataupun bukan, dan seiman ataupun tidak.
Karena tetangga pada hakikatnya adalah saudara terdekat kita. Kemudian berbuat baiklah
terhadap teman, ibnu sabil, bahkan pembantu. Intinya, tidak ada perbedaan kasta dalam Islam.
Maka, janganlah kita kikir, karena termasuk perbuatan kufur nikmat. Siksa yang menghinakan di
dunia dan akhirat bagi orang-orang kikir.

Akhlak kepada Pemerintah

Para ulama menyatakan bahwa manusia bila tidak meng-hormati dan memuliakan pemerintahnya
maka akan rusak kehidupan dunia mereka. Sedangkan bila mereka tidak menghormati dan
memuliakan para ulamanya maka akan rusak kehidupan agama mereka. Sehingga para penguasa
(umara) dan ulama merupakan dua komponen yang harus kita hormati dan muliakan.
Rasulullah Sholallahu alaihi wa sallam sendiri pernah mengingatkan dalam sabda-nya (artinya) :
Wajib bagi kalian untuk bersama Al Jamaah dan hati-hatilah kalian dari perpecahan (diantara
kaum muslimin). Sesungguhnya syaithan itu bersama orang yang berpisah dari Al Jamaah dan
dia terhadap dua orang lebih jauh.

Adapun makna Al Jamaah sendiri ada dua macam :
1. Kebenaran yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadits/As Sunnah berserta orang-orang
yang berpegang teguh dengan keduanya.
2. Kaum muslimin beserta para penguasanya/pemerintah.
Berkaitan dengan macam kedua maka kita diwajibkan untuk berjalan bersama penguasa dan
tetap mentaati peraturan dan hukum mereka selama dalam kebaikan (maruf). Dengan demikian
akan terwujud persatuan dan kekuatan kaum muslimin. Akan tetapi bila kita tidak mentaati
mereka (para penguasa) maka akan muncul perpecahan dan kerusakan. Lihatlah ketika masing-
masing kelompok menganggap pemimpin mereka sebagai penguasa! Tentu akan timbul
perpecahan. Demikian pula ketika muncul para Khawarij (pemberontak) yang melawan
penguasa, maka akan muncul perpecahan bahkan pertumpahan darah sesama kaum muslimin dan
kehancuran negeri-negeri kaum muslimin.
Allah Taala melarang kita untuk bercerai-berai dan berpecah-belah. Dia berfirman (artinya)
:
Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah-belah dan berselisih setelah
datang keterangan-keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang akan
mendapatkan adzab yang besar. (Ali Imran : 105).
Adapun makna perpecahan juga ada dua macam sebagaimana makna Al Jamaah :
1. Kebatilan dan orang-orang yang mengikutinya.
2. Orang-orang yang memisahkan diri mereka dari kaum muslimin dan peng-uasanya.
Kemunculan para penentang dan pem-berontak yang melawan penguasa me-rupakan sebab
berkurangnya nikmat ukhuwwah (kebersamaan) kaum muslimin.

4. Akhlak Bermasyarakat
Alu Imran : 103
103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-
musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara;

Uraian
Berpegang teguhlah kepada Islam, eratkan ukhuwah islamiyah, karena Allah telah
mempersatukan orang-orang yang dulunya berseteru. Hati yang bersatu dalam ikatan
persaudaraan adalah salah satu wujud nikmat dari Allah. Maka kita mensyukurinya dengan
menjaga persatuan dan kesatuan.

Al-Maidah : 2

\
Saling tolong menolonglah dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah saling tolong menolong
dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sungguh, siksa Allah amatlah
pedih
Uraian
Sebagai manusia, tak luput dari bersosialisasi, maka saling tolong menolonglah dalah hal
yang membawa kepada kebajikan dan taqwa. Berarti, jangan lakukan sebaliknya. Karena tolong
menolong dalam perbuatan dosa, hanya akan menyeret lebih banyak orang ke dalam siksa pedih
Allah.
Asy-Syura :38

38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
Uraian
Orang yang menaati Allah, akan mendirikan shalat. Bermusyawarah dan bersedekah. Ayat
ini berisi perintah Allah agar bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah ataupun
memutuskan sesuatu. Agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.



Al-Hujurat : 10-13
10. orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih
baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran
yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah
iman[1410] dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

[1409] Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana
orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti
panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan
sebagainya.
Uraian
Ayat diatas mengajarkan agar kita menjaga perdamaian dengan sesama manusia. Karena
mereka adalah saudara kita. Dan jadilah penengah diantara orang-orang yang berseteru. Sebagai
wujud tunduk kepada Allah. Terdapat pula larangan untuk memperolok orang lain. Karena
belum tentu kita lebih baik dari mereka. Jika kita memperolok orang lain, berarti kita
memperolok diri sendiri. Karena sebenarnya sesama manusia hanyalah satu jiwa dengan berjuta
raga. Janganlah kita menyebut orang lain dengan sebutan yang buruk, kita pun pasti tidak ingin
disebut dengan panggilan yang buruk. Jangan pula kita berburuksangka apalagi menggunjing
orang lain. Hal iti sama dengan memakan darah dan bangkai saudara sendiri. menjijikan
bukan?Maka bertaubatlah, Allah Maha Penerima Taubat. Kita semua sama. Yang membedakan
di hadapan Allah, hanyalah ketaqwaan. Janganlah kita merasa lebih hebat atau lebih tinggi
dibanding orang lain. Kadar ketaqwaan, hanya Allah yang Maha Mengetahui.

C. Akhlak Baik Terhadap Manusia.
Yang meliputi antar lain:
I. belaskasih atau sayang(al-shafaqah); ialah sikap jiwa selalu ingin berbuat baik dan menyantuni
orang lain.
II.rasa persaudaraan(al-ikha); ialah sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik dan bersatu
dengan orang lian, karena ada keteriakan batin dengannya.
III.Memberi nasehat (An- Nasihah); ialah suatu upaya untuk memberi patunjuk-petunjuk yang
baik kepada orang lain dengan menggunakan perkataan; baik ketika orang di nasehati telah
melakukan hal-hal yang buruk,maupun belum.
IV.memberi pertolongan (an-nashru); ialah suatu upaya untuk mebantu orang lain, agar tidak
mengalami suatu kesulitan.
V. menahan amarah (kazmu al- ghaizi); ialah upaya menahan emosi, agar tidak dikuasai oleh
perasaan marah terhadap orang lain.
VI.sopan-santun (al-hilmu); ialah sikap jiwa yang lemah-lembut terhadap orang lain, sehingga
dalam perkataan dan pembuatannya selalu mengandung adap-kesopanan yang mulia.
VII. suka memaafkan (al- `afwu); ialah sikap dan perilaku seseorang yang suka memaafkan
kesalahan orang lain yang pernah di perbuat terhadapnya.

D. Akhlaq Buruk Terhadap Sesama Manusia.
Yang meliputi antara lain:
I.Mudah Marah (Al- Ghodab); ialah kondisi emosi seseorang yang tidak dapat menahan
kesabarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
II. Iri Hati Atau dengki ( al-hasadu atau al- hiqdu); ialah sikap kejiwaan seseorang yang selalu
menginginkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali.
III.Mengadu-adu (an-namimah); ialah suatu perilaku yang suka memindahkan perkataan
seseorang kepada orang lain,dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.
IV. Mengupat (al-ghibah); ialah suatu perilaku yang suka membicarakan keburukan
seseorang kepada orang lain.
V. Bersikap congkap (al-ashar); ialah suatu sikap dan perilaku yang menampilkan
kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya, maupun perkataannya.
VI. Sikap kikir (al-bukhlu); ialah suatu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi
dan jasa kepada orang lain.
VII. Berbuat aniaya (al-zulmu); ialah suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik
kerugian materiil maupun non materiil.

E. Akhlak Kepada Anggota Masyarakat
Kewajiban muslim terhadap muslim yang lain, yang secara langsung apabila dilakukan
adalah juga merupakan pendidikan bagi yang bersangkutan.
Pada umumnya orang yang berkedudukan yang lebuh rendah mempunyai kekurangan-
kekurangan dan nasib ditentukan oleh orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dan
sembilan sarana yang telah kami sebutkan diatas dikaji agak mendalam sebagai berikut yang
berkaitan dengan akhlak anggota masyarakat;
I. Tata Cara Berbahasa
Setiap muslim (umat islam) dan semua orang diperintahkan untuk selalu berbahasa
dengan bahasa yang jelas dan yang baik, bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara sesuai
tingkat usia, masyarakat dan tingkat kedudukannya. Didalam islam ada peribahasa yang
menyatakan bahwa Bahasa Menunjukkan Taqwa
II. Tata Cara Salam
Salam adalah penganjuran bagi orang yang hidup dimsyarakat atau dirumah sendiri. Dan
bila dilihat lebih jauh salam meningkatkan kepedulian sosial.
III. Tata Cara Makan Dan Minum
Cara memegang sesuatu (makan dan minum) yang baik adalah dengan tangan kanan. Dimulai
membasuh sebelum makan, membaca basmalah dan diakhiri mengucapkan alhamdulillah.
IV. Tata Cara Majlis Pertemuan
Bagaimana adab kita dimajlis pertemuan? Jawabannya adalah pertama kali baru masuk harus
memberi salam, kemudian baru dapat duduk yang telah disediakan, menyalami tamu yang
mendahului duduk, jangan sekali-kali menggeser tempat duduk milik orang lain.
V. Tatacara Meminta Izin Masuk
Aturan islam bagi seseorang yang ingin masuk rumah orang lain, maka paling awal yang
dilakukan adalah memberi salam.
VI. Tata Cara Memberi Ucapan Selamat
Tujuh rangkaian (munasabah) yang ada dalam islam ketika mengucapkan Ucapan Selamat.
Ketujuh rangkaian tersebut antara lain;
v Dalam rangka acara pernikahan
v Dalam rangka kelahiran seorang bayi kepada ibunya
v Kembalinya seorang musafir (yang berpergian)
v Pulangnya seseorang dari jihat
v Sekembalinya dari haji
v Pada hari raya idul fitri dan idul adha
v Ketika seseorang mendapat kenikmatan tertentu seperti kenaikan pangkat,mendapat hadiah apa
saja yang membuat seseorang merasakan kebahagiaan.
VII. Tata Cara Berkelakar (Bercanda)
Didalam ajaran islam, berkelakar atau bercanda diperbolehkan. Namun hal itu bukan berrti
bebas,, sesuka hati ,sehingga tak ingat norma sosial. Ada tiga syarat diperbolehkan bercanda
yaitu;
v Tidak boleh berlebih-lebihan sehingga menjadikan lupa kepada allah
v Tidak boleh berkelakar sehingga menyakiti baik yang bersikap jasmani atau rohani. Seperti
ucapan hina.
v Tidak bersifat dusta atau penipuan dan kata-kata kotor.
VIII. Tata Cara Menjenguk Orang Sakit
Seseorang yang hidup dimasyarakat, mau mengunjungi orang sakit tetangganya (jamaah) adalah
suatu tindakan terpuji. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan, dalam kunjungan orang sakit
yaitu;
v Segera mungkin setelah ada orang sakit
v Mengucapkan dengan kata-kata yang meringankan beban batinnya orang yang sakit
v Ajaran doa peringan perih pada bagian tubuh
v Mendoakan secara khusus bagi si sakit ketika masuk
v Mintalah ia mendoakan kita
v Bila sudah gawat ajari si sakit dengan kalimat tauhid dan bacaan surat yasin
IX. Tata Cara Taziah
Taziah dilakukan jamaah (masyarakat) dalam rangka meringankan beban lahir batin bagi
keluarga yang ditimpa musibah. Menurut ajaran islam, tata cara taziah antara lain;
a. Mengucapkan perkataan yang pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw dan para
sahabatnya
b. Memberi makan keluarga yang kena musibah
c. Menunjukkan rasa belasungkawa
d. Memberi nasehat yang baik

ETIKA MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN

Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan
sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayom,
pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati tidak memberi kesempatan
kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk
mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang
sedang terjadi, sehingga ia tidak melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain, setiap
perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada penciptaan suasana
yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa kesegaran, kenyamanan hidup,
tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
manusia itu sendiri yang menciptanya.
http://abarokah51.blogspot.com/2012/11/akhlak-terhadap-lingkungan-ditinjau.html
Ada beberapa hal yang harus kita pahami sebagai bentuk akhlak yang baik kepada lingkungan
hidup agar kita bisa melaksanakannya.


1. Keharusan Menjaga Lingkungan Hidup.

Menjaga kelestarian lingkungan hidup dan tidak melakukan kerusakan di dalamnya
merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia. Karena itu, siapapun orangnya, melakukan
kerusakan hidup dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik sehingga orang munafik sekalipun
tidak mau dituduh telah melakukan kerusakan di muka bumi ini meskipun ia sebenarnya telah
melakukan kerusakan, Allah Swt berfirman yang artinya:


Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak
menyadari (QS 2: 11-12).

Oleh karena itu, orang-orang yang suka melakukan kerusakan di muka harus diwaspadai,
Allah Swt berfirman:


Dan apabila ia (munafik) berpaling (dari kamu), ia berjalan di muka bumi untuk mengadakan
kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak
menyukai kebinasaan (QS 2: 205).

2. Anjuran Menanam Pohon.

Agar lingkungan hidup yang kita diami tetap asri dan lestari, maka kaum muslimin sangat
dianjurkan untuk menanam pohon, dengan adanya pohon, apalagi pohon yang besar, manusia
akan memperoleh keuntungan seperti penghijauan, air hujan bisa menyerap lebih banyak ke
dalam tanah sebagai cadangan air, udara tidak terlalu panas, buah yang dihasilkan serta kayu
yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Anjuran menanam pohon ini terdapat
dalam hadits Nabi Saw:



Jika hari kiamat datang dan pada tangan seseorang diantara kamu terdapat sebuah bibit tanaman,
jika ia mampu menanamnya sebelum datangnya kiamat itu, maka hendaklah ia menanamnya
(HR. Ahmad dan Bukhari)

Manakala pohon yang ditanam itu menghasilkan buah yang banyak, maka pahala untuk
orang yang menanam pohon itu akan lebih besar lagi, Rasulullah Saw bersabda:


Tidak seorangpun menanam tanaman, kecuali ditulis baginya pahala sesuai dengan buah yang
dihasilkan oleh tanaman itu (HR. Ahmad).

3. Tidak Boleh Buang Air di Jalan, Tempat Bernaung dan dekat sumber air.

Lingkungan hidup yang bersih, indah dan nyaman merupakan dambaan bagi setiap orang,
karena itu harus dicegah adanya usaha untuk mengotori lingkungan, karena itu Rasulullah Saw
melarang siapapun untuk membuang air di jalan, tempat bernaung maupun dekat sumber air,
Rasulullah Saw bersabda:


Takutlah kepada dua hal yang dilaknati. Mereka (sahabat) bertanya: Apakah dua hal yang
dilaknati itu, ya Rasulullah?. Rasulullah Saw menjawab: Orang yang membuang hajat di jalan
umum atau di bawah pohon tempat orang berteduh (HR. Muslim).

4. Tidak Boleh Buang Air di Air Yang Tergenang.

Air merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi masusia, dalam kehidupan sekarang,
manusia tidak hanya mengandalkan air dari dalam tanah, tapi justeru sekarang ini banyak orang
yang mengandalkan air sungai yang dibersihkan dan disucikan. Karena itu, manusia jangan
sampai mengotori atau mencemari air sungai. Disamping itu, kebersihan lingkungan juga harus
dijaga dan dipelihara dengan tidak buang air pada air yang tergenang, karena hal itu akan
mendatangkan penyakit dan bau yang tak sedap, Rasulullah Saw bersabda:



Jabir ra berkata: Rasulullah Saw telah melarang kencing dalam air yang berhenti tidak mengalir
(HR. Muslim).

5. Memelihara Tanaman.

Ketika para sahabat telah menanam pohon kurma, mereka ingin agar pohon itu tumbuh
dengan baik dan menghasilkan buah yang banyak, tapi mereka agak bingung bagaimana harus
mengurusnya, karenanya mereka bertanya kepada Nabi tentang hal itu, namun Nabi menjawab:
Kamu lebih tahu tentang urusan duniamu.

Kisah di atas menunjukkan bahwa pohon yang sudah ditanam harus dipelihara dengan
sebaik-baiknya, namun teknisnya diserahkan kepada masing-masing orang sesuai dengan
perkembangannya.

Dalam kaitan dengan memelihara tanaman, penebangan pohonpun sedapat mungkin
dihindari, kecuali bila hal itu memang sangat diperlukan, itupun bila tidak menganggu
lingkungan, ini berarti harus sesuai dengan izin Allah Swt meskipun dalam keadaan perang,
Allah Swt berfirman:


Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang kafir) atau yang kamu biarkan
(tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia
hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik (QS 59:5).

6. Boleh Memakan Buah.

Bagi seorang muslim, disadari bahwa Allah Swt telah menganugerahkan buah yang begitu
banyak macamnya, karenanya boleh saja kita memakannya, namun jangan sampai berlebih-
lebihan, setelah itu jangan sampai lupa memanjatkkan rasa syukur dengan menunaikan zakatnya
pada saat panen, Allah berfirman yang artinya:


Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya), dan tidak sama rasanya. Makanlah dari buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya dari memetik hasilnya (zakat); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan (QS 6:141).

7. Tidak Menggunakan Air Secara Boros.

Hal yang juga amat penting untuk mendapat perhatian kita adalah menggunakan air secara
hemat, karenanya wudhu itu masing-masing dilakukan maksimal tiga kali, meskipun wudhu
pada air yang banyak, bahkan wudhu di sungai sekalipun, karenanya Rasulullah berwudhu hanya
menggunakan sedikit air, hal ini tergambar dalam hadits:


Adalah Rasulullah Saw berwudhu, dengan satu mud air (HR. Abu Daud dan NasaI).


Datang seorang Badui kepada Nabi Saw, kemudian bertanya kepada beliau tentang wudhu, maka
Nabi Saw memperlihatkan padanya tiga kali, tiga kali, lalu sabda: Inilah wudhu, siapa yang
lebih berarti telah berbuat keburukan dan kezaliman (HR. NasaI, Ahmad dan Ibnu Majah).

8. Meminta Hujan Saat Kemarau.

Musim kemarau apalagi kemarau panjang bisa mengakibatkan kesengsaraan bagi manusia,
karena bisa mengakibatkan kekurangan persediaan air yang pada akhirnya kegagalan dalam
pertanian dan perkebunan. Bahkan musim kemarau bisa mengakibatkan bencana yang lebih
besar lagi seperti mudahnya terjadi kebakaran, termasuk kebakaran hutan. Disamping itu,
kesengsaraan juga dialami oleh binatang yang kesulitan bahan makanan karena daun dan rumput
yang biasa dimakan menjadi kering serta kesengsaraan bagi lingkungan hidup itu sendiri. Oleh
karena itu, sebagai upaya menumbuhkan alam lingkungan yang subur, indah dan nyaman,
menjadi suatu keharusan bagi kaum muslimin untuk berdoa meminta hujan dengan
melaksanakan shalat istisqa.

Anda mungkin juga menyukai