2 TINJAUAN PUSTAKA
(alga biru).
terdiri
dari
10.000
unit
glukosa
dalam
bentuk
unit-unit
Sapi
Kerbau
Bakteri selulolitik
2,58
6,86
Bakteri proteolitik
0,41
0,54
Bakteri amilolitik
8,63
11,05
Total bakteri
13,2
16,20
1,15
1,59
bovis,
Ruminobacter
amylophilus,
Prevotella
ruminicola,
rumen menyebabkan
ruminansia
dapat
mencerna
ransum
yang
Sebagai
contoh adalah
hasil
penelitian
Hakim
(2002)
yang
proses ini disebut juga glukoneogenesis. Gula darah inilah yang akan mensuplai
sebagian besar kebutuhan energi bagi ternak ruminansia (Lehninger 1982).
Konsentrasi VFA tergantung pada jenis ransum yang dikonsumsi
(McDonal et al. 2002), sedangkan
sehingga
mengakibatkan
perbedaan
kecernaan
dalam
rumen
(Sutardi 1979).
Bahan kering terdiri dari abu dan bahan organik, sedangkan bahan organik
itu sendiri terdiri dari protein kasar, lemak kasar dan karbohidrat. Tingkat
kecernaan nutrien dari suatu pakan menunjukkan kualitas dari pakan tersebut,
dengan demikian fermentabilitas bahan kering dan bahan organik dapat dijadikan
salah satu indikator untuk menentukan kualitas pakan. Nilai fermentasi bahan
kering dan organik menunjukkan jumah nutrien dalam pakan yang dapat
dimanfaatkan oleh mikroba rumen dan ternak inangnya (Sutardi 1979).
Fermentabilitas bahan organik sama seperti fermentabilitas bahan kering
sangat dipengaruhi oleh kandungan serat kasar. Serat kasar termasuk komponen
dari bahan organik pakan. Apabila kandungan serat kasar semakin tinggi maka
bahan organik yang tercerna akan semakin rendah karena pencernaan serat kasar
sangat tergantung pada kadar ligninnya dan aktivitas mikroba rumen. Produksi
amonia dan VFA pada rumen dapat menunjukkan nilai kecernaan bahan organik
ransum yang dikonsumsi, semakin tinggi produksi amonia dan VFA dalam rumen
menunjukkan
bahwa
kecernaan
bahan
organik
semakin
tinggi
pula
(Rahmawati 2001).
Konsentrasi amonia dalam rumen ikut menentukan efesiensi sintesa
protein mikroba yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil fermentasi bahan
organik pakan. Tinggi rendahya kecernaan ransum didefinisikan sebagai bagian
dari ransum yang tidak diekskresikan ke dalam feses sehingga diasumsikan bagian
tersebut diserap oleh tubuh hewan. Kecernaan dinyatakan dengan dasar bahan
kering (McDonal et al. 2002) dan kecernaan in vitro dipengaruhi oleh jenis
komponen ransum, cairan rumen, pH, pengaturan suhu fermentasi, lamanya waktu
inkubasi, ukuran partikel sampel dan larutan penyangga (Selly 1994). Derajat
keasaman atau pH cairan rumen merupakan faktor penting dalam pemanfaatan
bahan organik pada sistem pencernaan ruminansia (Driwanti 1999).