Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu cabang pengetahuan yang diperlukan
dalam kehidupan sehari hari. Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri
yang dapat sempurna karena matematika itu sendiri, tetapi adanya matematika
itu terutanma untuk membantu kita dalam memahami dan menguasai ilmu
pengetahuan yang lain dan berintegrasi dengan seksama.
Untuk menguasai matematika diperlukan suatu proses belajar. Belajar akan
lebih bermakna jika diakhir pembelajaran dilakukan evaluasi. Evaluasi
pendidikan bukanlah semata mata penilaian hasil belajar, tetapi mencakup
aspek yang lebih luas yaitu input / komponen, proses produk dan program
pendidikan. Untuk dapat menilai aspek aspek tersebut dengan komponen
komponen yang menyertainya, maka instrument instrument penilaian pada
bidang studi matematika yang digunakan harus terkait dengan aspek yang
dinilai pada masing masing aspek tersebut.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar tidaklah selalu dapat
diukur dengan alat tes, sebab masih banyak aspek aspek kemampuan siswa
yang sukar diukur secara kuantitatf dan obyektif misalnya aspek afektif dan
psikomotor yang mencakup sifat, sikap, kebiasaan bekerja dengan baik,
kerajinan, kejujuran, tanggung jawab, tenggang rasa, solidaritas, nasionalisme,

pengabdian, keyakinan / optimism dan lain lain. Untuk mengukur kedua


aspek itu perlulah alat penilaian yangs sesuai dan memenuhi syarat.
Salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengukur aspek afektif
dan psikomotor siswa pada pembelajaran matematika adalah non tes yang
berupa angket.
B. Tujuan Pengembangan Instrumen
Tujuan dari pengembangan instrument adalah :
1. Mengungkapkan suatu kejadian dan kegiatan pendidikan.
2. Menjelaskan maupun menerangkan suatu kejadian dan kegiatan pendidikan.
Salah satu instrument yang dikemukakan pada latar belakang di atas adalah
angket . Adapun tujuan dari pengembangan angket adalah :
1.

Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang

pembelajaran matematika.
2. Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan
tertentu.
3. Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
4. Membantu anak yang lemah dalam belajar.
5. Untuk mengetahui kesulitan kesulitan siswa dalam pembelajaran
matematika.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kuesioner (Questionaire)
Alat ukur yang dapat digunakan sebagai instrument evaluasi pendidikan
adalah kuesioner (angket). Menurut Muri Yusuf (2005 :133) kuisioner adalah
suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dinilai
dengan maksud untuk mendapatkan data atau informasi. Sedangkan menurut

Slameto (1988 : 128) kuesioner atau angket adalah merupakan suatu daftar
pertanyaan pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh siswa yang menjadi
sasaran dari kuisioner tesebut ataupun orang lain. Pertanyaa dalam kuisioner
atau angket tergantung maksud serta tujuan evaluasi yang ingin dicapai. Hal ini
akan mempunyai pengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang ada dalam angket
itu.
Jenis-jenis kuesioner (menurut Muri Yusuf , 2005 : 134)
Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:
Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta

antara lain seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.


Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku
seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar

mengajar.
Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru ingin

mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.


Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan
perasaan, kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan

dengan objek yang dinilai.


Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu :
Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih
dahulu. Responden hanya memilih diantara alternative yang telah
disediakan.
Kebaikan kuesioner tertutup adalah :
a.
b.

Alternatif jawaban instruktur sama antara yang satu dengan yang lainnya.
Mudah diproses

c.
d.
e.

Dapat dibandingkan jawaban antara satu responden dengan yang lain.


Sedikit jawaban yang kurang relevan.
Responden lebih mengerti tentang arti pertanyaan, karena dibantu oleh

f.
g.
h.

alternative jawaban yang disediakan.


Responden lebih mudah menjawabnya.
Mudah dilaksanakan.
Mudah diberi kode.
Kelemahan kuesioner tertutup adalah :

a.

Membatasi diri individu untuk menyatakan pendapat dan kadang kadang


seakan akan dipaksa untuk memilih jawaban yang tidak sesuai dengan

b.
c.
d.

dirinya.
Mudah diterka
Banyak membutuhkan waktu dan fasilitas
Perbedaan interpretasi tentang pertanyaan tak dapat diketahui. Perbedaan
jawaban dari responden menjadi hilang dengan menciptakan situasi arti visial
dan respon yang terbatas.

Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk


mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai
dengan pandangan dan kemampuannya. Alternative jawaban tidak
disediakan. Mereka menciptakan sendiri jawabannya dan menyusun

a.
b.
c.

kalimat dalam bahasa sendiri


Kebaikan kuesioner terbuka adalah :
Sebagai persiapan untuk pertanyaan pertanyaan tertutup.
Individu dapat menjawab menurut keadaan dan kemampuan yang sebenarnya.
Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir

d.

penalaran dan kreativitas dari siswa / mahasiswa.


Sangat bermanfaat untuk menagantisipasi respon yang luas dan kompleks.

Kelemahan kuesioner terbuka adalah :


a.

Sulit diberi kode karena jawaban yang diberikan sangat bervariasi dan

b.
c.
d.
e.
f.

beraneka ragam, terhadap pertanyaan yang sama.


Sukar dianalisis.
Banyak jawaban jawaban yang kurang relevan.
Data tidak seragam dan tidak standar.
Membutuhkan keterampilan menulis dan melahirkan pendapat.
Waktu yang dibutuhkan lebih lama dari kuesioner tertutup dalam aspek yang
sama.
Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua
bentuk yang telah dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini,
disamping disediakan alternative, diberi juga kesempatan keoada
siswa/mahasiswa untuk mengemukakan alternative jawabannya sendiri,
apabila alternative yang disediakan tidak sesuai dengan keadaan yang
bersangkutan.

Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu :


Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawab/diisi oleh

individu yang akan diminta keterangannya.


Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang lain,
(orang yang tidak diminta keterangannya).

Kuesioner dari sisi bagaimana kuesioner itu diadministrasikan pada


responden dapat dibedakan atas 2, yaitu :
Kuesioner yang dikirimkan (Mail Questionaire)
Kuesioner yang dapat dibagikan langsung pada responden.

Hal hal yang peru diperhatikan dalam menyusun kuesioner,


1. Apa tujuan yang diungkapkan
2. Bagaimanakah bentuk pertanyaan yang akan digunakan?
3. Apakah kisi kisi yang disusun telah mewakili wawasan, pengetahuan
atau sikap yang ingin diungkapkan?
4. Bagaimanakan pertanyaan disusun dan bagaimanakah validitas dan
reabilitasnya?
5. Bagaimana pengadministrasiannya?
6. Bagaimana cara pengolahannya?
Langkah-langkah menyusun kuesioner :
1. Gunakan bahasa yang baik dan benar
2. Nyatakan pertanyaan dengan jelas dan spesifik
3. Hindari pertanyaan yang panjang dan kabur
4. Jangan apriori mengasumsikan bahwa individu yang dinilai mempunyai
informasi factual atau mempunyai pendapat dari tangan pertama
5. Tentukan terlebih dahulu apakah akan menggunakan pertanyaan langsung
atau pertanyaan tidak langsung
6. Tetapkan terlebih dahulu apakah akan dibutuhkan pertanyaan umumm
atau khusus
7. Tetapkan apakah akan digunakan pertanyaan terbuka atau pertanyaan
tertutup
8. Lindungi ego siswa/individu yang dinilai dengan mengajukan pertanyaan
yang tidak melibatkan dirinya
9. Hindari kata-kata yang meragukan atau yang tidak berguna
10. Setiap butir pertanyaan hendaklah dinyatakan dengan ringkas, jelas dan
utuh.
11. Susun pertanyaan yang tidak memaksa atau mengarahkan siswa untuk
menjawab ke satu arah
12. Hindari kata-kata yang bersifat emosional dan sentimental

13. Dalam setiap pertanyaan hanya terdapat satu konsep atau satu ide yang
ditanyakan
14. Tanyakan dulu yang lebih sederhana dan kemudian secara bertahap
menjadi lebih kompleks
15. Jangan jawaban dipengaruhi oleh gaya bahasa atau bentuk jawaban
tertentu.
16. Andaikata ingin menanyakan sesuatu yang bersifat spesifik dalam suatu
butir instrument sebaiknya kata-kata itu digarisbawahi
17. Kategori respon hendaklah mudah dipahami
18. Usahakan pengetikan dan perbanyakan yang baik dan bersih sehingga
mudah dibaca
19. Upayakan perwajahan kuesioner menarik perhatian siswa yang dinilai.
20. Jangan lupa memberi pengantar dan menunjukkkan criteria dan patokanpatokan yang digunakan.
B. KRITERIA SUATU INSTRUMEN NON TES YANG BAIK
Kriteria suatu instrument non tes yang baik apabila memenuhi,
1. Validitas.
Artinya sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Suatu alat ukur yang
valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi
juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
Alat ukur yang valid adalah yang memliki varians error (varians
kesalahan/keragaman kesalahan) yang kecil, sehingga angka yang
dihasilkannya dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya atau angka
yang mendekati keadaan yang sebenarnya.
2. Reliabilitas

Reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan,


keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan lainnya. Reliabelitas
adalah sejumlah hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil
pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek
memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya
toleransi terhadap perbedaan- perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali
pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka
hasil pengukuran tidak dapat dipercaya atau dikatakan tidak reliabel.
Reliabilitas alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran. Eror
pengukuran menunjuk pada sejauhmana inkonsistensi hasil pengukuran
tejadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek yang
sama.

C. Skala Sikap
Suatu skala adalah alat pengukuran yang menyediakan tugas tentang symbol
atau angka terhadap Individu atau tingkah laku dengan aturan tertentu. Satu
tugas menunjuk pada penguasaan individu tentang nomor nomor yang saling
berhubungan mengenai hal yang inigin terukur oleh skala tersebut (Oemar
Hamalik , 1989 : 109).
Jenis jenis skala sikap,

1. Skala Likert (Sumated Rating scales)


Skala ini memuat item yang diperkirakan sama dalam sikap atau beban
nilainya, subjek merespon dengan berbagai tingkat intensitas berdasarkan
rentang skala antara dua sudut yang berlawanan / ekstrims, misalnya :
Setuju - tidak setuju
Suka - tidak suka
Menerima - menolak
Skor tentang kedudukan jawaban dari skala yang terpisah pisah itu
dijumlahkan kemudian dicari rata ratanya untuk menetapkan skor sikap
perorangan.
Model skala ini benyak digunakan dalam kegiatan penelitian, karena
lebih mudah mengembangkannya dan interval skalanya sama. Kebaikannya
antara lain adalah variansi

yang dicapai lebih luas, sedangkan

kelemahannya adalah respon yang diberikan dering bias. Skala model ini
dapat terdiri dari 5 , 7 , 9 , atau 11 pilihan. Tetapi pada umumnya terdiri dari
5 pilihan.
2. Skala Thurstone (Equal Appearing Interval Scales)
Model skala ini tidak hanya menempatkan individu dalam rangkaian
persetujuan yang mengacu ke sikap tertentu, akan tetapi tiap item
mengandung nilai skala berbeda beda yang masing masing punya
kekuatan untuk mendapatkan persetujuan dari responden. Penyusunan skala
model ini lebih sulit bila dibandingkan dengan skala likert.
D. Tinjauan Tentang Sikap Siswa
Menurut Krech, Allport dan campbell dalam Marat (1982 : 9)
mendefenisikan sikap sebagai berikut :

1. Sikap adalah sistim yang abadi terhadap penilaian yang positif atau
negatif, perasaan emosional dan tendensi untuk memberikan respek
terhadap suatu objek.
2. Sikap adalah kesiapan mental terorganisasi melalui pengalaman,
digunakan untuk mengetahui respon seseorang terhadap semua
objek dan situasi.
3. Sikap seseorang individu adalah kemantapan bertindak atau
memberikan respon terhadap suatu objek
Hal senada juga dikemukakan oleh Rachman Natawijaya (1986 : 40)
mengenai sikap :
Sikap
adalah
kesediaan
mental
individu
yang
mempengaruhi,mewarnai bahkan menentukan kegiatan individu
yang bersangkutan dalam memberikan respon terhadap objek
atau situasi yang memberikan arti baginya. Kesediaan ini
mungkin dinyatakan dalam kegiatan (perbuatan atau perkataan)
atau merupakan kekuatan laten yang kadang-kadang tersalurkan
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan sikap adalah pola, tingkah laku
dan kesiapan mental seseorang yang mempengaruhi kegiatan dan perbuatan
seseorang dalam bertindak.
Salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar adalah kondisi si pelajar
sendiri. Hal ini mencakup banyak hal antara lain intelegensi, minat, bakat,
motivasi, kondisi kesehatan dan sebagainya. Salah satu diantaranya yang tidak
kalah penting ialah sikap pelajar itu sendiri.
Berdasarkan pendapat Setiawan, dkk (2008:36) sikap siswa terdiri atas
beberapa sikap siswa yaitu : keterbukaan, ketekunan belajar, kerajinan,
tenggang rasa, kedisiplinan, kerja sama, ramah dengan teman, hormat pada
guru, kepedulian, dan tanggung jawab.

10

Indikator sikap yang akan diteliti pada makalah ini berdasarkan pada
pendapat Setiawan, dkk yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Ketekunan belajar
Kerajinan
Kepedulian
Kedisiplinan
Kerja sama
Hormat pada guru
Kejujuran
Menepati janji
Tanggung jawab

11

BAB III
PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN
A. Langkah-langkah Pembuatan Instrumen
Langkah-langkah dalam pembuatan instrumen afektif termasuk di dalamnya
sikap dan minat adalah sebagai berikut:
1. Pilih ranah afektif yang akan dinilai, misalnya sikap dan minat
2. Tentukan indikator minat, misalnya kehadiran di kelas, banyak bertanya, tepat
waktu mengumpulkan tugas, catatan di buku rapi, dan sebagainya.
3. Pilih tipe skala yang digunakan, misalnya skala Likert dengan angka skala,
4.
5.
6.
7.
8.

seperti dari sangat senang- cukup senang- kurang senang- sangat tidak senang
Telaah instrument oleh sejawat
Perbaiki instrument
Siapkan inventori laporan diri
Skor inventori
Analisis hasil inventori skala minat dan skala sikap
Skala yang digunakan pada angket adalah skala Likert. Indicator dan angket

sikap siswa dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2.


B. Validitas Angket
Untuk menentukan validitas item digunakan rumus korelasi product moment
yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1997, hal. 69) :
N XY ( X )( Y )

rxy =

N X ( X ) ( N Y ( Y ) )
2

Dengan:
rxy = koefisien valisitas item
N = jumlah pengikut tes
12

X = skor item
Y = skor total
Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan harga koefisien
korelasi dengan tabel r product moment yaitu r

table

= 0,388. Item dipakai kalau

harga koefisien korelasinya besar dari 0,388, direvisi kalau harga koefisien
korelasinya kecil dari 0,388 dan dibuang kalau koefisien korelasinya negative
(hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4 pada pengolahan angket).
Angket sikap diujikan pada 4 kelas yaitu 2 kelas di SMK Negeri 2
Bukittinggi, 1 kelas di SMA Negeri 1 Kamang Magek dan 1 kelas di SMA
Negeri 2 Sungai Tarab dengan mengambil jumlah siswa sebanyak 26 orang pada
masing-masing kelas.
C. Reliabilitas Angket
Untuk menentukan reliabilitas angket digunakan rumus alpha seperti yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1997)
2i
n

r 11 =
1 2
n1
t

Dengan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = jumlah butir item
i2 = jumlah varians skor total tiap-tiap angket
t2 = varians total
dengan kriteria sebagai berikut :
0,800 r11 1,000: reliabilitas sangat tinggi
0,600 r11< 0,800 : reliabilitas tinggi
0,400 r11<0,600 : reliabilitas cukup
0,200 r11< 0,400 : reliabilitas rendah
0,000 r11< 0,200 : reliabilitas sangat rendah
Hasil analisis koefisien reliabilitas angket dapat dilihat pada lampiran 5 pada
pengolahan angket .

13

BAB IV
HASIL UJI COBA INSTRUMEN
A. Pengolahan Instrumen
Validitas nomor item 1 Kelas Usaha Perjalanan Wisata SMK Negeri 2
Bukittinggi
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

nomor item 1

(X)
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3

(Y)
118
146
127
123
130
142
140
137
134
136
147
143
134
141
117
112
130
133

XY

354
438
508
369
390
426
560
548
536
544
441
572
536
564
351
336
390
399

9
9
16
9
9
9
16
16
16
16
9
16
16
16
9
9
9
9

13924
21316
16129
15129
16900
20164
19600
18769
17956
18496
21609
20449
17956
19881
13689
12544
16900
17689

14

19
20
21
22
23
24
25
26

141
122
143
153
128
142
125
158
3502

4
4
4
4
4
4
2
3
91

564
488
572
612
512
568
250
474
12302

16
16
16
16
16
16
4
9
327

19881
14884
20449
23409
16384
20164
15625
24964
474860

Dengan N = 26
2

X 2 ( X )

rxy =

N ( N Y 2 ( Y ) )

N XY ( X )( Y )

( 26 ) ( 12302 )(91)(3502)

rxy =

{ (26 )( 327 )(91) }{( 26 )( 474860 )(3502) }

rxy =

319852318682
( 85028281 ) (1234636012264004)

rxy =

1170
( 221 ) (82356)

rxy =

1170
18200676

rxy =

1170
4266

= 0,274 (untuk nomor item 1 kelas Usaha Perjalanan Wisata)

Reliabilitas angket sikap siswa Kelas Usaha Perjalanan Pariwisata SMK Negeri 2
Bukittinggi

15

Variansi untuk nomor item 1 dengan

91
=3,5
dan n = 26
26

i2 =

( xi x ) 2
i=1

n1

2
i

14 ( 43,5 )2 +11 ( 33,5 )2+1 ( 23,5 )2


261

2
i

( 14 ) ( 0,25 )+ ( 11 ) ( 0,025 ) +(1)(2,25)


25

i2 =

3,5+ 2,75+ 2,25


25

2
i

8,5
25

i2 = 0,34
Dengan cara yang sama maka diperoleh
Nomor
Item

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

2i
0.34
0.234
0.418
0.438
0.475
0.154
0.794
0.438
0.855
0.302
0.246
0.26
0.338
0.394
0.322
0.475
0.314
0.314

16

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

0.382
0.562
0.395
0.222
0.402
0.542
0.358
0.518
0.498
0.278
0.334
0.578
0.658
0.295
0.266
0.365
0.345
0.186
0.506
0.322
0.338
0.425
0.246
0.34
0.24
0.438
0.642
17,792

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

17

Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket dan reliabilitas angket siswa


maka diperoleh :
Untuk SMK Negeri 2 Bukittinggi :
Banyak item yang dipakai = 28 item
Banyak item yang direvisi = 13 item
Banyak item yang dibuang = 4 item
Untuk SMK Negeri 2 Bukittinggi Kelas X Akuntansi :
Banyak item yang dipakai = 25 item
Banyak item yang direvisi = 15 item
Banyak item yang dibuang = 5 item
Untuk SMA Negeri 1 Kamang Magek :
Banyak item yang dipakai = 27 item
Banyak item yang direvisi = 16 item
Banyak item yang dibuang = 2 item
Untuk SMA Negeri 2 Sungai Tarab :
Banyak item yang dipakai = 17 item
Banyak item yang direvisi = 24 item
Banyak item yang dibuang = 4 item

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai
berikut :
a. Penyusunan instrument angket hendaknya divalidasi pleh validator
sebelum disebarkan kepada siswa sehingga angket yang diperoleh lebih
valid.

18

b. Angket disusun berdasarkan variable yang diperoleh dari kajian teori.


Berdasarkan variabel dapat ditentukan indikator angket.
c. Angket yang baik adalah yang memenuhi validitas dan reliabilitas.

DAFTAR RUJUKAN

Marat. 1982. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung : Ghalia


Indonesia.
Muri Yusuf. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang : UNP
Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Rahman Natawijaya. 1986. Memahami Tingkah Laku Sosial. Jakarta : Firma Hasmar
Setiawan dkk. 1997. Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo

19

Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

DAFTAR LAMPIRAN
a. Lampiran 1
Kisi-kisi Indikator Angket Sikap
N

Sub

Indikator-indikator

No Butir Angket

o
1

Variabel
Sikap terhadap tujuan Paham dan yakin akan

positif
2, , 6, 16,

negatif
3, 4, 5,
20

dan isi mata pelajaran


matematika

pentingnya tujuan dan isi


matematika

27, 31,
32, 36,
44.

40, 42.

Kemauan
mempelajari
menerapkan
matemtika

untuk
dan
materi

19, 22,
33.

17, 20,
29.

Sikap terhadap cara Keseriusan


mempelajari
mata
mempelajari
pelajaran matematika
matematika.

dalam

1, 21, 23,
37, 38,
39, 41.

24, 25,
30, 35.
43

34.

26

7, 8, 13,
14, 15.

9, 18

Senang membaca atau


mempelajari
buku
matematika.
Sikap terhadap guru Cara
mengajar
guru
yang
mengajar
matematika.
matematika
Interaksi
siswa

guru

dengan

Sikap terhadap upaya Upaya memperdalam mata


memperdalam
mata
pelajaran matematika
pelajaran matematika
b. Lampiran 2
4

10, 11,
12.
45

28

ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP


PELAJARAN MATEMATIKA
A. Pendahuluan
Tujuan penyampaian angket ini adalah untuk mendapatkan gambaran
data atau informasi tentang pelajaran matematika di sekolah anda. Informasi
yang diberikan sangat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya untiuk meningkatkan proses pembelajaran matematika. Jadi angket
ini bukanlah ujian atau tes. Anda diminta mengemukakan pendapat anda
dengan jujur mengenai situasi pembelajaran matematika di sekolah anda.
Informasi yang anda berikan tidak mempengaruhi nilai matematika anda.
21

B. Petunjuk Mengerjakan Angket


Pernyatan di bawah ini menggambarkan keadaan sekolah anda
terutama selama proses pembelajaran matematika. Dalam menjawab setiap
butir pernyataan berilah anda (V) seperti contoh di bawah ini.
Pilihlah :
SS

: Berarti anda sangat setuju dengan pernyataan angket tersebut.

: Berarti anda setuju dengan pernyataan angket tersebut.

TS

: Berarti anda tidak setuju dengan pernyataan angket tersebut.

STS

: Berarti anda sangat tidak setuju dengan pernyataan angket tersebut.

Contoh :

Berilah tanda V pada salah satu skala penilaian yang sesuai dengan
pendapat anda.
No

Pernyataan

Skala Penilaian
SS

TS

STS

Saya
lebih
menyukai
pelajaran V
matematika daripada pelajaran lainnya

No

Pernyataan

Saya merasa rugi bila bolos atau tidak


memeperhatikan ketika guru menerangkan
karena saya tidak bisa memahami meteri
pelajaran berikutnya

Saya senang belajar matematika karena saya


mengetahui kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari

Materi pelajaran matematika terasa sangat sulit

Skala Penilaian
SS
3

S
4

TS

STS

22

bagi saya
4

Saya tidak melihat kegunaan pelajaran


matematika kecuali hanya untuk sekedar
menghitung

Jika saya tidak mengerti pelajaran matematika,


saya tidak berusaha untuk mempelajarinya
karena saya tidak mengetahui tujuan
mempelajari matematika

Saya mengetahui dengan jelas tujuan belajar


matematika dan kegunaannya

Saya merasa lebih giat mengikuti pelajaran


matematika, karena guru saya menyampaikan
tujuan belajar matematika kepada siswa
sebelum belajar

Guru matematika saya sering menggunakan


chart, skema, grafik ketika menerangkan
pelajaran matematika

Guru matematika saya lebih sering


menggunakan metode ceramah dalam
menerangkan pelajaran matematika sehingga
membosankan saya menerima pelajaran

10

Guru matematika melibatkan semua siswa


dalam kegiatan belajar matematika sehingga
semua siswa memperhatikan penjelasan guru

11

Guru matematika bersedia menerangkan


kembali pelajaran matematika kepada saya,
jika saya bingung mempelajari pelajaran
matematika.

12

Guru
matematika
saya
memberikan
kesempatan kepada siswanya untuk bertanya

13

Guru matematika saya memberikan jawaban


yang jelas mengenai materi matematika yang
ditanyakan oleh siswa.

23

14

Guru matematika saya sering memberikan tes


kecil sebelum pelajaran matematika dimulai

15

Setiap tugas yang dikerjakan siswa selalu


diperiksa dan dinilai oleh guru matematika

16

Saya merasa tugas-tugas yang diberikan guru


matematika dapat diselesaikan dengan mudah

17

Saya tidak menyukai pelajaran matematika


karena banyak menggunakan rumus

18

Dalam menjelaskan materi matematika, contoh


yang diberikan guru membuat saya paham
tentang materi matematika

19

Saya senang menerangkan kembali pelajaran


matematika yang telah diterangkan guru
kepada teman saya.

20

Saya tidak peduli jika teman saya mendapat


nilai matematika lebih tinggi dari saya.

21

Bagaimana sukarnnya ulangan matematika


yang saya hadapi saya dapat mengerjakannya
dengan tenang

22

Bagaimanpun nilai matematika yang saya


peroleh, saya berharap dapat bekerja lebih baik
pada ulangan matematika yang akan datang

23

Saya khawatir tentang hasil


matematika yang akan saya peroleh

24

Saya merasa tegang bila sedang belajar


matematika

25

Saya merasa gugup dan tidak senang dalam


menghadapi pelajaran matematika

26

Tak ada sesuatu yang kreatif dalam


matematika, karena hanya bersifat mengingat
rumus

27

Jika menguasai matematika maka dapat

belajar

24

dengan mudah menguasai bidang studi lain


28

Saya merasa tak punya seorangpun tempat


mengungkapkan keluhan saya terhadap
pelajaran matematika

29

Saya merasa kurang


pelajaran matematika

30

Perasaan takut salah membuat saya kurang


berani memecahkan soal didepan kelas

31

Tanpa matematika ilmu lain tidak akan


berkembang

32

Belajar matematika dapat menimbulkan sikap


hemat

33

Saya selalu mengerjakan tugas-tugas PR yang


diberikan

34

Saya senang membaca dan mempelajari hal


hal yang berhubungan dngan matematika.

35

Saya akan mencari alasan untuk tidak


menyelesaikan tugas-tugas matematika yang
diberikan guru

36

Belajar matematika dapat menimbulkan sikap


disiplin

37

Saya merasa cemas menghadapi ujian


matematika dari pada menghadapi ujian
pelajaran lain

38

Saya merasa khawatir apakah saya mampu


belajar matematika dengan baik

39

Saya berusaha mengerjakan tugas matematika


sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan saja

40

Saya merasa pasrah terhadap ketidakbisaan


saya dalam matematika

41

Jika saya merasa kesulitan dalam belajar


matematika, saya tidak segan-segan untuk

mampu

mengikuti

25

menanyakan kepada orang lebih mampu dari


pada saya
42

Dalam belajar matematika dan mengerjakan


latihan, saya mudah bingung

43

Saya selalu merasa tidak konsentrasi dalam


belajar matematika

44

Belajar matematika dapat menimbulkan sikap


rajin

45

Dalam mengerjakan soal-soal kimia atau fisika


akan terasa lebih mudah karena ditunjang
dengan kemampuan matematika

c. Lampiran 3

LEMBAR VALIDASI
ANGKET SIKAP TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA
Petunjuk:
1. Untuk memberikan penilaian terhadap format angket sikap

belajar siswa

Bapak/Ibu/Saudara cukup memberikan tanda ceklis () pada kolom yang


disediakan.
2. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
0
1
2
3

= tidak valid
= kurang valid
= cukup valid
= valid
26

4
= sangat valid
3. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti
A
B
C
D
E

= dapat digunakan tanpa revisi


= dapat digunakan dengan revisi sedikit
= dapat digunakan dengan revisi sedang
= dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
= tidak dapat digunakan

PENILAIAN
NO

ASPEK YANG DINILAI

KET
0

.
1.
2.

Keterkaitan indikator dengan tujuan


Kesesuaian pernyataan dengan

3.

indikator
Kesesuaian antara pernyataan

4.

dengan tujuan
Bahasa yang digunakan

Penilaian Secara Umum


NO

URAIAN

.
1.

Penilaian secara umum terhadap format

angket sikap belajar siswa.

Saran-saran:

Indikator dengan tujuan cukup valid


Keterkaitan Pernyataan dengan indikator perlu diperhatikan lagi agar siswa yang

mengisi angket lebih paham


Kesesuaian pernyataan dengan indikator diperhatikan lagi agar menghasilkan
angket yang valid

27

Bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
siswa

Bukittinggi,

Juni 2010

Validator

Dra. Suwirda Suhaimi


d. Lampiran 4, 5, 6 dapat dilihat pada file pengolahan angket (program excel)

28

Anda mungkin juga menyukai