Anda di halaman 1dari 37

38

BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi dengar


dilaksanakan mulai tanggal 20 Maret 2001 sampai dengan 23 Maret 2001
menggunakan 5 tahap proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
Nama

: Nn. (S)

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 40 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Kupang Krajan Gg. I /41-A Surabaya

Suku /bangsa

: Jawa / Indonesia

Bahasa yang dipakai

: Bahasa Jawa

Status perkawinan

: Belum kawin

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Pendidikan

: Kelas IV SD

Ruang rawat

: Ruang E

Rekam Medik

: 00-08.97

Tanggal masuk

: 19 Maret 2001

39

Tanggal pengkajian: 20 Maret 2001


b. Riwayat penyakit sekarang
1) Keluhan utama
Klien mengatakan sedang berbicara dengan teman laki-lakinya
yang telah meninggal.
2) Analisa keluhan utama
Menurut ibu angkat klien yang merupakan kakak klien
perempuan yang nomor tiga, saat sakitnya kambuh dirumah klien
sering bicara dan tertawa sendiri sambil tiduran atau duduk
menyendiri, kadang-kadang klien tampak sedih dan tiba-tiba
menangis bila ditanya ada apa klien tidak menjawab hanya diam
saja. Klien juga suka mengganggu tetangganya dan orang lain yang
lewat didepannya sambil marah-marah dan terkadang berusaha untuk
memegang orang tersebut. Klien di rumah juga sering merusak
dengan melempari barang-barang dirumah.

Hal ini berlangsung

selama 5 hari sebelum klien masuk rumah sakit. Saat klien sendiri
ditanya mengapa ia disini, klien menjawab bahwa klien tidak tahu
mengapa klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa dn klien hanya tahu
bahwa ia disini menurut penjelasan ibu klien kepada klien adalah
karena klien sakit dan marah-marah, lalu klien menangis dan
mengatakan bahwa ia ingin pulang saja dan tak ingin disini. Menurut
ibu klien, klien kambuh setelah tidak lagi mau minum obat.

40

c. Riwayat penyakit dahulu


Menurut ibu klien, klien sudah yang ke-12 kali ini dirawat di
RSJ. Menur, klien mengalami gangguan jiwa seperti sekarang ini
sejak usia 15 tahun, semenjak ayah kandung klien meninggal, lalu 1
bulan kemudian klien terlihat sering ngomong sendiri dan tertawa
sendiri terkadang disertai marah-marah sambil melempar barangbarang yang ada dirumah dan tiba-tiba klien diam menyendiri sambil
menangis. Kemudian kakak klien yang nomor III (ibu angkat)
memeriksakan klien ke RSJ. Menur dan sampai disana klien harus
rawat inap. Setelah 3 minggu klien pulang dari RSJ dan tetap kontrol
tiap minggunya. Setelah dirumah dan bila sudah merasa baikan klien
selalu menolak untuk minum obat meski sudah dipaksa sehingga
penyakitnya kambuh lagi dan masuk rumah sakit lagi, begitu
seterusnya sampai klien masuk rumah sakit sebanyak 12 kali.
d. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga klien, menurut ibu klien ada anggota keluarga
yang menderita gangguan jiwa seperti klien, yaitu adik perempuan
kakek klien yang nomor 7 tetapi sudah meninggal dan kakak
kandung klien laki-laki nomor 1 tetapi juga sudah meninggal. Klien
adalah anak nomor 8 dari 9 bersaudara, saat ini klien tinggal bersama
kakak klien yang nomor 3 yang dianggap klien sebagai ibu angkat
klien, karena sejak kecil klien berpisah dengan ibu kandungnya yang
saat ini tetap tinggal di Nganjuk tempat tinggal asal klien.

41

Interaksi klien dengan keluarganya cukup baik menurut ibu angkat


klien, klien sudah dianggap seperti anak sendiri, apalagi orang tua angkat
klien tidak mempunyai anak kandung.
Genogram;

Keterangan :
: laki laki
: Perempuan

: kawin

: meninggal dunia

: klien
: adik kakek klien yang nomor 3 yang menderita gangguan jiwa
: saudara laki-laki klien yang menderita skizofrenia hebefrenik
: tinggal serumah dengan klien
: tinggal serumah dengan klien

42

e. Pola-pola fungsi kesehatan


1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Menurut ibu klien sebelum sakit, klien kadang-kadang
merokok, tidak menggunakan obat-obat terlarang kecuali dari
rumah sakit. Klien juga tidak pernah olahraga.
Setelah sakit dan masuk rumah sakit, klien kadang-kadang
mengikuti terapi olahraga selama + 2 jam, tetapi sebelum acara
terapi selesai, bila merasa lelah klien istirahat dan duduk-duduk,
klien tidak merokok dan minum obat yang diberikan oleh rumah
sakit.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Menurut keterangan ibu klien, sebelum sakit klien makan
teratur 3 kali sehari nasi putih, lauk pauk seadanya, minum air
putih 5 6 gelas sehari, tidak ada kesulitan makan, klien tidak
pernah merasa mual dan muntah, BB : 68 kg, TB : 156 cm.
Setelah sakit, klien mau makan meskipun sebelumnya
harus dibujuk dulu dan makan selalu habis terutama bila ada
yang menemani sewaktu makan baik oleh perawat atau klien
lain. Menu nasi putih, lauk pauk (daging, tahu, tempe, telur),
sayuran dan buah-buahan (pisang atau pepaya). Pukul 10.00
klien mandapat snack berupa kacang ijo, roti atau kolak pisang,
klien makan sendiri tanpa disuapi, makanan disiapkan oleh

43

petugas, tidak ada keluhan mual, kesulitan menelan dan muntah.


Setelah makan klien tidak mau mencuci alat makannya sendiri.
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit menurut ibu klien, klien buang air besar 2
hari sekali. Buang air kecil 4 5 kali sehari, tidak ada kesulitan
buang air besar dan buang air kecil klien selalu membersihkan
tempat ia buang air dan tubuhnya. Klien juga tidak pernah
ngompol.
Saat sakit klien buang air besar dan buang air kecil sendiri
tanpa

bantuan

perawat

atau

orang

lain.

Klien

selalu

membersihkan tempat ia buang air dan tubuhnya. Frekuensi


buang air besar 2 hari sekali dan tidak ada kesulitan buang air
besar. Begitu juga saat buang air kecil 5-6 kali sehari tanpa
kesulitan.
4) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit, klien menyatakan pernah bekerja di pabrik
tapi itu sudah 3 tahun yang lalu, setelah tidak bekerja lagi ia
dirumah membantu ibunya bersih-bersih rumah, kadang-kadang
ia juga bermain-main dengan keponakannya.
Saat sakit klien mau bila disuruh perawat atau petugas lain
untuk bersih-bersih tapi klien lebih suka disuruh membersihkan
kaca atau merapikan tempat tidurnya klien juga mau bila diajak
terapi olahraga, meskipun ditempat terapi klien hanya duduk-

44

duduk saja, diwaktu senggangnya klien lebih suka tiduran,


duduk menyendiri di depan ruangan.
5) Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit menurut penjelasan ibu klien biasanya
pukul 20.00 06.00, tidur siang kadang-kadang. Klien tidak
pernah terbangun atau jalan-jalan sambil tidur di malam hari.
Saat sakit, menurut perawat ruangan klien tidur mulai
pukul 20.00 06.00, saat belum tidur tapi sudah tiduran di
tempat tidur dan sudah mengatakan bahwa ia mengantuk klien
masih saja bicara dan tertawa sendiri, itu juga terjadi saat klien
akan tidur siang. Hal tersebut berlangsung + 15 20 menit
setelah itu klien tertidur.
6) Pola konsep diri.
Sebelum sakit, menurut ibunya klien menyadari bahwa
dirinya sebagai anak dalam keluarga tersebut, jadi klien mau bila
disuruh membantu ibunya untuk melakukan pekerjaan rumah
tangga.

Tetangga

dan

anggota

keluarga

yang

lain

memperlakukan klien dengan baik meskipun klien berperilaku


kadang-kadang seperti anak kecil.
Saat sakit menurut klien meskipun ia gemuk ia tidak
merasa malu, harapan klien saat ini adalah bahwa dia ingin
segera pulang karena ia kangen ibunya. Klien hanya mau bila
disuruh untuk membantu merapikan tempat tidurnya dan

45

membersihkan kaca karena menurut klien bila dirumah ia sering


melakukan pekerjaan tersebut.
7) Pola sensori
Saat sakit, daya penciuman klien baik, ini dibuktikan klien
menyatakan bahwa bau bunga melati harum saat ia sedang
memetik bunga tersebut. Daya pendengaran juga baik, daya rasa
baik karena klien bisa menyatakan bila masakannya asin atau
tidak ada rasanya (hambar). Daya raba, klien merasa kesakitan
saat dicubit. Daya

penglihatan tidak baik karena klien

manyatakan tidak begitu jelas bila melihat wajah orang lain dari
jarak jauh.
8) Pola reproduksi seksual
Klien sadar sebagai perempuan, klien masih mau
berdandan meskipun kurang baik cara berdandannya misalnya
mau memakai lipstik meski blepotan. Menurut ibu klien, klien
menstruasi umur 14 tahun dan klien belum menikah.
9) Pola hubungan sosial
Sebelum sakit, klien lebih senang berteman dan bermain
dengan anak kecil. Klien orangnya memang pendiam apalagi
terhadap orang yang belum pernah dikenal. Klien di rumah lebih
dekat ibunya dan bila punya keinginan lebih suka disampaikan
kepada ibunya. Saat ditanya siapa orang yang paling klien
sayangi, klien menjawab Ibu.

46

Saat sakit, klien jarang berbicara atau berkumpul dan


berbincang-bincang dengan perawat dan klien lain. Bila tidak
diajak bicara dulu, klien cenderung diam dan menyendiri, bila
diajak bicara atau ditanya klien mau menjawab dengan jawaban
singkat dan kembali diam. Bila telah menjawab pertanyaan
tersebut klien tidak pernah melakukan kontak mata dengan
lawan bicaranya. Bila diajak terapi olahraga klien menolak
dengan menggelengkan kepala.
10) Pola penanggulangan stress
Sebelum sakit, klien selalu mengadu kepada ibunya bila ia
sehabis bertengkar atau bila diolok-olok orang lain atau
temannya, klien mengadu sambil menangis. Tetapi bila sudah
dinasehati dan dijelaskan klien berhenti menangis dan kembali
bermain-main.
Saat sakit, bila klien tiba-tiba menangis dan ditanya
penulis mengapa klien menangis, klien menjawab tidak tahu
sambil menggelengkan kepalanya.
11) Pola kepercayaan beragama
Berdasarkan penuturan ibu dan klien sendiri sebelum
sakit, klien masih sering mengikuti pengajian dan shalat
berjamaah di masjid.
Saat sakit, bila waktunya shalat klien selalu ingat dan
selalu bertanya apakah sudah tiba waktunya shalat, lalu klien

47

berwudhu dan memakai mukena, lalu shalat dengan jumlah


rakaat yang tidak tentu serta biasanya sebelum shalat selesai
klien sudah membuka mukenanya lalu mengakhiri shalatnya.
f. Status mental
1) Penampilan
Penampilan tidak rapi, rambut acak-acakan, tidak pernah
disisir, mandi satu kali dalam 2 hari ini tanpa sabun, setelah
mandi klien selalu terbalik cara memakai bajunya, bagian depan
selalu dibelakang.
2) Pembicaraan
Klien pendiam dan tidak pernah bicara bila tidak diajak
bicara dahulu, suara pelan dan lambat bicaranya. Bila ditanya
tidak langsung menjawab, diam dulu setelah beberapa saat baru
menjawab dengan jawaban yang singkat. Klien juga sering tidak
mau untuk menjawab pertanyaan dengan menggelengkan
kepala.
3) Aktivitas motorik
Gerak tubuh klien lambat dan tampak lesu. Bila diajak untuk
membantu bersih-bersih klien bersedia membantu tetapi bila ia
hanya ingin merapikan tempat tidur maka klien tidak mau
membantu pekerjaan yang lain dan sebelum tugas selesai klien
biasanya duduk-duduk dan bila ditanya mengapa berhenti, dia
menjawab karena ia sudah merasa lelah.

48

4) Alam perasaan
Klien terlihat sedih dan terkadang ketakutan dan tiba-tiba
menangis. Bila ditanya mengapa, ia cuma diam sambil
menggelengkan kepalanya.
5) Afek
Emosi klien labil, tanpa ada sebab tiba-tiba klien menangis
dan tampak sedih lalu diam sambil menundukkan kepala.
6) Interaksi selama wawancara
Klien tidak pernah melakukan kontak mata dengan lawan
bicaranya, klien lebih senang menundukkan kepalanya sambil
memainkan jari-jarinya selama diajak berbicara, klien tampak
malu bila diajak bicara.
7) Persepsi
Klien bicara dan tertawa sendiri sambil memainkan
tangannya seolah-olah sedang menerangkan sesuatu, bila
ditanya dengan siapa ia berbicara, klien menjawab bahwa ia
bicara dengan teman laki-lakinya yang sudah meninggal. Bila
ditanya siapa nama temannya itu dia menjawab tidak tahu, klien
hanya mengatakan bahwa temannya itu adalah teman lamanya,
saat ditanya apa yang sedang dibicarakan klien menjawab
bahwa temannya tersebut menceritakan sesuatu yang lucu dan
cerita tersebut tidak boleh diceritakan kepada siapa-siapa
(halusinasi dengar).

49

8) Proses pikir
a) Arus pikiran
Klien bila akan menjawab pertanyaan terdiam dulu,
seolah-olah sedang merenung lalu mulai menjawab, jawaban
belum selesai diutarakan klien diam lagi lalu meneruskan
jawabannya dengan singkat (blocking).
b) Bentuk pikiran
Klien lebih sering diam dan larut dalam halusinasinya
dengan menyendiri dan bicara serta tertawa sendiri (otistik).
c) Isi pikiran
Klien merasa lebih senang menyendiri daripada
berkumpul dengan orang lain. Saat diajak untuk duduk-duduk
dan berbincang-bincang dengan klien yang lain, klien
menolak dengan menggelengkan kepala (isolasi sosial).
9) Tingkat kesadaran
Orientasi tempat, waktu dan orang jelas saat ditanya dimana
klien sekaramg, sekarang siang atau malam dan menyebutkan
siapa nama orang yang ditunjuk oleh penanya apalagi orang
yang dimaksud sudah pernah dikenal klien cukup lama misal :
ayah dan ibu klien, klien dapat menjawab dengan benar.
10) Memori
Klien dapat mengingat dengan baik siapa nama ibu
kandungnya, kapan pertama kali ia disini, meskipun untuk

50

menjawabnya klien terdiam dulu setelah ditanya seolah-olah


sedang berusaha mengingat-ingat baru manjawab. Tapi ingatan
jangka pendek klien jelek, karena klien tidak bisa menjawab
siapa nama penulis meskipun baru saja berkenalan dan berkalikali diberitahu nama penulis.
11) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung 1-10 dan mampu menjawab soalsoal penjumlahan sederhana meskipun menghitungnya dalam
waktu yang lama dan terkadang jawabannya salah tapi klien
mampu menjawab ulang dengan jawaban yang benar.
12) Kemampuan penilaian
Saat tiba waktunya makan, bila sebelumnya klien belum
mandi, jika disuruh memilih mandi dulu baru makan atau makan
(sarapan) dulu mandinya nanti saja, klien memilih mandi dahulu
tanpa perawat menjelaskan pilihan mana yang harus dipilih
dulu.
13) Daya tilik diri
Saat ditanya mengapa klien disini, klien menjawab bahwa
ia disini karena ia sakit jiwanya. Apa mbak merasa bahwa
mbak sakit dan pernah marah-marah ?, klien menjawab Tidak
tahu, tapi kata ibu saya, saya sakit jiwa dan saya katanya dibawa
kesini biar sembuh. Klien tidak mengingkari penyakitnya.

51

g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Penampilan tidak rapi, rambut acak-acakan, panjang
sebahu, tipis warna hitam, agak keriting, bentuk kepala normal,
tidak ada nyeri kepala, wajah kusam, nafas berbau, gigi kotor,
suara serak dan pelan, postur tubuh gemuk.
2) Sistem integumen
Kulit kuning langsat, turgor kulit baik tidak ada oedema,
kuku tampak kotor dan panjang-panjang, rambut acak-acakan.
3) Sistem pernafasan
RR : 20 kali per menit tidak ada sesak nafas,
pergerakan pernafasan simetris.
4) Sistem kardiovaskular
Denyut nadi 88 kali per menit, tekanan darah 130/80
mmHg akral hangat.
5) Sistem persarafan
Suhu tubuh : 376

C, tidak demam, klien tidak tampak

gelisah, klien tidak mengalami kelumpuhan pada extremitasnya.


6) Sistem gastrointestinal dan Urologi
Klien defekasi 2 hari sekali tidak ada kesulitan defekasi,
tidak penah mengalami nyeri perut, miksi 5 6 kali perhari,
tidak pernah ngompol.

52

7) Sistem muskuloskeletal
Tidak ada nyeri gerak, tidak ada kelainan tulang belakang
dan tidak ada cedera pada ekstremitas atau anggota tubuh yang
lain.
2. Analisa data
a. Tanggal 20 Maret 2001
1) Data subyektif
Klien mengatakan bahwa ia sedang berbicara dengan teman
laki-lakinya dan temannya tersebut sedang menceritakan sesuatu
yang lucu dan cerita tersebut tidak boleh diceritakan kepada siapasiapa
2) Data obyektif
a) Klien bila akan menjawab pertanyaan terdiam seolah-olah sedang
merenung lalu mulai menjawab, jawaban belum selesai
diutarakan klien diam lagi lalu meneruskan jawabannya dengan
singkat.
b) Klien sering bicara dan tertawa sendiri dengan suara pelan dengan
memainkan tangannya seolah-olah sedang menerangkan sesuatu
sambil duduk menyendiri didepan ruangan atau tiduran diatas
tempat tidur.
c) Klien tiba-tiba terlihat sedih, ketakutan dan menangis tanpa suatu
sebab.

53

3) Masalah
Halusinasi dengar
4) Kemungkinan penyebab
Menarik diri
b. Tanggal 20 Maret 2001
1) Data subyektif
a) Klien

menolak

bila

diajak

terapi

olahraga

dengan

menggelengkan kepala.
b) Klien tidak mau bicara bila tidak diajak bicara dahulu.
2) Data obyektif
a) Klien

lebih

sering

menyendiri

daripada

berkumpul

dan

berbincang-bincang dengan perawat atau klien lainnya.


b) Klien tidak pernah melakukan kontak mata dengan lawan bicara
(menundukkan kepala).
c) Suara klien pelan dan lambat bicaranya.
d) Klien tiba-tiba sedih, menangis dan terlihat ketakutan.
3) Masalah
Isolasi sosial
4) Kemungkinan penyebab
Hubungan interpersonal

54

c. Tanggal 20 Maret 2001


1) Data subyektif
a) Ibu klien menyatakan bahwa klien sudah 3 hari selama di rumah
tidak mau mandi sendiri ataupun dimandikan ibunya.
b) Klien menyatakan selama di rumah sakit baru mandi 1 kali
tanpa sabun.
c) Klien mau membantu bersih-bersih tapi sebelum tugas selesai
klien duduk-duduk dengan alasan karena merasa lelah.
d) Klien lebih suka menyendiri dan tiduran di tempat tidur.
2) Data obyektif
a) Penampilan tidak rapi, rambut acak-acakan / tidak disisir.
b) Cara berpakaian klien terbalik.
3) Masalah
Perawatan diri : kebersihan diri kurang
4) Kemungkinan penyebab
Penurunan kemauan
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan analisa data, selanjutnya dilakukan perumusan
diagnosa keperawatan yang sudah diprioritaskan sebagai berikut :
1. Perubahan persepsi sensori : halusianasi dengar berhubungan dengan
menarik diri, ditandai dengan klien sering tertawa dan bicara sendiri tanpa
ada orang lain yang mengajak bicara dan bergurau.

55

2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan hubungan interpersonal,


ditandai dengan klien lebih sering menyendiri daripada berkumpul dengan
orang lain.
3. Perawatan diri: kebersihan diri kurang berhubungan dengan penurunan
kemauan, ditandai dengan penampilan klien tidak rapi, rambut acakacakan dan tidak pernah tuntas dalam menyelesaikan tugas.
C. Perencanaan
Berdasarkan diagnosa diatas, maka rencana tindakan keperawatan adalah
sebagai berikut :
1. Diagnosa I (tanggal 20 Maret 2001)
Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran berhubungan
dengan menarik diri ditandai dengan klien sering tertawa dan bicara
sendiri.
a. Tujuan :
Klien dapat mendefinisikan dan memeriksa realitas, mengurangi
terjadinya halusinasi dalam waktu 1 minggu.
b. Kriteria hasil :
1)

Klien dapat mengakui bahwa halusinasi terjadi pada saat ansietas


meningkat secara ekstrim.

2)

Klien dapat mengatakan tanda-tanda peningkatan ansietas dan


menggunakan tehnik-tehnik tertentu untuk memutuskan ansietas
tersebut.

56

c. Rencana tindakan
1) Observasi klien dari tanda-tanda halusinasi (sikap seperti
mendengarkan sesuatu, bicara atau tertawa sendiri, terdiam di
tengah-tengah pembicaraan).
Rasional: Intervensi awal dan mencegah respon agresif yang
diperintah dari halusinasinya.
2) Sikap menerima dan mendorong klien untuk menceritakan isi
halusinasinya dengan perawat.
Rasional: Intervensi awal dan mencegah respon agresif yang
diperintah dari halusinasinya.
3) Jangan dukung halusinasi. Biarkan klien tahu bahwa anda tidak
sedang membagikan persepsi anda.
Rasional: Perawat harus jujur kepada klien sehingga klien
menyadari bahwa halusinasi tersebut adalah tidak nyata.
4) Coba untuk menghubungkan waktu terjadinya halusinasi dengan
waktu meningkatnya ansietas. Bantu klien untuk mengerti
hubungan ini.
Rasional: Jika klien dapat belajar untuk menghentikan peningkatan
ansietas, halusinasi dapat dicegah.
5) Coba untuk mengalihkan klien dari halusinasinya dengan
mengikuti kegiatan interpersonal.

57

Rasional: Keterlibatan klien dalam kegiatan interpersonal dan


penjelasan tentang situasi kegiatan tersebut, hal ini akan menolong
klien untuk kembali pada realita.
2. Diagnosa II (tanggal 20 Maret 2001)
Isolasi

sosial

berhubungan

dengan

perubahan

hubungan

interpersonal ditandai dengan klien lebih sering menyendiri daripada


berkumpul dengan orang lain.
a. Tujuan :
Klien dapat segera sukarela meluangkan waktu bersama klien lain dan
perawat dalam aktivitas kelompok di unit rawat inap dalam waktu
kurang dari 1 minggu.
b. Kriteria hasil :
1) Klien dapat mendemonstrasikan keinginan dan hasrat untuk
bersosialisasi dengan orang lain.
2) Klien dapat mengikuti aktivitas kelompok tanpa disuruh.
3) Klien dapat melaksanakan pendekatan interaksi satu-satu dengan
orang lain dengan cara yang sesuai atau dapat diterima.
c. Rencana tindakan
1)

Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan


kontak yang sering tapi singkat.
Rasional : Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan
harga diri klien dan memfasilitasi rasa percaya kepada orang lain.

58

2)

Perlihatkan penguatan positif kepada klien.


Rasional : Hal ini akan membuat klien merasa menjadi seseorang
yang berguna.

3)

Temani klien untuk memperlihatkan dukungan selama


aktivitas

kelompok

yang

mungkin

merupakan

hal

yang

menakutkan atau sukar untuk klien.


Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercayai akan memberikan
rasa aman kepada klien.
4)

Berikan obat antipsikosa sesuai program pengobatan


klien. Pantau keefektifan dan efek samping obat.
Rasional : Obat-obat antipsikosa menolong untuk menurunkan
gejala psikosis pada seseorang dengan demikian memudahkan
interaksi dengan orang lain.

5)

Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh klien


berinteraksi dengan orang lain.
Rasional : Penguatan akan meningkatkan harga diri klien ddan
mendorong terjadinya pengulangan perilaku tersebut.

3. Diagnosa III (tanggal 20 Maret 2001)


Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemauan
ditandai dengan klien sudah 3 hari ini belum mandi, penampilan tidak
rapi.

59

a.

Tujuan :
Klien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri
dan mendemonstrasikan suatu keinginan untuk melakukannya dalam
waktu kurang dari 1 minggu.

b.

Kriteria hasil :
1) Klien memilih pakaian yang sesuai, berpakaian, merawat dirinya
tanpa bantuan.
2) Klien mempertahankan kebersihan diri secara optimal dengan
mandi setiap hari.

c.

Rencana tindakan
1)

Pantau kemampuan klien dalam melakukan


kegiatan hidup sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuannya,
seperti kemampuan klien dalam menjaga kebersihan tubuh.
Rasional

Keberhasilan

menampilkan

kemandirian

dalam

melakukan suatu aktivitas akan meningkatkan harga diri.


2)

Berikan bantuan saat klien tidak mampu


melakukan beberapa kegiatan.
Rasional : Kenyamanan dan keamanan klien merupakan prioritas
dalam keperawatan.

3)

Berikan pujian atas kemampuan klien dalam


melakukan kegiatan sehari-hari.
Rasional : Penguatan positif akan meningkatkan harga diri dan
mendukung terjadinya pengulangan perilaku yang diharapkan.

60

4)

Perlihatkan klien secara konkrit, bagaimana


melakukan kegiatan yang menurut klien sulit untuk dilakukannya.
Rasional : Karena berlaku pikiran konkret, penjelasan harus
diberikan sesuai dengan tingkat pengertian yang nyata.
1) Implementasi

Pelaksanaan rencana keperawatan tersebut diatas disusun sebagai


berikut :
b. Diagnosa I
a.

Tanggal 20 Maret 2001


1) Menyapa klien dengan ramah (pukul 07.15)
2) Menjelaskan kepada klien maksud dari perawat mengadakan
pertemuan ini adalah untuk membantu klien dalam mengatasi
masalah klien (pukul 08.00).
3) Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaan klien mengapa klien lebih senang duduk dan menyendiri
daripada duduk menonton televisi bersama teman-teman yang lain
(pukul 08.45).
4) Memuji klien atas kemampuan dan kemauannya mengungkapkan
perasaannya (pukul 08.45).
5) Membina hubungan saling percaya dengan orang tua klien
memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pertemuan ( pukul
11.00 ).

61

6) Mendiskusikan dengan keluarga klien tentang penyebab halusinasi


antara lain kurang percaya diri, harga diri rendah, kurang dukungan
keluarga dan karena kekambuhan akibat kurang teratur minum
obat (pukul 11.15).
b.

Tanggal 21 Maret 2001


1)

Mengucapkan salam pada klien dan menanyakan


kondisinya hari ini (pukul 07.20)

2)

Mengajak klien untuk menyapu dan mengepel


serta membersihkan tempat tidur (pukul 07.30)

3)

Menemani klien jalan-jalan ke sekeliling rumah


sakit sambil mengajak klien ngobrol (pukul 08.30)

4)

Mengajak klien untuk mengikuti terapi kerja


(pukul 09.30)

5)

Saat klien mulai ngomong dan tertawa sendiri,


perawat segera mengalihkan perhatian klien dengan mengajak
klien bicara tentang segala aktivitas klien beserta keluarganya
sehari-hari (pukul 11.00).

c.

Tanggal 22 Maret 2001


1)

Mengucapkan salam pada klien dan menanyakan


kondisi klien hari ini (pukul 07.00)

2)

Mengajak klien untuk mengikuti terapi musik


(pukul 09.00)

62

3)

Memuji klien atas peran sertanya mengikuti


terapi musik (pukul 11.45)

4)

Mengajak klien beserta klien lainnya mengambil


makan siang (pukul 12.15)

5)

Menanyakan

kepada

klien

bagaimana

perasaannya setelah dirinya seharian mengikuti kegiatan bersama


teman-temannya (pukul 12.30).
6)

Memuji dan mengucapkan terima kasih atas apa


yang klien lakukan hari ini (pukul 12.40).

d.

Tanggal 23 Maret 2001


1)

Mengucapkan

salam

kepada

klien

dan

menanyakan kondisi klien hari ini (pukul 07.15).


2)

Berkomunikasi dengan klien dengan dengan


penuh perhatian dan empati (pukul 08.00).

3)

Mendengarkan segala ungkapan perasaan klien


dan mengenalkan kenyataan dengan menanyakan bagaimana
kondisi di rumah sakit tersebut mnyenangkan atau tidak bagi klien
(pukul 08.45)

4)

Memuji klien atas kemauan dan kemampuannya


dalam mengungkapkan perasaannya (pukul 09.30).

5)

Mengajak klien mengikuti terapi religius (pukul


12.00).

63

6)

Memotivasi

klien

agar tidak

larut

dalam

halusinasinya dengan tidak sering menyendiri, melakukan interaksi


dan berbincang-bincang dengan klien lain atau perawat dan giat
dalam kegiatan terapi baik musik, olahraga atau kerja dan religius
(pukul 12.45).

c. Diagnosa II
a. Tanggal 20 Maret 2001
1) Mengajak klien berbincang-bincang dengan penuh perhatian dan
empati apa yang diceritakan klien (pukul 08.00)
2) Memuji klien saat klien mulai bercerita tentang hal-hal positif yang
menyenangkan dan tentang kelebihan-kelebihan yang diungkapkan
klien tentang dirinya (pukul 08.45).
3) Memuji klien karena telah mau datang ke tempat terapi olahraga
dan berpesan agar lain kali mau datang tanpa dipaksa (pukul
09.30).
4) Memberitahukan kepada klien kapan ia harus minum obat oral
yaitu Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazin 5 mg (pukul
11.30).
5) Menunjukkan pada klien tempat dia harus mengambil makan siang,
caranya dan mengajak klien lainnya untuk membantu klien (pukul
12.30).

64

6) Menjelaskan kepada klien tentang manfaat bila sering mengikuti


terapi kerja dan terapi yang lainnya yaitu kita bisa berbagi macam
keterampilan, punya banyak teman (pukul 13.00).
b. Tanggal 21 Maret 2001
1)

Mengajak klien membersihkan kaca


bersama klien lainnya dan perawat ruangan (pukul 07.30).

2)

Menanyakan ke klien bagaimana


perasaannya bila bekerja bersama-sama dengan teman-teman yang
lain senang atau tidak (pukul 08.15).

3)

Mengajak klien mengikuti terapi


kerja dan mengajarkan cara menyulam dan membuat klien merasa
betah ditempat tersebut bila klien bosan menyulam perawat
mengajak klien melihat klien lain belajar terapi kerja lainnya
(pukul 09.30).

4)

Memberikan

obat

oral

Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazin 5 mg dan menerangkan


kerugian atau apa yang terjadi bila klien tidak teratur minum obat
(pukul 11.30).
5)

Mengajak

klien

bergabung

dan

berinteraksi dengan klien lainnya sambil mengambil menu makan


siang dan mengamati perilaku klien selama berinteraksi (pukul
12.00).

65

6)

Mengajak klien berbincang-bincang


seputar bagaimana perasaan klien hari ini setelah berinteraksi
dengan klien lainnya (pukul 12.35).

c. Tanggal 22 Maret 2001


1)

Menyapa klien dan menanyakan


kondisinya hari ini (pukul 07.00).

2)

Memuji

klien

akan

apa

yang

dilakukan kemarin termasuk peran serta klien dalam kegiatankegiatan kemarin (pukul 07.30).
3)

Mengajak klien untuk merapikan


tempat tidur (pukul 07.35).

4)

Mengajak klien mengikuti terapi


musik (pukul 09.00).

5)

Memberikan

obat

oral

yaitu

Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazine 5 mg (pukul 11.30).


6)

Mengamati perilaku klien dalam


berinteraksi dengan orang lain (pukul 12.00).

d. Tanggal 23 Maret 2001


1)

Mengajak klien mengobrol seputar


kondisi dan perasaannya sekarang setelah tidak lagi suka
menyendiri (pukul 08.30).

2)

Menasehati dan memotivasi klien


agar mengurangi kebiasaannya menyendiri dengan berkumpul,

66

melihat televisi dan melakukan aktivitas lain bersama perawat atau


klien lainnya (pukul 09.00)
3)

Memuji dan memotivasi klien agar


aktif dalam aktivitas di rumah sakit tersebut setiap harinya (pukul
09.30).

4)

Memberikan

obat

oral

yaitu

Clorpromazine 100 mg dan Trifluoperazine 5 mg ke klien dan


memberitahukan ke klien agar klien teratur dalam minum obat
(pukul 11.30).
d. Diagnosa III
a. Tanggal 20 Maret 2001
1) Menanyakan kepada klien sudah mandi apa belum hari ini (pukul
07.00).
2) Menanyakan ke klien mengapa ia tidak mau mandi apakah klien
takut air ataukah karena malas (pukul 08.00).
3) Mendiskusikan dengan klien pentingnya kebersihan diri bagi
seseorang adalah untuk kesehatan dan kerapian agar bila terlihat
bersih, rapi dan tidak berbau maka orang lain pasti suka bergaul
dengan kita (pukul 08.30).
4) Memuji klien karena klien sudah mau mandi dan ganti pakaian
serta keramas dan merapikan rambut klien (pukul 09.30).
b. Tanggal 21 Maret 2001

67

1) Memonitor kebersihan dan perawatan diri klien hari ini misalnya


mandi, gosok gigi, ganti baju dan menyisir rambut (pukul 07.30).
2) Mengajari klien cara menyisir dan berdandan serta menggunakan
baju secara benar (pukul 07.40).
3) Memuji kemampuan klien dalam merawat dirinya hari ini (pukul
08.30).
c. Tanggal 22 Maret 2001
1) Memberikan pujian kepada klien karena pagi hari sudah terlihat
bersih, rapi dan cantik (pukul 07.30).
2) Mengajak klien untuk membersihkan kaca dan merapikan tempat
tidur (pukul 07.35).
3) Mengajak klien untuk mengikuti terapi musik (pukul 09.00).
4) Memberikan pujian atas apa yang dilakukan klien pada hari ini
(pukul 12.00).

5) Evaluasi
1. Catatan perkembangan
e. Diagnosa I
1) Tanggal 20 Maret 2001
S : - klien menyatakan masih mendengar teman laki-lakinya mengajak

68

bicara tentang sesuatu hal yang lucu


- klien tidak mau menjawab dan hanya diam saja ketika ditanya
mengapa tidak mau duduk dan berbincang-bincang dengan klien
lainnya
- keluarga klien mau bekerjasama dengan penulis untuk
kesembuhan klien dan mulai menceritakan perihal diri klien
hingga klien mengalami gangguan jiwa
O : - klien bicara dan tertawa sendiri
- klien duduk menyendiri di depan ruangan
- klien bicara dengan suara pelan sendirian
- klien terlihat sedih dan ketakutan lalu tiba-tiba menangis
A : Masalah belum teratasi
P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 3, 4, 5 tetap dilaksanakan
2) Tanggal 21 Maret 2001
S : - klien menjawab salam yang diucapkan penulis dan menyatakan
bahwa kondisinya baik-baik saja hari ini
- klien menyatakan kesediaannya untuk membantu bersih-bersih
tapi hanya membersihkan tempat tidur
- klien mau saat diajak terapi kerja
- saat klien mulai menyendiri, penulis berusaha untuk mengajak
klien membicarakan aktivitas klien sehari-hari dirumah, klien
tidak menolak dan mau bercerita sambil tersenyum

69

O : - klien tidak lagi bicara dan tertawa sendiri, klien juga masih
sering menyendiri.
- klien mau bercerita dengan ekspresi wajah ceria dan tidak
bersedih
- klien tidak menunjukkan sikap menghindari penulis saat diajak
bicara
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 5 tetap dilaksanakan
3) Tanggal 22 Maret 2001
S : - klien menjawab salam penulis sambil menghampiri penanya.
- klien menyatakan keinginannya untuk menyumbangkan sebuah
lagu (menyanyi)
- klien menyatakan senang sekali perasaannya bisa ikut terapi
musik dan menanyakan kepada penulis apakah besok ada
kegiatan lagi seperti hari ini. Klien juga mengucapkan terima
kasih atas pujian yang diberikan penulis
O : - klien tidak terlihat menyendiri, bicara dan tertawa sendiri lagi.
-

klien tampak ceria dan bercanda penuh akrab dengan klien


lainnya
- klien tidak tampak sedih dan menangis lagi

A : Masalah teratasi sebagian


P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 5 tetap dilaksanakan
4) Tanggal 23 Maret 2001

70

S : - klien menjawab salam penulis dan menyatakan bahwa kondisinya


hari ini baik-baik saja
- klien menyatakan bahwa sebenarnya ia tidak betah di rumah sakit
jiwa

ini

tapi

klien

menyadari

dia

disini

adalah

untuk

kesembuhannya sendiri dan klien ingin segera sembuh agar cepat


pulang
- klien juga menyatakan bahwa dirinya sudah dua hari ini sudah
tidak mendengar suara-suara bisikan teman laki-lakinya yang sudah
meninggal dulu
O : - klien tidak tampak menyendiri dan bicara sendiri dan tampak
tenang
- klien mau ikut serta dalam kegiatan
A : Masalah teratasi
P : Rencana tindakan nomor 5 tetap dipertahankan
f.Diagnosa II
1) Tanggal 20 Maret 2001
S : - klien menyatakan tidak mau sambil menggelengkan kepala ketika
penanya meminta kepada klien untuk bercerita tentang dirinya
- klien tidak mau menjawab pertanyaan penanya dan hanya diam
saja ketika ditanya mengapa menyendiri dan tidak mau
berbincang-bincang dengan klien lainnya
O : - klien terlihat sedih terkadang ketakutan dan jarang melakukan
kontak mata dengan penanya

71

- klien bila tiduran tidak langsung tidur melainkan bicara dan


tertawa sendiri
- klien lebih sering terlihat meringkuk di tempat tidur
- klien minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan
Trifluoperazine 5 mg
A : Masalah belum teratasi
P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 3, 4, 5 tetap dilaksanakan
2) Tanggal 21 Maret 2001
S : - klien menyatakan bersedia ketika diajak bersih ruangan
- Klien menyatakan senang mengikuti kegiatan bersama temantemannya sambil tersenyum lalu segera menundukkan kepalanya
O : - Klien masih sering menundukkan kepala bila diajak bicara
- Klien jarang berinteraksi dan berbincang-bincang dengan klien
lain-nya serta masih sering menyendiri
- Klien minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan
Trifluoperazine 5 mg
A : Masalah belum teratasi
P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 5 tetap dilaksanakan
3) Tanggal 22 Maret 2001
S : - Klien mau menjawab salam penanya sambil tersenyum dan
menghampiri penanya
- Klien bersedia ketika diajak untuk membantu merapikan tempat
tidur

72

- Ketika diajak terapi musik klien bersedia dan ingin


menyumbangkan sebuah lagu
O : - Klien tampak ceria dan tidak terlihat ketakutan saat berinteraksi
dengan teman-temannya
-

Klien minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan

Trifluoperazine 5 mg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana tindakan nomor 2, 3, 4, 5 tetap dipertahankan
4) Tanggal 23 Maret 2001
S : - Klien menyatakan senang sekali punya banyak teman dan tidak
merasa sedih lagi dan mengucapkan terima kasih atas pujian
yang diberikan penanya
O : - Klien terlihat lebih sering berinteraksi dengan klien lainnya
- Klien minum obat oral yaitu Clorpromazine 100 mg dan
Trifluoperazine 5 mg
A : Masalah teratasi
P : Rencana tindakan nomor 4 tetap dipertahankan

g. Diagnosa III
1) Tanggal 20 Maret 2001
S : - Klien menyatakan dirinya malas mandi tapi setelah dibujuk dan
dinasehati klien akhirnya bersedia mandi. Klien mau diajak
menyapu ruangan

73

O : - Klien mandi cuma sebentar, keluar dari kamar mandi dalam


keadaan basah tapi belum bersih tubuhnya.
-

Klien mau menyisir rambutnya dan memakai lipstik tapi


belepotan

A : Masalah belum sebagian


P : Rencana tindakan nomor 1, 2, 3,4 tetap dilaksanakan
2) Tanggal 21 Maret 2001
S : Klien menyatakan belum mandi saat penanya datang tapi ia
bersedia untuk segera mandi bila dibelikan sabun dan shampo
O : - setelah keluar dari kamar mandi klien tampak segar dan mau
menggunakan handuk sesudah mandi
- Klien mampu berpakaian dengan benar denagn baju yang masih
bersih
- Klien menyisir rambut dan berdandan dengan bantuan penulis
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana tindakan nomor 1, 2,3 tetap dilaksanakan

3) Tanggal 22 Maret 2001


S : - Klien menyatakan pagi ini sudah mandi dengan sabun sebelum
penanya datang
- Klien bersedia ketika dimintai tolong membantu penanya
merapikan tempat tidur

74

- Klien juga mengajak penanya mengikuti terapi musik


O : - Klien tampak lebih rapi dan bersih
- Klien mau mencuci piringnya sendiri sehabis makan
A : Masalah teratasi
P : Rencana tindakan dihentikan
2. Evaluasi Terakhir
Evaluasi mulai tanggal 20 Maret 2001 sampai dengan 23 Maret 2001,
hasil akhirnya sebagai berikut :
a. Diagnosa I
Pada tanggal 23 Maret 2001, klien sudah mampu mengungkapkan
perasaannya dan tidak lagi menyendiri dan sudah tidak bicara dan tertawa
sendiri.
b. Diagnosa II
Pada tanggal 23 Maret 2001, klien telah mampu melakukan
hubungan interpersonal dan tidak lagi menyendiri.
c. Diagnosa III
Pada tanggal 22 Maret 2001, klien dapat melakukan kegiatan seharihari (kebersihan diri) secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai