Pokok Bahasan
Sasaran
Keluarga Klien
Hari/tanggal
Tempat
I.
Keperawatan Anak
Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga Dengan Thalasemia
Latar Belakang
seorang anak laki-laki 2 tahun datang dengan keluhan lemas. Dari heteroanamnesis, sejak 6
bulan ini, anak terlihat lemas, pucat, dan mudah capek, serta sering panas dan batuk pilek
(sebulan bisa 2 kali sakit). Sudah 2 kali mendapat obat tambah darah tapi tidak membaik.
Pasien adalah anak pertama, ibu pasien sedang hamil anak kedua(2 bulan). Pasien berasal
dari keluarga dengan sosial ekonomi kurang. Dalam keluarga, salah satu sepupunya juga
menderita penyakit yang sama dan sering mendapat transfusi darah. Pada pemeriksaan fisik
didapat keadaan umum : anak tampak kurus (BB 10 kg, TB 75 cm), anemis, lemas. Tanda
vital : frekuensi nadi 120 kali/menit, respirasi 24 kali/menit, suhu badan 38o C. Tonsil
membesar dan kemerahan, faring kemerahan.teraba splenomegali sebesar 1 shuffner dan
hepatomegali sebesar 2 jari di bawah arcus costarum. Sebelumnya keluarga tidak mengetahui
gejala yang dialami oleh anaknya dan keluarga baru mengetahui kondisi penyakit anaknya
setelah membawanya kerumah sakit.
II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Melalui kegiatan pendidikan kesehatan ini keluarga mampu memahami konsep dasar
penyakit, dan cara merawat anak yang mengalami thalasemia.
II.
1.
2.
3.
4.
IV.
Metode
a.
Ceramah
b.
Diskusi/tanya jawab
III. Media
-
Leaflet
Kegiatan
Pembukaan
Proses
Uraian Kegiatan
Penyuluh
Salam
Waktu
Audience
Menjawab salam
(menit)
2
Perkenalan
Mendengar
Menjelaskan
Mendengarkan
Memperhatikan
15
Bertanya
10
Menjawab
Mendengarkan
Menjawab salam
Memberi
kesempatan kepada
3
Evaluasi
Kesimpulan
Mengakhiri dengan -
salam
V.
Evaluasi
1.
2.
3.
4.
VI. Referensi
FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak buku I. Jakarta : FKUI
Guyton & Hall.1997. Fisiologi Kedokteran (Ed. 9). Jakarta : EGC
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta :EGC
PENYAKIT THALASEMIA
A.
DEFINISI
Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan ditandai oleh b atau (aproduksi
rantai defesiensi ) pada haemoglobin (Suryadi, 2001).
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemofilia dimana terjadi kerusakan sel darah merah
di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100 hari) (Ngastiyah,
1997).
Jadi Thalasemia adalah penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah
(eritrosit) sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100 hari), yang disebabkan oleh
defesiensi produksi satu, yang diturunkan dari keduab dan a atau lebih dari satu jenis
rantai orang tua kepada anak-anaknya secara resesif.
B.
Etiologi
Adapun etiologi dari thalasemia adalah faktor genetik (herediter). Thalasemia merupakan
penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh
darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari). Penyebab kerusakan
tersebut karena hemoglobin yang tidak normal (hemoglobinopatia ) dan kelainan hemoglobin
ini karena adanya gangguan pembentukan yang disebabkan oleh:
1.
HBS,HbF, HbD.
2.
C.
1.
Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa ) rantai globin seperti pada thalasemia.
Gambaran klinis
Thalasemia mayor (Thalasemia homozigot)
Anemia berat menjadi nyata pada umur 3 6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa
ditransfusi. Pembesaran hati dan limpa terjadi karena penghancuran sel darah merah
berlebihan, haemopoesis ekstra modular dan kelebihan beban besi. Limpa yang membesar
meningkatkan kebutuhan darah dengan menambah penghancuran sel darah merah dan
pemusatan (pooling) dan dengan menyebabkan pertambahan volume plasma. Perubahan pada
tulang karena hiperaktivitas sumsum merah berupa deformitas dan fraktur spontan, terutama
kasus yang tidak atau kurang mendapat transfusi darah. Deformitas tulang, disamping
mengakibatkan muka mongoloid, dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan tulang prontal
dan zigomatin serta maksila. Pertumbuhan gigi biasanya buruk. Gejala lain yang tampak ialah
anak lemah, pucat, perkembanga fisik tidak sesuai umur, berat badan kurang, perut
membuncit. Jika pasien tidak sering mendapat transfusi darah kulit menjadi kelabu serupa
dengan besi akibat penimbunan besi dalam jaringan kulit.
2.
Thalasemia intermedia
Keadaan klinisnya lebih baik dan gejala lebih ringan dari pada Thalasemia mayor, anemia
sedang
(hemoglobin
10,0
g/dl)
Gejala: deformitas tulang, hepatomegali dan splenomegali, eritropoesis ekstra medular dan
gambaran kelebihan beban besi nampak pada masa dewasa.
3.
Umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas, ditandai oleh anemia mikrositin, bentuk
heterozigot tetapi tanpa anemia atau anemia ringan.
D.
1.
2.
3.
Berikan anak periode tidur dan istirahat sesuai kondisi dan usia
4.
Berikan lingkungan yang menyenangkan, bersih dan rileks pada saat makan misalnya
makan ditaman
5.
pepaya dll
6.
7.
8.
9.
DAFTAR PUSTAKA