BAB IV
PENGUMPULAN DAN
ANALISIS DATA
4.1.
PENGUMPULAN DATA
3. Data Pendukung
a. Data Topografi
Sumber : Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah
Data yang diperoleh : Peta topografi Kota Pekalongan.
b. Data Curah Hujan
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Propinsi Jawa Tengah
Data yang diperoleh : Curah Hujan Stasiun Warungasem dan Stasiun
Kutosari/Doro, selama 10 tahun (1997-2006).
c. Data Statistik
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Pekalongan Propinsi Jawa Tengah
Data yang diperoleh : Data Jumlah Penduduk, Pemilikan Kendaraan, dan
PDRB
daerah
Jenggot
dan
Kuripan
Lor
Pekalongan.
Dalam proses perencanaan jembatan, setelah dilakukan pengumpulan data
primer maupun sekunder, dilanjutkan dengan evaluasi data / review study,
37
50(d + 0,5t )
x = 50 +
(d 0,5t )2 + 4,5
Dimana :
x = 50 +
= 55,7 %
38
Jalan Alternatif
Dari data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Pekalongan tahun 20012005 tersebut dalam tabel di bawah ini :
Tabel : 4.1
Data pertumbuhan lalu lintas tahunan ( smp/hari )
Jl. HOS Cokroaminoto
Pick
Mobil
Sepeda
Pick Up
Up
Bus
Emp
Thn.
Motor
Penumpang Barang Emp=
=
Emp=0,5
Emp=1,00 Emp= 1,50
1,00
1,00
2001
2404
584
366
299
39
Truck
Berat
Emp=
2,50
LHRT
Smp /
hari
22
2748
Truck
Ringan
Emp=
1,30
Truck
Sedang
Emp=
2,00
27
2002
2766
658
352
325
42
36
23
2811
2003
2869
668
375
335
48
38
21
2915
2004
2985
704
388
358
52
45
25
3052
2005
3021
725
402
377
55
49
31
3198
39
Tabel : 4.2
Data pertumbuhan lalu lintas tahunan ( smp/hari )
Jl. Pelita IV
Pick
Mobil
Sepeda
Pick Up
Up
Bus
Emp
Thn.
Motor
Penumpang Barang Emp=
=
Emp=0,5
Emp=1,00 Emp= 1,50
1,00
1,00
2001
704
134
116
99
17
Truck
Berat
Emp=
2,50
LHRT
Smp /
hari
751
Truck
Ringan
Emp=
1,30
Truck
Sedang
Emp=
2,00
15
2002
733
152
132
112
18
16
794
2003
762
174
136
118
16
18
866
2004
793
192
164
127
15
21
11
905
2005
812
211
171
133
16
18
10
1012
Tabel : 4.3
Data pertumbuhan lalu lintas tahunan ( smp/hari )
Jalan Alternatif
Tahun
LHRT
(smp/hari)
2001
2002
2003
2004
2005
1949
2008
2106
2204
2345
Berdasarkan data lalu lintas di atas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun
terjadi fluktuasi arus lalu lintas pada kedua ruas jalan tersebut yang tidak menentu.
Pertumbuhan lalu lintas (LHR) ini mungkin saja dipengaruhi oleh faktor-faktor,
yaitu :
a) Jumlah Penduduk
b) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
c) Jumlah Kepemilikan Kendaraan
Selain faktor faktor diatas pertumbuhan tersebut juga dipengaruhi oleh
akibat adnya imbas dari krisis moneter yang melanda bangsa ini sehingga
menyebabkan masyarakat memilih kendaraan roda dua sebagai alat transportasi.
Jumlah data yang dianalisis mempengaruhi ketepatan peramalan pertumbuhan lalu
40
lintas. Semakin banyak data yang dianalisis semakin baik dan tepat hasil
peramalannya.
a) Jumlah Penduduk
1997
6.970
1998
7.114
1999
7.204
2000
7.338
2001
7.361
2002
7.392
2003
7.792
2004
7.829
2005
7.832
2006
7.850
41
Tabel : 4.5
PDRB Jenggot - Kuripan 1997 2006 ( Ribuan Rupiah )
Tahun
1997
203.990,00
1998
175.651,00
1999
183.551,00
2000
207.884,00
2001
216.264,00
2002
248.662,00
2003
265.230,00
2004
295.620,00
2005
325.896,00
2006
350.360,00
42
Tabel : 4.6
Jumlah Kepemilikan Kendaraan 1997 2006
Tahun
1997
727
1998
737
1999
781
2000
761
2001
702
2002
723
2003
745
2004
805
2005
836
2006
846
Dimana :
Po = Data pada tahun terakhir yang diketahui
Pn = Data pada tahun ke n dari tahun terakhir
n = Tahun ke n dari tahun terakhir
i
= Tingkat pertumbuhan ( % )
43
A.
44
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel : 4.7
Data Pertumbuhan Penduduk
Jumlah
Tingkat
Tahun
Penduduk
Pertumbuhan
( jiwa )
(%)
1997
6970
2,066
1998
7114
1,265
1999
7204
1,860
2000
7338
0,313
2001
7361
0,421
2002
7392
5,411
2003
7792
0,475
2004
7829
0,038
2005
7832
0,230
2006
7850
Rata - rata
1,342
= Po ( 1 + r )n
= 7850
= 7850 ( 1 + 0.01342 )n
45
Tabel : 4.8
Analisis Pertumbuhan Penduduk
No
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
2047
2048
2049
2050
2051
Pertumbuhan
Geometrik ( jiwa )
7.850
7.956
8.062
8.170
8.280
8.390
8.503
8.617
8.733
8.850
8.968
9.088
9.210
9.334
9.459
9.584
9.714
9.844
9.976
10.109
10.245
10.382
10.521
10.662
10.805
10.950
11.097
11.245
11.396
11.549
11.703
11.860
12.019
12.180
12.343
12.509
12.676
12.846
13.018
13.193
13.370
13.549
13.730
13.914
14.101
14.290
46
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
Sumber : Hasil Analisis
2052
2053
2054
2055
2056
14.481
14.675
14.872
15.071
15.288
Tahun
1997
PDRB
( ribuan rupiah )
203.990,00
1998
175.651,00
1999
183.551,00
2000
207.884,00
2001
216.264,00
2002
248.662,00
2003
265.230,00
2004
295.620,00
2005
325.896,00
10
2006
350.360,00
Rata - rata
Pertumbuhan
Geometrik ( % )
-13,892
4,498
13,257
3,875
14,981
6,663
11,458
10,242
7,507
= Po ( 1 + r )n
= 350.360,00
6,510 %
47
Pn = 350.360 ( 1 + 0.06510)n
N
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
Pertumbuhan
Geometrik ( rupiah )
350.360
373.169
397.462
423.337
450.896
480.249
511.514
544.813
580.280
618.057
658.292
701.146
746.792
795.408
847.189
902.341
961.083
1.023.649
1.090.289
1.161.267
1.236.865
1.317.385
1.403.147
1.494.492
1.591.783
1.695.408
1.805.779
1.923.334
2.048.544
2.181.905
2.323.947
2.475.236
2.636.372
2.808.000
2.990.802
3.185.503
3.392.879
3.613.756
3.849.011
48
40
39
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
Sumber : Hasil Analisis
2045
2046
2047
2048
2049
2050
2051
2052
2053
2054
2055
2056
4.099.582
4.366.465
4.650.722
4.953.483
5.275.955
5.619.420
5.985.244
6.374.883
6.789.888
7.231.910
7.702.707
8.204.154
No
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
10
2006
Tabel : 4.11
Data Pertumbuhan Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan
Pertumbuhan
( kendaraan )
Geometrik ( % )
727
1,376
737
0,543
741
-2,699
721
-2,635
702
2,991
723
3,043
745
8,054
805
3,851
836
4,785
876
Rata - rata
2,145
49
= 876 ( 1 + 0,02145 )n
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
Pertumbuhan
Geometrik ( kendaraan )
876
895
913
934
954
975
995
1017
1039
1061
1084
1107
1131
1155
1180
1205
1231
1257
1284
1312
1340
1368
1398
1428
1458
1490
1522
1554
1588
1622
1656
1692
1728
50
34
33
35
34
36
35
37
36
38
37
39
38
40
39
41
40
42
41
43
42
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
49
51
50
Sumber : Hasil Analisis
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
2047
2048
2049
2050
2051
2052
2053
2054
2055
2056
1765
1803
1842
1881
1922
1963
2005
2048
2092
2137
2182
2229
2277
2326
2376
2427
2479
2532
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
Tabel : 4.13
Data Jumlah LHR dan Jumlah Penduduk
LHRT ( smp/hari )
Jumlah
Penduduk ( jiwa )
HOS Cokroaminoto - Pelita IV
1949
7361
2008
7392
2106
7792
2204
7829
2345
7832
Dari data-data di atas kemudian dicari berapa besar nilai korelasi antara
keduanya dengan memakai metode regression analysis seperti terlihat
dalam tabel 4.14 di bawah ini.
51
Tabel : 4.14
Nilai Korelasi Antara LHR dengan Jumlah Penduduk
Regression Statistics
Multiple R
0,865
R Square
0,749
Adjusted R Square
0,665
Standard Error
91,335
Observations
Dari tabel di atas didapatkan bahwa nilai korelasi antara LHR dengan
jumlah penduduk untuk ruas jalan HOS Cokroaminoto Pelita IV, R =
0,749. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan jumlah LHR dan
dapat digunakan sebagai variabel untuk memprediksi jumlah LHR pada
tahun-tahun berikutnya.
PDRB ( rupiah )
216264
248662
265230
295620
325896
52
Dari data-data di atas kemudian dicari berapa besar nilai korelasi antara
keduanya dengan memakai metode regression analysis seperti terlihat
dalam tabel 4.16 di bawah ini.
Tabel : 4.16
Nilai Korelasi Antara Jumlah LHR dengan PDRB
Regression Statistics
Multiple R
0,988
R Square
0,977
Adjusted R Square
0,969
Standard Error
27,806
Observations
Dari tabel di atas didapatkan bahwa nilai korelasi antara LHR dengan
jumlah PDRB untuk ruas jalan HOS Cokroaminoto - Pelita IV, R =
0,977 . Hal ini menunjukkan bahwa jumlah PDRB mempunyai pengaruh
yang besar terhadap pertumbuhan jumlah LHR dan dapat digunakan
sebagai variabel untuk memprediksi jumlah LHR pada tahun-tahun
berikutnya.
jumlah LHR dan jumlah kendaraan dalam tabel 4.17 di bawah ini.
53
Tabel : 4.17
Data Jumlah LHR dan Jumlah Kendaraan
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
LHRT ( smp/hari )
HOS Cokroaminoto - Pelita IV
1949
2008
2106
2204
2345
Kepemilikan
Kendaraan ( kendaraan )
702
723
745
805
836
Dari data-data di atas kemudian dicari berapa besar nilai korelasi antara
keduanya dengan memakai metode regression analysis seperti terlihat
dalam tabel 4.18 di bawah ini.
Tabel : 4.18
Nilai Korelasi Antara LHR dengan Jml. Kendaraan
Regression Statistics
Multiple R
0,986
R Square
0,972
Adjusted R Square
0,963
Standard Error
30,268
Observations
Dari tabel di atas didapatkan bahwa nilai korelasi antara LHR dengan
jumlah kendaraan untuk ruas jalan HOS Cokroaminoto - Pelita IV, R =
0,972 . Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kendaraan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan jumlah LHR dan dapat
digunakan sebagai variabel untuk memprediksi jumlah LHR pada tahuntahun berikutnya.
54
Jumlah
Penduduk ( jiwa )
7361
7392
7792
7829
7832
PDRB ( rupiah )
216264
248662
265230
295620
325896
Tabel : 4.20
Nilai Korelasi Antara Jumlah Penduduk dengan PDRB
Regression Statistics
Multiple R
0,857
R Square
0,735
Adjusted R Square
0,647
Standard Error
Observations
25129,318
5
Dari tabel di atas didapatkan bahwa nilai korelasi antara variabel jumlah
penduduk dengan variabel PDRB adalah R = 0,735.
Hal ini
55
Jumlah
Penduduk ( jiwa )
7361
7392
7792
7829
7832
Kepemilikan
Kendaraan ( kendaraan )
702
723
745
805
836
Dari data-data di atas kemudian dicari berapa besar nilai korelasi antara
keduanya dengan memakai metode regression analysis seperti terlihat
dalam tabel 4.22 di bawah ini.
Tabel : 4.22
Nilai Korelasi Antara Jumlah Penduduk dengan Jumlah Kendaraan
Regression Statistics
Multiple R
0,844
R Square
0,712
Adjusted R Square
0,616
Standard Error
34,967
Observations
56
jumlah PDRB dan jumlah kendaraan dalam tabel 4.23 di bawah ini.
Tabel : 4.23
Data PDRB dan Kepemilikan Kendaraan
Tahun
1995
1996
1997
1998
1999
PDRB
( rupiah )
216264
248662
265230
295620
325896
Kepemilikan Kendaraan
( kendaraan )
702
723
745
805
836
Dari data-data di atas kemudian dicari berapa besar nilai korelasi antara
keduanya dengan memakai metode regression analysis seperti terlihat
dalam tabel 4.24 di bawah ini.
Tabel : 4.24
Nilai Korelasi Antara PDRB dengan Jumlah Kendaraan
Regression Statistics
Multiple R
0,983
R Square
0,966
Adjusted R Square
0,954
Standard Error
12,042
Observations
Dari tabel di atas didapatkan bahwa nilai korelasi antara jumlah PDRB
dengan jumlah kendaraan adalah R = 0,966. Hal ini menunjukkan bahwa
57
Jumlah
LHR
LHR
0,749
0,977
0,972
0,749
0,735
0,570
0,977
0,735
0,966
0,972
0,570
0,966
Jumlah
Penduduk
PDRB
Jumlah
Kendaraan
Penduduk
PDRB
Kendaraan
Tabel : 4.26
Persamaan Regresi dari Berbagai Kombinasi Variabel
No
Keterangan
X1 = Jumlah Penduduk
Persamaan
Regresi
Y = -2182,798 + 0,563 X1
0,749
Angka
Pertumbuhan
3,338 %
Y = 1124,786 + 0,004X1
0,977
5,106 %
Y = 20,072 + 2,758X1
0,972
4,446 %
Y = 843,815 + 0,045X1
0,978
4,488 %
R Square
Y = LHRT
2
X1 = Jumlah PDRB
Y = LHRT
X1 = Jumlah Kendaraan
Y = LHRT
X1 = Jumlah Penduduk
X2 = Jumlah PDRB
+ 0,003X2
58
Y = LHRT
5
X1 = Jumlah PDRB
X2 = Jumlah Kendaraan
Y = 629,384 + 0,002X1
0,983
3,689 %
0,984
4,772 %
+ 1,216X2
Y = LHRT
6
X1 = Jumlah Penduduk
X2 = Jumlah PDRB
Y = 359,921 + 0,043X1
+ 0,002X2 + 1,209X3
X3 = Jumlah Kendaraan
Y = LHRT
Sumber : Hasil Analisis
Untuk menghitung jumlah LHR yang lewat pada ruas jalan HOS
Cokroaminoto - Pelita IV sampai tahun 2056 dapat digunakan metode
regression analysis dari program SPSS 12. Berikut disajikan data-data
59
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
LHRT
( smp/jam )
1949
2008
2106
2204
2345
Jumlah Penduduk
( jiwa )
7361
7392
7792
7829
7832
PDRB
( juta rupiah )
216264
248662
265230
295620
325896
Jumlah Kendaraan
( kendaraan )
702
723
745
805
836
Tabel : 4.28
Nilai Korelasi LHR, PDRB, Juml Pend, Juml Kendaraan
Regression Statistics
Multiple R
0,992
R Square
0,984
0,937
Adjusted R Square
Standard Error
39,505
5
Observations
Sumber : Hasil Analisis
Tabel : 4.29
Nilai konstanta dan Prediktor X1, X2, X3
Variable
Constant
Coefficients
359,921
X1
0,043
X2
0,002
X3
1,209
= 0,043
= 0,002
60
= 1,209
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
Penduduk
PDRB
Kendaraan
LHRT
( jiwa )
(rupiah )
(kendaraan)
(smp/hari)
7850
7956
8062
8170
8280
8390
8503
8617
8733
8850
8968
9088
9210
9334
9459
9584
9714
9844
9976
10109
10245
10382
10521
10662
10805
10950
11097
11245
11396
11549
11703
11860
12019
12180
350360
876
895
913
934
954
975
995
1017
1039
1061
1084
1107
1131
1155
1180
1205
1231
1257
1284
1312
1340
1368
1398
1428
1458
1490
1522
1554
1588
1622
1656
1692
1728
1765
2458
2531
2606
2688
2772
2860
2952
3050
3153
3260
3373
3492
3617
3749
3888
4034
4189
4351
4522
4704
4895
5096
5309
5534
5771
6023
6289
6569
6867
7182
7514
7867
8239
8634
373169
397462
423337
450896
480249
511514
544813
580280
618057
658292
701146
746792
795408
847189
902341
961083
1023649
1090289
1161267
1236865
1317385
1403147
1494492
1591783
1695408
1805779
1923334
2048544
2181905
2323947
2475236
2636372
2808000
Angka
Pertumbuhan
(%)
4.788
2.977
2.960
3.139
3.127
3.205
3.202
3.324
3.362
3.400
3.478
3.519
3.596
3.638
3.713
3.753
3.830
3.872
3.945
4.015
4.059
4.102
4.196
4.239
4.283
4.370
4.412
4.455
4.537
4.579
4.621
4.696
4.737
4.793
61
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
2047
2048
2049
2050
2051
2052
2053
2054
2055
2056
12343
12509
12676
12846
13018
13193
13370
13549
13730
13914
14101
14290
14481
14675
14872
15071
15288
2990802
3185503
3392879
3613756
3849011
4099582
4366465
4650722
4953483
5275955
5619420
5985244
6374883
6789888
7231910
7702707
8204154
1803
1842
1881
1922
1963
2005
2048
2092
2137
2182
2229
2277
2326
2376
2427
2479
2532
9053
9496
9965
10464
10991
11551
12144
12774
13441
14149
14900
15698
16545
17444
18398
19411
20487
Ratarata
4.848
4.901
4.940
5.004
5.041
5.090
5.137
5.183
5.228
5.262
5.314
5.354
5.394
5.432
5.470
5.506
5.545
4.431
= Kapasitas (smp/jam)
C0
FCw
FCSP
62
FCSF
FCCS
Dalam menentukan jumlah lajur digunakan rentang arus lalu lintas seperti
pada tabel Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota tahun
1997, Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum.
Penentuan lebar jalur dan bahu jalan adalah sebagai berikut :
Tabel : 4.31
Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan
ARTERI
VLHR
(smp/jam)
Ideal
KOLEKTOR
Minimum
Ideal
LOKAL
Minimum
Ideal
Minimum
Lebar
Jalur
(m)
Lebar
Bahu
(m)
Lebar
Jalur
(m)
Lebar
Bahu
(m)
Lebar
Jalur
(m)
Lebar
Bahu
(m)
Lebar
Jalur
(m)
Lebar
Bahu
(m)
Lebar
Jalur
(m)
Lebar
Bahu
(m)
Lebar
Jalur
(m)
Lebar
Bahu
(m)
<3000
6,0
1,5
4,5
1,0
6,0
1,5
4,5
1,0
6,0
1,0
4,0
1,0
300010000
7,0
2,0
6,0
1,0
7,0
1,5
6,0
1,5
7,0
1,5
5,0
1,0
1000125000
7,0
2,0
7,0
2,0
7,0
2,0
**
**
>25000
2x3,5
2,0
**
**
2,5
2x2,0
*
*
Sumber : TCPGJAK Tahun 1997, hal 16
2,0
2x3,5
*
Keterangan :
** =
*
= tidak ditentukan
Rencana jalan jembatan Kuripan terdiri dari 2 lajur 2 arah UD, lebar setiap
lajurnya 3 meter dengan bahu jalan 1 meter.
63
Untuk mengetahui mengetahui tingkat kinerja jalan pada ruas jalan HOS
Cokroaminoto - Pelita IV pada tiap tahun mulai tahun 2006 sampai umur
rencana tahun 2056 maka diperhitungkan sebagai berikut :
Tabel : 4.32
Nilai nilai Paremeter Kinerja Jalan Baru
No
UR
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
LHRT ( smp/hari )
HOS Cokroaminoto
- Pelita IV
2458
2531
2606
2688
2772
2860
2952
3050
3153
3260
3373
3492
3617
3749
3888
4034
4189
4351
4522
4704
4895
5096
5309
5534
5771
6023
6289
6569
6867
7182
7514
7867
8239
8634
9053
9496
9965
(smp/jam)
(smp/jam)
221
228
235
242
250
257
266
275
284
293
304
314
326
337
350
363
377
392
407
423
441
459
478
498
519
542
566
591
618
646
676
708
742
777
815
855
897
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
Q/C
Ket
0.11
0.11
0.12
0.12
0.12
0.13
0.13
0.13
0.14
0.14
0.15
0.15
0.16
0.17
0.17
0.18
0.18
0.19
0.20
0.21
0.22
0.23
0.23
0.24
0.25
0.27
0.28
0.29
0.30
0.33
0.35
0.36
0.38
0.40
0.42
0.44
0.46
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
64
38
37
2043
39
38
2044
40
39
2045
41
40
2046
42
41
2047
43
42
2048
44
43
2049
45
44
2050
46
45
2051
47
46
2052
48
47
2053
49
48
2054
50
49
2055
51
50
2056
Sumber : Hasil Analisis
10464
10991
11551
12144
12774
13441
14149
14900
15698
16545
17444
18398
19411
20487
942
989
1040
1093
1150
1210
1273
1341
1413
1489
1570
1656
1747
1844
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
2040
0.72
0.48
0.51
0.54
0.56
0.59
0.62
0.66
0.70
0.73
0.77
0.81
0.86
1.00
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
LAYAK
TIDAK LAYAK
TIDAK LAYAK
TIDAK LAYAK
TIDAK LAYAK
3. Derajat Kejenuhan
Untuk perhitungan rencana jalan diperoleh nilai LHRT tahun 2053 yaitu
17444 smp/hari ,maka dengan nilai k = 0,09 diperoleh VJP sebesar 1570
smp/jam. Dengan demikian maka nilai DS dapat dihitung dengan :
DS = Q/C = 1570/2040 = 0,77
Ds > 0,75 menunjukkan bahwa jalan tersebut terlalu padat sehingga
diperlukan penanganan untuk mengurangi kepadatan tersebut dengan cara
penambahan lajur agar arus lalulintas menjadi lancar .
Dari perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan lajur
dengan lebar 3 meter dapat memenuhi kapasitas arus lalulintas hingga tahun
2052.
Volume 1 jam yang dipergunakan sebagai VJP tidak boleh
mempunyai nilai yang sangat besar , sehingga akan mengakibatkan jalan
menjadi lenggang dan biayanya pun mahal menyebabkan pemborosan.
Dalam pelaksanaan pelaksanaan Jembatan Kuripan ini dilaksanakan
dengan pembangunan 2 lajur .Umur rencana jembatan pada umumnya di
Indonesia berkisar antara 25 30 tahun .Berdasarkan perhitungan tabel diatas
dapat dijadikan pertimbangan bahwa jalan tersebut pada suatu saat akan
menggunakan 4 lajur apabila telah terlampaui DS nya.Tetapi dari segi
ekonomis jalan direncanakan dengan 2 lajur terlebih dahulu. Ketika jalan
65
maupun jembatan tidak dapat lagi menampung volume arus lalu lintas maka
dapat ditambah lagi dengan 2 lajur, cara ini akan lebih efisien ketimbang
merencanakan langsung jalan maupun jembatan secara langsung dengan 4
lajur .
66
4.3.
Dari data yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika ( BMG )
diambil 3 lokasi stasiun ,yaitu Warung Asem dan Kutosari/Doro curah hujan
bulanan diambil dari data sepuluh tahunan yaitu dari tahun 1997 2006adalah
sebagai berikut :
Tabel : 4.33
Data Curah Hujan Lokasi Warungasem ( mm/hari )
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
CH maks
1997
416
294
323
397
158
39
16
43
0
0
4
189
416
1998
296
278
164
190
324
211
190
32
73
260
121
421
421
1999
401
312
188
284
183
209
0
66
137
260
168
273
401
2000
364
366
410
140
50
290
19
0
63
129
407
135
410
Tahun
2001 2002
452
331
463
177
282
146
249
181
25
101
198
53
137
64
41
0
66
24
145
0
272
64
271
272
452
463
2003
435
325
301
318
137
145
64
0
83
15
100
272
435
2004
345
408
387
351
169
87
87
12
143
50
100
275
408
2005
204
421
183
189
79
120
145
19
100
58
152
247
421
2006
415
223
195
183
110
0
0
22
0
8
19
55
415
2005
339
345
316
274
129
72
108
43
48
345
184
371
371
2006
389
387
381
376
129
29
10
8
0
0
179
227
389
Sumber : BMG
Tabel : 4.34
Data Curah Hujan Lokasi Kutosari/Doro ( mm/hari )
Tahun
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
CH maks
Sumber : BMG
1997
396
375
387
214
149
100
36
4
0
0
109
264
396
1998
339
337
267
256
139
175
182
69
188
324
184
342
342
1999
326
377
290
342
127
188
83
153
72
361
330
348
377
2000
463
452
448
403
412
217
56
18
23
244
387
241
463
2001
377
372
323
295
94
151
155
3
43
188
368
417
377
2002
367
386
322
190
188
31
18
0
4
2
372
272
386
2003
390
392
250
305
119
50
0
0
67
64
209
507
392
2004
323
342
309
259
219
10
108
0
105
80
206
417
342
67
Xi
( mm/hari )
416
421
401
410
452
463
435
408
421
415
4242
Xi - Xr
-8.4
-3.4
-23.4
-14.4
27.6
38.6
10.6
-16.4
-3.4
-9.4
(Xi - Xr)2
70.56
11.56
547.56
207.36
761.76
1489.96
112.36
268.96
11.56
88.36
3570
(Xi - Xr)3
-592.704
-39.304
-12812.904
-2985.984
21024.576
57512.456
1191.016
-4410.944
-39.304
-830.584
58016.32
X rata rata =
Xi
n
4242
= 424,4 mm/hari
10
(Xi - Xr)4
4978.7136
133.6336
299821.9536
42998.1696
580278.2976
2219980.802
12624.7696
72339.4816
133.6336
7807.4896
3241096.944
68
Tabel : 4.36
Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Stasiun Kutosari/Doro ( mm/hari )
Tahun
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Jumlah
Xi
( mm/hari )
396
342
377
463
377
386
392
342
371
389
3835
(Xi - Xr)2
156.25
1722.25
42.25
6320.25
42.25
6.25
72.25
1722.25
156.25
30.25
10270.5
Xi - Xr
12.5
-41.5
-6.5
79.5
-6.5
2.5
8.5
-41.5
-12.5
5.5
(Xi - Xr)3
1953.125
-71473.375
-274.625
502459.875
-274.625
15.625
614.125
-71473.375
-1953.125
166.375
359760
(Xi - Xr)4
24414.0625
2966145.063
1785.0625
39945560.06
1785.0625
39.0625
5220.0625
2966145.063
24414.0625
915.0625
45936422.63
X rata rata =
Xi
3835
= 383,5 mm/hari
10
a. Standart Deviasi
Ukuran sebaran yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar ,
apabila penyebaran sangat besar terhadap nilai rata rata maka nilai x akan besar
,akan tetapi apabila penyebaran data sangat kecil terhadap nilai rata rata maka
nilai x akan kecil.
Untuk stasiun Warungasem :
Sx =
( Xi Xrata rata )
n 1
3570
= 19,916
9
( Xi Xrata rata )
n 1
10270,5
= 33,781
9
69
Keterangan :
n = Banyaknya tahun data curah hujan yang dipakai
(Xi-Xrata-rata)2 = Curah hujan maksimum dikurangi curah hujan rata- rata
dikuadratkan
b. Koefisien Skewness ( Cs )
Kemencengan ( Skewness ) adalah suatu nilai yang menunjukan derajat
ketidak simetrisan ( Asimetry ) demi suatu bentuk distribusi. Apabila kurva
frkuensi dari kanan atau ke kiri terhadap titik pusat maksimum, maka kurva
tersebut tidak akan berbentuk simetris .Keadaaan tersebut disebut menceng ke
kiri atau ke kanan .Pengukuran kemencengan adalah untuk mengukur seberapa
besar frekuensi dari suatu distribusi tidak simetris atau menceng.Ukuran
kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan dan dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
Cs =
n Xi Xrata rata
(n 1)(n 2)Sx 3
10 353760
9 8 33,7813
= 1,275
Keterangan :
n = Banyaknya tahun data curah hujan yang dipakai
(Xi-Xrata-rata)3 = Curah hujan maksimum dikurangi curah hujan rata- rata
dipangkat tiga
Sx = Standart deviasi
70
c. Koefisien Kurtois ( Ck )
Pengukuran
Ck =
n 2 ( Xi Xrata rata )
10 2 45936422,63
9 8 7 33,7814
= 6,9
Keterangan :
n = Banyaknya tahun data curah hujan yang dipakai
(Xi-Xrata-rata)3 = Curah hujan maksimum dikurangi curah hujan rata- rata
dipangkat empat
Sx = Standart deviasi
d. Koefisien Variasi ( Cv )
nilai Koefisien Variasi adalah nilai
perbandingan
deviasi
standar
dengan rata rata hitung dari suatu distribusi .Koefisien Variasi dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Cv =
Sx
X
33,781
383,5
= 0,088
Keterangan :
Sx = Standart deviasi
X = Curah hujan rata-rata
71
Jenis Distribusi
Normal
Gumbel
Syarat
Hasil
Perhitungan
Keterangan
Ck = 3
Ck = 6,9
Tidak
Cs = 0
Cs = 1,275
Tidak
Ck = 5,4002 Ck = 6,9
Tidak
Cs = 1,129
Cs = 1,275
Memenuhi
Cs 0
Cs = 1,275
Memenuhi
Log Normal
Cs = 3 x Cv
Cv = 0,088
Tidak
Cs = 1,275
Tidak
Keterangan :
Cs = Koefisien Skewness
Ck = Koefisien Kurtois
Cv = Koefisien Variasi
72
Tr => 25
= 2,045
Xtr = Xrata rata + ( Kr * Sx )
Xtr = X25 + R
X25 = R = 424,2 + ( 2,045 19,916)
= 464,928 mm/hari
Keterangan :
Xtr = Curah Hujan dengan kala ulang tertentu ( diambil 25 tahun )
Xr = Curah Hujan Rata rata
Sx = Standart Deviasi
Untuk Stasiun Kutosari/Doro
Rata rata ( x ) = 383,5 mm/hari
Standar Deviasi ( Sx ) = 33,781
= 2,045
Xtr = Xrata rata + ( Kr * Sx )
Xtr = X25 + R
X25 = R = 383,5 + (2,045 33,781 )
= 452,582 mm/hari
Keterangan :
Tr => 25
73
464,982 + 452,582
= 458,755 mm/hari
2
Tujuan dari perhitungan debit ini adalah untuk mengetahui besarnya debit
air yang melewati sungai Kupang untuk suatu periode ulang tertentu, sehubungan
dengan perencanaan ini periode debit banjir yang direncanakan adalah periode
ulang 25 tahunan ( Qtr = Q25 ).
A. Data dari Dinas Pengairan Jratunseluna
Luas DAS ( A )
= 155 km2
= 40000 m
Perbedaan ketinggian
= 168 m
= 0,0028
B. Waktu Konsentrasi ( tc )
tc = L / ( 72 x i0,6 )
Keterangan :
L = panjang aliran ( m )
i
= kemiringan medan
R = Curah hujan ( mm )
tc = Waktu penakaran ( jam )
74
= 1368,142 m3/det
Kemiringan dasar ( I )
= 0,0028
= 1:2
Koefisien Manning ( n )
= 0,04
= 168 m
Lebar Sungai ( B )
= 23,81 m
H
V = 72 x
L
0, 6
168
= 72 x
40000
0, 6
= 2,7 m/det
Luas kebutuhan :
A=
Qr 1368,142
=
= 506,719 m2
V
2,7
75
Gambar 4.2 potongan Kali Kupang dimulai dari pertemuan Kali Banger
dengan Sungai Pekalongan sampai dengan hulu Jembatan Kuripan Lor
Jenggot
17.000
15.000
13.000
AS
11.000
9.000
12.576
JARAK
8.17
9.80
4.73
5.845
5.845
5.386
5.386
11.227
16.348
16.367
9.819
8.888
7.956
8.896
9.835
12.066
15.676
ELEVASI
16.568
16.615
5.808
P0
17.000
15.000
13.000
AS
11.000
9.000
5.024
3.553
3.082
3.082
6.397
6.397
16.281
16.085
9.809
8.903
7.995
8.951
9.605
11.916
5.216
21.20
JARAK
15.022
ELEVASI
16.023
16.625
5.000
9.051
P1
17.000
15.000
13.000
11.000
AS
9.000
JARAK
16.377
6.174
6.642
7.619
9.253
9.253
3.163
3.163
16.768
15.763
10.207
8.666
7.124
8.687
10.249
12.158
15.231
ELEVASI
16.244
16.820
9.231
12.501
P 2 + 10
17.000
15.000
13.000
AS
11.000
9.000
16.980
J ARAK
7.655
5.207
16.120
16.025
9.861
8.827
5.239
5.239
6.192
7.792
8.709
9.625
12.464
ELEVASI
15.067
16.033
7.045
5.207
16.070
P3
17.000
15.000
AS
13.000
11.000
9.000
J ARAK
19.99
6.99
3.598
2.99
P4
1.339 1.283
7.007
3.575
4.911
4.911
6.797
6.797
5.913
16.305
15.624
9.843
9.884
9.923
9.596
9.268
11.127
13.868
14.142
15.621
16.517
16.323
15.667
ELEVASI
15.757
8.068
76
19.000
17.000
15.000
A
S
13.000
11.000
14.994
JARAK
8.777
6.563
2.997
0.949
5.978
5.978
3.629
3.629
16.011
16.216
9.667
9.613
9.558
9.622
9.685
9.912
10.140
15.590
ELEVASI
16.255
16.262
BIDANGPERS: 9.000 ( M)
6.603
7.892
P5
19.000
17.000
15.000
A
S
13.000
11.000
10.489
1.999
5.578
8.614
2.462
4.802
4.802
7.926
7.926
5.892
16.713
16.623
9.699
9.567
9.453
9.576
9.680
10.792
10.615
15.619
16.093
ELEVASI
J ARAK
16.452
BIDANGPERS: 9.000( M)
8.191
P6
Jarak
Lebar
Lebar Atas
Patok
(m )
Bawah (m)
(m)
27,82
41,39
34,65
+9,453
29,00
46,46
37,73
+9,558
23,58
46,29
34,93
+9,923
20,88
41,78
31,34
+9,861
23,83
56,77
40,30
+10,249
18,86
41,80
30,38
+9,809
22,46
56,39
39,43
+9,819
23,81
47,27
35,54
P.6
Rata2 (m)
Elevasi Dasar
Sungai (m)
50,00
P.5
50,00
P.4
50,00
P.3
50,00
P.2
50,00
P.1
36,00
P.0
Rata
77
Langkah perhitungan tinggi air maksimum dengan menggunakan lebar ratarata, B = 23,81 m
Penampang tanpa menggunakan pilar
H2
H1
B
Gambar 4.3 gambar perhitungan tinggi muka air banjir
B1 = 23,81 m
Dengan cara coba-coba didapat :
H1 = 8,26 m
F = (B + mH1) H1
= ( 23,81 + (2 x 8,26)) 8,26
= 333,126 m
P = B + 2( 1 + m 2 ) H1
= 23,81 + 2( 1 + 2 2 ) 8,26
= 60,75 m
R=
=
Q=
=
F
P
333,126
= 5,484 m
60,75
1 2 / 3 1/ 2
R I F
n
1
.5,484 2 / 3 .0,0028 1 / 2 .333,126
0,04
78
H2
H1
D
B
Gambar 4.4 gambar perhitungan tinggi muka air banjir mengunakan pilar
B rata-rata = 23,81 m
1
1
Diameter pilar = 1 m ( H
H)
5
10
Dengan cara coba-coba didapat :
H1 = 8,4 m
F = (B + mH1) H1
= ( 22,81 + (2 x 8,4)) 8,4
= 332,724 m
P = B + 2( 1 + m 2 ) H1
= 22,81 + 2( 1 + 2 2 ) 8,4
= 60,376 m
R=
=
Q=
F
P
332,724
= 5,622 m
60,376
1 2 / 3 1/ 2
R I F
n
79
1
.5,622 2 / 3 .0,0028 1 / 2 .332,724
0,04
Tinggi Bebas
Bentang jembatan ( L ) = 60 m
Jenis tanah dasar lanau ( standart silt ), maka berdasar tabel 2.6 Faktor
Lempung Lacey pada bab II :
d = 5,238m
0 , 333
0 , 333
80
1,5m
8,26m
23,81m
Pekerjaan Boring
Jumlah titik bor dilaksanakan pada 2 ( dua ) titik bor yaitu titik BH-1 dan
BH-2. Alat yang dipergunakan pada pekerjaan boring ini adalah bor mesin
( Kano Boring ), yang dilakukan higga kedalaman 20 meter dari
permukaan tanah setempat.
Hasil pengujian boring tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.39
Pekerjaan Boring BH-1
Kedalaman
Jenis tanah
Diskripsi Tanah
N SPT
05
Pasir
56
Pasir Kelempungan
6 7,6
Pasir
7,6 10
Gambut
(meter)
Coklat Kemerahan,
Setengah Padat
Hitam Keabu-abuan,
Setengah Padat
Hitam Kecoklatan, Lepas
4
4
4
81
Lempung
Abu-abu Kecoklatan,
Kepasiran
Teguh
11 13
Gambut
Coklat, Lepas
13 14,6
Lempung
Abu-abu, Teguh
14,6 20
Pasir
10 11
Hitam Keabu-abuan,
Setengah Padat
16 19
Tabel 4.40
Pekerjaan Boring BH-2
Kedalaman
Jenis tanah
Diskripsi Tanah
N SPT
0 6,5
Pasir Kelempungan
Coklat , Lepas
59
6,5 8
Pasir
8 10
Lempung Kepasiran
Abu-abu, Kaku
10 14
Lempung Kepasiran
Coklat, Teguh
14 16
Gambut
16 17
Lempung
Abu-abu, Teguh
17 20
Pasir
Abu-abu, Lepas
(meter)
Abu-abu Kehitaman,
Lepas
Hitam Kecoklatan,
Teguh
59
82
dilaksanakan
Titik SD 2
Kedalaman
Tahanan Konus
Kedalaman
Tahanan Konus
( meter )
qc ( c )
( meter )
qc ( kg/cm2 )
0,2 4,2
14,0 36,0
0,2 4,0
20,0 100,0
4,4 5,8
8,0 18,0
4,2 6,6
8,0 22,0
6,0 7,0
20,0 70,0
6,8 7,6
22., 62,0
7,2 12,8
6,0 18,0
7,8 19,0
6,0 20,0
13,0 14,0
19,0 25,0
19,2 20,0
20,0 22,0
14,2 17,8
8,0 20,0
18,0 20,0
18,0 25,0
20,0
qc = 351 kg/cm2
20,0
qc = 351 kg/cm2
Kesimpulan :
a.
Titik Sondir I
Nilai perlawanan ujung konus ( conuss resistance ) sampai
kedalaman 20,00 m adalah 351 kg/cm2
Jumlah hambatan pelekat ( total friction ) adalah 1464 k
b. Titik Sondir II
Nilai perlawanan ujung konus ( conuss resistance ) sampai
kedalaman 20 m adalah 351 kg/cm2
Jumlah hambatan pelekat ( total friction ) adalah 1518 kg/cm2
83