KEPERAWATAN
Di susun oleh :
D-III KEPEAWATAN/ 1 A
ROLARETA WIDYANINGRUM
SEPTY PANGESTU NINGSIH
FARICHATUL JANNAH
TITIEK NUR ANISYAH
TEGUH ADI SUSANTO
TOMY RIZKY PRATAMA
ARDIAN PAMBUDY
2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala
yang
telah
melimpahkan
hidayah-Nya
,sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul KEPERAWATAN
SEBAGAI PROFESI.
Penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan , karena senantiasa
mendapat bimbingan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung, untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dengan kerendahan hati penulis mengharap
kritik dan saran dari semua pihak dan kami juga berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI. .
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keperawatan sebagai profesi..................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan
perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan
perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang
sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri.
2.1 Rumusan Masalah
2.1.1 Bagaimana yang dimaksud keperawatan sebagai pofesi ?
2.1.2 Bagaimana otonomi dalam keperawatan ?
2.1.3 Bagaimana otoritas dalam keperawatan ?
2.1.4 Bagaimana kode etik keperawatan ?
3.1 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
3.1.1 Agar Mahasiswa dapat mengetahui kriteria keperawatab dikatakan sebagai profesi
3.1.2 Untuk menambah pengetahuan bagi perawat dalam menjalankan profesinya
BAB II
Konsep Pengantar Keperawatan
PEMBAHASAN
2.1 Keperawatan Sebagai Profesi
Berdasarkan definisi oleh para ahli diatas menganai profesi, mari kita lihat mengapa
keperawatan itu sebagai profesi.
1. Mempunyai Body Of Knowledge
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan ( nursing
science ) yang mencakup ilmu ilmu dasar ( alam, sosial, perilaku ),ilmu biomedik,ilmu
kesehatan masyarakat,ilmu keperawatan dasar,ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan
komunitas.
2. Pendidikan Berbasis Keahlian Pada Jenjang Pendidikan Tinggi
Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai
standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3 akan
dikembangkan.
3. Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Melalui Praktik Dalam Bidang Profesi
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional.
Oleh karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan
kesehatan.
Pelayanan/ askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada
kebutuhan klien,berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.
4. Memiliki Perhimpunan/Organisasi Profesi
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi,organisasi profesi ini sangat menentukan
keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu
berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan
dalam inovasi keperawatan di Indonesia. Saat ini di indonesia memilki organisasi profesi
keperawatan dengan nama PPNI, dengan aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan
organisasi keperawatan di dunia dengan nama internasional Council Of Nurse (ICN).
Konsep Pengantar Keperawatan
Memberitahukan klien bahwa keadaannya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.
Konsep Pengantar Keperawatan
Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi tersebut.
Memaksa klien memberi informasi tentang hal hal yang mereka sudah tidak bersedia
menjelaskannya.
Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,
terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
Contoh : Perawat menasehati klien tentang program pelatihan utnuk memperbaiki kesehatan
secara umum, tetapi tidak seharusnya melakukannya apabila klien dalam keadaan resiko
serangan jantung.
Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh: Seorang perawat sedang bertugas sendirian di suatu unit RS, kemudian ada seorang
klien baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan perawat tersebut. Agar
perawat tidak menghindar dari satu klien ke klien yang lainnya maka perawat seharusnya dapat
mempertimbangkan faktor2 dalam situasi tersebut, kemudian bertindak pd prinsip keadilan.
Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh: Seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian tranfusi darah
bertentangan dengan keyakinannya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang
kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis
kepada dokter bahwa ia tidak mau dilakukan tranfusi darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien
bertambah buruk dan terjadi perdarahan hebat, dokter seharusnya menginstruksikan untuk
memberikan tranfusi darah. Dalam hal ini, akhirnya tranfusi darah tidak diberikan karena prinsip
Konsep Pengantar Keperawatan
beneficience, walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip
maleficience.
Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan
bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif
untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya
selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan
adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa doctors knows best sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
Contoh: Ny. Ita seorang wanita lansia usia 60 tahun, dirawat diRS dengan berbagai macam
fraktur karena kecelakaan mobil. Suaminya yang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk ke
RS yang sama dan meninggal. Ny. Ita bertanya berkali-kali kepada perawat tentang keadaan
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak mengatakan kematian
suami Ny. Ita kepada Ny. Ita, perawat tidak diberi alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan
menyatakan keprihatinannya kepada perawat kepala ruangan, yang mengatakan bahwa intruksi
dokter harus diikuti.
Contoh :
Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain
harus dihindari.
Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
2.3 Karakteristik Profesi
Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki
syarat syarat atau ciri ciri tertentu. Syarat syarat atau ciri ciri dari
suatu profesi.
Menurut McCully (1963),Tolbert(1972), dan Nugent(1981) dalam
Prayitno (1994:339) dapat dirangkum secara garis besarnya ciri-ciri dari
suatu profesi adalah sebagai berikut :
1. Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang
memiliki
fungsi
menentukan.
Konsep Pengantar Keperawatan
dan
kebermaknaan
sosial
yang
sangat
(petugasnya
dalam
pekerjaan
itu)
harus
intelektual
dan
keterampilan
keterampilan
pendapat
dan
pertimbangan
serta
membuat
pelayanan
yang
bersifat
sosial
dari
pada
(eksplisit)
melalui
kode
etik
yang
benar-benar
diterapkan,
setiap
pelanggaran
terhadap
kode
etik
dapat
terus-menerus
berusaha
menyegarkan
dan
meningkatkan
riset
serta
berperan
serta
secra
aktif
dalam
praktik.
Adanya
otonomi
juga
membuat
perawat
memiliki
profesional
dan
hukum
akan
tipe
dan
kualitas
asuhan
keterampilan
dan
pengetahuannya
dalam
6.
7.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mengetahui definisi, ciri profesi kita dapat menganalisis bahwa keperawatan di
indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu
mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi,
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki
perhimpunan/organisasi profesi, pemberlakuan kode etik keperawatan, otonomi, dan motivasi
bersifat altruistik. Pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa profesi merupakan
suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan khusus, memiliki otonomi, memiliki
kode etik, bersifat altruisme, mendapat izin dari negara, dll. Perawat merupakah
suatu profesi. Hal ini dapat ditandai dengan ciri-ciri yang ada di keperawatan juga
ada pada profesi. Meskipun UU keperawatan belum di sahkan bukan berarti perawat
tidak memiliki izin negara, karena perawat juga memiliki surat ijin praktek (SIP)
yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah.
Jika
ada
seorang
perawat
yang
tidak
mencerminkan ciri-ciri seorang profesi dalam prakteknya, tidak berarti juga perawat
bukan profesi. Karena profesi itu pekerjaannya dan jika ada kelalaian maka hal ini
menandakan orang tersebut yang tidak profesional.
B. Saran
Setelah mengetahui tentang keperawatan sebagai profesi perawat diharapka untuk lebih
meningkat kulitas kerja sebagai perawat dan mampu menjadi perawat yang profesional
dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://gustinerz.wordpress.com/2011/01/23/keperawatan-sebagai-profesi-2/
http://www.g-excess.com/3264/kode-etik-dalam-keperawatan-indonesia/
http://erma-journal.blogspot.com/2013/04/analisis-ciri-ciri-profesi.html
Gaffar, Jumadi; 1999; Pengantar Keperawatan Profesional; Jakarta : EGC