Anda di halaman 1dari 6

INTRAVENOUS PYELOGRAPHY

Oleh :
Robby Hermawan

C11.05.0199

Preceptor :
Rista D. Soetikno, dr., SpRad (K), M.Kes.

Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung

2007
1.

Pendahuluan
Intravenous pyelography (IVP), yang juga dikenal sebagai BNO-IVP,

pyelography, atau intravenous urogram (IU), merupakan salah satu prosedur di bidang
radiologi yang digunakan untuk mengetahui adanya kelainan di sistem urinaria, yakni
ginjal, ureter dan vesica urinaria. Prosedur ini merupakan teknik tradisional yang masih
digunakan sampai saat ini. Walaupun penggunaannya sudah mulai tergantikan oleh CTScan, harga prosedur IVP yang murah menjadikannya tetap banyak digunakan.
Pemeriksaan IVP lebih bersifat pemeriksaan morfologis daripada pemeriksaan
fungsional karena tidak ada hubungan antara densitas zat kontras yang terlihat pada
ginjal dengan fungsi ginjal secara umum.

Gambar 1. Penampang Anatomi Ginjal


2.

Indikasi
1. Untuk general check-up
2. Mencari ada atau tidaknya kelainan kongenital
3. Mencari ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi ginjal menahun
4. Mencari ada atau tidaknya tanda-tanda tumor ginjal
5. Mencari ada atau tidaknya batu pada traktus urinarius
6. Mencari ada atau tidaknya trauma pada sistem urinaria (ruptur ginjal atau ureter)

3.

Kontraindikasi
1. Alergi terhadap zat kontras
2. Fungsi ginjal yang tidak baik (ureum > 60mg/dL, kreatinin > 2mg/dL)
3. Gagal jantung
4. Multipel myeloma
5. Dehidrasi
6. Penyakit hepar
7. Infark akut dari traktus urinarius
8. Retensi cairan yang berlebihan

4.

Prosedur
Sebelum prosedur dimulai, pasien biasanya dipersiapkan agar puasa atau makan

makanan ringan pada malam sebelum prosedur diadakan. Terkadang, pasien juga
diberikan laksatif. Tujuan dari hal-hal tersebut adalah agar udara dan feses dalam kolon
tidak mengganggu lapang pandang dari foto IVP. Pasien akan diberikan gaun dan
diminta untuk melepas semua perhiasan tubuh. Sesaat sebelum prosedur dimulai pasien
diminta untuk BAK sehingga kandung kemihnya kosong.

Gambar 2. Pemberian Zat Kontras Intravena


Zat kontras akan dimasukan secara intravena. Zat kontras akan berjalan melalui
vena ke jantung, kemudian ke aorta, aorta abdominalis, arteri renalis, arteri lobularis,
arteri interlobularis, arteri arcuata, arteri afferen dan akhirnya ke glomerulus. Zat

kontras akan difiltrasi oleh glomerulus dan masuk ke dalam kapsula bowman, tubulustubulus ginjal dan akhirnya dikeluarkan ke pelvis renalis, ureter, vesica urinaria, dan
akhirnya ke uretra. Foto X-ray diambil pada interval-interval waktu tertentu sehingga
pada saat zat kontras melalui bagian-bagian dari sistem urinarius dapat ditangkap.
Pada orang normal, sesaat (kurang dari 1 menit) setelah zat kontras dimasukan,
gambaran radiopaque mulai muncul pada ginjal. Fase ini disebut fase nephrogram dan
merupakan saat yang tepat untuk menilai kelainan pada ginjal. Pada interval waktu 5
menit, gambaran ginjal masih tampak, namun zat kontras mulai muncul pada kaliks dan
pelvis renalis. Pada interval waktu 15 menit, zat kontras mulai mengisi ureter dan
berjalan seiring gerakan peristaltik ke vesica urinaria pada interval waktu 20-30 menit.
Gambaran pada ureter tidak akan radiopaque secara menyeluruh namun terputus-putus
oleh karena gerakan peristaltik. Alat kompresi berupa ikat pinggang dengan dua balon
yang dapat dikembangkan digunakan untuk menjaga zat kontras agar tidak turun terlalu
cepat ke vesica urinaria.
5.

Cara Pemotretan Foto

Foto I : Foto BNO

Foto II : Sebelum 3 menit, setelah injeksi dibuat foto AP dengan posisi supine

Foto III : Pada menit ke-5, dengan tekanan perut (menggunakan bola tenis atau
dengan alat kompresi)

Foto IV : Pada menit ke-15, masih dengan tekanan perut

Foto V : Pada menit ke-30, tanpa tekanan ke perut, posisi prone, Foto PA.

Foto VI : Pada menit ke-60 (atau menit ke-90 sampai 120)

Foto VII : Pada saat vesica urinaria penuh

Foto VIII : Post Voiding, posisi supine, foto AP

6.

Interpretasi

6.1

Fungsi Ginjal

Fungsi Sekresi / Fase Nephrogram


Normal terlihat dalam 3 menit sesudah penyuntikan zat kontras.
Ginjal dinilai besar, bentuk dan posisinya.

Fungsi Ekskresi

Normal terlihat pada menit ke-3 sampai ke-5. Keterlambatan


terjadi bila lebih dari menit ke-15. Bila fase ekskresi tidak ada, maka
tidak tampak bayangan pelvokalises. Bandingkan antara sistem
pelvokalises kiri dan kanan, simetris atau asimetris. Bila salah satu ginjal
lebih dense, karena menetapnya zat kontras, dapat dicurigai adanya suatu
obstruksi ureter. Foto menit ke-45 dapat menunjukkan adanya dilatasi
ureter sampai setinggi letak obstruksi.
6.2

Sistem Pelvokalises
Bila zat kontras tampak mulai dari papila sampai ke pielum ureter maka
sistem pelvokalises terlihat jelas. Normal, terlihat pada menit ke-15 sampai ke30. Bandingkan antara kalises kiri ataupun kanan. Bentuk ujung kaliks, garis
interpapila dan pielum dinilai.

6.3

Ureter
Normal terlihat pada menit ke-30. Perhatikan kaliber, jumlah, muara atau
asalnya. Bendungan, kalsifikasi dan kinking harus diperhatikan.

6.4

Vesica Urinaria
Normal terlihat pada menit ke 30-60. Hal yang perlu diperhatikan adalah
apakah zat kontras telah mengisi penuh vesica urinaria. Besar, kontur, posisi,
dinding, mukosa, indentasi, refluks, filling defect serta ada tidaknya batu harus
dinilai.

6.5

Post voiding
Hal yang harus diperhatikan adalah sisa zat kontras setelah miksi

Gambar 3.
7.

BNO IVP

Daftar Pustaka
1. Novelline RA. Squires fundamentals of radiology. 5 th edition. Cambridge :
Harvard University Press. 1999.p.331-48.
2. Thomsen HS, Morcos SK, and members of the Contrast Media Safety
Committee of the European Society of Urogenital Radiology. Contrast media
and metformin. Guidelines to distinguish the risk of lactic acidosis in noninsulin dependent diabetics after administration of contrast media.European
Radiology, 1999; 9: 738-740.
3. Radiology Info. Radiography-intravenous pyelogram. 2006.

Anda mungkin juga menyukai