BAB IV
PENERAPAN METODE ZIEGLER NICHOLS UNTUK
MENENTUKAN PID SISTEM PRESSURE CONTROL
PADA AMMONIA STORAGE 11-TK-801 UNIT UTILITAS
PT. PETROKIMIA GRESIK
4.1. Pemahaman Proses
Ammonia Storage plan merupakan plan Utility untuk seluruh
plan yang memerlukan amoniak untuk prosesnya. Maka dari itu
keberadaan ammonia storage membantu agar tidak terjadi
kelangkahan amoniak. Controller yang digunakan Ammonia
Storage plan adalah DCS Yokogawa yang terpasang pada control
room. Ammonia Storage plan ini memiliki 3 pengendalian yaitu
pengendalian level, pengendalian temperature, pengendalian
pressure. yang paling penting untuk plan ini adalah pengendalian
pressure. Pada proses Ammonia Storage plan ini berawal dari
pengiriman ammonia yang dikirim melalui kapal pada dermaga
dan selanjutnya akan disimpan pada Ammonia Storage plan
sebelum menuju plan yang lain Pada Ammonia Storage plan
dijaga tekanannya pada kisaran 40.1 gr/cm 3 dan suhu dengan
kisaran mencapai -32oC. Proses selanjutnya adalah menuju
Ammonia process plan pada pabrik I yang digunakan untuk
mengolah ammonia menjadi produk-produk yang siap jual.
Setelah menuju ammonia process plan adalah menuju pabrik II
yang digunakan untuk bahan baku produk pupuk ZA dan Phonska
I-IV. Untuk pabrik II amoniak dipanaskan dari suhu -32 oC
menjadi -2oC untuk proses granulasi Phonska I-IV.
32
33
yang selanjutnya dimasukan lagi kedalam Ammonia Storage
plan dengan tekanan yang lebih kecil tentunya.
c) Cooling water
Dapat diketahui arti kata cooling adalah mendinginkan,
begitu juga kegunaan cooling water disini adalah sebagai
pendingin amoniak untuk menurunkan tekanan. Tekanan dan
temperature adalah suatu variable yang sebanding atau
berbanding lurus, jika tekanan turun maka temperature
otomatis juga akan turun begitu juga sebaliknya.
4.2. Pemahaman Instrumen
a) Peressure Transmitter
Differential Pressure Transmitter adalah salah satu peralatan
pengukur aliran fluida maupun uap yang dipergunakan untuk
mengukur besarnya jumlah fluida yang mengalir dalam pipa, dan
Differential Pressure Transmitter juga berfungsi sebagai alat
untuk penghasil keluaran dari pengukuran dan perantara
penghubung antara yang ada dilapangan dengan ruang kontrol.
Differential Pressure Transmitter ini berfungsi untuk
mengirimkan data yang diukur dilapangan ke unit penerima pada
ruang kontrol (Control Room). Transmitter ini menggunakan
sistem dua kabel transmisi, dimana kabel tersebut berfungsi
sebagai pengiriman sinyal dan sebagai sumber tenaga,
Differential Pressure Transmitter ini mengukur sinyal proses
(input) yang dikirim dari lapangan kemudian diubah menjadi
sinyal instrument dengan range 4mA s/d 20mA, dengan indikasi
sebanding dengan 0% s/d 100%.
34
35
dan protokol untuk komunikasi. Modul input dan output
membentuk part komponen untuk DCS, Prosesor menerima
informasi dari modul input dan mengirim informasi ke modul
output. Modul input menerima informasi dari instrumentasi input
dalam sistem dan modul output mengirim ke instrumen output
pada sistem. Bus komputer atau bus elektrikal menghubungkan
prosessor dengan modul melalui multiplexer atau demultiplexer.
Mereka juga menghubungkan kontroller yang tersebar dengan
sentral kontroller dan akhirnya terhubung ke Human machine
Interface (HMI) atau panel kontrol.
36
37
Parameter yang perlu di jaga pada level control yaitu :
SH = 100.0
Set High (SH) merupakan range tertinggi pada level sistem
yang terpasang di lapangan.
SL = 0.0
Set Low (SL) merupakan range terendah pada level sistem
yang terpasang di lapangan.
PV = 66.5 %
Process Variable (PV) merupakan besaran atau variabel yang
akan dikendalikan. Dalam, sistem ini process variablenya
yaitu level. Process variable dalam sistem sebesar 66.5 %
yang artinya keadaan aktual di lapangan level pada steam
generator yaitu 66.5 %.
SV = 72.0 %
Set Value (SV) merupakan besar variabel proses yang
dikehendaki. Suatu kontroler akan selalu berusaha
menyamakan variabel terkendali terhadap set value. Dalam,
sistem ini set value yang dikehendaki sebesar 72.0 %.
MV = 3.69 m3/H
Manipulated Variable (MV) adalah masukan dari suatu proses
yang dapat diubah-ubah atau dimanipulasi agar process
variable besarnya sesuai dengan set value (sinyal yang
diumpankan pada suatu sistem kendali yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan keluaran sistem kontrol).
Dalam, sistem ini MV yaitu laju aliran (flow). Manipulated
variable dalam sistem sebesar 3.69 m3/H yang artinya untuk
mencapai set value level, laju aliran (flow) yang dibutuhkan
3.69 m3/H.
DV = -5.5
DV atau error adalah selisih antara set point dikurangi
variabel terkendali. Nilainya bisa positif atau negatif,
bergantung nilai set point dan variabel terkendali. Makin kecil
38
error terhitung, maka makin kecil pula sinyal kendali
kontroler terhadap plant hingga akhirnya mencapai kondisi
tenang (steady state).
4.3 Pengambilan Data
Data yang diperlukan untuk menganalisa karakteristik suatu
respon beserta transfer functionnya pada cascade control level
dan flow bottom medium pressure steam generator yaitu grafik
respon sistem yang diambil menggunakan software PI Process
Book. Data diambil pada saat kondisi start up. Data diambil pada
tanggal 10-07-2014 pada pukul 06:38:04 am sampai 12-07-2014
pada pukul 11:58:37 am.
4.4 Pengolahan Data
4.4.1 Pemodelan Plant Ammonia Storage
Hal-hal yang dilakukan untuk memodelan plant
deaerator adalah meninjau input dan output dari plant tersebut.
Input steam merupakan steam yang mempunyai pressure dari
turbin. Pressure didalam ammonia storage dijaga agar tidak
terjadi overpressure. Jika hal tersebut terjadi, maka pressure akan
dibuang ke atmosfir melalui safety valve. Berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan meliputi :
1. Spesifikasi Ammonia Storage
Diameter = 26000mm = 26 meter
Tinggi
= 20588mm = 20,588 meter
Laju aliran / flowrate (q) = 966,99
Keterangan:
Pi
= perubahan pressure ketika mengalami perindahan
(N/m2)
Po
= tekanan yang berada dalam deaerator (N/m2 )
= resistansi valve
R
C
= kapasitas pressure di dalam Ammonia storage
Rgas
= konstanta gas ( Nm / kgK .)
39
Pi( s )
RCs 1
d (p )
Pi Po
q
dq
dm
d
V
C
dp
dp
Karena kapasitas pressure dalam tangki (C) menggunkan hukum
kesetimbangan gas,
p
R R T
pv
gas
M
Maka nilai C berubah menjadi
V
C
n Rgas T
Pi Po
q
Ppipa Pamonnia
flowrate
54.16 51.32 N / m 2
966,99
kg / s
0,00294
V
C
n Rgas T
R
r 2 t
1 R T
40
m3
3,14 (13) 2 20,588
1 8,3144 ( 32 273) Nm / kgK .K
10925,23
m3
2003,788 Nm / kgK .K
5.4522 kgm 2 / N
Sehingga model matematis dari plant deaerator adalah :
Po( s )
1
Pi( s )
RCs 1
1
(0,00294 5,4522) s 1
1
0,016 s 1
4.4.2
41
Untuk menghitung niai Kp (Penguatan Pressure Transmitter)
didapatkan dari :
20 4
0,35
51,32 6
4.4.3
Gv
Kv
vs 1
Dimana :
K v : gain control valve
v : time constan control valve (s)
Dari persamaan diatas, maka berikut adalah perhitungan dari gain
control valve.
51.32 6
Kv
3,78
15 3
42
P max P min
P max
51.32 6
P
0,883
51.32
Sedangkan untuk mendapatkan nilai time constant, maka
digunakan rumus sebagai berikut.
P
Dimana
cv : time constant control valve (sekon)
v : waktu stroke penuh (1.7 sekon)
Rv : perbandingan konstanta waktu inverent terhadap
stroke (Rv = 0.03)
waktu
= 1,7 (0,883+0,03)
= 1,5521
Sehingga dari perhitungan akan didapatkan fungsi transfer dari
control valve :
Gv
Kv
3,78
v s 1 1,5521s 1
Kp
3,78
1,5521s 1
1 Pi (s )
0,0898s 1
43
0,35
0,63s 1
kp
Po( s )
1,5521s 1 0,08981s 1
3,78
1
0,35
Pi ( s )
1 kp
Pi ( s )
0,087822 s 3 8,42 s 2 1,384 s (1,323Kp 1)
Dari persamaan diatas, maka untuk mendapatkan Nilai Kdapat dicari dengan menggunakan analisa kestabilan Routh
Hourwitz:
p
0,087822
1,384
8,42
1,323Kp+1
1,323Kp+1
Dengan perhitungan nilai Kp sebagai berikut:
44
11,565458 0,1162 Kp
8,42
Kp 11,82
1 1,323Kp
45
Kcr
7
Pcr
3.1
Kontroller
Kp
Ti
3.5
PI
2.8
2.48
PID
4.2
1.55
Td
0.372
46
47
Kp=10 dan Kp=11. Semua nilai Kp tersebut dibuatlah grafik
untuk mengetahui kestabilan dari sistem tersebut. Dari grafik
tersebut diketahui sistem menunjukkan kestabilan yang paling
baik ketika nilai Kp= 7 dan dari grafik tersebut dapat diketahui
nilai Kcr= 7 dan nilai settling time sebesar 4 detik sedangkan
maksimal overshoot yaitu 1,2 dan nilai Pcr = 3,1. Suatu sistem
dapat dikatakan stabil apabila grafiknya pada awal proses
berbentuk osilasi kemudian berubah menjadi garis lurus yang
menyatakan sistem dalam keadaan stabil
48