1.1 PENDAHULUAN
Mempelajari sejarah dan perkembangan suatu ilmu merupakan hal yang sangat
penting. Banyak hal yang dapat diperoleh dari kajian sejarah. Walaupun memang dalam
pembahasan suatu sejarah dan perkembangan tersebut terdapat beberapa versi. Sejarah dan
perkembangan akuntansi membuat akuntan masa kini menghargai kontribusi pemikiran
terdahulu. Sejarah juga dapat berbicara tentang proses perkembangannya hingga sampai
pengembangan masa kini. Pentingnya mempelajari sejarah adalah untuk memahami praktik
dahulu, sekarang dan prediksi masa depan.
1.2 EVOLUSI DOUBLE ENTRY-BOOKKEEPING
Jantung akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem
ini melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada
suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit harus
selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika
terjadi kesalahan.
1.2.1 SEJARAH AWAL AKUNTANSI
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik -sekarang
dikenal sebagai pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping)- sudah dipahami di
Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar
(Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica
Geomaria, Proportioni et Proportionalita di Venice, Itali. Buku berbahasa Inggris pertama
diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543. Pendapat
mayoritas ilmuwan menyebutkan bahwa sistem pencatatan sederhana telah ada kurang lebih
tahun 3000 SM. Pada waktu tersebut sudah terbentuk peradaban tua yaitu peradapan KaldeaBabilonia, Asiria, dan Samaria yang dikenal sebagai pembentuk sistem pemerintahan pertama
di dunia, pembentuk sistem bahasa tulisan tertua, dan pembuat catatan tertua. Terdapat juga
peradapan Mesir yang terkenal dengan sistem perputaran mesin keuangan dan departemen.
Peradapan lain yaitu Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci
dalam dinasti Chao (1122 256 SM).
Kemudian peradapan Yunani dengan manajer estat Appoloniusnya yang bernama
Zenon yang memperkenalkan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang luas pada tahun
256 SM. Peradaban Roma juga turut andil dalam pengembangan sistem pembukuan yang
ditunjukkan dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat laporan
posisi keuangan dan hak warga negara tergantung pada tingkat kekayaan. Tidak mungkin
dilupakan adalah peran dari bangsa Arab atas sumbangan yang sangat berharga, yaitu sistem
numerik yang jauh lebih sederhana dari pada sistem numerik romawi. Tak bisa terbayangkan
apabila sistem akuntansi yang telah mencapai transaksi trilyunan masih menggunakan sistem
angka romawi. Apabila ditelusuri lagi, sistem penemuan akuntansi (double entry) pertama
adalah para pedagang. Para pedagang inilah yang dengan cepat menyebarkan sistem
akuntansi. Tak ada yang bisa menyangkal sebuah kebenaran bahwa bangsa Arab adalah
bangsa pedagang ulung dan nabi Muhammad sendiri sejak masih remaja ikut melakukan
perjalanan perniagaan. Peradaban Mesir juga merupakan pemegang kendali perdagangan
dunia pada masanya. Sebuah peradaban dengan perdagangn yang diterima dunia tidak
mungkin tidak mempunyai sistem perakuntasian yang memadai. Kehadiran pembukuan pada
berbagai peradapan tersebut di atas masing-masing telah memenuhi prasyarat tujuh
prakondisi yang dikemukakan oleh C. Littleton. Tujuh prasyarat tersebut adalah: seni
menulis, Aritmatika, kekayaan individu, uang sebagai perantara dalam perekonomian,
transaksi kredit, perniagaan dan modal. Sebenarnya buku pertama tentang pembukuan
berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pembukuan berpasangan ini
mendahului Paciolo kurang lebih dua ratus tahun. Bahkan Raymond de Rover
menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Itali yaitu pada pencapaian pedagangpedagang Itali kira-kira antara 1250 1400 dengan pembukuan berpasangan. Di Itali juga
disebutkan bahwa penggunaan akuntansi sebagai pengendalian manajemen sejak 1400.
Perkembangan akuntansi saat itu juga telah mengenalkan cost, accrual dan deferred. Bentukbentuk dasar akuntansi berpasangan yang belum sempurna telah ada dalam peradaban Inca
kuno dalam tahun 1577. Adanya fakta-fakta tersebut mengukuhkan bahwa peradapanperadaban kuno telah mengawali pembukuan jauh sebelum buku pastor Itali, Luca pacioli,
terbit.
1.2.2 KONTRIBUSI LUCA PACIOLI DAN PENGARUH ILMUWAN MUSLIM
Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa akuntansi lahir dari tangan seorang
pendeta Itali yang bernama Luca Pacioli yang juga terkenal sebagai bapak Akuntansi. Pada
tahun 1949 pacioli menerbitkan buku yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica,
proportioni at Proportionalita di Venice Itali. Buku tersebut memuat 36 bab yang
diantaranya terdapat dua bab dengan judul De Computis et Scripturis yang menyebutkan
double entry bookkeeping system. Pacioli bukanlah orang yang menemukan pembukuan
berpasangan, tetapi menuliskan dan menggambarkan praktik yang sudah ada. Dia
menyebutkan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberikan informasi yang tepat
waktu kepada pedagang tentang harta dan kewajibannya. Dia mengatakan, Semua
pencatatan harus dilakukan secara secara berpasangan, yaitu bahwa, jika Anda membuat
seseorang sebagai kreditor, Anda juga harus membuat orang lain sebagai debitor. Sebuah
transaksi tidak hanya berpengaruh pada suatu rekening tetapi juga akan berpengaruh terhadap
rekening yang lain. Tiga buku yang digunakan yaitu: memorandum, jurnal dan buku besar.
Pacioli juga menyarankan untuk membuat catatan diskriptif yang tidak hanya menyebutkan
nama pembeli dan penjual, ukuran, berat dan harga barang tetapi juga menyebutkan syarat
pembayaran secara kas atau tangguh (kredit). Disebutkan juga mata uang serta nilai
konversinya. Di saat yang sama dikarenakan waktu kongsi pendek, Pacioli juga menuliskan
penghitungan profit yang periodik dan penutupan buku. Berikut nasihat yang diberikan:
Adalah baik untuk menutup buku setiap tahun, khususnya jika Anda dalam kerjasama
dengan orang lain. Akuntansi membuat persahabatan berlangsung lama Secara umum buku
Pacioli tersebut adalah sumbangan besar bagi sejarah dan perkembangan akuntansi.
Walaupun beberapa literatur menyebutkan bahwa sebenarnya Pacioli bukanlah orang pertama
4. Pada abad ke-17 penggunaan akun persediaan terpisah untuk tipe barang yang berbeda.
Contohnya barang persediaan konsinyasi terpisah dengan yang lain, demikian juga dengan
barang dalam perjalanan dan barang dalam persekutuan (Yamey).
5. Dimulai dengan East India Company dalam abad ke-17 dan pertumbuhan korporasi yang
berkelanjutan akibat dari revolusi industri, menjadikan akuntansi mendapat perhatian yang
lebih lagi. Terbukti adanya pengembangan akuntansi biaya, pengakuan pada konsep
continuity, periodicity, dan sistem accrual.
6. Metode perlakuan aset tetap yang dikembangkan sebelum abad ke-18. Menurut Yamey:
Pertama, aset dibawa ke periode berikutnya dan selisih antara pendapatan dan beban secara
umum dimasukkan ke dalam aset, ditransfer ke akun profit and loss pada tanggal neraca.
Kedua, pengeluaran awal dan pengeluaran lainnya serta penerimaan di tutup pada tanggal
neraca dan selisih antara debit dan kredit dibawa ke periode berikutnya. Ketiga, aset dinilai
kembali naik dan turunnya pada tanggal neraca, kemudian hasilnya dibawa ke periode
berikutnya dan perbedaan saldonya di poskan ke akun profit and loss.
7. Sampai dengan abad ke-19, depresiasi kekayaan diperlakukan sebagai barang dagangan
yang tidak terjual. Meskipun tidak banyak digunakan, Saliero pada tahun 1915, membuktikan
adanya metode depresiasi garis lurus, metode menurun, sinking fund dan anuitas serta metode
cost unit. Setelah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi lebih umum.
8. Akuntansi biaya hadir pada abad ke-19 sebagai akibat revolusi industri. Akuntansi biaya
dimulai pada industri-industri tekstil pada abad ke-15.D. R. Scott mencatat konsekuensi
pabrik tekstil dalam The Cultural Significance of Account yang menyebutkan munculnya
akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur.
9. Perkembangan teknik akuntansi untuk pembayaran di muka dan akrual untuk
memungkinkan dilakukannya komputasi profit periodik terjadi pada paruh kedua abad ke-19.
10. Perkembangan laporan dana terjadi pada paruh kedua abad ke-19 dan abad ke-20. 11.
Pada abad ke-20 terjadi perkembangan metode-metode akuntansi yang menyangkut isu-isu
kompleks, dari masalah komputasi earnings per lembar saham, akuntansi untuk komputasi
bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa guna jangka panjang dan pensiun, sampai masalah
akuntansi yang krusial untuk produk baru dari rekayasa keuangan.
1.3 PERKEMBANGAN PRINSIP AKUNTANSI DI USA
Berbagai kelompok di USA, secara terus-menrus melakukan kajian-kajian untuk
mengembangkan akuntansi. Pengujian dan analisa kritis dilakukan terhadap teori-teori dan
prinsip-prinsip akuntansi. Ada empat fase dalam pengembangan akuntansi yang dapat
diidentifikasi. Pada fase pertama (1900 1933) manajemen sepenuhnya mengendalikan
pemilihan informasi keuangan yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Fase kedua (1933
1959) dan fase kedua (1959 -1973) lembaga-lembaga professional telah memainkan perannya
dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Pada fase fase (1959 sekarang) Financial
Accounting Standard Board (FASB) dan berbagai kelompok penekan pendorong terjadinya
politisasi akuntansi.
dari segi kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan
yang kontinuitas;
2. Modal dalam konsep Akuntansi Konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal
tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam konsep
Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa
barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang;
3. Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama
kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk
pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau nilai;
4. Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung
semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin,
sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau
harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk
kemungkinan bahaya dan resiko;
5. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal
pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam
dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal
pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari
sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempattempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak
boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal;
6. Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jualbeli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya
perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang
belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba
tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
Komponen laporan keuangan entitas Syariah meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan
sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana qardh dan catatan
atas laporan keuangan. Sedangkan komponen laporan keuangan konvensional tidak
menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana
zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana qardh.