Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PERILAKU INDIVIDU TERHADAP PRODUKTIVITAS

PERAWAT PADA RUANG RAWAT INAP RSUD LANTO DG PASEWANG


KABUPATEN JENEPONTO
INDIVIDUAL BEHAVIOR INFLUENCE ON PRODUCTIVITY NURSE IN
INPATIENT ROOM OF LANTO DG PASEWANG HOSPITAL
AT JENEPONTO
Asrie Abu1, Darmawansyah 1, Nurdin Brasit2
1

Bagian AKK, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin


2
Bagian Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi :
Asrie Abu SKM
Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP: 085241297667
Email : asrie_abu_movic@rocketmail.com

Abstrak
Produktivitas perawat merupakan elemen yang sangat penting dalam menciptakan kualitas pelayanan kesehatan
yang prima. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku individu terhadap produktivitas
perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan
perawat pada ruang rawat inap sebanyak 124 orang yang diperoleh melalui metode exhaustive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan
uji regresi liner berganda. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah ciri biografis, kepribadian, nilai,
kemampuan, persepsi, motivasi dan pembelajaran individu. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden berada pada kelompok umur 21-25 tahun sebesar 62,9%, berjenis kelamin perempuan sebesar 79,8%,
berpendidikan terakhir diploma sebesar 75%, belum menikah 67,7%, masa kerja 1-2 tahun sebesar 46% dan unit
kerja Lontara 2 sebesar 29,8%. Hasil analisis bedasarkan uji parsial menunjukkan bahwa ada pengaruh
kemampuan (p=0,039), persepsi (p=0,010), motivasi (p=0,032) dan pembelajaran individu (p=0,000) terhadap
produktivitas perawat pada ruang rawat inap sementara variabel ciri biologis (p=0,676), kepribadian (p=0,351)
dan nilai (p=0,918) tidak berpengaruh. Hasil analisis berdasarkan uji F menunjukkan bahwa variabel perilaku
induvidu yang terdiri dari ciri biografis, kepribadian, nilai, kemampuan, persepsi, motivasi dan pembelajaran
individu berpengaruhi secara bersama sama terhadap produktivitas perawat dimana Fhit 4,919 > Ftabel 2,67.
Sebagai kesimpulan bahwa perilaku individu berpengaruh berpengaruh terhadap produktivitas perawat.

Kata kunci : perilaku individu, produktivitas perawat, rawat inap

Abstract
Productivity of nurses is a very important element in creating vibrant health service quality. This study aimed to
analyze the influence of individual behavior on the productivity of nurses on hospital wards Lanto Dg Pasewang
Jeneponto. This research is quantitative research with cross sectional approach. The sample in this study is the
total number of nurses on wards 124 people acquired through the exhaustive sampling methods. Variables
measured in this study is a biographical traits, personality, values, skills, perception, motivation and individual
learning. Data were analyzed using multiple linear regression. Results showed no effect of ability (p = 0.039),
perception (p = 0.010), motivation (p = 0.032) and individual learning (p = 0.000) on the productivity of nurses
on the wards. While variable biological features (p = 0.676), personality (p = 0.351) and value (p = 0.918) had
no effect. For it is necessary to the management of hospitals Hospital Lanto Dg Pasewang that engage the
nurses to attend training which aims to improve the capability and capacity of nurses to practice nursing in
hospitals Lanto Dg Pasewang more qualified and nurses were more productive in accordance with the standards
PPNI.

Keywords: individual behavior, productivity nurse, inpatient room

PENDAHULUAN
Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien
dalam menciptakan pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan pasien. Salah satu
sumber daya manusia yang menjadi fokus utama dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah tenaga perawat sebab perawat merupakan tenaga kesehatan yang selalu berada pada
baris terdepan dalam proses interaksi dan mempunyai kontak yang kontinyu dengan pasien
sehingga memiliki pelayanan keperawatan akan menjadi tolak ukur bermutu tidaknya
pelayanan kesehatan sehingga perawat dituntut untuk selalu mengeluarkan kemampuan
terbaiknya dalam merawat pasien karena secara kuantitas perawat menjadi tenaga kerja
terbanyak, menyediakan pelayanan 24 jam penuh dan menyerap lebih dari 50% anggaran
rumah sakit (Muninjaya, 2004).
Produktivitas sangat dipengaruhi oleh perilaku individu seperti ciri biografis (usia,
jenis kelamin, status perkawinan dan masa kerja), kepribadian dan emosi, nilai dan sikap,
kemampuan individu, persepsi, motivasi, pembelajaran individu, dan pengambilan keputusan
individu (Robbins, 2003). Alat yang paling tepat untuk mengukur produktivitas perawat di
rumah sakit adalah dengan melakukan penilaian kinerja perawat berdasarkan standar
kompetensi perawat PPNI, yang meliputi pengkaijian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2002).
Berdasarkan data dari tahun 2008 - 2011, tingkat kehadiran pegawai tepat waktu
mengalami penurunan yang sangat drastis. Pada tahun 2008, rata rata tingkat kehadiran
perawat datang tepat waktu ke rumah sakit mencapai 40,01% namun di tahun 2009 turun
menjadi 32,52% dan di tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu turun
menjadi 15,375% serta di tahun 2011 kembali turun menjadi 15%.
Selain itu, berdasarkan laporan rekapitulasi kehadiran tenaga perawat pada instalasi
rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang pada tahun 2012 menunjukkan rendahnya kehadiran
perawat di semua unit perawatan yang ada di RSUD Lanto Dg Pasewang yaitu Lontara I
tingkat kehadirannya hanya 68,3%, Lontara II 66,1%, Lontara III 86,3%, VIP 89,4% dan ICU
91%. Berdasarkan data yang diperoleh terkait penilaian perawat dalam penerapan Model
Praktik Keperawatan Profesional pada unit perawatan RSUD Lanto Dg Pasewang
menunjukkan bahwa dari 5 ruang perawatan yang tersedia, belum semua perawat di ruang
perawatan tersebut menerapkan MPKP. Ruang perawatan yang belum menerapkan MPKP
tersebut adalah perawat yang bertugas di ruang Lontara I dan Lontara II.
Berdasarkan data keluhan pasien yang diperoleh dari RSUD Lanto Dg Pasewang dari
tahun 2010 - 2011 yang menunjukkan peningkatan jumlah keluhan dimana jumlah keluhan

pada tahun 2010 adalah 943 kemudian mengalami peningkatan di tahun 2011 yaitu 971
keluhan. Mayoritas jenis keluhan di atas merupakan keluhan pasien terhadap pelayanan
keperawatan.
Net Death Rate adalah angka kematian >48 jam pasien rawat inap/ 10.000 penderita
keluar (hidup + mati). Indikator ini digunakan untuk melihat mutu pelayanan di Rumah Sakit,
semakin rendah NDR berarti mutu pelayanan semakin baik. Pencapaian NDR pada Rumah
Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto dalam 3 (tiga) tahun terakhir
adalah pada tahun 2009 sebesar 4%, tahun 2010 sebesar 0,24% dan pada tahun 2011 menurun
menjadi 0,40%. Persentase NDR menunjukkan angka fluktuatif dari tahun ke tahun dan ratarata belum mencapai standar pelayanan minimal nasional NDR yaitu 0,24%. Length Os Stay
digunakan untuk mengukur efesiensi Rumah sakit. LOS pada tahun 2009 rata-rata 2 hari,
tahun 2010 rata-rata 2 hari, pada tahun 2011 sebesar 3 hari.
Hasil penelitian sebelumnya terkait produktifitas perawat yang dilakukan oleh
Hafizurrachman, dkk (2012) menunjukkan isi kebijakan kinerja keperawatan diketahui pada
adanya ketentuan minimum kemampuan perawat, perlindungan dan pengaturan beban kerja
perawat, standarisasi lingkungan minimum dan ketersediaan K3 dimana implementasi dan
hasil serta lingkungan kebijakan yang belum optimal.
Selain itu, penelitian terkait produktivitas perawat juga dilakukan oleh Tawale (2011)
menunjukkan motivasi kerja perawat dengan kecenderungan mengalami burnout diperoleh
hasil r sebesar -0,526 pada taraf signifikansi (p) 0,000 (p < 0,01). Dengan demikian, motivasi
kerja perawat mempunyai hubungan negatif dengan kecenderungan mengalami burnout pada
perawat di RSUD Serui-Papua.
Berdasarkan pemaparan fakta fakta terkait masalah kinerja perawat yang digunakan
sebagai alat untuk mengevaluasi dan mengukur produktivitas perawat yang diperoleh melalui
data pelaporan rumah sakit maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana perilaku individu
mempengaruhi produktivitas perawat yang diukur dengan menggunakan indicator kinerja
perawat berdasarkan standar kompetensi perawat PPNI di di RSUD Lanto Dg Pasewang
Kabupaten Jeneponto.

BAHAN DAN METODE


Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto pada
instalasi rawat inap. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional study.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan perawat pada ruang rawat
inap RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto. Prosedur pengambilan sampel
menggunakan metode exhaustive sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil keseluruhan
perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang yang berjumlah 124 orang.
Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah tersedia sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan dan
pelaporan RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, yang berfungsi
memberikan gambaran karakteristik populasi dan penyajian hasil deskriptif melalui frekuensi
dan distribusi dari variabel bebas dan variabel terikat. Analisis multivariat, dilakukan untuk
melihat pengaruh secara individual dan bersama sama antara variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Analisis data menggunakan aplikasi
komputer program SPSS.

HASIL
Karakteristik responden
Tabel 1 memperlihatkan sebagian besar responden berada pada kelompok umur 21-25
tahun sebesar 62,9%, berjenis kelamin perempuan sebesar 79,8%, berpendidikan terakhir
diploma sebesar 75%, belum menikah 67,7%, masa kerja 1-2 tahun sebesar 46% dan unit
kerja Lontara 2 sebesar 29,8%.
Analisis Univariat
Tabel 2 merupakan hasil statistik responden berdasarkan pernyataan terkait ciri
biografis, kepribadian, nilai, kemampuan, persepsi, motivasi, pembelajaran individu dan
produktivitas perawat. Berdasarkan table 2 dapat diketahui bahwa dari 124 responden yang
memberikan jawaban terkait variabel ciri biografis, maka diperoleh skor minimal 8 dan skor

maksimal 21 dengan skor rata rata 14,66 dimana nilai mediannya 14. Sementara itu standar
deviasinya 2,505.
Pada variabel kepribadian perawat, diperoleh skor minimal 12 dan skor maksimal 27
dengan skor rata rata 20,70 dimana nilai mediannya 21. Sementara itu standar deviasinya
2,486. Untuk variabel nilai, diperoleh skor minimal 5 dan skor maksimal 20 dengan skor rata
rata 15,62 dimana nilai mediannya 16. Sementara itu standar deviasinya 2,637. Sedangkan
pada variabel kemampuan perawat, diperoleh skor minimal 10 dan skor maksimal 24 dengan
skor rata rata 16,83 dimana nilai mediannya 17,50. Sementara itu standar deviasinya 3,967.
Pada variabel persepsi perawat, diperoleh skor minimal 9 dan skor maksimal 35
dengan skor rata rata 25,34 dimana nilai mediannya 26. Sementara itu standar deviasinya
4,983. Untuk variabel motivasi perawat, diperoleh skor minimal 9 dan skor maksimal 28
dengan skor rata rata 19,81 dimana nilai mediannya 19. Sementara itu standar deviasinya
3,470. Sedangkan pada variabel pembelajaran individu perawat, diperoleh skor minimal 6 dan
skor maksimal 23 dengan skor rata rata 17,81 dimana nilai mediannya 18. Sementara itu
standar deviasinya 3,043.
Sementara itu pada variabel produktivitas perawat diperoleh skor minimal 1 dan skor
maksimal 21 dengan skor rata rata 17,90 dimana nilai mediannya 18. Sementara itu standar
deviasinya 3,613.
Analisis Multivariat
Tabel 3 memperlihatkan pengaruh secara bersama sama antara variabel independen
terhadap dependen. Berdasarkan hasil uji ANOVA atau uji statistik F yang telah dilakukan
pada penelitian ini dikatehaui bahwa semua variabel independent pada penelitian ini (ciri
bioligis, kepribadian, nilai, kemampuan, persepsi, motivasi dan pembelajaran individu)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (produktivitas perawat) pada ruang
rawat inap di RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai Fhit 4,919 > Ftab 2,67 atau nilai probabilitas yang diperoleh 0,000 < 0,05.
Tabel 4 memperlihatkan koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependent. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
bahwa besarnya nilai R Square adalah 0,229. Hal ini berarti 22,9% variasi dari produktivitas
perawat dapat dijelaskan oleh variasi dari seluruh variabel independen yaitu ciri bioligis,
kepribadian, nilai, kemampuan, persepsi, motivasi dan pembelajaran individu sedangkan
sisanya (100% - 22,9% = 77,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model atau
dipengaruhi oleh factor lain. Sementara itu nilai koefisen korelasi R = 0.478 menunjukkan

tingkat kekuatan pengaruh variabel dependen secara bersama sama terhadap variabel
independen berada pada kategori sedang (0.478) untuk skala 0 1.
Hal ini berarti, variabel perilaku individu secara bersama sama berpengaruh secara
signifikan terhadap produktivitas perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang
Kabupaten Jeneponto dengan kekuatan pengaruh secara bersama sama berada pada kategori
sedang.
Tabel 5 menunjukkan pengaruh antara masing masing variabel independen terhadap
dependen. Pada variabel ciri biografis, hasil uji signifikansi pengaruh parsial tentang pengaruh
ciri biologis terhadap produktivitas perawat menunjukkan bahwa nilai p(0,676) > dari nilai
(0,05). Dengan demikian maka Ho terima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada pengaruh
antara variabel ciri biologis terhadap produktivitas perawat pada ruang rawat inap RSUD
Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto Tahun 2013.
Untuk variabel kepribadian perawat, hasil uji signifikansi pengaruh parsial tentang
pengaruh kepribadian terhadap produktivitas perawat menunjukkan bahwa nilai p(0,351) >
dari nilai (0,05). Dengan demikian maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak
ada pengaruh antara variabel kepribadian terhadap produktivitas perawat pada ruang rawat
inap RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto Tahun 2013.
Sementara itu, berdasarkan hasil uji signifikansi pengaruh parsial tentang pengaruh
nilai terhadap produktivitas perawat menunjukkan bahwa nilai p(0,918) > dari nilai (0,05).
Dengan demikian maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara
variabel kepribadian terhadap produktivitas perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg
Pasewang Kabupaten Jeneponto Tahun 2013.
Sedangkan untuk variabel kemampuan perawat, hasil uji signifikansi pengaruh parsial
tentang pengaruh kemampuan terhadap produktivitas perawat menunjukkan bahwa nilai
p(0,039) < dari nilai (0,05) dengan nilai korelasi sebesar 0,217. Dengan demikian maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti, kemampuan perawat berpengaruh secara signifikan
terhadap produktivitas perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten
Jeneponto dengan kekuatan pengaruh kategori lemah.
Pada variabel persepsi perawat, berdasarkan hasil uji signifikansi pengaruh parsial
tentang pengaruh persepsi terhadap produktivitas perawat menunjukkan bahwa nilai p(0,010)
< dari nilai (0,05) dengan nilai korelasi sebesar 0,292. Dengan demikian maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Hal ini berarti, persepsi perawat berpengaruh secara signifikan terhadap
produktivitas perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten
Jeneponto dengan kekuatan pengaruh kategori sedang.

Untuk variabel motivasi, berdasarkan hasil uji signifikansi pengaruh parsial tentang
pengaruh motivasi terhadap produktivitas perawat menunjukkan bahwa nilai p(0,032) < dari
nilai (0,05) dengan nilai korelasi sebesar 0,240. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti, motivasi perawat berpengaruh secara signifikan terhadap
produktivitas perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten
Jeneponto dengan kekuatan pengaruh kategori lemah. Selain itu, berdasakan uji signifikansi
pengaruh parsial variabel motivasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
produktivitas perawat dengan nilai koefisien B sebesar 0,200.
Sedangkan pada variabel pembelajarn individu, berdasarkan hasil uji signifikansi
pengaruh parsial tentang pengaruh pembelajaran individu terhadap produktivitas perawat
menunjukkan bahwa nilai p(0,000) < dari nilai (0,05) dengan nilai korelasi sebesar -0,164.
Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti, pembelajaran individu
perawat berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas perawat pada ruang rawat inap
RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto dengan kekuatan pengaruh kategori lemah.
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh persamaan terhadap hasil peneltian ini
adalah sebagai berikut :
Produktivitas = 11,765 + 0,173X4 + 0,172X5 + 0,200X6 + 0,431X7

PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kemampuan, persepsi, motivasi dan
pembelajaran individu perawat berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas perawat
sementara variabel ciri biografis, kepribadian dan nilai tidak memiliki pengaruh.
Variabel ciri biologis tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas perawat
disebabkan karena mayoritas perawat menjawab tidak setuju jika factor umur menjadi salah
satu penyebab menurunnya kinerja perawat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari 124 perawat
yang menjadi responden, semuanya memiliki usia produktif yaitu 20-35 tahun. Selain itu,
mayoritas perawat menyatakan kurang sepakat jika dikatakan perawat yang berjenis kelamin
perempuan lebih berkompeten menangani pasien ketimbang perawat yang berjenis kelamin
laki laki. Hal ini terbukti minimnya keluhan pasien terkait performa perawat laki laki saat
melayani mereka. Bahkan perawat laki laki menjadi tulang punggung pada setiap tim kerja
yang dimana setiap tim diisi oleh 1 orang perawat laki laki. Perawat laki laki selalu siaga dan
standby setiap saat jika para perawat wanita istirahat dimalam hari.
Selain itu, status perkawinan perawat bukan menjadi penghambat produktivitas
perawat sebab semua perawat yang sudah berkeluarga sangat rajin masuk kerja dan bahkan

mereka selalu datang tepat waktu meskipun dalam kondisi hamil sekalipun. Terkait masa
kerja perawat, baik perawat yang sudah berpengalaman dan perawat yang masih baru, sama
sama memiliki produktivitas yang lumayan baik. Hal ini disebabkan karena mayoritas
perawat mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja.
Variabel kepribadian tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas perawat
disebabkan karena mayoritas para perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang
memiliki kepribadian yang sangat baik. Hal tersebut terlihat ketika ada pasien atau keluarga
pasien yang mengeluh akibat pelayanan yang tidak maksimal, namun sikap yang ditunjukkan
oleh perawat tersebut adalah sikap profesionalisme sebagai seorang perawat, tetap percaya
diri dan menjawab dengan santai terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh pihak komplain
dan tetap menunjukkan sikap yang ramah dan sopan.
Variabel nilai tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas perawat pada ruang
rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto disebabkan karena mayoritas
para perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang memiliki nilai nilai yang
sangat sesuai dengan profesinya sebagai perawat yaitu pekerja keras. Mereka sangat
bertanggung jawab dalam melayani pasien meskpun ada pasien yang sudah memarahi atau
bahkan memaki maki mereka. Selain itu, nilai yang baik yang dimiliki oleh perawat juga
terlihat dari sikap mereka yang memiliki nilai empati, sopan, ramah, santun dan penolong.
Perawat ruang rawat inap di rumah sakit tersebut selalu melayani pasien dengan sopan dan
selau bersikap ramah kepada pasien.
Variabel kemampuan memiliki pengaruh terhadap produktivitas perawat disebabkan
karena mayoritas perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg Pasewang tidak memiliki
kemampuan yang mendukung dalam membuat rencana asuhan keperawatan secara
lengkap.yang terdiri dari tahap pengkaijian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi hingga evaluasi keperawatan. Hal tersebut disebabkan karena para perawat
tersebut sangat minim dalam hal mengikuti pelatihan pelatihan yang dapat menunjang profesi
mereka sebagai perawat terutama pelatihan terkait Model Praktik Keperawatan Profesional.
Terhitung dari 5 ruang rawat inap, masih ada 2 ruangan yang perawatnya belum menerapkan
MPKP secara lengkap yaitu Lontara 1&2. Masalah lain yang ditemukan terkait kemampuan
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah praktek pendokumentasian asuhan
keperawatan yang ada belum sesuai dengan standar dan para perawat jarang sekali dilakukan
personal hygene kepada pasien, seperti memandikan pasien. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Marchant (1999) yang menemukan adanya pengaruh factor

kemampuan individu, dan penekanan pada pengembangan motivasi intrinsik yang


mempengaruhi kinerja dalam organisasi perawatan kesehatan.
Variabel persepsi memiliki pengaruh terhadap produktivitas perawat disebabkan
karena mayoritas perawat memiliki persepsi yang sangat buruk terhadap kondisi lingkungan
rumah sakit tersebut akibat banyaknya keluhan perawat terkait kondisi RSUD Lanto Dg
Pasewang yang sangat jauh dari kata nyaman dalam bekerja. Hal ini disebabkan keluarga
pasien bebas keluar masuk rumah sakit sehingga jumlah mereka sangat tidak terkontrol dan
menginap di rumah sakit. Selain itu, para perawat juga mengeluhkan keterlamabatan
pembayaran insentif mereka, terutama perawat yang belum berstatus PNS atau masih pegawai
kontrak. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryanto, dkk
(2011) menemukan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dan
persepsi perawat tentang kepemimpinan dengan kinerja perawat pasca sertifikasi ISO
9001/2008 di RS PKU Muhammadiyah Gombong.
Variabel motivasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap produktivitas
perawat disebabkan karena semua masalah yang ada pada variabel motivasi mencakup semua
masalah masalah yang terdapat pada variabel yang berpengaruh pada penelitian ini
(kemampuan, persepsi dan pembelajaran individu) membentuk motivasi perawat menjadi
motivasi negative sehingga perawat memiliki motivasi yang kurang baik untuk meningkatkan
produktivitasnya sebagaimana standar PPNI. Mulai dari masalah kondisi lingkungan dan
system manajemen rumah sakit yang buruk, banyak ditemukan ketidak lengkapan
pendokumentasian rekam medis, jarangnya dilakukan personal hygine kepada pasien, masih
banyak perawat yang belum menerapkan MPKP, kadang terjadi konflik antar sesama perawat,
hingga sampai ke permasalahan minimnya pembelajaran individu yang diperoleh perawat
selama bekerja di rumah sakit tersebut sehingga berangkat dari persepsi yang buruk maka
perawat kurang termotivasi untuk meningkatkan produktivitasnya terutama persoalan
keterlambatan pembayaran insentif mereka. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Marchant (1999) yang menemukan adanya pengaruh factor kemampuan
individu, dan penekanan pada pengembangan motivasi intrinsik yang mempengaruhi kinerja
dalam organisasi perawatan kesehatan.
Variabel pembelajaran individu memiliki pengaruh terhadap produktivitas perawat
disebabkan karena pengalaman yang diperoleh perawat selama bekerja di RSUD Lanto Dg
Pasewang sangatlah minim. Berdasarkan distribusi masa kerja perawat, mayoritas memiliki
masa kerja paling lama 1-2 tahun yang jika berbicara pengalaman kerja, waktu 1-2 tahun itu
merupakan masa kerja yang terbilang singkat. Sehingga perawat yang ada di rumah sakit

kesulitan untuk menemukan orang yang tepat untuk dijadikan sebagai tempat untuk bertanya
dan berbagi pengalaman kerja. Salah satu hal yang turut berpengaruh besar terhadap masalah
pembelajaran individu perawat di RSUD Lanto Dg Pasewang adalah minimnya jumlah
perawat yang telah mengikuti pelatihan pelatihan yang dapat mengembangkan kapasitas
mereka sebagai seorang perawat professional.
Dengan minimnya kemauan atau inisiatif para perawat untuk mengembangkan
kapasitas mereka maka akan berdampak pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pasien sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap produktivitas perawat yang sesuai
standar PPNI. Hal ini juga sejalan dengan beberapa serangkaian penelitian yang dilakukan
oleh Hameed, dkk (2011) dengan menjadikan variabel pengembangan karyawan sebagai
variabel kunci. Hasil serangkaian penelitian tersebut menemukan adanya pengaruh antara
variabel pengembangan karyawan (pembelajaran individu, pengembangan keterampilan, self
directed, sikap karyawan) terhadap kinerja karyawan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian yang dilakukan menujukkan bahwa ada pengaruh antara
kemampuan, persepsi, motivasi dan pembelajaran individu teradap produktivitas perawat.
Sementara variabel ciri biografis, kepribadian dan nilai yang dimiliki perawat tidak
berpengaruh terhadap produktivitas perawat pada ruang rawat inap RSUD Lanto Dg
Pasewang Kabupaten Jeneponto. Diharapkan kepada pihak manajemen rumah sakit RSUD
Lanto Dg Pasewang agar menerapkan sistem keamanan dan disiplin yang lebih ketat di
lingkungan rumah sakit dengan menerapkan jadwal besuk secara teratur sehingga keluarga
pasien yang datang menjenguk dapat terkontrol dan dapat dibatasi jumlahnya. Selain itu,
diharapkan kepada pihak manajemen RSUD lanto Dg Pasewang agar mengakomodasi
peningkatan kapasitas perawat dengan mengadakan pelatihan pelatihan ataupun mengirim
para perawat untuk mengikuti pelatihan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan
dan kapasitas perawat sehingga praktik keperawatan di RSUD Lanto Dg Pasewang lebih
berkualitas dan perawatnya pun lebih produktif yang sesuai standar PPNI. Serta diharapkan
kepada pihak manajemen rumah sakit agar tepat waktu dalam membayar insentif perawat
sebab pembayaran insentif perawat sering mengalamai keterlambatan pembayaran sehingga
para perawat semakin termotivasi dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA
Hafizurrachman; Trisnantoro; Bachtiar. (2012). Kebijakan Keperawatan Berbasis Kinerja Di
RSU Tangerang. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 15 No. 1.
Hameed Abdul; Aamer Waheed. (2011). Employee Development and Its Affect on
Employee Performance A Conceptual Framework. International Journal of
Business and
Social Science. Vol. 2 No. 13.
Ibrahim, Ahmadi. (2010). Pengaruh Karakteristik dan Kemampuan Individu Terhadap Kinerja
Perawat Di RSUD Ciamis. Jurnal Keperawatan
Marchant, Teresa. (1999). Strategies For Improving Individual Performance And Job
Satisfaction At Meadowvale Health. Journal of Management Practice. Vol. 2 No. 3.
Muninjaya A. A, Gde. (2004). Manajemen Kesehatan, edisi kedua. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Robbins, S, P. (2006). Perilaku Organisasi ; edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.
Septiahadi. (2009). Pengaruh karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Perawat Di
RSUD Majalengka. Jurnal Keperawatan.
Suryanto; Sutomo; Setyawati. (2011). Kepuasan Kerja Dan Persepsi Perawat Tentang
Kepemimpinan Dengan Kinerja Perawat Pasca Sertifikasi ISO 9001/2008. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 14.
Tawale, Efa Novita. (2011). Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan
Kecenderungan mengalami Burnout pada Perawat di RSUD Serui Papua.
Fakultas
Psikologi Universitas Hang-Tuah Surabaya. Jurnal INSAN. Vol. 13 No. 02.
Witular, Darma. (2009). Pengaruh Ciri Biologis, Motivasi Dan Pembelajaran Individu
Terhadap Produktivitas Perawat di RSUD Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Jurnal
Keperawatan.

Lampiran :
Tabel 1. Karakteristik responden
Karakteristik responden
Umur
20 tahun
21--25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun

N
2
78
34
10

%
1,6
62,9
27,4
8,1

Jenis kelamin

Laki-laki
Perempuan

25
99

20,2
79,8

Pendidikan

SPK
Diploma
S.Kep
S.Kep+Ners

1
93
15
15

0,8
75,0
12,1
12,1

Status Perkawinan

Kawin
Tidak Kawin

25
99

20,2
79,8

Masa Kerja

0 tahun
1-2 tahun
3-4 tahun
5-6 tahun
7-8 tahun

4
57
39
10
14

3,2
46
31,5
8,1
11,3

RPK
ICU
VIP
Lontara 3
Lontara 2
Sumber : Data Primer, 2013

9
19
30
29
37

7,3
15,3
24,2
23,4
29,8

Unit Kerja

Tabel 2. Analisis univariat


Variabel Penelitian
Ciri Biografis

Mean
14,66

Median
14,00

Std. Deviasi
2,505

Min.

Max.
21

Kepribadian

20,70

21

2,486

12

27

Nilai Perawat

15,62

16

2,637

20

Kemampuan

16,83

17,50

3,967

10

24

Persepsi

25,34

26

4,983

35

28

Motivasi

19,81

19

3,470

Pembelajaran

17,81

18

3,043

23

Produktivitas

17,90

18

3,613

21

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 3. Hasil uji signifikansi simultan (uji F)


Model
Regression
Residual
Total

Sum of Squares
367.544
1238.093
1605.637

Df

Mean Square
52.506
10.673

7
117
124

F
4.919

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4. Koefisien determinasi


R
R Square
Adjusted R Square
.478a
.229
.182
Sumber : Data Primer, 2013

Std. Error of the Estimate


3.267

Tabel 5. Uji signifikansi pengaruh parsial

Model

Unstandardized
Coefficients
B
11.765
-.050
.149
.016
.173
.172
.200

Sig.

-.041
.098
.130
.217
.292
.240

3.450
-.419
.936
.103
2.088
2.608
2.169

.001
.676
.351
.918
.039
.010
.032

.431

.564

3.933

.000

(Constant)
Ciri Biografis
Kepribadian
Nilai
Kemampuan
Persepsi
Motivasi
Pembelajaran
Individu
Sumber : Data Primer, 2013

Sig.
.000a

Anda mungkin juga menyukai