Anda di halaman 1dari 4

57

BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji analisis rhodamin B yang dilakukan di Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Kabupaten Cirebon terhadap 14 sampel jajanan berwarna
merah mencolok pada jajanan makanan dan minuman yang dijual di SDN Kartini IV
Kota Cirebon didapatkan hasil 14 sampel jajanan berwarna merah mencolok tersebut
negatif mengandung zat perwarna berbahaya rhodamin B dengan presentase 100%.
Hasil penelitian tersebut juga serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan pada
jajanan anak sekolah dasar di Kota Solo. Pada penelitian tersebut didapatkan dari
lima sampel saos tomat mengandung perwarna sintetis yaitu Sunset yellow Cl 15985,
Kuning CFC, Orange red dan Ponceau 4R Cl 16255 dengan rerata penggunaan
186.98 ppm 299.29 ppm, jumlah tersebut masih di bawah standar maksimum SNI.
Sedangkan pada jajanan jenis minuman berupa sirup teridentifikasi bahwa kelima
merek sirup tersebut mengandung pewarna sintetis Tatrazine Cl 19410, Ponceau 4R
Cl 16255, dan Carmoisin Cl 14720 dengan rerata penggunaan 29.78 38.16 ppm,
jumlah tersebut masih di bawah standar maksimum. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dari keseluruhan sampel saus tomat dan sirup yang diambil mengandung pewarna
sintetis, tetapi pewarna sintetis yang digunakan merupakan pewarna sintetis yang
diizinkan

di

Indonesia

sesuai

dengan

Peraturan

Menkes

RI

Nomor

722/Menkes/Per/IX/88 (Kartika Ratna Dewanti, 2009). Penelitian lain yang dilakukan


pada produk pangan yang beredar di Jakarta dan Ciputat menunjukkan pewarna

58

sintetis yang terkandung di sebagian besar sampel yang dianalisis adalah pewarna
yang memungkinkan penggunaannya untuk makanan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan RI seperti Sunset yellow, ponceau 4R, tartrazine, dan carmoisin (La ode
Sumarlin, 2010).
Pada penelitian sebelumnya, rhodamin B memang masih banyak ditemukan
dalam jajanan anak sekolah seperti pada penelitian pada makanan dan minuman
jajanan anak sekolah dasar di Kota Padang, ditemukan bahwa 7.84% sampel jajanan
yang mengandung rhodamin B yaitu delapan dari 102 sampel. Sampel diambil secara
random pada tempat penjual makanan dan minuman di SD yang mewakili setiap
kecamatan di Kota Padang (Sonia, 2008). Penelitian pada jajanan anak sekolah dasar
yang di lakukan di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara menunjukkan
dari 28 sampel yang diteliti 3 diantaranya positif mengandung rhodamin B (Jansen
Silalahi, 2011). Hasil penelitian sebelumnya tersebut menunjukkan bahwa dari
banyaknya sampel yang diambil hanya sebagian kecil saja yang positif mengandung
rhodamin B. Sedangkan hasil penelitian uji sampel terhadap 17 pedagang bakso tusuk
yang berjualan di lingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan Bangkaning bahwa
hampir seluruh pedagang menggunakan boraks pada produk bakso tusuk
(Nurkholidah, 2012). Selain itu pada penelitian lainnya juga ditemukan penggunaan
formalin pada seluruh sampel otak-otak yang diambil (Harsojo, 2013). Hal tersebut
menunjukkan bahwa lebih banyak terjadi pencemaran makanan yang mengandung
formalin atau boraks daripada yang mengandung rhodamin B.

59

Hasil analisis beberapa penelitian menyatakan bahwa rhodamin B dapat


membahayakan kesehatan manusia yaitu tidak dapat dicerna oleh tubuh dan akan
mengendap secara utuh dalam hati sehingga dapat menyebabkan keracunan hati.
Pengaruh toksisitas yang teramati biasanya bersifat akut saja yaitu yang pengaruhnya
cepat terjadi, sedangkan pengaruh kronis biasanya tidak dapat diketahui dengan cepat
karena manusia yang normal memiliki toleransi yang tinggi terhadap racun dalam
tubuh dengan adanya mekanisme detoksifikasi. Selain itu pembeli juga diduga tidak
mengkonsumsi menu yang sama setiap harinya. Efek toksik yang disebabkan oleh
makanan yang mengandung pewarna sintetis tergantung pada banyaknya intake
pewarna sintetis yang berbahaya dan daya tahan seseorang karena dalam tubuh
manusia terdapat proses detoksifikasi di dalam tubuh. Laporan gangguan kesehatan
yang akut sebagai akibat mengkonsumsi pewarna yang berbahaya belum pernah
diperoleh karena diduga sulit mengenali penyakit ini (Sumarlin, 2012).
Uji toksisitas zat warna rhodamin B terhadap hewan menunjukkan terjadinya
perubahan bentuk dan organisasi sel dalam jaringan hati dari normal ke patologis. Sel
hati mengalami perubahan menjadi nekrosis dan jaringan sekitarnya mengalami
disintegrasi. Kerusakan jaringan hati ditandai dengan terjadinya piknotik dan
hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak, dan sitoklis dari sitoplasma.
Degenerasi lemak terjadi akibat terhambatnya pasokan energi dalam hati yang
digunakan untuk mengeluarkan trigliserida dan mengakibatkan nekrosis hati
(Djarismawati, 2004).

60

Berdasarkan hasil wawancara dengan kuesioner terhadap sejumlah pedagang


yang barang dagangannya dicurigai mengandung rhodamin B, yakni jajanan yang
memiliki warna merah yang mencolok didapatkan hasil sebanyak 77.8% pedagang
sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap penggunaan zat pewarna
berbahaya pada makanan ataupun minuman. Penelitian yang dilakukan oleh Sri
Sugiyatmi (2006) didapatkan hasil 24 jajanan tradisional dari jumlah 48 sampel
jajanan tradisional di pasar-pasar Kota Semarang positif mengandung jenis bahan
pewarna berbahaya. Dari hasil wawancara pada penelitian tersebut didapatkan
sebanyak 64.6% pedagang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, dan sebanyak
68.6% pedagang memiliki sikap kurang baik terhadap penggunaan zat pewarna
berbahaya pada makanan. Selain itu, pada penelitian lain didapatkan hasil 11.1% dari
18 sampel yang diambil pada minuman jajanan di Surabaya positif mengandung
rhodamin B, dengan tingkat pengetahuan sebagian besar (75%) penjual tentang bahan
tambahan pangan (pewarna sintetis) tergolong rendah. Alasan yang dikemukakan
oleh sebagian besar pedagang (75%) tentang penggunaan bahan pewarna sintetis
dalam minuman jajanan adalah harga pewarna sintetis tidak mahal dan tergolong
praktis. Dengan menggunakan pewarna sintetis, penjual dapat menghemat waktu dan
biaya (Ony ardiani, 2004). Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
signikan antara tingkat pengetahuan dan sikap pedagang mengenai pewarna terlarang
terhadap penggunaan pewarna terlarang dalam makanan ataupun minuman.

Anda mungkin juga menyukai