Bab Vi
Bab Vi
BAB VI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji analisis rhodamin B yang dilakukan di Laboratorium
Kesehatan Lingkungan Kabupaten Cirebon terhadap 14 sampel jajanan berwarna
merah mencolok pada jajanan makanan dan minuman yang dijual di SDN Kartini IV
Kota Cirebon didapatkan hasil 14 sampel jajanan berwarna merah mencolok tersebut
negatif mengandung zat perwarna berbahaya rhodamin B dengan presentase 100%.
Hasil penelitian tersebut juga serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan pada
jajanan anak sekolah dasar di Kota Solo. Pada penelitian tersebut didapatkan dari
lima sampel saos tomat mengandung perwarna sintetis yaitu Sunset yellow Cl 15985,
Kuning CFC, Orange red dan Ponceau 4R Cl 16255 dengan rerata penggunaan
186.98 ppm 299.29 ppm, jumlah tersebut masih di bawah standar maksimum SNI.
Sedangkan pada jajanan jenis minuman berupa sirup teridentifikasi bahwa kelima
merek sirup tersebut mengandung pewarna sintetis Tatrazine Cl 19410, Ponceau 4R
Cl 16255, dan Carmoisin Cl 14720 dengan rerata penggunaan 29.78 38.16 ppm,
jumlah tersebut masih di bawah standar maksimum. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dari keseluruhan sampel saus tomat dan sirup yang diambil mengandung pewarna
sintetis, tetapi pewarna sintetis yang digunakan merupakan pewarna sintetis yang
diizinkan
di
Indonesia
sesuai
dengan
Peraturan
Menkes
RI
Nomor
58
sintetis yang terkandung di sebagian besar sampel yang dianalisis adalah pewarna
yang memungkinkan penggunaannya untuk makanan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan RI seperti Sunset yellow, ponceau 4R, tartrazine, dan carmoisin (La ode
Sumarlin, 2010).
Pada penelitian sebelumnya, rhodamin B memang masih banyak ditemukan
dalam jajanan anak sekolah seperti pada penelitian pada makanan dan minuman
jajanan anak sekolah dasar di Kota Padang, ditemukan bahwa 7.84% sampel jajanan
yang mengandung rhodamin B yaitu delapan dari 102 sampel. Sampel diambil secara
random pada tempat penjual makanan dan minuman di SD yang mewakili setiap
kecamatan di Kota Padang (Sonia, 2008). Penelitian pada jajanan anak sekolah dasar
yang di lakukan di Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara menunjukkan
dari 28 sampel yang diteliti 3 diantaranya positif mengandung rhodamin B (Jansen
Silalahi, 2011). Hasil penelitian sebelumnya tersebut menunjukkan bahwa dari
banyaknya sampel yang diambil hanya sebagian kecil saja yang positif mengandung
rhodamin B. Sedangkan hasil penelitian uji sampel terhadap 17 pedagang bakso tusuk
yang berjualan di lingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan Bangkaning bahwa
hampir seluruh pedagang menggunakan boraks pada produk bakso tusuk
(Nurkholidah, 2012). Selain itu pada penelitian lainnya juga ditemukan penggunaan
formalin pada seluruh sampel otak-otak yang diambil (Harsojo, 2013). Hal tersebut
menunjukkan bahwa lebih banyak terjadi pencemaran makanan yang mengandung
formalin atau boraks daripada yang mengandung rhodamin B.
59
60