SKRIPSI
OLEH :
DAME MELFA BR DAMANIK
NIM. 071000219
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
SKRIPSI
Oleh:
Dame Melfa Br Damanik
NIM 071000219
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul:
TINDAKAN MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG
HIGIENE SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI
KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN
TUNTUNGAN
Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh:
DAME MELFA BR DAMANIK
NIM. 071000219
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 16 Desember 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji
Penguji I
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
ABSTRAK
Tindakan Murid dan Penjual Makanan Jajanan Tentang Higiene Sanitasi
makanan Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan
Medan Tuntungan
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan harus
memenuhi syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan sehingga makanan jajanan
yang diproduksi benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh murid
sekolah
dasar se
ahui tindakan
murid t bagai konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetan dan untuk
mengetaentang higiene individu dalam mengkonsumsi makanan jajanu dan sanitasi
makana hui tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene
Jindivid n jajanan.
Sekolah Dasar
Negeri enis penelitian ini bersifat deskriptif dan lokasi penelitian di opulasi dalam
penelitiKelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Ppel berjumlah
80 anakan ini murid sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6 dengan jumlah sam berjumlah 8
orang. , sedangkan jumlah sampel untuk penjual makanan jajanan
giene individu
dalam Hasil penelitian diketahui bahwa tindakan murid SD tentang hibesar 11,25%,
sedangkmengkonsumsi makanan jajanan berada pada kategori baik setasi makanan
jajananan tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene sani
Disayang berada pada kategori baik sebanyak 12,50%.
itasi makanan
rankan
untuk
dilakukan
upaya
peningkatan
pengetahuan
san
serta m
nitasi penjual
makanaelakukan pembinaan dan pengawasan terhadap higiene dan itasi makanan
jajanan sa n jajanan sekolah sehingga akan tercipta kondisi higiene danan pengarahan
dan pensan yang lebih baik. Kepada kepala sekolah hendaknya
n jajanan yang
dikonsumemberik yuluhan kepada murid sekolah dasar mengenai
sanitasi dari
penjual bahaya makana msi bila tidak memperhatikan higiene
individu dan higiene makanan jajanan melalui petugas Usaha
Kata KKesehatan Sekolah.
higiene dan
sanitasi.
unci : tindakan, murid SD, penjual makanan jajanan,
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
ABSTRACT
Tindakan Murid dan Penjual Makanan Jajanan Tentang Higiene Sanitasi
makanan Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani
Kecamatan Medan Tuntungan
Snacks have become an integral part of community life, both in urban and in
rural areas. Snacks must meet nutritional requirements, sanitation, safety and
health so that food produced snacks truly safe and healthy for consumption by
primary school students as consumers. The purpose of this research is to know about
hygiene measure
food
s individual student in snacks and to determine actions
vendors hawker
on the i
ndividual hygiene and sanitation, food
State Primary
Schoolshawker
population in
This
kind
of
research
is
descriptive
and
research
sites
in
this stu
er of samples
amountethe
food vendors
amounte Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.
dy of primary school students grade 4, 5 and 6 with the numbhe actions of
individud to 80 children, while the number of samples for hawker hile the act of
hawker d to 8 people.
er category of
12.50%.The research note that elementary school students about t
al hygiene in snacks are good for the category of 11.25%, witation and to
provide food vendors on food sanitation, hygiene snacks that are on eiths nack vendors
that will
er. The school
principaRecommended to be efforts to increase knowledge of food
hool students
san
guidance
and
supervision
of
hygiene
and
sanitation
of
about th
r hygiene and
sanitati school create conditions of hygiene and sanitation hawker chool Health.
food bett
Keywor l should provide guidance and counseling to elementarynitation.
sc e dangers of snack consumed if the individual does not
conside on hygiene of hawker food vendors through business
officer of S
ii
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
: Kristen Protestan
Status Perkawinan
: Kawin
: 4 orang
Alamat Rumah
Alamat Kantor
Riwayat Pendidikan
Riwayat pekerjaan
iii
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih
dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Tindakan Murid dan Penjual Makanan Jajanan Tentang Higiene Sanitasi
Makanan Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan
Medan Tuntungan.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ibunda, Suami dan
telah baAn nyak memberikan dukungan dan doa kepada penulis
ak-anak yang
menyelesaikan
pendididalam kan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Ibu Ernawati
Nasution,SKM,Mkes dan Dosen Pembimbing II Ibu Dr.Ir. Zulhaida Lubis, MKes
serta Dosen Pembanding I Ibu Dr.Ir.Evawani Y.Aritonang, MSi, dan Dosen
Pembanding II Ibu
pikirannya dalam memberi saran, kritikan dan bimbingan kepada pen ulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, u ntuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaika n terima kasih
kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra.Jumirah, Apt, MKes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat
iv
Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Abstrak........................................................................................................................
i Abstrac ........................................................................................................................
ii Riwayat Hidup Penulis .............................................................................................
iii Kata Pengantar..........................................................................................................
iv Daftar Isi .....................................................................................................................
vi Daftar Tabel ...............................................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang......................................................................
1.2. Perumusan
Masalah..............................................................
1.3. Tujuan
Penelitian..................................................................
1.3.1. Tujuan Umum
...........................................................
BAB II
1.3.2. Tujuan Khusus
..........................................................
1.4. Manfaat
Penelitian................................................................
...............
...............
...............
...............
...............
...............
1
4
5
5
5
5
...............
6
...............
6
...............
7
...............
8
............... 10
TINJAUAN PUSTAKA
............... 12
2.1. Makanan
............... 12
................................................................................
............... 13
2.1.1. Makanan
............... 14
Jajanan.......................................................
............... 14
2.1.2. Jenis Makanan Jajanan
............... 14
.............................................
............... 14
2.1.3. Ciri-Ciri Makanan Jajanan Yang Sehat
............... 15
...................
............... 15
2.1.4. Pengaruh Positif Dan Negatif Makanan Jajanan................... 15
2.2.2.4.1.
FaktorPemilihan
Penyehatan
Bahan Makanan...................................................... 16
2.4.2. Penyimpanan Bahan Makanan ................................................ 16
2.4.3. Pengolahan Makanan ............................................................... 17
2.4.4. Penyimpanan Makanan............................................................ 18
2.4.5. Pengangkutan Makanan........................................................... 19
2.4.6. Penyajian Makanan.................................................................. 19
2.5. Tindakan...............................................................................................
20
2.5.1. Tindakan Murid Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat.......................................................................................... 20
2.5.2. Tindakan Penjual Makanan Jajanan ....................................... 21
2.6. Kerangka Konsep ................................................................................
22 vi
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
vii
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi jumlah murid Sekolah Dasar Negeri No.064023
berdasarkan kelas dan jenis kelamin tahun 2009................................. .
30
Tabel 4.2. Distribusi jumlah murid Sekolah Dasar Negeri No.060971
berdasarkan kelas dan jenis kelamin tahun 2009................................. .
31
Tabel 4.3. Distribusi jumlah murid Sekolah Dasar Negeri No.065015
berdasarkan kelas dan jenis kelamin tahun 2009 ................................ .
32
Tabel 4. 4. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
...................
Tabel 4.
5. Distribusi responden berdasarkan
Tabel 4. umur.................................
...............
34
...............
34
...............
35
35
36
36
37
37
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
viii
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
41
42
42
43
ix
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas manusia adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi
oleh keadaan gizi (Depkes RI, 1999).
Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh
karena tu,
i tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Sala h satu upaya
kesehatan tersebut adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolahs ar usia 7-12
tahun. da Gizi yang baik akan menghasilkan SDM (Sumber DayaManusia) yang
berkuali tas yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta p roduktif. Jadi
perbaikan gizi anak sekolah dasar khususnya merupakan langkah strategis karena
dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM berku alitas (Depkes
RI, 2005).
Dari penelitian Balai Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI
tahun 1991, dinyatakan sebagian besar (93%) anak sekolah dasar tidak sempat makan
pagi, baik di kota maupun di desa. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal antara
lain terbatasnya waktu yang tersedia di pagi hari, orangtua yang tidak sempat
menyediakan makanan atau pun anak yang tidak berselera untuk makan pagi.
Makanan
jajanan
menjadi
populer
karena
keberadaannya
yang
sangat
membantu
1
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
2
masyarakat. Harga makanan jajanan yang relatif murah, mudah didapat dan banyak
ragamnya juga dirasa sangat membantu bagi orangtua murid (Depkes RI, 1994).
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan, konsumsi makanan jajanan di
masyarakat diperkirakan terus meningkat seiring waktu. Data hasil survey sosial
ekonomi nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (1999) menunjukkan
bahwa persentase pengeluaran rata-rata perkapita per bulan
uk perkotaan
untuk m pendud akanan jajanan meningkat dari 9,19% pada tahun 1996 i 11,37% pada
tahun 1 menjad
sumsi remaja
itu kontribusi
5% energi dan
4,2% prSementara
n jajanan terhadap konsumsi anak usia sekolah menyumbang
menurut5, otein ( Mudjajanto, 2006).
lan
tersebut,
siko terhadap
syarat kan karena penanganannya sering tidak higienis yang memungki anak sekolah
dasar. Namun
demikian
pedagangBanyak
makanan
jajanan
terkontaminasi
olehkehadiran
mikroba beracun.
jajanan
yang anak
tid di sekolah
hendaknya tidak dilarang, karena hal ini juga berperan dalam menopang
perekonomian terutama di sektor informal.
Secara umum penyakit bawaan makanan (foodborne diseases) merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Karena penyakit ini
dianggap
bukan
termasuk
penyakit
yang
serius
maka
seringkali
kasus-
kasusnya
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
3
kurang terlaporkan. Padahal, gizi buruk dan gangguan pertumbuhan anak-anak
adalah dua konsekuensi serius yang ditimbulkan oleh berulangnya episode
penyakit ini. Diare merupakan gejala umum dari penyakit bawaan makanan yang
mudah dikenali. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menemukan bahwa
diantara 100.000 balita terdapat 75 anak balita yang meninggal akibat diare
tiap tahunnya (Februhartanty, 2004).
Menurut Februhartanty (2004) dari hasil wawancara terhadap pedagang
makanan jajanan di daerah Jakarta Timur tahun 2004 menunjukkan b ahwa mereka
tidak mengetahui apakah BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang me reka gunakan
adalah yang dilarang atau tidak oleh pemerintah. Mereka umumnya menggunakan
BTP yang mudah didapat, murah dan dapat memberikan penampilan m akanan yang
menarik tanpa mencari tahu apakah itu dapat membahayakan bagi kes ehatan. Lebih
jauh lagi, diketahui bahwa makanan jajanan yang dijajakan u mumnya tidak
dipersiapkan dengan baik dan bersih. Tambahan lagi kebanyakan pen jaja makanan
tersebut mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penanganan pangan yang
aman. Mereka juga kurang mempunyai akses terhadap air bersih
fasilitas cuci
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
4
mengawasi dan membina para pedagang makanan jajanan tersebut supaya
menjaga mutu, keamanan dan kebersihan dagangannya (Muslim, 2004).
Tujuan
suatu
penyelenggaraan
makanan
jajanan,
sama
seperti
dihasilk
memenuhi
gizi, sanitasi, keamanan dan
kesehatan sehingga makanan
syarat
diprodu
sekolahkonsumen
dasar sebagai
(Depkes RI, 1996).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan dari observasi awal yang
dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa masih kurangnya higiene individu murid
dimana murid tidak mencuci tangan sebelum memakan makanan jajaja n dan penjual
makanan jajanan biasanya tidak menutup makanan yang dijual. Maka p enulis tertarik
untuk mengadakan penelitian tentang bagaimana tindakan murid dan penjual
makanan jajanan tentang higiene dan sanitasi makanan di Sekolah Dasar Negeri
Kelurah an Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2009.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana tindakan murid dan penjual
makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan di Sekolah Dasar Negeri
Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan .
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
5
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tindakan murid dan penjual makanan jajanan tentang
higiene sanitasi makanan di SD Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan
Medan Tuntungan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tindakan murid tentang higiene individu dalam
mengkonsumsi makanan jajanan di SD Negeri Kelurahan Kemenangan
Tani Kecamatan Medan Tuntungan.
2. Untuk mengetahui tindakan penjual makanan jajanan
ntang higiene
Tani
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Makanan
Suatu makanan terdiri dari sejumlah makanan padat dan cair yang dikonsumsi
seseorang atau sekelompok penduduk (Harper dkk, 1986). Sedangkan menurut
Depkes RI (2001) makanan mempunyai pengertian sebagai segala sesuatu yang
dikonsumsi melalui mulut untuk kebutuhan tubuh agar tubuh sehat.
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat
melangsungkan kehidupan selain kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan selain
mengandung nilai gizi juga merupakan media untuk dapat berkem bang biaknya
mikroba atau kuman terutama makanan yang mudah membusuk yang mengandung
kadar ai r serta nilai protein yang tinggi. Kemungkinan lain masuknya atau beradanya
bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, residu pestisida serta bahan lainnya
antara la in debu, tanah, rambut manusia dapat berpengaruh buruk terha dap kesehatan
manusia (Depkes RI, 2004).
2.1.1. Makanan Jajanan
Bila kita tidak sempat makan dirumah, kita bisa membeli makanan yang
dijajakan oleh orang dan ini yang dinamakan makanan jajanan (Anonim, 2003).
Menurut Irianto, K (2007) makanan jajanan adalah makanan yang banyak ditemukan
dipinggir jalan yang dijajakan dalam berbagai bentuk, warna, rasa serta ukuran
sehingga menarik minat dan perhatian orang untuk membelinya.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
7
2.1.2. Jenis Makanan Jajanan
Jenis makanan jajanan menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (1998)
yang dikutip oleh Sitorus (2007) dapat digolongkan menjadi (3) tiga golongan, yaitu:
1. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, misalnya kue-kue kecil,
pisang goreng, kue bugis dan sebagainya.
2. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecal, mie bakso, nasi
goreng, mie rebus dan sebagaianya.
3. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti ice cream, s campur, jus
buae h dan sebagainya.
Penjualan dan penjaja makanan jajanan dapat digolongkan menjadi (3) tiga
golongan, yaitu:
1. Penjaja diam, yaitu makanan yang di jual sepanjang hari pada warung-warung
yang lokasinya tetap di satu tempat.
2. Penjaja setengah diam, yaitu mereka yang berjualan dengan
netap di satu
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
8
a. Tidak menderita penyakit mudah menular misal: batuk, filek, influensa, diare,
penyakit perut sejenisnya.
b. Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya).
c. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian.
d. Memakai celemek dan tutup kepala.
e. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.
f. Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan, atau denganalas tangan.
g. Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau
bagian lainnya).
h. Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau
tanpa menutup mulut atau hidung.
Pada pasal 9 juga disebutkan bahwa makanan jajanan yang dijajakan harus
dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup. Pembungkus yang digunakan dan atau
tutup makanan harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan.
2.1.3. Ciri-Ciri Makanan Jajanan Yang Sehat
Salah satu tujuan makan adalah supaya tubuh kita sehat,un disisi lain
nam
makan j
a itu menurut
uga dapat menjadi salah satu sumber penyakit. Oleh karen
Anonim (2002) sebaiknya pilihlah makanan jajanan yang sehat, yaitu makanan
jajanan yang segar, bersih dan aman dari cemaran bahan kimia dan fisik.
a. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang segar
Cara memilih makanan atau jajanan yang segar, untuk makanan yang
telah diolah (digoreng, direbus, dikukus) pilihlah makanan baru saja dimasak
(masih
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
9
panas). Jika sudah dingin atau disimpan, maka pilihlah yang tidak berlendir,
tidak berbau asam, tidak berjamur dan rasanya masih wajar (normal).
Untuk buah-buahan segar, pilihlah buah yang kulitnya masih segar atau tidak
keriput, tidak busuk atau lembek. Untuk makanan kalengan atau makanan dalam
botol, pilihlah kemasan yang tidak penyok, bentuknya masih utuh, tutupnya masih
disegel atau belum rusak, tidak bocor, tidak kembung, serta tanggal penggunaannya
masih berlaku atau belum kadaluarsa (Anonim, 2002).
b. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang bersih
Makanan yang sehat selain keadaannya segar juga harus bersih, tidak
dihinggapi lalat, tidak dicemari oleh debu dan bahan-bahan pengotor lainnya.
Makanan yang bersih mempunyai ciri-ciri:
1. Bagian luarnya terlihat bersih, tidak terlihat ada kotoran yang menempel.
2. Makanan tersebut disajikan dalam piring atau wadah tempat makanan yang tidak
berdebu.
3. Tidak terdapat rambut atau isi stepler.
4. Disajikan dalam keadaan tertutup atau dibungkus dengan
, kertas tidak
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
10
10
c. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang aman
Makanan yang sehat, selain segar dan bersih juga tidak boleh mengandung
bahan kimia yang berbahaya. Bahan-bahan kimia yang biasa ditambahkan kedalam
makanan secara sengaja disebut bahan tambahan pangan (zat aditif pangan). Bahan
kimia yang biasa ditambahkan ke dalam makanan saat pengolahan yaitu:
1. Bahan pewarna
2. Bahan pemanis
3. Bahan pengawet
4. Bahan pengenyal
5. Bahan penambah rasa
Bahan tambahan makanan umumnya berupa bahan-bahan kimia yang asing
bagi tubuh. Oleh karena itu penggunaannya tidak boleh berlebihan, karena dapat
berakibat kurang baik bagi kesehatan (Anonim, 2002).
2.1.4. Pengaruh Positif Dan Negatif Makanan Jajanan
2.1.4.1.Pengaruh Positif Dari Makanan Jajanan
Melalui makanan jajanan anak bisa mengenal beragam makanan yang ada
sehingga membantu seorang anak untuk membentuk selera makan ang beragam,
sehinggy a saat dewasa dia dapat menikmati aneka ragam makanan
msan, 2003).
(Kho
Sedangkan
menurut Irianto, P (2007) pada umumnya anak-anak lebih
menyukai jajanan diwarung maupun kantin sekolah daripada makanan yang telah
tersedia dirumah. Manfaat / keuntungan dari kebiasaan jajan anak yakni :
1. Sebagai memenuhi kebutuhan energi
2. Mengenalkan diversifikasi (keanekaragaman) jenis makanan
3. Meningkatkan gengsi diantara teman-teman
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
11
11
2.1.4.2.Pengaruh Negatif Dari Makanan Jajanan
Makanan jajanan beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya sering
tidak higienis
yang memungkinkan
makanan
jajanan
terkontaminasi
oleh
mikroba beracun maupun penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tidak
diizinkan (Mudjajanto, 2006).
Makanan jajanan mengandung banyak resiko, debu-debu dan lalat yang
hinggap pada makanan yang tidak ditutupi dapat menyebabkan peny akit terutama
pada sistem pencernaan kita. Belum lagi bila persediaan air terbatas, m aka alat-alat
yang digunakan seperti sendok, garpu, gelas dan piring tidak dicuci d engan bersih.
Hal ini sering membuat orang yang mengkonsumsinya dapat terse rang berbagai
penyakit seperti disentri, tifus ataupun penyakit perut lainnya (Irianto, K, 2007)
Menurut Irianto, P (2007) terlalu sering dan menjadikan mengkonsumsi
makanan jajanan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif, antara lain:
1. Nafsu makan menurun
2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai
3. Salapenyakit h satu penyebab terjadinya obesitas pada anak
4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin
5. Pemborosan
6.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
12
12
2.2. Faktor Penyehatan Makanan
Menurut Depkes RI (1994), aspek penyehatan makanan adalah aspek pokok
dari penyehatan makanan yang mempengaruhi terhadap keamanan makanan,
yang meliputi
kontaminasi/pengotoran
makanan,
keracunan
makanan,
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
13
13
2.2.2. Keracunan Makanan
Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya akibat mengkontaminasi makanan. Makanan yang
menjadi penyebab keracunan biasanya telah tercemar oleh unsur-unsur fisika,
mikroba ataupun kimia dalam dosis yang membahayakan. Kondisi tersebut
dikarenakan pengelolaan makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan
tidak memperhatikan kaidah-kaidah higiene sanitasi makanan (Depkes RI, 1994).
Adapun yang menjadi penyebabnya adalah:
1. Bah an makanan alami, yaitu makanan yang secara alami telah mengandung
racun, seperti jamur racun, ikan buntel, ketela hijau, gadung atau ub i racun.
2. Infeksi mikroba, yaitu disebabkan bakteri pada saluran pencernaan makanan yang
masuk ke dalam tubuh atau tertelannya mikroba dalam jumlah besar, yang
kemudian hidup dan berkembang biak, seperti Salmonellosis, dan Streptoccocus
3. Rac un/toksin mikroba, yaitu racun atau toksin yang dihasilkan oleh mikroba
dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan jumlah yang membahayakan
4. Kim ia, yaitu bahan berbahaya dalam makanan yang masuk ke dala m tubuh dalam
juml ah yang membahayakan, seperti Arsen, Antimon, Cadmi um, Pestisida
dengan gejala depresi pernafasan sampai koma dan dapat meninggal
5. Alergi, yaitu bahan allergen di dalam makanan yang menimbulkan reaksi sensitif
kepada orang-orang yang rentan, seperti histamine pada udang, tongkol, bumbu
masak dan sebagainya (Depkes RI, 1994).
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
14
14
2.2.3. Pembusukan Makanan
Pembusukan adalah proses perubahan komposisi (dekomposisi) makanan,
baik sebagian atau seluruhnya pada makanan dari keadaan yang normal menjadi
keadaan yang tidak normal yang tidak dikehendaki sebagai akibat pematangan alam
(maturasi), pencemaran (kontaminasi) atau sebab lain (Depkes RI, 1994).
2.2.4. Pemalsuan Makanan
Pemalsuan adalah upaya menurunkan mutu makanan dengan cara menambah,
mengurangi atau mengganti bahan makanan yang disengaja dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya yang dapat berdampak buruk kepada
konsumen, contohnya
(DepkesRI, 1994).
2.3. Pengertian Serta Tujuan Higiene Dan Sanitasi Makanan
Higiene dan sanitasi
atau upaya
untuk
dari ancaman
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
15
15
2.3.2. Pengertian Sanitasi Makanan
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi,
penyimpanan,
pengangkutan
sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan
kepada masyara
kat atau konsumen (Prabu, 2008).
2.3.3. Tujuan Higiene Dan Sanitasi Makanan
Menurut Prabu (2008) sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan
dan ke murnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan
makanan yang akan merugikan pembeli, mengurangi kerusaka n/pemborosan
makanan. Higiene dan sanitasi makanan bertujuan untuk mengend alikan faktor
makanan, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
2.4. Prinsip Dalam Higiene Dan Sanitasi Makanan
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis n penyehatan
makana da n. Menurut Depkes RI (1994) prinsip-prinsip higiene tasi makanan
meliputi :
a. Pemilihan bahan makanan.
b. Penyimpanan bahan makanan.
c. Pengolahan makanan.
d. Penyimpanan makanan.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
16
16
e. Pengangkutan makanan, dan
f. Penyajian makanan.
2.4.1. Pemilihan Bahan Makanan
Bahan makanan perlu dipilih yang sebaik-baiknya dilihat dari segi kebersihan,
penampilan dan kesehatan. Penjamah makanan dalam memilih bahan yang akan
diolah
harus
mengetahui
sumber-sumber
makanan
yang
baik
serta
memperhatikan
ciri-ciri
bahan yang
baik.
Beberapa hal yang harus diingat tentang pemilihan bahan makanan:
1. Hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas.
2. Gunakan catatan tempat pembelian bahan makanan.
3. Mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli. lah
4. Beli bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu seperti :
rumah potong
pemerintah atau tempat potong resmi yang diawasi pemerintah, tempat pelelangan
ikanresmi dan pasar bahan dengan sistem pendingin.
5. Tida k membeli bahan makanan yang sudah kadaluwarsa a tau membeli
daging/unggas yang sudah terlalu lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan)
yang potensial mengandung bakteri.
6.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
17
17
a. Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan
memenuhi syarat
b. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk
mengambilnya, tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus,
tidak mudah membusuk dan rusak, dan untuk bahan-bahan yang mudah
membusuk harus disediakan tempat penyimpanan dingin
c. Seti ap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk
riwayat keluar masuk barang dengan system FIFO (First In First Out).
2.4.3. Pengolahan Makanan
Menurut Dewi (2004) yang mengutip dari Anwar dkk (1997), pengolahan
makanan menyangkut 4 (empat) aspek, yaitu :
a. Penjamah Makanan
Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan mulai
dari me mpersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian
makanan. Pengetahuan, sikap dan perilaku seorang penjamah mempeng aruhi kualitas
makanan yang dihasilkan.
Penjamah juga dapat berperan sebagai penyebar penyakit, halni bisa terjadi
i
melalui kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit menular dengan
konsumen yang sehat, kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah yang membawa
kuman.
b. Cara Pengolahan Makanan
Persyaratan pengolahan makanan menurut Permenkes
No.304/Per/IX/1989 adalah: semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan
dengan cara terlindung
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
18
18
dari kontak langsung antara penjamah dengan makanan. Perlindungan kontak
langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan: sarung tangan, penjepit makanan,
sendok, garpu dan sejenisnya. Dan setiap tenaga pangolah makanan pada saat bekerja
harus memakai celemek, tutup rambut, sepatu dapur, tidak merokok serta tidak
makan/menguyah.
c. Tempat Pengolahan Makanan
Tempat pengolahan makanan, dimana makanan diolah sehingga menjadi
makanan jadi biasanya disebut dengan dapur, menurut Depkes RI (1994) perlu
diperhatikan kebersihan tempat pengolahan tersebut serta tersedianya a ir bersih yang
cukup.
d. Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan Makanan
Prinsip dasar persyaratan perlengkapan/peralatan dalam pengolahan makanan
adalah aman sebagai alat/perlengkapan pengolahan makanan.
ditinjau dari
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
19
19
2.4.5. Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah selesai diolah di tempat pengolahan, memerlukan
pengangkutan untuk selanjutnya disajikan atau disimpan. Bila pengangkutan
makanan kurang tepat dan alat angkutnya kurang baik kualitasnya, kemungkinan
pengotoran dapat terjadi sepanjang pengangkutan (Depkes RI, 1994).
2.4.6. Penyajian Makanan
Menurut Permenkes No.304/Menkes/Per/IX/1989,
an penyajian
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
20
20
2.5. Tindakan
Tindakan
adalah
aturan
yang
dilakukan,
melakukan/mengadakan
aturan- aturan untuk mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat
antara sikap dan pengetahuan merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan
nampak menjadi lebih konsisten, serasi, sesuai dengan sikap bila sikap individu
sama dengan sikap kelompok dimana ia adalah bagiannya atau anggotanya
(Purwanto, 1999).
indakan Murid Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
2.5.1. T
Tindakan mencuci tangan sebelum makan memakai air dan sabu
n mempunyai
penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi berba
peranan
gai penyakit,
karena
lebih efektif
angkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan ku
menghil
lit dan secara
na mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit
bermak
s eperti virus,
dan parasit lainnya pada kedua tangan. Oleh karenanya m
bakteri
encuci tangan
menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihka
dengan
n kotoran dan
ganisme yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan
mikroor
jari-jari pada
ngan (Agoes, 2008).
kedua ta
Menurut Agoes (2008) perilaku anak sekolah yang sering jajan di sembarang
tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol oleh pihak sekolah dan tidak
terlindung dan dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung berbagai
mikroorganisme. Hal ini dapat menjadi sumber penularan berbagai penyakit pada
anak. Selain melalui tangan, berbagai mikroorganisme dapat juga masuk ketubuh
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
21
21
melalui makanan dan minuman, terutama makanan jajanan yang tidak dikemas dan
tidak tertutup rapat. Mikroorganisme yang ada di tanah/debu akan sampai pada
makanan tersebut jika diterbangkan oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang
sebelumnya hinggap di berbagai tempat, terutama pada makanan jajanan yang tidak
ditutup secara rapat.
Untuk itu murid sekolah dasar dan masyarakat hendaknya membiasakan diri
mencuci tangan sebelum makan dengan air dan sabun. Di sampi ng itu, perlu
dilakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat, serta pihak sekolah meningkatkan promosi tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada murid, dengan melakukan pemeriksaan
perilakucuci tangan sebelum makan, perilaku jajan di sekolah (Agoes, 2009).
2.5.2. Tindakan Penjual Makanan Jajanan
Menurut Notoatmodjo (2003), tindakan adalah gerak/perbuatan dari tubuh
setelah mendapat ransangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh
atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu
akan banyak
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
22
22
2.6. Kerangka Konsep
Tindakan Murid tentang
Higiene Individu
Kualitas Makanan
Jajanan
Tindakan Penjual Makanan Jajanan
tentang Higiene Individu dan
Sanitasi Makanan
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
tindakan
murid
dan penjual
makanan
jajanan
tentang higiene
sanitasi makanan di sekolah dasar negeri yang ada di kelurahan Kemenangan Tani
kecamatan
Medan tahun 2009.
Tuntungan
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sekolah-sekolah dasar
yang ada di
23
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
24
24
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai Bulan Juni sampai dengan September 2009.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 (empat), 5 (lima) dan
6 (enam) sekolah dasar dan seluruh penjual makanan jajanan di lingkungan sekolah
tersebut. Alasan pengambilan anak kelas 4, 5 dan 6 sebagai po pulasi karena
umumnya anak kelas 4, 5 dan 6 berumur 10 13 tahun, dimana anak kelas 4, 5 dan 6
lebih mudah diajak berkomunikasi.
Adapun jumlah anak kelas 4, 5 dan 6 di ketiga sekolah dasar negeri di
Kelurahan Kemenangan Tani adalah sebagai berikut:
1. SD Negeri No. 064023 = - Kelas 4 : 45 siswa
- Kelas 5 : 44 siswa
- Kelas 6 : 57 siswa
Total = 146 siswa
2. SD Negeri No. 060971 = - Kelas 4 : 38 siswa
- Kelas 5 : 49 siswa
- Kelas 6 : 39 siswa
Total = 126 siswa
3. SD Negeri No. 065015 = - Kelas 4 : 43 siswa
- Kelas 5 : 43 siswa
- Kelas 6 : 33 siswa
Total = 119 siswa
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
25
25
Maka seluruh populasi untuk anak sekolah dasar dari ketiga sekolah
tersebut adalah 391 orang.
Untuk penjual makanan jajanan yang setiap harinya berjualan secara menetap
di lingkungan sekolah tersebut berjumlah 8 (delapan) orang, dengan rincian
sebagai berikut : 1. 4 (empat) orang berjualan didalam sekolah.
2. 4 (empat) orang berjualan diluar sekolah.
3.3.2. Sampel
Adapun sampel untuk anak sekolah dasar dalam penelitian ini adalah jumlah
sampel yang dianggap mewakili populasi diperoleh dengan rumus (Notoatmodjo,
2002) :
N
2
1 N d
dimana:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketetapan yang digunakan (0,1)
maka :
391
1 3910,12
n = 79,63 80 siswa
n
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
26
26
Untuk pengambilan jumlah sampel ditiap-tiap Sekolah Dasar dilakukan
dengan cara proportional sampling. Selanjutnya dari seluruh total siswa diatas yang
berjumlah 391 orang maka sebagai proporsional sampelnya sebagai berikut :
a. Untuk SD Negeri No.064023 =146/391 x 80 siswa = 29,87 menjadi
30 siswa.
26 siswa.
24 siswa.
9 siswa.
9 siswa.
12 siswa.
8 siswa.
10 siswa.
8 siswa.
9 siswa.
9 siswa.
6 siswa.
Sedangkan
jajanan
yang ada di
lingkungan sekolah dasar tersebut adalah seluruh populasi ( total sampling ) yang
berjumlah 8 (delapan ) orang.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
27
27
3.4. Tehnik Pengambilan Sampel
Untuk mengambil 80 sampel dari anak sekolah tersebut, maka dilakukan
dengan cara random sampling terhadap siswa kelas 4, 5 dan 6 sekolah dasar
negeri yang ada di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.
3.5. Metode Pengumpulan Data
3.5.1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan
menggunakan kuesioner dan observasi langsung.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mengambil data yang telah ada pada
arsip sekolah dasar tersebut, yaitu berupa data jumlah seluruh siswa ke las 4, 5 dan 6
serta data lain yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu dari kantor cam at Kecamatan
Medan Tuntungan seperti keadaan geografi dan demografi (juml ah penduduk,
distribusi umur penduduk, sarana kesehatan dan sarana pendidikan) yang ada di
Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.
3.6. Defenisi Operasional
1. Tindakan murid tentang higiene individu adalah bentuk perbuatan atau
aktifitas nyata
dari
peserta
didik untuk
memelihara
dan melindungi
perbuatan
atau
aktifitas
nyata
dari
penjual
makanan
jajanan
untuk
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
28
28
menjaga, memelihara dan melindungi dirinya dan makanan jajanan yang
dijajakannya.
3.7. Aspek Pengukuran
Untuk
mengetahui
ukuran
tindakan
dari
responden
diukur
dengan
ngan bahasan
usi frekuensi.
distrib
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar
Kelurahan Kemenangan Tani merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Medan Tuntungan. Luas wilayah kelurahan ini adalah 150 Ha. Sekolah
dasar ya ng ada di Kelurahan Kemenangan Tani berjumlah 3 buah ya itu SD Negeri
No. 06 4023, SD Negeri No.060971 dan SD Negeri No.065015. K etiga sekolah
tersebut berada dalam satu lokasi yaitu di Jalan Djamin Ginting Km. 12. Luas areal
sekolah ini secara keseluruhan adalah 1400 m2.
Adapun batas-batas dari ketiga sekolah adalah sebagai berikut
Sebe lah Utara berbatasan dengan pemukiman penduduk
Sebe lah Selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk dan gerej
a
Sebe lah barat berbatasan dengan jalan raya/Jalan Djamin Ginting
Sebe lah Timur berbatasan dengan perladangan
a. Sekolah Dasar Negeri No. 064023
Sekolah ini didirikan pada tahun 1975 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)
101076007002. Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Negeri No.064023 adalah
sebagai berikut:
- Ruang belajar
: 12 buah
- Kantor
: 1 buah
- Kamar mandi
: 3 buah
- Perpustakaan
: 1 buah
- UKS
: PDAM
29
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
30
30
Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh 17
orang guru. Jumlah murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV, V dan VI sebanyak 405
orang. Dari 405 orang murid tersebut, 208 orang laki-laki dan 197 orang perempuan.
Untuk lebih jelasnya banyak murid Sekolah Dasar Negeri No. 064023 dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri No.064023
Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin Tahun 2009.
Persentase
Jenis Kelamin
Kela s
Jumlah
(%)
Laki-laki
Perempuan
I
22,71
49
43
92
II
17,77
41
31
72
III
23,45
46
49
95
IV
11,11
23
22
45
V
10,86
24
20
44
VI
14,07
25
32
57
Juml ah
100,00
208
197
405
Dari tabel 4.1. diketahui bahwa dari 405 murid SD Negeri No.064023 terdapat
208 orang (51,35%) murid berjenis kelamin laki-laki dan 197 orang (48,64%)
berjenis kelamin perempuan.
b. Sekolah Dasar Negeri No.060971
SDN ini berdiri pada tahun 1953 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)
101076007001. Fasilitas gedung yang dimiliki oleh SD Negeri No.060971 adalah
sebagai berikut:
- Ruang belajar
: 7 buah
- Kantor
: 1 buah
- Kamar mandi
: 3 buah
- Perpustakaan
: -
- UKS
: -
: PDAM
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
31
31
Sekolah ini dikepalai oleh seorang kepala sekolah yang dibantu oleh 14
orang guru. Jumlah keseluruhan murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV, V dan VI
sebanyak
280 orang.
Dari 280 orang murid tersebut, 141 orang laki-laki dan 139 orang perempuan. Untuk
diketahui lebih lanjut jumlah murid Sekolah Dasar Negeri No.060971 dapat dilihat
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri No.060971
Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin Tahun 2009.
Jenis Kelamin
Persentase
Kela s
Jumlah
(%)
Laki-laki
Perempuan
I
17,14
22
26
48
II
18,21
26
25
51
III
19,64
29
26
55
IV
13,57
23
15
38
V
17,5
22
27
49
VI
13,92
19
20
39
Juml ah
100,00
141
139
280
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa Sekolah Dasar Negeri No.060971 mempunyai
jumlah murid terbesar di kelas III sebanyak 55 orang ( 19,64%)
c. Sekolah Dasar Negeri No.065015
Pada tahun 1976 sekolah ini didirikan dengan NSS 101070007003. Fasilitas
gedung yang dimiliki oleh SD Negeri No065015. adalah sebagai berikut:
- Ruang belajar
: 6 buah
- Kantor
: 1 buah
- Kamar mandi
: 2 buah
- Perpustakaan
: -
- UKS
: -
: PDAM
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
32
32
Seorang kepala sekolah dan 14 orang guru yang bertugas di Sekolah Dasar
Negeri No.065015 . Total keseluruhan dari murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV,
V dan VI di SDN No.065015 tersebut sebanyak 258 orang.
Dari 258 orang murid tersebut, 121 orang laki-laki dan 137 orang
perempuan. Distribusi murid Sekolah Dasar Negeri No.065015 dapat dilihat pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri No.065015
Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin Tahun 2009.
Jenis Kelamin
Persentase
Jumlah
Kela s
(%)
Laki-laki
Perempuan
25
27
52
I
19,40
24
25
49
II
18,28
22
26
48
III
17,91
18
25
43
IV
16,04
22
21
43
V
16,04
17
16
33
VI
12,3
ah
128
140
268
Juml
100,00
Pada tabel 4.3. terlihat bahwa dari 268 orang murid Sekolah Dasar Negeri
No.065015 memiliki jumlah murid perempuan sebanyak 140 orang (52,23%) dan
murid laki laki sebanyak 128 orang (47,74%).
4.1.2. Gambaran Penjual Makanan Jajanan
Penjual makanan jajanan yang setiap harinya berjualan di lingkungan sekolah
ini berju mlah delapan orang dengan lokasi berjualan empat orang
m lingkungan
sekolah didala
dan empat orang lainya berjualan di gerbang sekolah. Selain delapan orang
tersebut
terdapat
juga penjual
makanan
jajanan
lainnya
yang berjualan
digerbang sekolah walaupun mereka tidak setiap harinya berjualan secara menetap di
sekolah tersebut. Jumlah penjual makanan jajanan yang tidak menetap ini bervariasi
setiap harinya dari lima orang sampai sepuluh orang. Mereka datang ke sekolah
pada saat
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
33
33
sekolah mendekati waktu istirahat, setelah selesai istirahat mereka pergi ke
tempat lain tetapi terkadang mereka tetap di sekolah tersebut sampai jam pulang.
Jenis makanan jajanan yang dijajakan oleh penjual makanan jajanan
yang setiap hari tetap berjualan di sekolah tersebut selain makanan jajanan dalam
kemasan/pabrikan mereka juga menjual makanan jajanan hasil olahan mereka seperti
nasi goreng, mie hun goreng, bakwan dan terkadang berbagai manisan seperti
manisan jambu biji dan jambu air yang juga merupakan hasil olaha n dari penjual
tersebut. Sedangkan penjual makanan jajanan yang tidak menetap juga menjual
makanan jajanan hasil olahan sendiri seperti mie lidi goreng, mie hun oreng, pisang
molen, g rujak, es doger, es mambo, bakso goreng dan gorengan w an. Makanan
jajanan bak sudah diolah dari rumah penjual makanan jajanan dan
kut ke tempat
berjualadiang
plastik warna
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
34
34
4.2.1. Murid Sekolah Dasar
Murid sekolah dasar yang menjadi responden adalah murid kelas 4, 5 dan
6 dan untuk distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat
diketahui dari tabel di bawah ini.
4.2.1.1 Jenis Kelamin
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Perempuan
36
1.
45,00
Laki-Laki
44
2.
55,00
Total
80
10,00
Berdasarkan tabel 4.4. bahwa dari 80 responden, diperoleh 44 orang (55,00%)
berjeniskelamin laki-laki dan 36 orang (45,00%) berjenis kelamin perempuan.
4.2.1.2 Umur
Tabel 4 .5. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No.
Umur (Tahun)
Jumlah
1
8
1
2
9
23
3
10
24
4
11
14
5
12
15
6.
13
3
Total
80
Persentase (%)
1,25
28,75
30,00
17,50
18,75
3,75
100,00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak ada pada
umur 10 tahun yaitu sebanyak 24 orang (30,00%) sedangkan yang paling sedikit
adalah responden yang berumur 8 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,25 %).
4.2.2 Penjual Makanan Jajanan
Seluruh penjual makanan jajajan di SD Negeri No. 064023, SD Negeri No.
060971 dan SD Negeri No. 065015 di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan
Medan Tuntungan berjumlah 8 orang dengan jenis kelamin perempuan.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
35
35
4.2.2.1 Umur
Dari keseluruhan penjual makanan jajanan diatas diperoleh data
distribusi responden berdasarkan umur, seperti yang tertera dalam tabel berikut..
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
30 tahun
2
2.
31 40 tahun
5
3.
> 40 tahun
1
Total
8
Persentase (%)
25,00
62,50
12,50
100,00
Persentase (%)
25,00
50,00
12,50
12,50
100,00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden yang
paling banyak adalah SMA yaitu 4 orang (50,0%).
4.3. Tindakan Murid Sekolah Dasar Tentang Higiene Individu
Tindakan 80 orang responden tentang higiene individu dapat dijabarkan dalam
kategori baik, sedang, dan kurang yang dapat dilihat pada tabel 4.8.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
36
36
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Reponden tentang
Higiene Individu.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Baik
9
11,25
2. Sedang
67
83,75
3. Kurang
4
5,00
Total
80
100,00
Dari tabel 4.8. menunjukkan bahwa tindakan responden tentang Higiene
Individu pada kategori sedang sebanyak 67 orang (83,75%).
4.3.1. Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat
MKebersihan akanan Jananan
dari Penjual
beli makanan
jajanan yaitu
mem sebanyak 45 orang (56,25%).
4.3.2. Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat Kebersihan dari Tempat
Penjual Makanan Jajanan.
Untuk mengetahui perbandingan tindakan murid membeli makanan jajanan
dengan melihat kebersihan dari tempat penjual makanan jajanan, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
37
37
Tabel 4.10. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan dengan
Melihat Kebersihan dari Tempat Penjual Makanan Jajanan.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Ya
8
10,00
2. Kadang-kadang
26
32,50
3. Tidak
46
57,50
Total
80
100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak
melihat kebersihan dari tempat penjual makanan jajanan ketika membeli makanan
jajanan yaitu sebanyak 46 orang (57,50%).
4.3.3. Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat Kebersihan dari Peralatan
Penjual Makanan Jajanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan murid dalam
membeli
makanan jajanan dengan melihat kebersihan dari peralatan penjual ma kanan jajanan,
dapat diketahui dari tabel 4.11.
Tabel 4 .11. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan dengan
Melihat Kebersihan dari Peralatan Penjual Makanan Jajanan.
No
Tindakan
Jumlah
Persent ase (%)
1. Y a
31
38,75
2. Kadang-kadang
16
20,00
3. T idak
33
41,25
Total
80
100,00
Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak
melihat kebersihan dari peralatan penjual makanan jajanan ketika me mbeli makanan
jajanan yaitu sebanyak 33 orang (41,25%).
4.3.4. Membeli Makanan Jajanan yang Tempat Penjualannya Dekat dengan
Pembuangan Sampah.
Dari hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa tindakan murid dalam
membeli makanan jajajan yang tempat penjualannya dekat dengan pembuangan
sampah, yang ditunjukkan di tabel 4.12.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
38
38
Tabel 4.12. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan yang
Tempat Penjualannya Dekat dengan Pembuangan Sampah.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Ya
22
27,50
2. Kadang-kadang
12
15,00
3. Tidak
46
57,50
Total
80
100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 46 orang (57,50%)
tidak membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan pembuangan
sampah dan sebanyak 22 orang (27,50%) tetap membeli
jajanan yang
penjualannya
dekat d tempat engan saluran pembuangan air cukup bervariasi, dan lebih jelasnya
dapat diuntuk lihat melalui tabel dibawah ini.
Tabel 4 .13. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan yang
Tempat Penjualannya Dekat dengan Saluran Pembuangan Air.
No
Tindakan
Jumlah
Persent ase (%)
1. Y a
20
25,00
2. Kadang-kadang
19
23,75
3. T idak
41
51,25
Total
80
100,00
Berdasarkan tabel 4.13. dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak adalah
responden tidak membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan
saluran pembuangan air yaitu sebanyak 41 orang (51,25%), dan sebanyak 20 orang
(25,0%) tetap membeli
makanan
jajanan
dekat
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
39
39
4.3.6. Membeli Makanan Jajanan yang Tertutup Wadahnya.
Untuk mengetahui distribusi responden tentang tindakan murid dalam
membeli makanan jajanan yang tertutup wadahnya, ini disajikan pada tabel berikut
Tabel 4.14. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan yang
Tertutup Wadahnya.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Ya
27
33,75
2. Kadang-kadang
47
58,75
3. T idak
6
7,50
Total
80
100,00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden kadangkadang membeli makanan jajanan yang tertutup wadahnya yaitu seban yak 47 orang
(58,75%).
4.3.7. Sebelum Memakan Makanan Jajanan Mencuci Tangan Terlebih Dahulu.
Pada penelitian ini bahwa tindakan murid dalam sebelum memakan makanan
jajanan mencuci tangan terlebih dahulu, dapat diketahui persentasenya ditabel 4.14.
Tabel 4 .15. Distribusi Responden tentang Sebelum Memakan Makanan Jajanan
Mencuci Tangan Terlebih Dahulu.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Y a
3
3,75
2. Kadang-kadang
5
6,25
3. T idak
72
90,00
Total
80
100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memakan makanan jajanan sebelum mencuci tangan terlebih dahulu yaitu
sebanyak
72 orang (90,00%).
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
40
40
4.3.8. Memakan Makanan Jajanan dengan Menggunakan Alat Bantu Seperti
Sendok dan garpu.
Untuk mengetahui perbandingan tindakan murid dalam memakan makanan
jajanan dengan menggunakan alat bantu seperti sendok dan garpu, tertera pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.16. Distribusi Responden tentang Memakan Makanan Jajanan dengan
Menggunakan Alat Bantu sendok dan garpu.
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
No
48
60,00
1. Y a
15
18,75
2. Kadang-kadang
17
21,25
3. T idak
Total
80
100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
menggunakan alat bantu seperti sendok dan garpu ketika memakan ma kanan jajanan
yaitu s ebanyak 48 orang (60,00%), dan sebanyak 17 orang (21,25%) tidak
menggunakan alat bantu ketika memakan makanan jajanan.
4.3.9. Menjaga Kesehatan Kuku dengan Memotong Kuku Secara T eratur.
Setelah melakukan penelitian didapat bahwa persentase tindakan murid untuk
menjagakebersihan kuku dengan memotong kuku secara teratur, yang dapat dilihat
melalui tabel berikut.
Tabel 4.17. Distribusi Responden tentang Menjaga Kesehatan Kuku dengan
Memotong Kuku Secara Teratur.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Ya
33
41,25
2. Kadang-kadang
21
26,25
3. Tidak
26
32,50
Total
80
100,00
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
41
41
Berdasarkan tabel 4.16. menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur yaitu sebanyak
33 orang (41,25%) dan sebanyak 26 orang (32,50%) tidak menjaga kesehatan
kuku dengan memotong kuku secara teratur.
4.4. Tindakan Penjual Makanan Jajajan tentang Higiene Sanitasi Makanan
Jajanan.
Tindakan 8 orang responden tentang higiene individu dan sanitasi makanan
dapat di jabarkan dalam kategori baik, sedang, dan kurang yang
t dilihat pada
tabel 4. dapa
Tabel 417.
nden tentang
tas (Jumlah)
(mutu) daripada kuantitas (jumlah), hasil ini dapat ditunjukkan di tabel 4.18.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
42
42
Tabel 4.19. Distribusi Responden tentang Selalu Mengutamakan Kualitas
(Mutu) daripada Kuantitas (Jumlah) dalam Pemilihan Bahan
Makanan.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Ya
4
50,00
2. Kadang-kadang
4
50,00
3. Tidak
0
0,00
Total
100,00
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang selalu dan kadangkadang mengutamakan kualitas daripada kuantitas dalam pemilihan b ahan makanan
yaitu masing-masing sebanyak 4 orang (50,00%).
4.4.2. Selalu Mencuci Bahan Makanan yang Dibeli dari Pasar.
Pada penelitian ini tindakan penjual makanan jajanan tentang selalu mencuci
bahan makanan yang dibeli dari pasar sebelum menyimpan atau meng olahnya lebih
lanjut, asil
h persentasenya ada pada tabel dibawah.
Tabel 4 .20. Distribusi Responden tentang Selalu Mencuci Bahan Makanan yang
Dibeli dari Pasar.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Y a
1
12,50
2. Kadang-kadang
2
25,00
3. T idak
5
62,50
Total
8
100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden tidak selalu
mencuci bahan makanan yang dibeli dari pasar yaitu sebanyak 5 orang (62,50%).
4.4.3. Selalu Menyimpan Makanan Yang Sudah Diolah Di Tempat Khusus.
Persentase tindakan penjual makanan jajanan yang selalu menyimpan
makanan yang sudah diolah ditempat khusus, dapat terlihat di tabel berikut.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
43
43
Tabel 4.21. Distribusi Responden tentang Selalu Menyimpan Makanan Yang
Sudah Diolah Di Tempat Khusus.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Ya
4
50,00
2. Kadang-kadang
2
25,00
3. Tidak
2
25,00
Total
8
100,00
Berdasarkan tabel 4.20. dapat dilihat bahwa mayoritas responden selalu
menyimpan makanan yang sudah diolah di tempat khusus yaitu sebanyak 4 orang
(50,00%).
4.4.4. Selalu Membersihkan
Tempat Berjualan
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
44
44
4.4.6. Selalu Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Menangani Makanan Bila
Tidak Memakai Alat bantu.
Dari hasil wawancara didapat bahwa tindakan penjual makanan jajanan yang
selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan bila tidak memakai
alat bantu, hasil tersebut disajikan di tabel 4.22.
Tabel 4.23. Distribusi Responden tentang Selalu Mencuci Tangan Sebelum
Sesudah Menangani Makanan Bila Tidak Memakai Aladan t bantu.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Y a
1
12,50
2. Kadang-kadang
7
87,50
3. T idak
0
0,00
Total
8
100,00
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden kadangkadang mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makan an bila tidak
memakai alat bantu yaitu sebanyak 7 orang (87,50%).
4.4.7. Selalu Mencuci Peralatan dengan Bahan Pembersih Sepertiabun.
S Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentangdakan penjual
makanatin n
jajanan
dalam
mencuci
peralatan
dengan
yaitu adpembersih
Tabel 4 a di tabel berikut
.24. Distribusi
No
1. YaPeral
2. Kadang-kadang
3. Tidak
Total
atan dengan
Responden
tentang
4
4
0
8
Selalu
Mencuciase (%)
50,00
50,00
0,00
100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang selalu dan
kadang-kadang mencuci peralatan dengan bahan pembersih, seperti sabun atau
detergen yaitu masing-masing sebanyak 4 orang (50,00%)
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
45
45
4.4.8. Air Yang Digunakan Untuk Mencuci Suatu Peralatan Digunakan
Berulang.
Dalam mencuci segala peralatan sebaiknya air yang digunakan tidak boleh
berulang, namun dari hasil penelitian didapat bahwa air yang digunakan oleh penjual
makanan jajanan untuk membersihkan peralatan masih ada yang berulang, untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat dari tabel 4.24.
Tabel 4 .25. Distribusi Responden tentang Air Yang Digunakan Untuk Mencuci
Suatu Peralatan Digunakan Berulang.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Y a
1
12,50
2. Kadang-kadang
7
87,50
3. T idak
0
0,00
Total
8
100,00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden kadangkadang air yang digunakan untuk mencuci suatu peralatan digunakan berulang yaitu
sebanyak 7 orang (87,50%).
4.4.9. Membuang Semua Sampah Ke Dalam Tempat Sampah.
Berdasarkan hasil wawancara dari 8 responden dapat diketahui bahwa 100%
responden selalu membuang semua sampah ke dalam tempat sampah.
4.4.10. Selalu Memakai Alat Bantu Ketika Menjamah Makanan.
Tidak ada penjual makanan jajanan yang tindakannya tidak memakai alat
bantu ketika menjamah makanan yang dijualnya, untuk lebih jelasnya dapat diketahui
dari tabel berikut.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
46
46
Tabel 4.26. Distribusi Responden tentang Selalu Memakai Alat Bantu Ketika
Menjamah Makanan.
No
Tindakan
Jumlah
Persentase (%)
1. Ya
6
75,00
2. Kadang-kadang
2
25,00
3. Tidak
0
0,00
Total
8
100,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
selalu memakai alat bantu ketika menjamah makanan yaitu sebanyak 6 orang
(75,00%), dan 2 orang (25,00%) tidak memakai alat bantu ka menjamah
makanaketi n.
4.4.11. Sambil Bercerita Saat Menangani Makanan
Dari hasil penelitian diperoleh tidak ada tindakan penjual makanan jajanan
yang tidak bercerita saat menangani makanan. Untuk melihat lebih j elasnya dapat
diketahui pada tabel dibawah ini
Tabel 4 .27. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Responden tentang
Sambil Bercerita Saat Menangani Makanan.
No
ase (%)
Tindakan
Jumlah
Persent
1. Ya
7
87,50
2. Kadang-kadang
1
12,50
3. T idak
0
0,00
Total
8
100,00
Dari tabel 4.26. menunjukkan bahwa mayoritas responden bercerita saat
menangani makanan yaitu sebanyak 7 orang (87,50%).
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Tindakan Murid Tentang Higiene Individu
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner terhadap responden maka dapat dikatakan bahwa tindakan
responden yakni siswa sekolah dasar tentang higiene individu dalam mengkonsumsi
makanan jajanan di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Med an Tuntungan
tergolon g kurang baik yaitu sebesar 71 responden (88,75%). Dimana dari penelitian
yang dil akukan terhadap tindakan responden tersebut pada umumnya adalah dengan
kategori penilaian sedang yaitu sebanyak 67 responden (83,75%) dan yang kurang
sebanyak 4 responden (5,00%).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden kadang-kadang membeli
makanan jajanan yang tertutup wadahnya yaitu sebanyak 47 responden(58,75%). Hal
ini dap at menjadi sumber penularan berbagai penyakit pada murid SD, karena
mikroorganisme yang ada di tanah/debu akan sampai pada makanan tersebut jika
diterbangkan oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang sebelumn ya hinggap di
berbagai tempat, terutama pada makanan jajanan yang tidak ditutup secara rapat
(Agoes, 2008).
Berdasarkan observasi peneliti bahwa murid SD memakan makanan jajanan
sebelum mencuci tangan terlebih dahulu sudah merupakan kebiasaan para siswa dan
siswi di sekolah dasar tersebut. Murid SD telah terbiasa menggunakan tangan mereka
yang masih kotor meskipun sehabis bermain bola, bermain lompat tali, atau sehabis
pegang kapur tulis untuk memegang makanan yang mereka beli, terutama makanan
jajanan yang tidak terbungkus.
47
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
48
48
Berkaitan dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum memakan makanan
jajanan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 72 orang (90,0%) mengaku
selalu memakan makanan jajanan sebelum mencuci tangan terlebih dahulu. Tindakan
tersebut dilakukan karena murid beranggapan bahwa tindakan mencuci tangan hanya
dilakukan pada saat mereka akan makan nasi dan lauk pauk saja. Hal ini juga
diakibatkan kurangnya dukungan dari pihak sekolah dalam menyediakan sarana
untuk mencuci tangan seperti kran air tanpa bak atau wastafel disertai sabun sebagai
alat anti septik. Kebiasaan yang tidak baik ini tentu dapat
lkan berbagai
macam menimbu penyakit infeksi bagi anak, seperti sakit perut dan
diare.
dy Cairncross
dari LoSesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Val Curtis & San 2003, bahwa
perilakundon School of Hygiene and Tropical Medicine, Inggris tahunurangi insiden
diare se mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun bisa mengnggunakan air
dan sabbanyak 42-47%. Oleh karena itu, mencuci tangan dengan meganisme yang
menem un dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan mikroor Agoes, 2008).
pel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan (nden (60,0%)
mengguHasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar respo gan penelitian
Eunike nakan alat bantu ketika memakan makanan jajanan. Sesuai den menggunakan
sendok/garpu
memakan
makanan
jajanan.
(2009),ketika
di Jakarta
bahwa
sebagian
besar murid sekolah dasar
Hal ini mereka lakukan apabila penjaja makanan menyediakan sendok/garpu
untuk pembelinya. Namun perlu diperhatikan juga bahwa 21,2 % responden yang
mengambil makanan langsung dengan tangan. Hasil penelitian Eunike (2009), di
Jakarta bahwa 22% murid sekolah dasar yang mengambil makanan langsung dengan
tangan yang sangat memungkinkan tidak bersih karena habis bermain.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
49
49
5.2. Tindakan Penjual Makanan Jajanan tentang Higiene dan Sanitasi
Makanan.
Hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan
kuesioner terhadap responden bahwa tindakan responden yakni penjual makanan
jajanan di Sekolah
Tani Kecamatan
pengukuran
yang
responden
tersebut pada umumn
hasil
dilakukan
terhadap
aspek
tindakan
matan Gubeng
ajanan kurang
Hasil
peneliti
bahwa kondisi
bahanmakanan
baku makanan
bagus, hal
iniobservasi
dapat dilihat
dari keadaan
fisik bahan
jajanan tersebut yang
j
masih terdapat bahan pencemar seperti tanah dan kotoran-kotoran lain yang terdapat
selama bahan makanan berada di pasar, sehingga merupakan sumber cemaran
biologis (kuman) dan kimia (residu pestisida, pengawet dan BTM lainnya).
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
50
50
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa 50,0% responden
kadang-kadang mengutamakan kualitas daripada kuantitas dalam hal pemilihan
bahan makanan, dan 62,5% responden tidak mencuci bahan makanan yang telah
dibeli dari pasar.
Sesuai observasi peneliti bahwa penjual makanan jajanan seringkali menjual
makanan jajanan yang disiapkan dengan kondisi higienes yang kurang baik.
Keterbatasan air bersih untuk mencuci peralatan dan tempat penampung limbah
merupakan sumber cemaran yang potensial. Ini dapat dilihat dari tindakan penjual
makanan
yaitu 5 bah
uatu peralatan
digunak0% dan kadang-kadang air yang digunakan untuk mencuci sn air terbatas,
maka alan berulang yaitu 87,5%. Hal ini dilakukan karena persediaag tidak dicuci
dengan at-alat yang digunakan seperti sendok, garpu, gelas dan pirinebut memiliki
resiko tbersih sehinga orang yang mengkonsumsi makanan jajanan ters enyakit perut
lainnya.erserang berbagai penyakit seperti disentri, tifus ataupun p
nan memiliki
tempat Dalam hal ketersediaan
tempat
penjual
makanan
jajanan
berjualan.
Tindakan
ini
tentu
mengakibatkan akan membuat banyak lalat berdatangan dimana lalat yang hinggap di
sampah akan hinggap ke makanan yang wadahnya tidak tertutup dengan rapat. Pada
akhirnya hal ini akan menimbulkan gangguan kesehatan terhadap orang yang
mengkonsumsinya yaitu murid-murid di sekolah dasar tersebut.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
51
51
Hendrizal (2009), seringkali makanan yang dijual disiapkan dengan kondisi
higienes jelek. Keterbatasan air bersih untuk mencuci peralatan dan tempat
penampung limbah merupakan sumber cemaran yang potensial, selain peralatan yang
tak dicuci baik, pedagang yang mengidap penyakit, dan juga makanan yang dibiarkan
dalam waktu lama pada suhu atmosfer yang amat cocok untuk berkembangnya
kuman pathogen. Kondisi bahan baku yang jelek untuk makanan yang dijajakan juga
merupakan sumber cemaran biologis (kuman) dan kimia (residu pestis ida, pengawet
dan BT M lainnya). Umumnya para pedagang tak menyiapkan makanan dengan baik,
sehingga cemaran akan tetap ada pada makanan.
Selain peralatan yang tidak dicuci dengan baik, penjual makanan jajanan juga
tetap menangani makanan yang akan dijajakan saat menderita bat uk dan pilek.
Padahal ini berakibat besar dalam resiko pencemaran penyakit yang diderita
penjamah terhadap makanan yang sedang diolahnya. Bakteri bibit enyakit dapat
berpind p ah melalui hidung (pernafasan, bersin), melalui mulut ludah, batuk)
serta sis(percikan a buangan tissue (sapu tangan).
Dalam penyediaan tempat penyimpanan bahan makanan, 25,0% tindakan
respond en tidak menyimpan bahan makanan di tempat khusus dan 2 5,0% kadangkadang menyimpan bahan makanan di tempat khusus. Bahan m akanan harus
disimpan di dalam wadah yang bervariasi, karena bahan makanan yang cepat
rusak atau cepat membusuk harus disimpan
dalam wadah
terpisah. Untuk
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
52
52
Tempat penyimpanan bahan makanan juga harus memperhatikan suhu dan
pencahayaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas bahan makanan agar
senantiasa terjaga dan pencahayaan digunakan untuk mempermudah pemilihan bahan
makanan pada saat akan diolah, juga untuk tidak mengundang serangga dan tikus
datang mendekat (Moehyi, 1992).
Perilaku dan personal higiene penjaja makanan yang kurang baik juga dapat
dilihat dari kebersihan tubuh penjual makanan jajanan masih kurang, mengambil
makanan menggunakan tangan, melayani pembeli sambil berbicara , batuk serta
penggunaan alat bantu seperti alat untuk menjepit makanan, sarung tangan dan
pembungkus kepala yang kurang. Hal ini sesuai dengan hasil wawa ncara dengan
menggu nakan kuesioner, bahwa 87,0% responden kadang-kadang m encuci tangan
sebelum dan sesudah menangani makanan bila tidak menggunakan alat bantu, dan
87,5% responden selalu bercerita saat menangani makanan.
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1.
SD
6.2. Saran
1.
2.
giene individu
53
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Mencuci Tangan pakai Sabun Saat Kuman Tidak Hinggap di 10
Jariku.h ttp://www.rileks.com/en te rtainment/ragam/omg/-mencu ci-tan ganp akai-sabun-saat-kuman-tak-hinggap -di-10-jariku .h tml, diakses tanggal
27
Oktober 2009.
Anonim. 2002. Memilih Makanan dan Jajanan yang Sehat. Balitbang Depdiknas
dan Lembaga Penelitian IPB. Bogor.
Agoes, D. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada
Murid SD di Kabupaten Pesisisr Selatan Sumatera Barat. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Volume 2 Nomor 6.
Depkes RI. 1992. Permenkes RI No. 304/Menkes/Per/IX/1989. Tentang
Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran dan Petunjuk
Pelaksanaannya. Jakarta.
Depkes RI. 1994. Pedoman Pengelolaan dan Penyehatan Makanan Warung
Sekolah. Jakarta.
Depkes RI. 1996. Pedoman Umum Program Makanan Tambahan Anak Sekolah
(PMT-AS). Jakarta.
Depkes RI. 2001. Pedoman Penyuluhan Gizi pada Anak Sekolah bagi Petugas
Puskesmas. Jakarta.
Depkes RI.1999.Indonesia Sehat 2010. Jakarta
Depkes RI. 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman (HSMM). Buku
Pedoman Akademi Penilik Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta.
Dewi, YS. 2008. Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan pada Sentra
Pedagang Makanan Jajanan Kesawan Square dan Pagaruyung Medan
Tahun 2008. Skripsi FKM USU. Medan.
Eunike, S. 2009. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta,
Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta.
Februhartanty, J. 2004. Amankah Makanan Jajanan Anak Sekolah di Indonesia?.
dalam http ://www.gizi.net . Diakses tanggal 6 Juli 2009.
54
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
Harper, Laura J. 1989. Pangan, Gizi dan Pertanian. Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
Irianto, DP. 2007. Panduan Gizi Lengkap : Keluarga dan Olahragawan. CV.
Andi offset. Yogyakarta.
Irianto, K. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. CV. Yrama Widya. Bandung.
Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo
Persada.
Jakarta.
Moehyi Sjahmien, 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga,
Jakarta Bhratara.
Mudjajanto,E S. 2006. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional.Penerbit Buku
Kompas. Jakarta.
Muslim,S. 2004. 50 Persen Jajanan Sekolah Berbahaya.
h ttp://www.mak ananjajan an.co m. Jakarta. Diakses tanggal 6 i 2009.
Jul
Notoat
Rineka Cipta.
modjo,
S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit
J
akarta.
Notoat
Rineka Cipta.
modjo,
S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit
J
akarta.
Pratomo
Masyarakat.
, H. 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan
Prabu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
arta. Diakses
Purwant2008. Higiene dan Sanitasi Makanan. http//gmpg.org. Jak
Tanggal 13 Juni 2009.
Rachma
Buku Kompas.
o, H. 1999. Pengantar Perilaku Manusia. EGC. Jakarta.
Jakarta.
2006.Waspadai
Jajanan
Sekolah. Siswa Sekolah Dasar
Sitorus, wati,E.
L. 2007.
Pengetahuan,
SikapAnak
dan diTindakan
Tentang Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Tambahan
Makanan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Denai. Skripsi FKM
USU. Medan.
Suhartini, 2007. Perbedaan Hygiene Sanitasi Makanan Dan Hygiene Perorangan
Pedagang Makanan Jajanan Kakilima Antara Binaan Dengan Non
Binaan (Studi Di Wilayah Kecamatan Gubeng Kota Surabaya Tahun 2007).
Thesis Airlangga University.
55
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
TINDAKAN MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG
HIGIENE SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI
KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN
MEDAN TUNTUNGAN
I. Anak Sekolah Dasar
A. Data Pribadi
1. Nama
: ............................................................
2. Umur
: ..........................................................
.. enis Kelamin
3. J
4.
5.
6.
B. Pert
: ............................................................
b. Kadang-kadang
c. Ya
kanan jajanan
b. Kadang-kadang
c. Tidak
4. Apakah setiap membeli makanan jajanan adik melihat kebersihan dari tempat
si penjual makanan jajanan tersebut ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
5. Apakah setiap membeli makanan jajanan adik melihat kebersihan dari peralatan
si penjual makanan jajanan tersebut ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
alannya dekat
b. Kadang-kadang
c. Ya
b. Kadang-kadang
t/ wadahnya ?
c. Tidak
ncuci tangan
b. Kadang-kadang
c. Tidak
10. Apakah adik selalu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memegang
makanan jajajan ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Tidak
12. Apakah adik menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur ?
a.Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
No.
Pertanyaan
1.
2.
3.
: ............................................................
2. Umur
: ..........................................................
3. Jeni..
Jajanan
yang
dijual
4. Pen............................................................
:
didikan
: a. Tamat SD
b. Tamat SLTP
c. Tamat SLTA
d. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi
e. Tidak tamat SD
B. Pertanyaan Tentang Tindakan Penjual Makanan Jajanan
1. Dalam pemilihan semua bahan makanan, apakah anda selalu mengutamakan
mutu/kualitas daripada kuantitasnya (jumlahnya) ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
2. Apakah anda selalu langsung mencuci bahan makanan yang dibeli dari pasar,
misalnya sayur-sayuran, buah-buahan, lalap-lalapan dan sebagainya sebelum
diolah lebih lanjut ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
3. Setelah diolah apakah makanan tersebut selalu anda simpan di tempat khusus ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
4. Saat menderita batuk, pilek apakah anda tetap menangani makana n yang akan
anda jajakan?
a. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
ersihkan dan
dijab uhkan dari tempat sampah, saluran limbah dan terlindung dari bu ?
a.Yade
6. Apak
b. Kadang-kadang
c. Tidak
teratur ?
b. Kadang-kadang
c. Tidak
ngan sebelum
dan anda tidak memakai alat bantu, apakah anda selalu mencuci ta
a. Y sesudah menangani makanan?
8. Apakah anda selalu mencuci peralatan dengan bahan pembersih, misalnya dengan
sabun/ detergen ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
9. Apakah air yang anda gunakan untuk mencuci suatu peralatan digunakan secara
berulang ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.
b. Kadang-kadang
c. Tidak
11. Ketika menjamah makanan apakah anda selalu memakai alat bantu ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
b. Kadang-kadang
c. Ya
Pertanyaan
Bila tidak memakai alat bantu, selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah menangani
makanan.
Selalu mencuci peralatan dengan bahan
pembersih, misalnya dengan sabun/ detergen.
Air yang digunakan untuk mencuci suatu
peralatan digunakan secara berulang.
Membuang semua sampah ke dalam tempat
s ampah.
Ketika menjamah makanan, selalu memakai alat
bantu.
Saat menangani makanan sambil bercerita
Menjaga kesehatan kuku dengan memotong
kuku secara teratur.
ancarai maka
Hasil Observasi
Tidak
Ya
Dame Melfa Br Damanik : Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar
Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, 2010.