tidak stabil lebih sulit dikendalikan karena terjadi secara tidak terduga kasus ini
menjadi mudah terdeteksi jika disertai dengan nyeri sangat hebat di dada, disertai
dengan gejala mual, takut dan merasa sangat tidak sehat.
Berbeda dengan kasus infark miokard pada kelainan jantung yang satu ini
dapat diketahui melalui penyimpanan irama jantung saat pemeriksaan melalui
elektro kardiografi dan dikaitkan dengan peningkatan kadar enzim jantung dalam
darah, juga dalam perkembangan penyakit jantung koroner biasanya disertai
kelainan kadar lemak dan trombosit darah penderita yang diikuti oleh kerusakan
endoterium dinding pembuluh nadi (Krisnatuti dan Yenria, 1999).
2.1.5 Hiperkolesterolemia Pada Penyakit Jantung Koroner Sebagai Faktor Risiko
Aterosklerosis
a.
Definisi Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan
Definisi Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit akibat respon peradangan pada
pembuluh darah (arteri besar dan sedang), bersifat progresif, yang ditandai
dengan deposit massa kolagen, lemak, kolesterol, produk buangan sel dan
kalsium, disertai proliferasi miosit yang menimbulkan penebalan dan
pengerasan dinding arteri, sehingga mengakibatkan kekakuan dan kerapuhan
arteri.
Aterosklerosis sangat dipengaruhi kadar kolesterol yang tinggi
merokok, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, obesitas, dan kurang
aktivitas fisik. Tingginya kadar homosistein darah, fibrinogen, dan
lipoprotein-a juga dilaporkan sebagai faktor risiko terjadinya aterosklerosis.
Ada empat faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu usia, jenis
kelamin, ras, dan riwayat keluarga (genetik).
Populasi dengan hiperlipidemia lebih banyak terkena aterosklerosis
dibanding kelompok orang dengan kadar lipid rendah. Populasi dengan
hiperlipidemia ini lebih signifikan berhubungan dengan gejala aterosklerosis
dan kematian oleh karena komplikasi aterosklerosis koroner. Tingginya
kolesterol darah, trigliserida, dan LDL berhubungan dengan stenosis
koroner. Sementara kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL)
berhubungan dengan menurunnya insiden penyakit aterosklerotik, karena
resistensi
perifer.
Selanjutnya
formasi
radikal
bebas
10
kolesterol total dan LDL) di dalam darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan
pada dinding pembuluh darah, dan ini dapat mengakibatkan risiko tinggi terhadap
penyakit jantung (Grundy, 2004).
2.2.1 Pembentukan Kolesterol
Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang disebut
kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel
tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang
beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain
setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa
banyak struktur membran dari seluruh sel sebagian disusun dari zat yang
berstruktur dasar inti sterol ini (Guyton & Hall, 2006) seperti terlihat pada
Gambar 2.1
2.
3.
Mevalonate
diubah
menjadi
molekul
dasar
isoprene,
5.
isopentenyl
11
12
berupa semak atau pohon kecil yang dapat mencapai 5 meter ketika tidak berbuah.
Daunnya berwarna hijau gelap dan mengkilat, biasanya panjangnya 10-15 cm dan
mempunyai lebar 6 cm. Bunganya berwarna putih dan berbau harum. Bijinya
berbentuk oval, dengan panjang kira-kira 1,5 cm, berwarna hijau saat belum
matang,
kemudian
hendak matang,
kemudian
kemerahmerahan, dan menjadi hitam ketika kering. Biasanya dikotil tapi 5-10%
merupakan monokotil yang disebut peaberries. Biji kopi ini umumnya matang
sekitar tujuh hingga sembilan bulan. Kopi (Coffea sp) tumbuh di daerah tropis dan
tumbuhan peralihan yang tumbuh di lereng gunung. Ada dua jenis tanaman kopi
yang sering dikonsumsi masyarakat antara lain Kopi Arabika (Coffea arabica) dan
Kopi Robusta (Coffea canephora). Ketika matang, biji kopi dipetik, diproses,
dikeringkan, dan dipanggang. Saat dipanggang, biji kopi mengalami beberapa
perubahan fisika dan kimia. Biji-biji kopi itu dipanggang dalam beberapa derajat,
tergantung pada rasa yang diinginkan. Setelah dipanggang biji kopi akan digiling
dan disajikan dalam beberapa macam penyajian.
Senyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan atas senyawa volatil dan
non volatil. Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika
terjadi kenaikan suhu. Senyawa volatil yang berpengaruh terhadap aroma kopi
antara lain golongan aldehid, keton dan alkohol, sedangkan senyawa non volatile
yang berpengaruh terhadap mutu kopi (Coffea sp) antara lain kafein, chlorogenic
acid dan senyawa-senyawa nutrisi. Golongan asam juga dapat mempengaruhi
mutu kopi (Coffea sp), karena merupakan salah satu senyawa pembentuk aroma
kopi (Coffea sp). Asam yang dominan pada biji kopi adalah asam klorogenat yaitu
sekitar 10 % pada kopi robusta (Coffea canephora) dan 7 % pada kopi arabika
(Coffea arabica). Selama penyangraian sebagian besar chlorogenic acids akan
terhidrolisa menjadi asam kafeat dan Quinic acid. Selain itu terdapat juga kafein
yang merupakan unsur terpenting pada kopi yang berfungsi sebagai stimulant,
sedangkan kafeol merupakan faktor yang menentukan rasa. Kafein merupakan
suatu alkaloid dari metil xantin yaitu 1,3,7 trimetil xantin.
13
14
Tabel 2.1 Komposisi kimia biji dan bubuk kopi robusta (Coffea canephora) (%)
Komponen
Mineral
Kafein
Trigonelline
Lipid
Total Asam Klorogenat
Asam Alifatik
Oligosakarida
Total Polisakarida
Asam Amino
Protein
Asam Humin
(Clarke dan Macrae, 1985)
Biji Kopi
4,0-4,5
1,6-2,4
0,6-0,75
9,0-13
7,0-14
1,5-2,0
5,0-7,0
3,0-47,0
2,0
11,0-13,0
Kopi Bubuk
4,6-5,0
2,0
0,3-0,6
6,0-11
3,9-4,6
1,0-1,5
0-3,5
13,0-15,0
16,0-17,0
2.4 Ekstraksi
Metode yang digunakan adalah metode maserasi dan evaporasi.
15
2.4.1. Maserasi
Meserasi berasal dari istilah mecaration dari bahasa latin macerace, yang
artinya merendam, merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus
memungkinkan untuk direndam dalam mentrum sampai meresap dan melunak
susunan sel, sehingga zat zat yang mudah larut akan melarut. (Ansel, 1989 :
607). Maserasi merupakan penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dengan cairan penyari. Cairan penyari yang
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat didesak
ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah
mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lainlain. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau
pelarut lain. Bila cairan penyari maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat
ditambahkan bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan
peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugian cara
maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna
Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara: 10 bagian simplisia dengan
derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan
75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama minimal 24 jam,
terlindung dari cahaya, sari diserkai (sediaan galenik,1986).
2.4.2. Evaporasi
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari
zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
16
kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat
cair yang sangat kental, dan bukan zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda
dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun
uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat
itulah
yang
merupakan
produk
yang
berharga
dan
uapnya
biasanya
Diet kuning
telur
17
(-) Hambat
absorbsi glukosa
Ekstrak kopi
robusta
(CGA)
(-) Hambat
absorbsi kolesterol
Glukosa
Piruvat
Asetil CoA
Kolesterol
endogen
Kolesterol
eksogen
Kolesterol Total
Keterangan:
(-)
: menghambat
Kerangka konseptual pada Gambar 2.5 menjelaskan bahwa kopi robusta
18