Anda di halaman 1dari 9

Makalah 3 PBL Blok 30

Persetubuhan dengan anak dibawah umur

Nolanda Susan unwawirka


102010088
Kelompok E3
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11470

Maraknya pemberitaan mengenai kasus kekerasan seksual pada anak-anak adalah sebuah kisah
horor bagi para orangtua. Dan yang paling sulit kita terima, kekerasan seksual pada anak
kebanyakan justru dilakukan oleh orang-orang terdekat, yang otomatis sudah dikenal dan
dipercaya. Anak-anak mempunyai hak untuk dilindungi, tumbuh dan berkembang secara aman.
Kekerasan seksual pada anak tak hanya menimbulkan luka fisik, tapi juga luka psikologis karena
trauma. Luka psikologis inilah yang paling berat. Sayangnya, tak mudah mengenali tanda-tanda
kekerasan seksual pada anak. Selain karena menyimpan sendiri rahasia tersebut atau takut
melapor, ada pula anak yang belum menyadari kalau perbuatan tersebut merupakan tindakan
kekerasan seksual.

A. Pemeriksaan
Pada umumnya anamnesis yang diberikan oelh orang sakit dapat dipercaya,
sebaliknya anamnesis yang diperoleh dari korban tidak selalu benar. Terdorong oleh
berbagai maksud atau perasaan, misalnya maksud untuk memeras, rasa dendam,
menyesal atau karena takut pada ayah atau ibu, korban mungkin mengungkapkan halhal yang tidak benar. Aanamnesis merupakan suatu yang tidak dapat dilihat atau
ditemukan oleh dokter sehingga bukan merupakan pemeriksaan yang objektif
sehingga seharusnya tidak dimasukan dalam visum et repertum. Anamnesis dibuat
terpisah dan dilampirkan dalam visum et repertum berjudul keterangan yang
diperoleh dari korban. Dalam mengambil anamnesis, dokter meminta kepada korban
untuk menceritakan segala sesuatu tentang kejadian yang dialaminya dan sebaiknya
terarah. Anamnesis terdiri dari bagian yang bersifat umum dan khusus.
Anamnesis umu meliputih :
- Umur
- Tanggal dan tempat lahir
- Status perkawinan
- Siklus haid
- Penyakit kelamin dan penyakit kandungan serta adanya penyakit lain seperti epilepsy,
-

sinkop dan lain-lain.


Cari tahu apakah pernah bersetubuh? Persetubuhan yang terakhir? Apakah
menggunakan kondom?

Hal khusus yang perlu diketahui adalah waktu kejadian yaitu tanggal dan jam. Bila waktu
antara kejadian dan pelaporan kepada yang berwajib berselang beberapa hari atau
minggu, dapat diperkirakan bahwa peristiwa itu bukan peristiwa perkosaan, teteapi
persetubuhan yang pada dasarnya tidak disetujui oleh wanita yang bersangkutan. Karena
berbagai alasan, misalnya perempuan itu merasa tertipu, cemas akan menjadi hamil atau
selang beberapa hari baru diketahui oelh ayah atau ibu dank arena ketakutan mengaku
bahwa ia telah disetubuhi dengan paksa. Jika korban benar diperkosa biasanya akan
segera melapor. Tetapi saat pelaporan yang terlambat mungkin disebabkan karena korban
diancam untuk tidak melapor ke polisI. Dari data ini dokter dapat mengerti mengapa ia
tidak dapat menemukan lagi spermatozoa, atau tanda-tanda lain dari persetubuhan.
Tanyakan pula dimana tempat terjadinya. Sebagai petunjuk dalam pencarian yang berasal
dari tempat kejadian, misalnya rumput, tanah dan sebagainya yang mungkin melekat
2

pada pakaian atau tubuh korban. Sebalinya petugaspun dapat mengetahui di mana harus
mencari trace evidence yang ditinggalkan oleh korban atau pelaku.
Perlu diketahui apakah korban melawan. Jika korban melawan maka pada pakaian
mungkin ditemukan robekan, pada tubuh korban mungkin ditemukan tanda-tanda bekas
kekerasan dan pada alat kelamin mungkin terdapat bekas perlawanan. Kerokan kuku
mungkin menunjukan adanya sel-sel epitel kulit dan darah yang berasal dari pemerkosa
atau penyerang. Cari tahu apakah korban pingsan. Ada kemungkinan korban menjadi
pingsan karena ketakutan tetapi mungkin juga korban dibuat pingsan oleh laki-laki
pelaku dengan pemberian obat tidur atau obat bius. Dalam hal ini jangan lupa untuk
mengambil urin dan darah untuk pemeriksaan toksikologik. Tanyakan apakah terjadi
penetrasi dan ejakulasi, apakah setelah kejadian, korban mencuci, mandi atau mengganti
pakaian.
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan pakaian perlu dilakukan dengan teliti. Pakaian diteliti helai demi helai,
apakah terdapat robekan lama atau baru sepanjang jahitan atau melintang pada
pakaian, kancing terputus akibat tarikan, bercak merah, air mani, lumpur dan
sebagainya yang berasal dari tempat kejadian. Catat apakah pakaian dalam keadaan
rapi atau tidak, benda-benda yang melekat dan pakaian yang mengandung trace
avidence dikirim kelaboratorium kriminologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan

tubuh

korban

meliputi

pemeriksaan

umum

yaitu

lukiskan

penampilannya (rambut dan wajah), rapi atau kusut, keadaan emosional, tenang atau
sedih atau gelisah, adakah tanda-tanda bekas kehilangan kesadarn atau diberikan obat
tidur atau bius, apakah ada needle marks. Bila ada indikasi jangan lupa untuk ambil
urin dan darah. Apakah tanda-tanda bekas kekerasan, memar atau luka lecet pada
daerah mulut, leher, pergelangan tangan, paha bagian dalam dan pinggang. Dicatat
pula tanda perkembangan alat kelamin sekunder, pupil, reflex cahaya, pupil pin point,
tinggi dan berat badan, tekanan darah, keadaan jantung paruh dan abdomen. Adakah
trace evidence yang melekat pada tubuh korban atau pada pakaian yang dipakai
ketika terjadi persetubuhan harus diperiksa. Bila fasilitas pemeriksaan tidak ada maka

kirim ke lab forensic di kepolisian atau bagian ilmu kedokteran forensic, dibungkus,
disegel serta membuat berita acara pembungkusan dan penyegelan.

Pemeriksaan khusus
Mencakup daerah genitalia dengan memperhatikan ada tidaknya rambut kemaluan
yang saling melekat menjadi satu karena air mani yang mongering, gunting untuk
pemeriksaan lab. Cari pula bercak air mani disekitar kelamin, kerok dengan sisi
tumpul scapel atau swab dengan kapas dan lidi yang dibasahi dengan larutan
fisiologis. Pada vulva diteliti adanya tanda-tanda bekas kekerasan, seperti hiperemi,
edema, memar, luka lecet (goresan kuku). Introitus vagina apakah hiperemi atau
edema? Dengan kapas lidi diambil bahan untuk pemeriksaan sperma dari vestibulum.
Periksa jenis selaput dara, adakah rupture atau tidak. Bila ada tentukan rupture baru
atau lama. Ukuran lingkaran orifisium pada seorang perawan kira-kira 2,5 cm dan
lingkaran yang memungkinkan persetubuhan adalah 9 cm. Periksa vagina dan serviks
dengan spekulum, bila keadaan alat genital mengijinkan. Adakah tanda penyakit
kelamin. Lakukan pengambilan bahan untuk pemeriksaan lab. Untuk pemeriksaan
cairan mani dan sel mani dalam lendir vagina, lakukan dengan mengambil lendir
vagina menggunakan pipet Pasteur atau diambil dengan ose batang gelas, atau
swab.bahan diambil dari forniks posterior, bila mungkin dengan spekulum. Pada
anak-anak atau bila selaput dra utuh, pengambilan bahan sebaiknya dibatasi dari
vestibulum saja. Pemeriksaan terhadap kuman nesseria gonorrhea dari secret urether
dan dipulas dengan pewarnaan gram. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke 1, 3, 5 dan
7. Jika pada pemeriksaan didapatkan kuman ini berarti terbukti adanya kontak seksual
dengan korban penderita, bila pada pria tertuduh juga ditemukan kuman ini. Hal ini
merupakan petunjuk yang cukup kuat. Jika terdapat ulkus, secret perlu diambil untuk
pemeriksaan serologic atau bakteriologik.
B. Interpretasi hasil
Pada kasus yang didapat untuk PBL ke 3 ini yaitu seorang perempuan yang berumur 11
tahun dibawa oleh ibunya karena anak tersebut mengeluh sakit apabila ingin kencing dan
hal ini sudah terjadi sejak dua hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik oleh dokter,
4

ditemukan robekan lama selaput dara disertai dengan erosi dan peradangan jaringan
vulva sisi kanan. Sehingga dokter berkesimpulan bahwa kemungkinan telah terjadi
persetubuhan pada beberapa hari yang lalu.
C. Aspek hukum dan medikolegal
KUHP 285
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wnita
bersetubuh dengan dia diluar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
KUHP 287 (ayat 1)
Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita diluar perkawinan, padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas
tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, bahwa belum waktunya untuk dikawin,
diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun. (Ayat 2) penuntutan
hanya dilakukan atas pengaduan, kecuali jika umur wanita itu belum sampai dua
belas tahun atau jika ada salah satu hal berdasarkan pasal 291 dan pasal 294.
Pasal 1. Permenkes No. 585/MenKes/Per/IX/1989
Persetujuan tindakan medik atau informed consent adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan
medic yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Pasal 74 KUHP
(ayat 1) Pengaduan hanya boleh diajukan dalam waktu enam bulan sejak orang
yang berhak mengadu mengetahui adanya kejahatan, jika bertempat tinggal di
Indonesia, atau dalam waktu Sembilan bulan jika bertempat tinggal di luar
Indonesia.

D. Tindakan dokter
Hal yang perlu diperhatikan sebelum pemeriksaan yaitu bila dokter telah memeriksa
seorang korban yang datang dirumah sakit, atau ditempat praktek atas inisiatif sendiri,
bukan atas permintaan polisi, dan dalam beberapa waktu kemudian polisi mengajukan
permintaaan visum et repertum, maka ia harus menolak karena segala sesuatu yang
5

diketahui tentang diri korban sebelum ada permintaan dibuatkan visum et repertum
merupakan rahasia kedokteran yang wajib dismpan (KUHP ps. 322). Dalam keadaan
seperti itu dokter dapat meminta kepada polisi untuk korban dibawa kembali padanya dan
visum et repertum dibuat berdasarkan keadaan yang ditemukan pada waktu permintaan
diajukan. Hasil pemeriksaan yang lalu tidak diberikan dalam bentuk visum et repertum
tetapi dalam bentuk surat keterangan.
Jelaskan terlebih dahulu Tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan pada korban dan
hasil pemeriksaan akan disampaikan ke pengadilan. Hal ini perlu diketahui walaupun
pemeriksaan dilakukan atas permintaan penyidik tetapi belum tentu korban akan
menyetujui pemeriksaan itu. Selain itu bagian yang akan diperiksa merupakan the most
private part dari tubuh seorang wanita.
Seorang perawat atau bidan harus mendampingi dokter pada waktu memeriksa korban.
Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin dan jangna terlampau lama, dan semua yang
ditemukan harus dicatat, jangan tergantung pada ingatan semata.
Viusm et repertum diselesaikan secepat mungkin jika dalam kasus ini sudah mendapat
persetujuan oleh korban untuk membawa kasus ini ke pihak polisi dan supaya perkara
dapat diselesaikan dan seorang terdakwa dapat dibebaskan jika ternyata ia tidak bersalah.
Kadang-kadang dokter yang sednag berpraktek pribadi diminta oleh seorang ibu atau
ayah untuk memeriksa anak perempuannya, karena ia merasa sangsi apakah anaknya
masih perawan, atau karena ia merasa curiga kalau-kalau atas diri anaknya baru terjadi
persetubuhan.
Dalam hal ini sebaiknya ditanyakan dulu maksud pemeriksaan apakah sekedar ingin
mengetahui saja atau ada maksud untuk penuntutan. Bila dimaksudkan untuk melakukan
penuntutan, maka sebaiknya dokter jangan memeriksa anak itu. Katakan bahwa
pemeriksaan harus dilakukan berdasarkan permintaan polisi dan biasanya dilakukan
dirumah sakit. Mungkin ada baiknya dokter memberikan penerangan pada ibu atau ayah
itu jika umur anaknya sudah 15 tahun dan jika persetubuhan terjadi tidak dengan paksaan
makan menurut undang-undang laki-laki bersangkutan tidak dapat dituntut. Pengaduan
mungkin hanya akan merugikan anaknya saja. Lebih baik lagi jika orang tua itu
6

dianjurkan untuk minta nasehat dari seorang pengacara. Jika orang tua hanya sekedar
mengetahui saja maka dokter dapat melakukan pemeriksaan. Tetapi jelaskan dulu bahwa
hasil pemeriksaan tidak akan dibuat dalam bentuk surat keterangan, karena kita tidak
mengetahui untuk apa surat keterangan itu. Mungkin untuk melakukan penuntutan atau
untuk menuduh seseorang yang tidak bersalah. Dalam keadaan demikian umumnya anak
tidak amu diperiksa, sebaliknya orang tua malah mendesaknya. Sebaiknya dokter
meminta izin tertulis untuk memeriksa dan memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
kedua orang tuanya.

E. Aspek Psikososial dan Lembaga Social Masyarakat


Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga independen
Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan

Anak

dalam

rangka

meningkatkan

efektifitas

penyelenggaraan

perlindungan anak. Keputusan Presiden Nomor 36/1990, 77/2003 dan 95/M/2004


merupakan dasar hukum pembentukan lembaga ini.
Fungsi dari organisasi ini yaitu :

Melakukan pengumpulan data, informasi dan investigasi terhadap pelanggaran hak anak.

Melakukan kajian hukum dan kebijakan regional dan nasional yang tidak memihak pada
kepentingan terbaik anak.

Memberikan penilaian dan pendapat kepada pemerintah dalam rangka mengintegrasikan


hak-hak anak dalam setiap kebjijakan.

Memberikan pendapat dan laporan independen tentang hukum dan kebijakan berkaitan
dengan anak.

Menyebarluaskan, publikasi dan sosialisasi tentang hak-hak anak dan situasi anak di
Indonesia.

Menyampaikan pendapat dan usulan tentang pemantauan pemajuan dan kemajuan, dan
perlindungan hak anak kepada parlemen, pemerintah dan lembaga terkait.

Melakukan perlindungan khusus.

Ada beberapa pasal yang tercantum dalam undang-undang perlindungan anak yang
berkaitan erat dengan kasus yang sedang dibahas diantaranya:
Pasal 15
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari :
a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;
b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan
e. pelibatan dalam peperangan.
Pasal 16
(1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan,
atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
(2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
(3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila
sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
Pasal 17
(1) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk :
a. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang
dewasa;
b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan
upaya hukum yang berlaku; dan
c. membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan
tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
(2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan
dengan hukum berhak dirahasiakan.
Pasal 77
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan :
a. diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian, baik
materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau
b. penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau
penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial,
c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 78
8

Setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari
kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang tereksploitasi secara ekonomi dan/atau
seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan,
anak korban perdagangan, atau anak korban kekerasan sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu,
dipidanadengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Daftar pustaka
1. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Aspek Hukum & Prosedur MedocoLegal. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Edisi 1,
Tahun 1994.
2. Ilmu Kedokteran Forensik. Pemeriksaan Kasus Perkosaan. Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Edisi 1, Tahun 1997.
3. Staf Pengajar Teknik Autopsi Forensik. Contoh Visum et Repertum. Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Tahun 2000
4. Diunduh dari http://komnaspa.or.id. Komnas perlindungan anak. Pada tanggal 15 Desember 2013
5. Diunduh dari http://www.komnasperempuan.or.id. Undang-undang perlindungan anak. Pada
tanggal 15 Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai