PENDAHULUAN
dan
salah satu penyebab kematian tertinggi, yang berdasarkan laporan tahunan 2006 di RS dr.
Saiful Anwar, Malang, angka kematian iniberkisar antara 16,31% (462/2832) dan
menyebabkan 4,41% (1356/30096) pasien dirawat inapkan. Angka-angka tersebut tidak
membedakan antara stroke iskemik dan hemoragik.
Saya sebagai penulis membuat laporan kasus di RSIJ Pondok Kopi, berdasarkan ke
ingin tahuan saya yang mendalam terhadap Stroke mulai dari cara anamnesis, pemeriksaan
fisik, recana penunjang, hasil pemeriksaan hingga terapi yang digunakan. Penelitian ini
meneliti pasien pada bangsal An-Nas 1 kamar 20125 dengan keluhan kelemahan anggota
badan; lengan kanan dan tungkai kanan sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit, keluhan ini
timbul disaat pasien beraktifitas, dari keluhan tersebutlah saya mengambil topik ini sebagai
laporan kasus yang sebagaimana sudah menjadi tugas serta tanggung jawab saya selama
menjalani koas stase saraf RSIJ Pondok Kopi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui secara lebih dalam
mengenai pemeriksaan mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
yang tepat, serta managemen Stroke.
1
BAB II
STATUS PASIEN
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Status perkawinan
Masuk tgl
: Ny.NN
: 58 tahun
: Perempuan
: Jl. Lip Muara II, Pondok Kopi
: Ibu rumah tangga
: Menikah
: 18/01/2014
2.2 Anamnesis
1. Keluhan Utama
Kelemahan lengan kanan dan tungkai kanan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 10 Januari 2014 SMRS, os mengeluhkan menjadi pelupa akan
hal-hal kecil, seperti mencuci hingga membersihkan rumah, namun menulis,
membaca dan memahami pembicaraan orang lain masih bisa dilakukan sebagaimana
biasanya.
Pada tanggal 17 Januari 2014 os datang ke UGD dengan keluhan kelemahan
lengan kanan dan tungkai kanan, selama 2 jam (mulai dari pukul 07.00 09.00 a.m),
keluhan tersebut dirasakan saat beraktifitas serta menetap. Os juga mengeluhkan
menjadi pelupa akan hal-hal kecil, namun menulis hingga bersosialisasi masih dapat
dilakukan sebagaiamananya. Keluhan seperti demam, nyeri kepala, pingsan, kejang,
telinga berdenging, gangguan menelan, keram dan baal disangkal. Riwayat trauma
kepala disangkal, os. mempunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi selama
kurang lebih 10 tahun. Dari bagian UGD menyatakan agar konsul terlebih dahulu ke
poli saraf untuk dilakukan penanganan selanjutnya.
Pada tanggal 18 Januari 2014 tepat pada pukul 12.00 a.m pasien masuk ke
rawat inap dikarenakan keluhan yang dirasakan semakin memberat, os. juga
2
mengeluhkan adanya penglihatan yang kabur pada ke dua matanya, terdapat mual
namun tidak muntah. Keluhan pelupa dirasakan tidak membaik, namun menulis
hingga bersosialisasi masih dapat dilakukan. Keluhan seperti demam, pingsan, nyeri
kepala, kejang, telinga berdenging, gangguan menelan, keram dan baal disangkal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma kepala disangkal, Os menderita diabetes melitus dan
hipertensi selama 10 tahun tidak terkontrol.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu os menderita Hipertensi
5. Riwayat pengobatan
Os. Belum sempat mendapatkan pengobatan sebelumnya.
2.3 Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran
2. Keadaan umum
3. Tanda vital
a. T. D
b. Nadi
c. Napas
d. Suhu
4. Status Generalis
: CM / E4 V5 M6
: Sakit sedang
: 150/100 mmHg
: 65 x/menit, reguler, kuat angkat
: 18 x/menit
: 36,10 C
: Baik
Paru-paru
: Vesikuler
Jantung
: BJ 1 & 2 Reguler
Hati
Limpa
5. Status Neurologik
Kesadaran
Compos Mentis
Kuantitatif
Orientasi
(baru) baik
Kemampuan bicara
Baik
Cara berjalan
sulit dinilai
Kepala
Bentuk normal
Simetri simetris
Ukuran normal
Pulsasi__(+)__
Nyeri tekan__(-)___
Bising__(-)__
Sikap tenang
Gerakan
Leher
(lama) baik
terbatas
Kanan
Kiri
Normosmia
N. II (OPTIKUS)
Normosmia
Kanan
Kiri
Daya penglihatan
Normal
Pengenalan warna
Normal
Medan penglihatan
Normal
Refleks cahaya
(+)
N.III (OKULOMOTORIUS)
Kanan
Ptosis
Gerak mata ke -
Kiri
(-)
(medial)
Normal
(atas)
Normal
(bawah)
Normal
Ukuran pupil
3 mm
3 mm
Normal
Bentuk pupil
Isokor
N.IV (TROKHLEARIS)
Kanan
Kiri
Normal
Normal
Strabismus konvergen
Negatif
Diplopia
Negatif
N.VI (ABDUSEN)
Kanan
Kiri
Normal
Normal
Strabismus konvergen
Negatif
Diplopia
Negatif
N.V (TRIGEMINUS)
Kanan
Kiri
Menggigit
(+)
(+)
Membuka mulut
(+)
(+)
Sensibilitas muka
(atas)
Normal
(bawah)
Normal
(tengah)
Normal
N.VII (FASIALIS)
Kerutan kulit dahi
Kanan
Kiri
Normal
Keterangan
Daya kecap lidah 2/3
Kanan
Kiri
Baik
depan
Kedipan mata
Normal
Meringis
Normal
Lipatan naso-labial
Normal
Mengembungkan pipi
Normal
Sudut mulut
Normal
Menutup mata
Normal
Mengerutkan dahi
Normal
Mengerutkan alis
Normal
N.VIII (AKUSTIKUS)
Gesekan Tangan
Kanan
Kiri
Normal
N.IX (GLOSOFARINGEUS)
Kanan
Kiri
Normal
Refleks muntah
Tidak dilakukan
Tersedak
(-)
N.X (VAGUS)
Kanan
Nadi
Bersuara
N.XI (AKSESORIUS)
Kiri
Keterangan
Kanan
Menelan
Kiri
Normal
Normal
Kanan
Kiri
Keterangan
Memalingkan kepala
Normal
Mengangkat bahu
Sikap bahu
Normal
N.XII (HIPOGLOSUS)
Kanan
Normal
(-)
Kanan
Tremor lidah
Kiri
Kiri
(-)
Menjulurkan lidah
Normal
6. Kekuatan otot
Keterangan
Kanan
Kiri
Pleksus Brakhialis
2222
5555
Pleksus Lumbosakral
2222
5555
Kanan
Kiri
Normal
6
Pleksus Lumbosakral
Normal
8. Refleks Fisiologis :
Keterangan
Kanan
Kiri
Bisep
(-)
(+)
Triceps
(-)
(+)
Patella
(-)
(+)
Achilles
(-)
(+)
Klonus Patella
(-)
(+)
(-)
(+)
Kanan
Kiri
Hoffman
(-)
(-)
Trommer
(-)
(-)
Chadok
(-)
(-)
Babinski
(-)
(-)
9. Refleks Patologis :
Keterangan
1. Skor Siriaj
(2,5 x Derajat Kesadaran) + (2 x Muntah) + (2 x Nyeri Kepala) + (0,1 x Tekanan Diastolik)
(3 x Ateroma) - 12
Hasil : Skor > 1 : Perdarahan supratentorial
Skor < 1 : Infark serebri
Pada pasien didapatkan :
(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 100) (3 x 1) 12 = - 5
Hasil : Infark Serebri
2. Skor Gadjah Mada
Penurunan kesadaran
Nyeri kepala
Babinski
Jenis stroke
Perdarahan (subaraknoid)
Perdarahan (intraserebral)
Perdarahan (intraserebral)
Iskemik
Iskemik
Hasil : Iskemik
3. Ro; CT-Scan
CT Scan ; kesan : Cerebral infarct didaerah capsula externa kiri dan para ventrikular
lateral kiri. Cerebellum dan batang otak masih baik.
4. Laboraturium
TEST
RESULT
UNITS
REF. RANGES
8
CHEMISTRY
Cholesterol Total
Cholesterol HDL
Cholesterol LDL
Trigliseride
Glukosa Fasting
Glukosa 2 PP
H 255
L 39
H 168
H 310
181.36
207.00
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
120 200
Normal Range
60
: Negative Risk
40 59 (Men)
: Borderline
50 59 (Woman) : Borderline
< 40 (Men)
: High Risk
- < 50 (Woman)
Normal Range
: High Risk
:
: Optimal
100 129
: Near Optimal
130 159
: Borderline
160 189
: High
- 190
Normal Range
: Very High
:
< 150
: Optimal
150 199
: Borderline
200 499
: High
500
Normal
: Very High
: 70 99
Normal
Uric Acid
TEST
HEMATOLOGY
Hemoglobin
4.7
mg/dL
Diabetes
3.5 7.2
: > 200
RESULT
UNITS
14.0
mg/dL
12.5 15.5
H 10.7
10^3/uL
5.0 16.0
Hematocrytes
41
Thrombocyte
ELECTROLITE
311
10^3/uL
Leukocyte
REF. RANGES
37 47
250 400
Natrium
138
mmol/L
132 145
Kalium
3.78
mmol/L
3.50 5.50
Chloride
CHEMISTRY
Glukose Random
107
mmol/L
98 110
H 264
Mg/dL
70 200
Glukose Urine
Negative
Urea
23
Mg/dL
10 50
Creatinine
6.6
Mg/dL
0.51 0.95
2.7 Resume
Seorang wanita 58 tahun datang dengan keluhan hemi parese pleksus brakhialis
dextra dan pleksus lumbosakral dextra, selama 2 jam (mulai dari pukul 07.00 09.00 a.m)
SMRS. Sebelumnya tidak mengeluh apapun, saat itu os sedang beraktivitas, keluhan tersebut
dirasakan menetap. Os mengeluhkan blur vision serta nausea tetapi tidak sampai vomitus. Os
juga mengeluhkan Amnesia mengenai hal-hal kecil seperti mencuci baju hingga
membersihkan rumah, namun menulis, membaca dan memahami pembicaraan orang lain
masih dapat dilakukan sebagaimananya. Riwayat trauma kepala disangkal, os mempunyai
riwayat Diabetes Melitus dan Hipertensi yang tidak terkontrol selama 10 tahun.
Hasil pemeriksaan fisik Reflek Fisiologis (biseps, triseps, patela, achilles, klonus
kaki) dan Reflek patologis (hoffman, trommer, babinski) pada extremitas dextra (-), serta
hasil pemeriksaan penunjang skor siriaj menandakan bahwa skor pasien 1 < ; menandakan
terjadinya infarct cerebri, skor Gadjah Mada menandakan terjadinya iskemik. CT-scan;
infarct di daerah capsula externa lateral kiri, begitu pula dengan hasil pemeriksaan
laboraturium menandakan hiperlipidemia dan hiperglikemia.
2.8 Diagnosa
1.
2.
3.
4.
Diagnosa Klinis
Diagnosa Topik
Diagnosa Etiologi
Diagnosa Patologi
2.9 Follow Up
Tgl : 21 Januari 2014
10
S
-
Kelemahan
lengan
dan
kanan
tungkai
TD : 150/100 mmHg
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
Kekuatan otot
kanan
Susah berbicara
Hiperlipidemia
Hiperglikemia
Hipertensi
Hemi
paresis
sinistra
Low
-
Motor
Neuron/Flahcid
Refleks fisiologis :
Biseps : -/+
Triseps : -/+
Patela : -/+
Achilles : -/+
Klonus Kaki : -/+
Refleks patologis :
Hoffman : -/ Trommer : -/ Babinski : -/-
O2 1-2 Lt/mnt
Elevasi
kepala
15-30o
Assering
inf
(rL/12j)
Nalim inf 2 x
500 mg
Condesatron tab
1 x 8 mg
Amlodipin tab 1
x 5 mg (Bila
MAP 130)
*MAP = 83 mmHg
Jantung berdebardebar
Kepala
berat
Lengan
dan
kanan
terasa
TD : 150/90 mmHg
N : 92 x/mnt
R : 20 x/mnt
Kekuatan otot
Hipertensi
Hemi
paresi
sinistra
Low
Motor
kanan
tungkai
Neuron/Flahcid
-
masih
-
sukar digerakan
-
Refleks fisiologis :
Biseps : -/+
Triseps : -/+
Patela : -/+
Achilles : -/+
Klonus Kaki : -/+
Refleks patologis :
Hoffman : -/-
Obsevasi TTV
O2 1-2Lt/mnt
Elevasi
kepala
15-30o
Assering
inf
(rL/12j)
Nalim inf 2 x
500 mg
Condesatron tab
1 x 8 mg
Amlodipin tab 1
x 5 mg (Bila
MAP 130)
11
BAB III
ANALISA KASUS
3.1 Daftar Masalah
1. Mengapa diagnosa pasien stroke infark ?
2. Hubungan Hipertensi dengan terjadinya stroke infark ?
3. Bagaimana terapi menurut literatur serta terapi yang tepat bagi pasien ?
3.2 Pembahasan Masalah
1. Mengapa diagnosis pasien stroke infark
Definisi ; Stroke adalah defisit neurologis, baik fokal maupun umum yang
berlangsung secara mendadak atas dasar terjadi gangguan pembuluh darah otak yang
berhubungan dengan waktu.
Stroke Non Hemoragik
-
Stroke Hemoragik
Kelumpuhan terjadi saat pasien istirahat (pada saat tidur atau pada
Kelumpuhan
terjadi
saat
pasien
TTIK
(nyeri
beraktivitas
Tidak
TTIK
terdapat
(nyeri
tanda-tanda
kepala,
muntah,
kepala,
Terdapat
tanda-tanda
muntah,
kejang,
penurunan
kesadaran)
-
Pada pasien didapatkan adanya defisit neurologis berupa kelemahan pada lengan
kanan dan tungkai kanan kelumpuhan terjadi saat pasien sedang beraktifitas dan tidak ada
tanda-tanda TTIK, serta pasien mengeluhkan menjadi pelupa akan hal-hal kecil seperti
mencuci baju dan membersihkan rumah, hasil dari pemeriksaan penunjang skor Siriaj pada
pasien adalah -5 artinya skor tersebut 1 < itu menunjukkan adanya infark cerebri, begitu pula
dengan skor Gadjah Mada menunjukkan iskemik karena pada keluhan serta pemeriksaan
12
babinski pasien (-), CT-Scan menunjukkan adanya Cerebral infarct didaerah capsula externa
kiri dan para ventrikular lateral kiri.. Jadi pasien ini didiagnosa stroke yang disebabkan
karena infark serebri
2. Hubungan Hipertensi dengan stroke infark
Mekanisme mengapa hipertensi dapat merangsang aterogenesis tidak
diketahui
dengan pasti, namun diketahui bahwa penurunan tekanan darah secara nyata menurunkan
resiko terjadinya stroke. Diduga tekanan darah yang tinggi merusak endotel dan menaikkan
permeabilitas
pembuluh
dinding
darah
terhadap
seluler
menyebabkan
Dari
aterogenesis.
banyak
didapatkan
penelitian
bahwa
darah tinggi
yang
tekanan
tidak berdiri
sendiri, namun meliputi beberapa penyakit lain, sehingga dikenal dengan istilah sindroma
hipertensi yang secara sendiri sendiri maupun bersama-sama dapat menjadi faktor resiko
terjadinya aterosklerosis. Yang termasuk dalam sindroma hipertensi adalah gangguan profil
lipid, resistensi insulin, obesitas sentral, gangguanfungsi ginjal. LVH dan penurunan
kelancaran aliran darah arterial
3. Terapi
a. Tatalaksana diruang gawat darurat
- Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
- Pemantauan tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu, saturasi
oksigen) dan status neurologis pasang IV line dan stabilisasi hemodinamik
b. Tatalaksana diruang rawat :
- Rawat di bangsal
- Mobilisasi tirah baring, elevasi kepala 30
- Cairan intravena
- Nutrisi oral
13
Medikamentosa :
Antithrombotik : Clipidogrel 300 mg
Antihipertensi : ACE Inhibitor (kaptopril 25 mg)
Neuroproteksi : Sitikolin IV 1g/hr atau secara oral 200-600 mg/hari
Hipirlipidemia : Statin 10 mg (malam hari)
DAFTAR PUSTAKA
14
15