Anda di halaman 1dari 15

Pemberian Nutrisi Parenteral Pada

Bayi Prematur

Disusun Oleh :

Muhammad Asydad Bin Azaharrudin


11.2012.251
Dokter Pembimbing:

Dr. Edi Pasaribu Sp.A, MKes.


BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
JAKARTA
2014
PERIODE 12 MEI 2014 19 JULI 2014

BAB I : Pendahuluan
Perkembangan nutrisi bayi setelah lahir sangat tergantung pada keadaan maturitas dan
berat badan lahir.1 Pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah atau sangat rendah,
pemberian nutrisi dini sangat penting. Kebutuhan nutrisi pada bayi prematur ini biasanya
bergantung pada nutrisi parenteral selama kehidupan awal pasca lahir, khususnya untuk bayi
dengan berat lahir sangat rendah. 1-3
Pemberian nutrisi bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR) tidak sama dengan pemberian pada bayi cukup bulan, hal ini karena kematangan
fungsi saluran cerna, enzim serta kemampuan pengosongan lambung yang berbeda dengan
bayi cukup bulan. 4
Sebagai akibatnya, kebutuhan nutrisi bayi BBLSR jarang terpenuhi dengan pemberian
makanan enteral pada 2 minggu pertama setelah lahir. Nutrisi yang tidak adekuat pada
minggu-minggu pertama kehidupan bayi prematur dapat mengakibatkan kegagalan
pertumbuhan yang seringkali sulit dikoreksi dan dapat menyebabkan efek merugikan yang
sifatnya permanen.2
Berbasis kepada kenyataan itu, pada bayi BBLSR pemberian nutrisi parenteral harus
diberikan sebelum pemberian makanan secara enteral dapat diberikan dengan baik. Pemberian
nutrisi parenteral baik secara total (NPT) atau nutrisi parenteral parsial (NPP), merupakan
sarana penunjang utama dalam perawatan.1,2
Tujuan pemberian NP adalah untuk memberikan nutrisi yang cukup untuk menyokong
pertumbuhan tanpa menyebabkan efek yang merugikan terhadap pertumbuhan dan fungsi
sistem organnya. Nutrisi parenteral harus diberikan untuk pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi dengan adekuat secara enteral.1,2
Pada referat ini akan dibahas mengenai pemberian nutrisi parenteral, indikasi dan cara
pemberian serta komponen nutrisi yang diberikan.

BAB II : Tinjauan Pustaka


Bayi Prematur
Prematur atau bayi kurang bulan merupakan bayi dengan kehamilan kurang dari 37
minggu atau 259 hari. Bayi berat lahir rendah didefinisikan berat 1500 gram sampai 2500
gram. Bayi berat lahir sangat rendah didefinisikan dengan berat lahir antara 1000 gram
sampai 1500 gram. Bayi lahir amat sangat rendah didefinisikan dengan bayi berat lahir <1000
gram. Berat lahir yaitu berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. 1-4

Permasalahan Pada Bayi Prematur


1. Suhu tubuh tidak stabil. Karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang
disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibatnya kurangnya jaringan lemak
bawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan dengan berat
badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat
yang sedikit, serta pusat pengaturan suhu yang belum sempurna fungsinya. 1-4
2. Gangguan pernapasan. Disebabkan oleh kurangnya jumlah surfaktan (rasio
lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum
sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung.
Penyakit gangguan pernapasan yang sering diderita bayi prematur adalah penyakit
membrane hialin dan pneumonia aspirasi. Disamping itu sering timbul pernapasan
periodik dan apnea yang disebabkan oleh pusat pernapasan di medulla oblongata
belum matur. 1-4
3. Gangguan pencernaan dan nutrisi. Terjadi distensi abdomen akibat dari motilitas usus
kurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung
bertambah, daya untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak, laktosa, vitamin yang larut
lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio-esofagus
yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus
dan mudah terjadi aspirasi.1-4
4. Hati imatur. Memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.
Hiperbilirubinemia disebabkan faktor kematangan hepar kurang, sehingga konjugasi
bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna.1-4
5. Ginjal imatur. Baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urin yang sedikit,
urea clearance yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan
elektrolit dari badan dengan akibat mudah terkadi edema dan asidosis metabolik.1-4
3

6. Perdarahan. Mudah terjadi perdarahan karena pembuluh darah yang rapuh,


kekurangan faktor pembekuan seperti protrombin, faktor VII dan faktor Chrismast.1-4
7. Gangguan imunologik. Daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, karena rendahnya
kadar IgG gamma globulin. Bayi prematur relatif belum mampu membentuk antibodi
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik. 1-4
8. Perdarahan intraventrikuler. Lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan
intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita apnea,
asfiksia berat dan sindroma gangguan pernapasan. Akibatnya bayi menjadi hipoksia,
hipertensi, dan hiperkapnia. Keadaan ini menyebabkan aliran darah ke otak
bertambah. Penambahan aliran darah ke otak akan lebih banyak lagi karena tidak
adanya autoregulasi serebral pada bayi premature, sehingga mudah terjadi perdarahan
dari pembuluh darah kapiler yang rapuh dan iskemia di lapisan germinal yang terletak
di dasar ventrikel lateralis antara nukleus kaudatus dan ependim. Luasnya perdarahan
intraventrikuler dapat didiagnosis dengan USG atau CT-Scan. 1-4
9. Fibroplasia retrolental. Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur dan disebabkan
oleh penggunaan oksigen dengan konsentrasi tinggi (PaO2 lebih dari 115 mmHg = 15
kPa), maka akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina yang diikuti oleh
proliferasi kapiler-kapiler baru ke daerah yang iskemia sehingga terjadi perdarahan
fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta. Stadium akut penyakit
ini dapat terlihat pada umur 3 6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri dan vena retina.
Kemudian dikuti oleh pertumbuhan kapiler baru secara tidak teratur pada ujung vena.
Kumpulan pembuluh darah baru ini tampak sebagai perdarahan. Akhirnya sebagian
kapiler baru ini tumbuh kea rah korpus vitreum dan lensa. Selanjutnya akan terjadi
edema pada retina dan retina dapat terlepas dari dasarnya dan keadaan ini merupakan
keadaan yang irreversible. Pada stadium akhir akan terdapat massa retrolental yang
terdiri dari jaringan ikat. Keadaan ini dapat terjadi bilateral dengan mikroftalmus,
kamar depan menyempit, pupil mengecil dan tidak teratur, serta visus menghilang.
Selain itu dapat pula disertai retardasi mental dan cerebral palsy.1-4

Fisiologi Saluran Cerna Pada Bayi Prematur


Kematangan fungsi organ khususnya saluran cerna, sangat menentukan jenis dan cara
pemberian nutrisi pada bayi prematur. Kondisi klinis seringkali merupakan faktor penentu,
nutrisi enteral atau parenteral yang akan diberikan.1,3
Saluran cerna merupakan organ pertama yang berhubungan dengan proses digesti dan
absorpsi makanan. Ketersediaan enzim pencernaan baik untuk karbohidrat, protein, maupun
lemak sangat berkaitan dengan masa gestasi. Umumnya pada neonatus cukup bulan (NCB)
enzim pencernaan sudah mencukupi kecuali laktase dan diperkirakan sekitar 25% NCB
sampai usia 1 minggu menunjukkan intoleransi laktosa. Aktivitas enzim sukrase dan laktase
lebih rendah pada BBLR dan sukrase lebih cepat meningkat daripada laktase.1,3
Di samping masalah enzim, kemampuan pengosongan lambung (gastric emptying
time) bayi BBLR lebih lambat daripada bayi cukup bulan. Fungsi menghisap dan menelan
(suck and swallow) masih belum sempurna, terlebih bila bayi dengan masa gestasi kurang dari
34 minggu. Toleransi terhadap osmolaritas formula yang diberikan masih rendah, sehingga
kemungkinan terjadinya komplikasi necrotizing enterocolitis (NEC) atau diare lebih
besar.Perkembangan anatomis dan fisiologis saluran cerna sudah terbentuk dengan sempurna
mulai usia kehamilan 37 minggu.1,4
Tabel 1. Petanda awal perkembangan traktus gastrointestinal janin 1
Organ
Esofagus
Lambung
Pankreas
Hepar
Usus Halus
Kolon
FUNGSI
Menghisap
Menelan
Lambung
Pankreas
Hepar
Usus Halus
Enzim

Petanda awal
Kelenjar superfisial berkembang
Terbentuk kelenjar pada gaster, pilorus dan fundus
Diferensiasi jaringan endokrin dan eksokrin
Lobus terbentuk
Perkembangan vilus dan kripta kelenjar limfe
Diameter bertambah, vilus menghilang

Usia gestasi (minggu)


20
28
14
11
14
20

Hanya mulut/bibir
Hisap-telan masih imatur
Motilitas dan sekresi gaster
Granul zimogen
Metabolisme empedu, sekresi empedu
Transpor aktif asam amino, glukosa
a-glukosidase, dipeptidase, laktase, enterokinase

28
33-36
20
20
11
14
10

Nutrisi Parenteral
Nutrisi Parenteral (NP) bertujuan untuk memberikan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan maturasi yang optimal bagi bayi baru lahir. Nutrisi parenteral adalah suatu
bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui
5

saluran pencernaan. Nutrisi parenteral diberikan apabila saluran cerna tidak dapat berfungsi
oleh karena gangguan absorbsi.5-7
Nutrisi parenteral dibagi menjadi dua yaitu Nutrisi Parenteral Total (NPT) dan nutrisi
parenteral parsial (NPP). Nutrisi parenteral total adalah pemberian nutrisi melalui jalur
intravena ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Nutrisi
parenteral parsial adalah pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral. 5-7
Terapi nutrisi parenteral mengandung nutrisi seperti dextrose, asam amino, elektrolit,
vitamin, mineral, lemak emulsi, dan menyediakan kalori dan nitrogen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Komponen ini diperlukan untuk metabolisme dan
pertumbuhan bayi baru lahir yang mempunyai masalah klinik yang berat, terutama pada
BBLSR yang belum atau tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi enteral. 3,5-8

Indikasi Pemberian Nutrisi Parenteral


Indikasi NPT : 1,3,5

Bayi prematur dengan masa gestasi < 30 minggu dan atau < 1000g
Masa gestasi > 30 minggu tetapi tidak dapat mencapai pemberian makan secara
enteral pada hari ke-5
Bayi dengan resiko tinggi NEC4
< 30 minggu
> 30 minggu dengan aliran arteri umbilical yang berbalik atau tiada
Necrotising enterocolitis
Anomali saluran cerna

Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi Prematur


Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur yang optimal maka
bayi harus mendapat cairan, elektrolit, kalori, lemak, vitamin dan mineral yang sesuai dengan
kebutuhannya. 1-3,9
Kebutuhan nutrisi pada neonatus diketahui bervariasi menurut berat lahir dan usia
kehamilan. Bayi prematur hanya mempunyai sedikit cadangan energi karena kurangnya
6

cadangan glikogen di bawah kulit. Kebutuhan energi bayi prematur dibagi menjadi dua
komponen penting yaitu kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh dan kebutuhan untuk
tumbuh. Kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh antara lain meliputi metabolisme basal,
aktivitas otot regular suhu tubuh (specific dynamic action), dan ekskresi. 1-3,9
1. Kebutuhan cairan
Bayi prematur pada minggu pertama sesudah lahir akan kehilangan cairan
ekstraseluler dengan cepat yang menyebabkan penurunan berat badannya. Kebutuhan cairan
pada bayi prematur dapat meningkat pada keadaan seperti pada bayi yang memerlukan
perawatan dengan radiant warmer, inkubator, fototerapi mengalami distress pernapasan, dan
diare. Kebutuhan menurun pada keadaan bayi dirawat dengan double walled incubator, di
ruangan dengan kelembaban tinggi, atau mengalami oliguria. Penelitian pada bayi prematur
dengan berat lahir sangat rendah (BLSR) 26-29 minggu menyatakan bahwa kehilangan berat
badan rata-rata pada minggu pertama berkisar 12%-15% dari berat lahir. 3
Cairan dimulai dari 6080 ml/kgBB/hari pada bayi cukup bulan dan 80100
ml/kg/hari pada bayi prematur, kemudian dinaikan 1020 ml/hari hingga maksimal tergantung
maturitas dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi kehilangan cairan dari kulit. Kenaikan
cairan pada akhir minggu berturut-turut 120150 ml/kg/hari pada bayi cukup bulan dan 130
180 m/kg/hari pada bayi prematur. 3
Tabel 2. Kebutuhan cairan pada minggu pertama kelahiran 9
Usia (hari)
1
2
3
4
5
6
Bayi cukup bulan
60120 80120
100130 120150 140160 140180
Bayi prematur >1.500 g 6080
80100
100120 120150 140160 140180
Bayi prematur <1.500 g 8090
100110 120130 130150 140160 160180
Rekomendasi Na+, K+, Cl (meq/kgBB/hr)
Na+: 03, K+:02, Cl:05
Kehilangan berat badan yang diharapkan bergantung pada kondisi pengobatan (asupan
cairan) dan kelembaban

Tabel 3. Kebutuhan elektrolit pada neonatus 9


Usia
Kehamilan
Berat Badan
BCB
BKB
>1500 g

Asupan
(ml/kg/hr)

Asupan Na+
(meq/kg/hari)

Asupan K+
(meq/kg/hari)

Asupan Cl(meq/kg/hari)

140170

25

13

23

140160

35

13

35
7

<1500 g

140160

23

12

23

2. Kebutuhan Kalori
Pembagian sumber kalori yang ideal adalah: karbohidrat: 5055%, protein : 1015%,
lemak : 3035%.

Jumlah asupan kalori harian adalah 90 -100 kkal/kg/hari.

Untuk bayi dengan berat lahir sangat rendah, kalori harus ditingkatkan perlahan-lahan
mulai :

Hari 1-3

50-55 kkal/kg/hari

Hari 3-5

65-75 kkal/kg/hari

Hari 5-7

85-90 kkal/kg/hari

Kalori yang berasal dari protein tidak boleh melebihi 15% dan kalori dari lipid tidak
boleh melebihi 50% dari total asupan kalori.
Kebutuhan energi untuk tumbuh berhubungan dengan kandungan energi dari jaringan

dan tergantung pada komposisi jaringan baru yang disintesa. Pemberian energi parenteral 50
kkal/hari telah cukup untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan. Untuk sintesa jaringan,
diperlukan 10-35 kkal/kgbb/hari, sedangkan untuk cadangan nutrien jaringan 20-30
kkal/kgbb/hari. 3
3. Kebutuhan Karbohidrat
Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Kecepatan pemberian glukosa pada
bayi prematur 46 mg/kg/menit, 812 mg/kg/menit pada BBLASR dan 8 mg/kg/menit pada
bayi cukup bulan, kemudian kecepatan ditingkatkan perharinya hingga 1215 mg/kg/menit
untuk 23 minggu setelah lahir hingga tercapai euglikemia. Harus diperhatikan dalam
pemberian glukosa yang berlebihan dapat menghasilkan hiperglikemi. Tindakan terhadap
hiperglikemi adalah menurunkan laju infuse glukosa dan konsentrasi glukosa yang diberikan.
Komplikasi dan resiko pemberian karbohidrat :1,3,9

Hiperglikemia atau hipoglikemia


Glikosuria

4. Kebutuhan Protein
Pemberian protein dimulai pada hari pertama kelahiran bagi memenuhi kebutuhan
protein pada bayi-bayi prematur. Jumlah kebutuhan protein dihitung berdasarkan estimasi
kebutuhan nitrogen pada kehidupan fetus intrauterin. Fetus dengan kehamilan 28 minggu
membutuhkan 350mg/kgbb/hari nitrogen, sedangkan fetus matur membutuhkan
150mg/kgbb/hari. Pemberian asam amino dimulakan dengan 2-3 g/kgBB/hari berdasarkan
8

kepada jenis cairan asam amino yang diberikan. Pemberian dinaikkan sebanyak 0.5
mg/kg/hari sehingga target tercapai. Maksimum pada bayi prematur adalah 3.0-3.5 g/kg/hari.
Pemberian yang berlebihan akan menyebabkan hiperamonemia. 3
Komplikasi dan resiko pemberian protein :

Asidosis
Peningkatan blood urea nitrogen (BUN)
Hiperammonemia

5. Kebutuhan Lipid
Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 10% yang mengandung 10g
trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang mengandung 20 g trigliserida dan 2 kkal/ml.
Kebutuhan lemak pada pemberian NPT adalah sebagai berikut :

Neonatus dengan BB < 1500 g = Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari, kemudian
ditingkatkan 0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2-2,5 g/kg BB/hari.
Neonatus dengan BB > 1500 g = Pemberian awal di mulai dengan dosis 1 g/kg
BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg BB/hari sampai mencapai 3 g/kg BB/hari.
Pemberian emulsi lemak dimulai setelah 5-dekstrosa dan asam amino dapat di

toleransi dengan baik oleh neonatus dan pemberian emulsi lemak sebaiknya dalam 72 jam.
Pada bayi kurang bulan dan bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) sering mengalami
defisiensi asam lemak. Manifestasi klinis defisiensi asam lemak antara lain : dermatitis,
pertumbuhan rambut yang buruk, trombositopenia, gagal tumbuh dan mudah terjadi infeksi.1-3
Pada pemberian lemak, harus dilakukan monitoring terhadap kadar trigliserida darah,
pemberian harus dikurangi jika kadar trigliserida > 150 mg/dl. Hati-hati pemberian lemak
pada bayi dengan penyakit paru atau hati. 1-3

Tabel 4. Panduan pemberian IV emulsi lemak berdasarkan status klinik 6


Masa Gestasi

Berat/Diagnosa

Inisiasi

Tingkatkan

Tujuan

Prematur

<1500g, stabil
>1500g, stabil
Tidak stabil

0.5g/kgBB/day
Hari ke-3
Hari ke-3
Hari ke-3

0.5g/kgBB/day
Hari ke-7
Hari ke-4
Stabil

3g/kgBB/hari
Hari ke-11
Hari ke-9

6. Kebutuhan Vitamin
9

Kebutuhan vitamin pada bayi prematur, dapat diberikan multivitamin intravena yaitu
MVI-Pediatrics (Armour) yang merupakan gabungan vitamin yang larut dalam lemak dan air.
Sediaan yang hanya larut dalam air, yaitu Soluvito-N dapat ditambahkan pada larutan glukosa
dan yang larut dalam lemak, yaitu Vitilipid-N dapat ditambahkan pada larutan lemak.
Pemberian Vitamin A dapat diberikan sejak awal, karena Vitamin A penting untuk
pertumbuhan jaringan, sintesa protein, dan kerusakan epitel. Walaupun unsur mineral didalam
tubuh jumlahnya sangat sedikit (<0,01%), tetapi diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan. The American Society for Clinical Nutrition menganjurkan pemberian unsur
mineral setelah pemberian NPT selama 4 minggu, tetapi unsur seng dapat diberikan lebih
awal.1-3
Bayi prematur mempunyai kemampuan adaptasi yang lebih rendah terhadap vitamin
parenteral dibandingan bayi cukup bulan, sehingga resiko keracunan dan defisiensi lebih
tinggi. Pada bayi prematur diperlukan formulasi khusus. Preparat MVI-Pediatric dengan dosis
2 ml/kgbb/hari sampai maksimum 5 ml/kgbb/hari dianggap cukup. Penambahan preparat
MVI-Pediatric ke dalam emulsi lemak akan menurunkan kehilangan retinol sehingga
konsentrasi retinol plasma pada bayi prematur akan meningkat.1-3
7. Kebutuhan Mineral
Bayi prematur yang menerima NPT jangka panjang akan meningkatkan resiko
gangguan pada tulang yaitu dimineralisasi dan fraktur. Kalsium dan fosfor harus diberikan
kepada semua bayi yang menggunakan NPT.1-3
Kalsium hanya dibenarkan apabila NPT sentral. Jika hanya menggunakan NPT perifer,
maka tambahkan fosfor pada NPT dan berikan Ca glukonas berasingan. Rasio Ca:P harus 2:1.

Tabel 5. Kebutuhan Kalsium dan Fosfor 6


Inisiasi
Tingkatkan setiap 1-2 hari
Tujuan

Kalsium (mEq/kg)
2 mEq/kg
0.5 mEq/kg
3 mEq/kg (preterm)

Fosfor (mmol/kg)
1 mmol/kg
0.3-0.5 mmol/kg
1.5 mmol/kg (preterm)

2 mEq/kg

1.2 mmol/kg

Trace Element

10

Pemberian trace element solution dianjurkan diberi 0.2mL/kg/hari yang mengandungi seng,
mangan, copper dan kromium. Bayi prematur memerlukan tambahan seng (300mcg/kg/hari)
dan selenium (2mcg/kg/hari).1-3
Pada bayi dengan kolestasis hentikan pemberian trace element solution dan berikan :

Seng 400 mcg/kg/hari Total


Kromium 0.2 mcg/kg/hari
Selenium 2 mcg/kg/hari

Cara Pemberian Nutrisi Parenteral


Nutrisi Parenteral Perifer5-8

Pada pemberian melalui rute perifer, bisa digunakan vena di tungkai atau di kepala.
Jalur ini dipilih bila pemberian dalam waktu singkat (<2 minggu), osmolalitas cairan

yang diberikan tidak tinggi dan tidak ada pembatasan pemberian cairan.
Pada bayi, pemberian melalui rute perifer sulit untuk memenuhi kebutuhan kalori

karena cairan dibatasi tidak melebihi 130 ml/kgbb/hari.


Osmolaritas cairan yang diberikan antara 300-900 mosm/L. Maksimum konsentrasi
dekstrose yang digunakan adalah 12,5%, asam amino 2% dan 400 mg/dl kalsium
glukonas.

Gambar 1 : Akses vena perifer


Nutrisi Parenteral Sentral 5-8

Untuk mendapatkan masukan kalori yang tinggi harus digunakan cairan infus dengan

konsentrasi yang tinggi dan osmolalitas yang tinggi, lebih dari 900 mmol osmol/l.
Untuk mencapai vena sentral dapat dengan cara perkutan atau dengan cara
pemotongan vena. Vena jugularis dan vena subclavia adalah yang paling sering
digunakan. Cara jalur vena melalui vena subklavia tidak dianjurkan pada bayi karena

sering terjadi komplikasi.


Perawatan yang teratur dan berhati-hati sangat penting pada pemakaian keteter vena
sentral agar terhindar dari komplikasi, dan dapat digunakan dalam jangka panjang.
11

Tidak dibolehkan memberikan selain cairan nutrien melalui kateter ini seperti
memberikan darah, atau mengambil sampel darah.

Gambar 2 : Akses vena sentral


Arteri umbilikalis5-8

Pemakaian jalur arteri umbilikal masih kontroversial, sebagian setuju dan sebagian

tidak.
Pada kelompok yang setuju, penggunaannya praktis karena lebih mudah

melakukannya, terutama pada bayi prematur dengan kecil masa kehamilan.


Pada kelompok yang tidak setuju, mengemukakan alasan karena banyak terjadi

thrombosis aorta dan arteri iliaka, trombosis pada vena sentral serta perifer.
Pada prematur dengan BLSR dapat diberikan NPT secara lengkap mulai dari hari
pertama, tanpa menimbulkan efek samping dan peningkatan berat badan yang dicapai
sesuai dengan pertumbuhan intrauterin.

Penghentian Nutrisi Parenteral


Bila nutrisi enteral sudah dapat diberikan dan ditoleransi maka NP secara bertahap
dapat dikurangi seiring bertambahnya jumlah nutrisi enteral. Sebaiknya NP parenteral tidak
dihentikan secara mendadak. Nutrisi parenteral baru dihentikan seluruhnya bila asupan nutrisi
enteral sudah mencapai 2/3 kebutuhan yang diperlukan.1,3

Komplikasi
Mekanik
Pada kateter vena sentral dapat terjadi : sindroma vena cava superior, aritmia atau tamponade
jantung, trombus intrakardial, efusi pleura atau kilotorak, emboli paru dan hidrosefalus
sekunder terhadap trombosis vena jugularis.5-8
Infeksi
Sepsis sering disebabkan oleh Staphylococcus epidermis, Stretococcus viridans, Escherichia
Coli, Pseudomonas spp dan Candida albicans. Infeksi ditanggulangi dengan pemberian

12

antibiotik. Kejadian sepsis dapat berkurang dengan digunakannya kateter karet silikon
perkutaneus.5-8
Metabolik
Pada bayi berat lahir amat sangat rendah sering terjadi hiperglikemia, karena produksi insulin
yang tidak adekuat dan berkurangnya sensitivitas terhadap insulin. Hipoglikemia terjadi
karena penghentian infus glukosa atau kelebihan pemberian insulin. Pada bayi kurang bulan
kelebihan beban protein akan menimbulkan azotemia, hiperammonia. Resiko terjadi
hiperbilirubinemia meningkat pada bayi cukup bulan dan pemberian NPT yang lama tanpa
disertai enteral feeding. 5-8

Pemantauan
Bayi yang mendapat NPT perlu perawatan dengan pemantauan yang ketat sehingga
mereka dirawat di ruang intensif.3
Berat badan tidak naik adalah efek awal asupan kalori yang tidak adekuat. Kenaikan
berat badan setiap minggu adalah standar yang dipakai untuk menentukan pertumbuhan
pascanatal yang adekuat. 3
Nutrisi yang adekuat mungkin lebih baik ditaksir dari adanya lemak di bawah kulit dan
perkembangan otot. Ketebalan lemak kulit triceps digunakan untuk estimasi pertumbuhan
lemak, dan lingkar atas untuk perkiraan pertumbuhan otot. 3
Monitoring pertumbuhan minimal antara lain berat badan setiap hari, panjang badan
setiap minggu, dan lingkar kepala setiap minggu. Pengukuran ini harus dicatat setiap minggu
pada kurva pertumbuhan yang sesuai pada bayi prematur untuk meyakinkan pertumbuhan
yang adekuat. 3

Bab III : Penutup


Pemberian NPT pada bayi prematur merupakan suatu tindakan yang rutin dilakukan.
Pada prematur, diberikan NPT selama pemberian peroral belum dapat ditoleransi oleh bayi.
Tindakan ini dapat menurunkan angka mortalitas pada bayi baru lahir prematur dan kurang
berat. Pemberian NPT dapat dilakukan secara perifer atau sentral sesuai kondisi klinis bayi.
Larutan nutrisi parenteral yang diberikan harus mengandung glukosa, protein, emulsi lemak,
dan multivitamin yang optimal, sehingga tujuan dari pemberian NPT itu dapat tercapai.
Pemantauan yang ketat harus dilakukan secara periodik dan berkala untuk menghindari
komplikasi, baik mekanik, metabolik ataupun infeksi. 1-3
13

BAB IV : Daftar Pustaka


1. Widiasa, Suandi, I. Wayan Retayasa. Nutrisi Parenteral Total pada Bayi Prematur. Sari
Pediatri, Vol. 9, No. 1, Juni 2007: p39-43
2. Pemberian Nutrisi Parenteral Dini pada Bayi Prematur. CDK-202/ vol. 40 no. 3, th.
2013: p224
3. Sri Sudaryati Nasar. Tata laksana Nutrisi pada Bayi Berat Lahir Rendah. Sari Pediatri,
Vol. 5, No. 4, Maret 2004: p165 170
4. Beeby PJ, Jeffery H. Risk factors for necrotising enterocolitis: the influence of
gestational age. Arch Dis Child. 1992;67:432-5.
5. Prof David Osborn. Total Parenteral Nutrition. May 2011 : p1-9

14

6. Intensive Care Nursery House Staff Manual. Neonatal Parenteral Nutrition. The
Regents of the University of California. 2004-2006 : p136-42
7. Berthold Koletzko, Olivier Goulet, Joanne Hunt, Kathrin Krohn, and Raanan Shamir.
1. Guidelines on Paediatric Parenteral Nutrition of the European Society of Paediatric
Gastroenterology, Hepatology and Nutrition (ESPGHAN) and the European Society
for Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN), Supported by the European Society
of Paediatric Research (ESPR). Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition.
November 2005 : S1-4
8. Nelson Textbook Pediatric. Parenteral Nutrition In ; Nelson Textbook Pediatric, 17th
Ed, Philadelphia WB Saunders, Co, 2004 : 554-556
9. Herry Garna, Heda M.P. Nutrisi parenteral pada neonatus. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Ilmu Kesehatan Anak. 2012 ; 4 : p640-4

15

Anda mungkin juga menyukai