Tidak ada shalat kecuali dengan thoharoh. Tidak
ada sedekah dari hasil pengkhianatan.[1]
An Nawawi rahimahullah- mengatakan, Hadits
ini adalah nash[2] mengenai wajibnya thoharoh
untuk shalat.Kaum muslimin telah bersepakat
bahwa thoharoh merupakan syarat sah
shalat. [3]
Abu Hurairah mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan
diterima -ketika masih berhadatssampai dia berwudhu.[4]
Tata Cara Wudhu
- -
- -
Humran pembantu Utsman menceritakan bahwa
Utsman bin Affan radhiallahu anhu pernah
meminta airuntuk wudhu kemudian dia ingin
berwudhu. Beliau membasuh kedua telapak
tangannya 3 kali, kemudian berkumur-kumur
diiringi memasukkan air ke hidung, kemudian
membasuh mukanya 3 kali, kemudian membasuh
tangan kanan sampai ke siku tiga kali, kemudian
mencuci tangan yang kiri seperti itu juga,
kemudian mengusap kepala, kemudian
membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga
kali, kemudian kaki yang kiri seperti itu juga.
Kemudian Utsman berkata, Aku melihat
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah
berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau
bersabda, Barangsiapa berwudhu seperti
wudhuku ini kemudian dia shalat dua rakaat
dengan khusyuk (tidak memikirkan urusan dunia
dan yang tidak punya kaitan dengan
shalat[5]), maka Allah akan mengampuni dosadosanya yang telah lalu. Ibnu Syihab berkata,
Ulama kita mengatakan bahwa wudhu seperti
Alhamdulillah
Cara mengusap kepala bagi wanita saat berwudu bagi
mereka yang rambutnya panjang melebih orang laki,
yaitu sebagaimana terdapat dalam hadits ArRubai' binMi'waz radhiallahu anha, sebagaimana
diriwayatkan Ahmad, no. 26484, dan Abu Daud, no. 128,
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berwudu
di hadapannya, lalu dia mengusap seluruh kepala qarn
asy-sya'r, ke semua bagian tempat tumbuhnya rambut
dan tidak menggerakkan posisi rambut semula. (AlAlbany menyatakan bahwa hadits ini hasan dalam
Shahih Abu Daud. Yang dimaksud Qarn Asy-Sya'r
adalah bagian atas kepala, maksudnya beliau memulai
usapan dari atas ke bawah. Al-Iraqi berkata, 'Maknanya
adalah bahwa beliau memulai dari atas kepala dan
berakhir hingga ke bawah kepala, hal itu beliau lakukan
di semua bagian kepala.' Demikian sebagaimana dikutip
dari kitab 'Aunul Ma'bud' .
( ) :
" Jadi wanita tidaklah diperintahkan untuk
mengusap sepanjang rambutnya sampai ke
ujung-ujungnya. Karena kalau seandainya yang
diperintahkan demikian, tentu perintah (dalam
ayat) akan berbunyi,
" Usaplah rambut-rambut kalian.."
Bukan :
" dan usaplah kepala kalian.. "
Yang beliau maksud adalah firman Allah Ta'ala :
" Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
USAPLAH KEPALAMU dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki." (QS. Al Maidah:6)
...
El Anshorie 6 JumadilAwwal 1435 H
35/4
-
:
. .
:
.
35. Dari Abdillah bin Zaid bin Ashim
-Radhiyallahu anhu- tentang tata cara wudhu
beliau berkata: Beliau shalallahu alaihi wa
sallam mengusap kepalanya lalu memajukan dan
memundurkan kedua tangan. (Muttafaqun
alaihi). Dalam lafazh lain: Memulai dengan
bagian depan kepalanya hingga membawa kedua
telapak tangannya ke tengkuk kemudian
mengembalikannya ke tempat permulaannya.
Biografi Sahabat Perawi Hadits
Abdullah bin Zaid bin Ashim bin Kaab bin Amr
bin Auf bin Mabdzul bin Amr bin Ghunm bin
Mazin Al-Mazini Al-Anshari Radhiyallahu anhu.
Nama Panggilannya ialah Abu Muhammad. Beliau
terkenal juga dengan sebutan Ibnu Ummi
Aku menyaksikan Amru bin Abu Hasan bertanya
kepada Abdullah bin Zaid tentang Wudhu Nabi
Fikih Hadits
1.
Dan beliau meletakkan tangannya di bagian
depan kepalanya kemudian mengusap kepalanya
sekali sampai bagian belakangnya kemudian
melewatkan tangannya di kedua telinganya
kemudian melewati kedua pipinya. (HR anNassai no 100 dan dishahihkan al-Albani).
Hal ini menunjukkan tata cara wanita mengusap
kepalanya dan itu seperti kaum pria.
1.
Masaail Hadits
Ada beberapa masalah seputar hadits ini, di
antaranya:
I.
1.