Anda di halaman 1dari 7

Aliran Daya Reaktif

1. Beban RLC
Dalam sistem tenaga listrik AC terdapat 3 unsur beban atau yang biasa disebut dengan beban
RLC. Untuk menghitung besarnya daya nyata yang diserap untuk kebutuhan beban, dapat
menggunakan rumus berikut ini:
a. Beban resistif (Resistor)
2

P=V I R =V x

V V
= (W att)
R R

Berdasarkan segitiga daya, maka daya nyata yang diserap sebuah resistor murni

bernilai

PR =

V2
(Watt ) , dan tidak menyerap daya reaktif, QR =0(VAR ) .
R

b. Beban Induktif (Induktor)


V V2
Q L =V I L =V x
= (VAR )
XL XL

Untuk beban induktif tidak menyerap daya nyata

PL =0 (Watt) , sedangkan daya

reaktif yang diserap sebanyak

QL =

V (
VAR ) .
XL

Pada rangkaian AC, daya aktif didapatkan dengan mengalikan tegangan dan arus yang
sefasa. Pada beban induktif murni (L) ya ng dihubungkan dengan sumber tegangan

(V), maka arus yang dihasilkan tertinggal sejauh

90 terhadap V, atau biasa disebut

arus lagging. Berikut ini merupakan gambar rangkaian dan diagram phasor dari beban
induktif.
Gambar
c. Beban Kapasitif (Kapasitor)
V
V2
QC =V I C =V x
= (VAR )
XC XC

Untuk beban kapasitif juga tidak menyerap daya nyata

PC =0 (Watt) , sedangkan

daya reaktif yang diserap bernilai negatif, sebanyak

QC =

V (
VAR ) . Atau dengan
XC

kata lain, sebuah kapasitor mengirimkan daya reaktif.


Beban kapasitif murni (C) yang dihubungkan dengan sumber tegangan (V), maka arus
yang dihasilkan merupakan kebalikan dari beban induktif, yaitu mendahului sejauh
90 terhadap V, atau biasa disebut arus leading. Berikut ini merupakan gambar
rangkaian dan diagram phasor dari beban kapasitif.
Gambar
2. Daya Listrik
Pada rangkaian AC, daya terbagi menjadi 3 macam:
a. Daya aktif (P)
P=VIcos (watt )
b. Daya reaktif (Q)
Q=VIsin (VA )
c. Daya semu (S)

Daya semu merupakan daya total pada sebuah rangkaian. Apabila tegangan dalam

suatu rangkaian diketahui persamaan fasornya sebesar

sebesar

V =|V |

dan arusnya

I =|I| , maka hasil perkalian tegangan dan conjugate dari arus

merupakan daya kompleks atau daya semu atau total power dari suatu rangkaian
yang biasa ditulis sebagai S.
S=|V| x|I | S=|V| .|I | ( )

S=|V| .|I |cos ( ) + j |V |.|I|sin ( )


Karena ( ) merupakan sudut fasa antara tegangan dan arus, maka:
S=P+ jQ

Daya reaktif Q bernilai positif jika > , yang berarti juga bahwa arus

tertinggal terhadap tegangan (lagging), dan Q bernilai negatif jika

> , yang

juga berarti arus mendahului tegangan (leading).


3. Segitiga Daya
Gambar
Segitiga daya menunjukkan hubungan dari ketiga daya, yaitu daya nyata, daya reaktif,
dan daya semu. P atau daya nyata harus digambar pada sumbu mendatar. Untuk beban
induktif, Q digambar vertikal ke atas karena nilai daya reaktifnya bertanda positif.
Jika bebannya kapasitif, maka Q digambar vertikal ke bawah karena nilainya bertanda
negatif.
S= P2 +Q2 (VA )
4. Power Factor (PF)
Power factor atau yang biasa disebut dengan faktor daya, merupakan cosinus dari
sudut fasa

di antara tegangan dan arus. Pada segitiga daya, cosinus dari sudut

yang diapit P dan S juga merupakan faktor daya suatu rangkaian atau sistem.

P (KW )
Q
P
= 2 2=
P P +Q S ( KVA)
PF=cos=cos tan

Apabila beban induktif maka PF lagging, dan jika beban kapasitif, maka PF bersifat
leading.
5. Perbaikan Power Faktor
Daya reaktif bisa dengan mudah disediakan oleh kapasitor yang ditempatkan pada
pusat beban. Berdasarkan penjelasang mengenai faktor daya di atas, dapat dilihat
bahwa daya reaktif berpengaruh terhadap nilai PF. PF yang baik jika memiliki nilai
mendekati 1. Oleh karena itu, jika suatu rangkaian memiliki power faktor yang jelek,
dapat diperbaiki dengan menambah shunt capacitor. Kapasitor akan memberikan
daya Qc, yang menyebabkan penurunan daya reaktif dan daya total yang juga berarti
memperkecil sudut , sehingga cos meningkat mendekati 1.
Gambar

Q2

Q
P 2+

PF 2=cos 2=

P P
=
S2

6. Drop Tegangan
Drop tegangan untuk suatu jaringan dapat dihitung menggunakan rumus:
V =IRcos + IXsin
Dimana:
V = drop tegangan L-N (V)
I = arus yang mengalir pada penghantar (A)
R = resistansi penghantar (ohm)
X = reaktansi penghantar (ohm)
cos = faktor daya beban
Jika pada suatu saluran diketaui jarak atau panjangnya sebesar L dalam satuan km,
maka drop tegangan dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
V ( tiap fasa )=I L . { L ( Rcos+ Xsin ) }
Jika diprosentasekan, maka :

V ( )=

I L . { L ( Rcos+ Xsin ) }
x 100
Vnominal

Kompensasi Reaktif Saluran


Menurut Marsudi, ada 3 cara untuk mengompensasi daya reaktif, yaitu:
a. Mengontrol tegangan pada bus generator
b. Mengatur tap trafo
c. Memasang kompensator daya reaktif
Kinerja dari saluran transmisi menengah dan panjang dapat diperbaiki dengan
kompensasi reaktif baik jenis seri maupun paralel. Kompensasi seri merupakan suatu
capacitor bank yang dihubungkan seri dengan setiap penghantar fasa saluran.
Sedangkan kompensasi paralel (shunt) adalah induktor ditempatkan antara saluran per
phasa dengan netral, tujuannya untuk mengurangi sebagian atau menghilangkan
susseptansi shunt saluran tegangan tinggi. Hal ini penting saat keadaan sedikit beban
di mana tegangan ujung penerima dapat menjadi sangat tinggi jika tidak
dikompensasi.

Shunt Capacitor Bank


Salah satu cara penting dalam mengatur profil tegangan pada bus adalah penempatan shunt
capacitor bank pada bus-bus, baik pada sistem transmisi ataupun distribusi, dipasang di
sepanjang saluran, atau pada substation dan beban. Pada dasarnya kapasitor adalah suatu alat
untuk mencatu var pada titik pemasangannya (Stevenson, 1996: 200). Shunt capacitor dapat
dihubungkan secara permanen, tetapi jika digunakan sebagai pengatur tegangan, shunt
capacitor dapat dioperasikan (dihubungkan dan diputuskan) dari sistem melalui switching
yang disesuaikan dengan perubahan permintaan beban. Proses switching kapasitor dapat
dioperasikan secara manual maupun otomatis, baik diatur berdasarkan waktu (timer) atau
sebagai respon terhadap permintaan tegangan atau daya reaktif.

Apabila kapasitor terhubung paralel dengan beban yang memiliki faktor daya lagging, maka
kapasitor merupakan sumber dari beberapa atau mungkin seluruh daya reaktif beban. Jadi
kapasitor berfungsi memperkecil arus pada saluran yang dibutuhkan untuk mencatu beban,
mengurangi jatuh tegangan pada saluran, serta memperbaiki faktor daya. Untuk generator,
kapasitor mengurangi kebutuhan reaktifnya,sehingga output daya nyata dari generator
semakin besar.
Vektor sebelum dan sesudah dipasang kapasitor paralel
V R 1=V S I 1 ( cos sin ) ( R+ jX )

V R 2=V S ( I 1 ( cos sin )( R+ jX ) j I C X )

Drop tegangan sisikirim=V R 2V R 1= j I C X

Anda mungkin juga menyukai