Referat Gilut
Referat Gilut
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia biasanya hidup berdampingan secara mutualistik dengan
mikrobiota rongga mulut. Gigi dan mukosa yang utuh merupakan
pertahanan pertama yang hampir tidak tertembus apabila sistem kekebalan
hospes dan pertahanan seluler berfungsi dengan baik. Apabila sifat
mikroflora berubah, baik kualitas maupun kuantitasnya; apabila mukosa
mulut dan pulpa gigi terpenetrasi; apabila sistem kekebalan dan pertahanan
selular terganggu; atau kombinasi dari hal-hal tersebut diatas, maka infeksi
dapat terjadi.1
Sejak zaman purbakala infeksi odontogenik termasuk salah satu
penyakit yang paling sering menyerang manusia. Hingga saat ini terutama di
negara berkembang, infeksi odontogenik masih tetap merupakan penyakit
yang banya dijumpai pada praktik dokter gigi.2
Infeksi odontogenik merupakan salah satu infeksi yang paling umum
dari rongga mulut. Dapat disebabkan oleh karies gigi. Dalam semua kasus
infeksi tersebut berasal dari mikroba mulut. Tergantung pada jenis, jumlah
dan virulensi dari mikroorganisme yang dapat menyebar ke jaringan lunak,
keras dan sekitarnya.6 Infeksi odontogenik selalu berasal dari berbagai macam
mikroba seperti bakteri aerob dan anaerob fakultatif.7
1.
Manfaat aplikatif
Referat ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat
bagi dokter muda untuk mengetahui bagaimana gejala infeksi agar dapat
menegakkan diagnosis dengan tepat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Gigi
Anatomi dasar gigi terdiri dari bagian mulut, sedangkabagian akar
terbenam di dalam tulang rahang dan gusi.
Fistula
Selulitis
Bakteremie-Septikemie
Acute-Chronic
Periapikal Infection
Osteomielitis
Infeksi Spasium
yang dalam
Ke
tinggi
spasium
yang
infeksi
Bakteri
Virus
Parasit
Mikotik
Odontogenik
Non-odontogenik
Fraktur
Tumor
Oportunistik
Spasium kaninus
Spasium bukal
Spasium infratemporal
Spasium submental
Spasium sublingual
Spasium submandibula
Spasium masseter
Spasium pterigomandibular
Spasium temporal
Spasium retrofaringeal
Spasium prevertebral
3.
Imunoglobulin
adalah
antibodi
yang
melawan
bakteri
yang
2.
3.
10
2.1.4 Patogenesis11,15
Penyebaran infeksi odontogenik akan melalui tiga tahap yaitu tahap
abses dentoalveolar, tahap yang menyangkut spasium dan tahap lebih lanjut
yang merupakan tahap komplikasi. Suatu abses akan terjadi bila bakteri
dapat masuk ke jaringan melalui suatu luka ataupun melalui folikel rambut.
Pada abses rahang dapat melalui foramen apikal atau marginal gingival.
Penyebaran infeksi melalui foramen apikal berawal dari kerusakan
gigi atau karies, kemudian terjadi proses inflamasi di sekitar periapikal di
daerah
membran
periodontal
berupa
suatu
periodontitis
apikalis.
mengadakan
reaksi
membentuk
dinding
untuk mengisolasi
infeksi
odontogenik
dapat
berupa
infeksi
11
1.
2.
12
penginfeksi menembus
sistem
13
didahului oleh terjadinya karies, hyperemia pulpa baru setelah itu menjadi
Pulpitis, yaitu ketika radang sudah mengenai kavum pulpa. Penyebab
Pulpitis yang paling sering ditemukan adalah kerusakan email dan dentin,
penyebab kedua adalah cedera.
Gejala : Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa,
terutama bila terkena oleh air dingin, asam, manis, kadang hanya dengan
menghisap angina pun sakit. Rasa sakit dapat menyebar ke kepala, telinga
dan kadang sampai ke punggung.
Pemeriksaan fisik : Sondasi(+), Perkusi(-), Reaksi dingin, manis dan
asam (+),Pembesaran kelenjar (-) Rasa sakit tidak terus menerus, terutama
pada malam hari, rasa sakit tersebar dan tidak bias dilokalisasi, Rasa sakit
berdenyut khas, yaitu rasa sakit yang tajam dan dapat menjalar ke kepala
dan telinga kadang ke punggung
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan klinis.
Dalam hal ini dapat dilakukan beberapa pengujian :
- diberikan rangsangan dingin, asam, manis, Pasien terasa sakit sekali/sakit
bertambah menusuk. Rangsangan dingin, asam dan manis (+), Penguji
Pulpa Elektrik pada pengujian dengan alat penguji elektrik, pasien merasa
sangat nyeri, kadang belum tersentuh pun pasien terasa sangat nyeri
- Perkusi Dengan Pangkal Sonde pada pulpitis perkusi (-), tapi pasien
merasa nyeri/perkusi (+), disebabkan karena pada dasarnya pasien sudah
merasa sakit pada giginya
sehingga hanya
14
menyebar
ke
jaringan
dan
tulang
sekitarnya.
15
17
18
Secara
radiografis
periodontitis
apikalis
kronis
menunjukkan
Abses Apikalis
a. Abses Apikalis Akut
Abses apikalis akut adalah proses inflamasi pada jaringan periapikal
gigi, yang disertai pembentukan eksudat. Abses apikalis akut disebabkan
masuknya bakteri, serta produknya dari saluran akar gigi yang terinfeksi.
(ingel) Abses apikalis akut ditandai dengan nyeri yang spontan, adanya
pembentukan nanah, dan pembengkakan. Pembengkakan biasanya terletak
19
divestibulum bukal, lingual atau palatal tergantung lokasi apeks gigi yang
tekena. Abses apikialis akut juga terkadang disertai dengan manifestasi
sistemik seperti meningkatnya suhu tubuh, dan malaise. Tes perkusi abses
apikalis akut akan mengahasilkan respon yang sangat sensitif, tes palpasi
akan merespon sensitif. Sedangkan tes vitalitas tidak memberikan respon.3,5,8
Secara histologi abses apikalis akut menunjukkan adanya lesi
destruktif dari nekrosis yang mengandung banyak leukosit PMN yang rusak,
debris, dan sel serta eksudat purulen. Gambaran radiografis abses apikalis
akut, terlihat penebalan pada ligamen periodontal dengan lesi pada jaringan
periapikal.2
b. Abses Apikalis Kronis
Abses apikalis kronis merupakan keadaan yang timbul akibat lesi
yang berjalan lama yang kemudian mengadakan drainase ke permukaan.
Abses apikalis kronis disebabkan oleh nekrosis pulpa yang meluas ke
jaringan periapikal, dapat juga disebabkan oleh abses akut yang sebelumnya
terjadi. Abses adalah kumpulan pus yang terbentuk dalam jaringan. Pus ini
merupakan suatu kumpulan sel-sel jaringan lokal yang mati, sel-sel darah
putih, organisme penyebab infeksi atau benda asing dan racun yang
dihasilkan oleh orgnisme dan sel darah. Abses apikalis kronis merupakan
reaksi pertahanan yang bertujuan untuk mencegah infeksi menyebar
kebagian tubuh lainnya.1,2,10
20
21
Abses rongga mulut adalah suatu infeksi pada mulut, wajah, rahang,
atau tenggorokan yang dimulai sebagai infeksi gigi atau karies gigi.
Kehadiran abses dentoalveolar sering dikaitkan dengan kerusakan yang
relatif cepat dari alveolar tulang yang mendukung gigi. Jumlah dan rute
penyebaran infeksi tergantung pada lokasi gigi yang terkena serta penyebab
virulensi organisme.6
2.4.1.1 Macam-macam Abses Odontogenik11
1.
Abses periapikal
Abses periapikal sering juga disebut abses dento-alveolar, terjadi di
2.
Abses subperiosteal
Gejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan
22
Penderita merasakan sakit yang hebat, berdenyut dan dalam serta tidak
terlokalisir. Pada rahang bawah bila berasal dari gigi premolar atau molar
pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai pinggir mandibula, tetapi
masih dapat diraba. Gigi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.
3. Abses submukosa
Abses ini disebut juga abses spasium vestibular, merupaan kelanjutan
abses subperiosteal yang kemudian pus berkumpul dan sampai dibawah
mukosa setelah periosteum tertembus. Rasa sakit mendadak berkurang,
sedangkan pembengkakan bertambah besar. Gejala lain yaitu masih
terdapat pembengkakan ekstra oral kadang-kadang disertai demam.lipatan
mukobukal terangkat, pada palpasi lunak dan fluktuasi podotip. Bila abses
23
4.
rahang atas pada regio ini terdapat jaringan ikat dan lemak, serta
memudahkan terjadinya akumulasi cairan jaringan. Gejala klinis ditandai
dengan pembengkakan pada muka, kehilangan sulkus nasolabialis dan
edema pelupuk mata bawah sehingga tampak tertutup. Bibir atas bengkak,
seluruh muka terasa sakit disertai kulit yang tegang berwarna merah.
24
5.
25
6.
a
b
Gambar 2.8 : a. Ilustrasi gambar penyebaran abses ke rongga
infratemporal
b. Tampakan klinis
Sumber : Oral Surgery, Fargisos Fragiskos D, Germany, Springer
26
7.
otot masseter bagian superfisialis dan bagian dalam. Spasium ini berupa
suatu celah sempit yang berjalan dari tepi depan ramus antara origo
m.masseter bagian tengah dan permukaan tulang. Keatas dan belakang
antara origo m.masseter bagian tengah dan bagian dalam. Disebelah
belakang dipisahkan dari parotis oleh lapisan tipis lembar fibromuskular.
Infeksi pada spasium ini berasal dari gigi molar tiga rahang bawah,
berjalan melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini.
Gejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mansibula
bagian dalam, pembengkakan jaringan lunak muka disertai trismus yang
berjalan cepat, toksik dan delirium. Bagian posterior ramus mempunyai
daerah tegangan besar dan sakit pada penekanan.
27
8.
ini
terletak
dibagian
bawah
m.mylohioid
yang
28
9.
Abses sublingual
Spasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal , teletek
a
b
Gambar 2.11 : a. Perkembangan abses di daerah sublingual
b. Pembengkakan mukosa pada dasar mulut dan
elevasi
lidah ke arah berlawanan
Sumber : Oral surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer
10.
29
a
Gambar 2.12 : a. Ilustrasi penyebaran abses ke daerah submental
b. Tampakan klinis
Sumber : Oral Surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer
11.
30
31
32
2.4.2 Selulitis
Infeksi jaringan lunak yang tidak terlokalisir dimana eksudat dapat
menyebar diantara celah jaringan ikat. Belum terbentuk pus dan disertai
gejala sistemik seperti pucat, malaisem demam. Infeksi berlangsung cepat
ke jaringan yang letaknya jauh dari sumber infeksi.
2.4.3 Ludwigs Angina
Ludwigs Angina merupakan selulitis yang melibatkan sub mandibula
space dan sublingual space pada kedua sisi (bilateral) dan submental space.
Infeksi ini tidak terlokalisir dan terutama terjadi pada rahang bawah.
2.4.4 Osteomielitis
Merupakan suatu keradangan pada tulang yang menyangkut tulang
(osteitis), sumsum tulang (mielitis), dan selaput tulang (periostitis).
33
BAB 3
KESIMPULAN
Infeksi odontogen adalah infeksi yang awalnya bersumber dari kerusakan
jariangan keras gigi atau jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri
yang merupakan flora normal rongga mulut yang berubah menjadi patogen.
Penyebaran infeksi odontogen ke dalam jaringan lunak dapat berupa
abses. Infeksi odontogen dapat menyebar ke jaringan-jaringan lain mengikuti pola
patofisiologi yang beragam dan dipengaruhi oleh jumlah dan virulensi
mikroorganisme, resistensi dari host dan struktur anatomi dari daerah yang
terlibat.
Prinsip dasar perawatan kasus infeksi odontogen antara lain; (1)
mempertahankan dan meningkatkan faktor pertahanan tubuh penderita, (2)
pemberian antibiotik yang tepat dengan dosis yang memadai, (3) tindakan
drainase secara bedah dari infeksi yang ada, (4) menghilangkan secepat mungkin
sumber infeksi dan (5) evaluasi terhadap efek perawatan yang diberikan. Pada
kasus-kasus infeksi fascial space, pada prinsipnya sama dengan perawatan infeksi
odontogen lainnya, tetapi tindakan yang dilakukan harus lebih luas dan agresif.
34
DAFTAR PUSTAKA
35