Anda di halaman 1dari 4

APAKAH PRODUK PERTANIAN ORGANIK BENAR-BENAR SEHAT?

Rinta Rachmawati 1
1
1210212010, Mahasiswi Bidang Kajian Ilmu Perlindungan Tanaman, Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat
E-mail: rinrache@yahoo.com
PENDAHULUAN
Di negara-negara maju, permintaan
produk-produk pertanian organik rata-rata
naik 10% - 30% per tahun. Masyarakat
menghendaki enis makanan sehat atau
makanan alami yang benar-benar bebas zat
aditif. Permintaan produk pertanian (sayursayuran,buah-buahan, ikan, dan daging)
selalu dalam keadaan segar dan sehat. Di
Jerman terdapat + 4.500 toko yang khusus
menjual produk-produk pertanian rganik;
dan diperkirakan 49% penduduk Jerman
merupakan
konsumen
produk-prodk
pertanian organik yang fanatik (Goering,
1993).
Di Indonesia, di jalan Gejayan
Yogyakarta terdapat toko yang khusus
menjual produk-produk pertanian organik,
terutama beras dan palawija, yang selalu
ramai pembeli dari keluarga kelas
menengah ke atas. Peredaran dan
penjualan pupuk organik padat ataupun
cair juga mulai merambah kios-kios
pertanian di berbagai daerah. Beberapa
media massa juga banyak mengekspos
pertanian ramah lingkugan yang mulai
bermunculan di tanah air. Kecenderungan
positif ini menandakan dan menumbuhkan
perasaan optimis bahwa gerakan pertanian
organik mulai menggeliat secara perlahanlahan dan menunjukkan hasil yang mulai
tampak nyata manfaatnya (Salikin, 2003).
Lebih jauh dapat dikatakan bahwa
sistem pertanian organik merupakan
manajemen produksi yang holistik untuk
meningkatkan
dan
mengembangkan

kesehatan
agroekosistem,
termasuk
keragaman hayati, siklus biologi, dan
aktivitas
biologi
tanah.
Untuk
mendapatkan kesehatan agroekosistem,
kuncinya ada pada tanah yang sehat. Tanah
yang sehat adalah tanah yang terbebas dari
bahan-bahan berbahaya seperti bahan
sintetik dari pupuk atau nutrisi kimia,
pestisida kimia, aditif kimia, dsb. Selain
itu pengendalian hama diutamakan secara
terpadu bukan mengandalkan pestisida,
sekalipun pestisida organik atau hayati.
Secara umum, sistem pertanian organik
mengacu pada prinsip pertanian organik,
yaitu prinsip sehat, prinsip ekologi, prinsip
adil dan prinsip peduli (Sparwan, 2014).
ISI
Banyak
yang
bertanya-tanya
apakah suatu produk yang menggunakan
kata organik benar-benar organik? Ada
juga produk organik yang menggunakan
label organik, namun juga cukup
membingungkan karena penulisan label
organik dapat berbeda-beda. Namun
banyak juga yang tidak peduli dibalik
nama organik tersebut, selama di
kemasannya tertulis organik (Sparwan,
2014).
Badan yang berwenang untuk
memberikan ijin sertifikasi bagi produk
organik di antaranya Eco-regulation (Uni
Eropa), The National Organic Program
( Departemen Pertanian Amerika),
National Association for Sustainable
Agriculture Australia-Organic Standard,

Canada Gazette dan Government of


Canada, National Program for Organic
Production (India), JAS/Japan Agriculture
Standards (Jepang), Agricultue Biologique
(Prancis).
Pertanian organik adalah teknik
budidaya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa menggunakan
bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama
pertanian organik adalah menyediakan
produk-produk
pertanian
dengan

kandungan nutrisi yang tinggi, terutama


bahan pangan yang aman bagi kesehatan
serta ramah lingkungan. Sistem pertanian
organik menghasilkan produk pertanian
yang bebas dari zat aditif berbahaya dan
sehat untuk dikonsumsi. Ini merupakan
produk yang dibutuhkan oleh manusia
modern agar tidak terkena berbagai
penyakit berbahaya yang mengancam jiwa
(Nuranita, 2014).

Adapun ciri-ciri dari produk organic yang dijual di pasar swalayan


atau supermarket adalah :
1. Label, lihat daftar komposisi pada kemasan. Untuk produk organic
olahan seperti kecap, bumbu, minyak, dan lainnya. Seharusnya
mengandung bahan baku organic paling tidak 90 persen.
2. Sertifikasi, lihat sertifikasi organic yang mungkin dikeluarkan oleh
beberapa lembaga berwenang yang resmi.
3. Lihat Cirinya, produk organic segar (sayur dan buah) biasanya
berpenampilan tak sempurna seperti ada lubang bekas gigitan ulat,
tapi berwarna lebih tajam. Untuk buah, biasanya berwarna lebih
menarik meski tak mengilat. Mengilat adalah tanda buah itu sudah di
wax atau dilapisi lilin biar awet selama penyimpanan.

(Sweetspe, 2013)
Departemen Pertanian AS (USDA)
non-organik belum ditemukan sebagai
tidak memberikan klaim bahwa makanan
penyebab kerusakan neurological atau
organik memberikan nutrisi lebih atau
kerusakan lainnya, Mengonsumsi makanan
aman untuk dikonsumsi masyarakat. Pada
organik untuk memberi nutrisi bagi jiwa
penelitian tahun 2007 lalu, University of
dan raga Anda mungkin pilihan yang bijak.
CAlifornia Davis menganalisa antiMakanan dari produk organik
oksidan dalam tomat melebihi periode 10
bermanfaat membuat kerja organ jadi lebih
tahun dan ditemukan pada tomat organik
ringan. Dampak jangka panjangnya adalah
mengandung flavonoid lebih banyak, yang
meningkatkan
daya
tahan
tubuh.
merupakan salah satu tipe Anti-oksidan.
Konsumen
produk
organik
akan
Penelitian ini tidak mengahruskan kita
merasakan tubuhnya jadi lebih bugar dan
untuk membeli makanan organik, hal itu
tak mudah terserang penyakit. Dampak
menunjukkan bahwa kandungan nutrisi
positif lainnya, dapat menurunkan risiko
dari produksi organik dapat berbeda dari
gejala alergi, asma, jerawat dan dermatitis.
produk lainnya.
Orang-orang yang memiliki alergi, ketika
Dan para peneliti mendukung hasil
mengonsumsi produk organik akan merasa
yang diharapkan bahwa dengan pola
gejalanya jadi lebih jarang timbul.
makanan organik untuk anak-anak dapat
Produsen yang mengklaim produksnya
mengurangi kadar pestisida di dalam
organik, sehat, aman dikonsumsi dan
tubuh. Sementara mengonsumsi makanan
bebas kontaminasi bahan kimia pun

semakin banyak. Tak hanya produk


pertanian segar seperti sayur dan buah tapi
juga produk peternakan, olahan dan bumbu
dapur.
PENUTUP
Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa aman atau tidaknya
sebuah produk organik adalah tergantung
dari lembaga yang mengeluarkan label
produk tersebut. Kita dapat yakin produk
organik tersebut benar-benar aman setelah
mencari tahu informasi yang tertera pada
label di kemasan produk organik tersebut.
Namun bagaimana pun, produk organik
bukan berarti benar-benar terbebas dari
bahan kimia. Sebagian produk organik
masih mengandung bahan kimia di
dalamnya, hanya saja dalam jumlah yang
sangat sedikit dibandingkan produk biasa
dan tidak melebihi batas yang telah
ditetapkan.

REFERENSI
Salikin, A. Karwan. 2003. Sistem
Pertanian Berkelanjutan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Sparwan. 2014. Bagaimana kriteria suatu
produk disebut ORGANIK?.
Dikutip dari
http://www.famorganic.com/
pada tanggal 15 Februari 2015
Nuranita, Arrum. 2014. Indahnya
Teknologi Pertanian Organik.
Dikutip dari
http://dinpertan.grobogan.go.id
/ pada tanggal 15 Februari
2015
Sweetspe. 2013. Sehat dengan Produk
organik. Dikutip dari
http://sweetspearls.com/ pada
tanggal 15 Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai