Anda di halaman 1dari 8

BIODIVERSITY PADA PADANG LAMUN

Lamun atau secara internasional dikenal sebagai seagrass,

merupakan tumbuhan

tingkat tinggi dan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri
hidup terbenam di dalam laut dangkal. Keberadaan bunga dan buah ini adalah faktor utama
yang membedakan lamun dengan jenis tumbuhan laut lainnya, seperti rumput laut (seaweed).
Hamparan lamun sebagai ekosistem utama pada suatu kawasan pesisir disebut sebagai
padang lamun (seagrass bed). Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem
di laut dangkal yang produktif (Azkab, 1988). Produktivitas organiknya cukup tinggi dengan
produktivitas primer berkisar antara 900- 4650 gC/m 2 /tahun (Bengen, 2001). Dari sekitar 60
jenis lamun yang dikenal di dunia, Indonesia mempunyai sekitar 13 jenis (WWF).
Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang
lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut
dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang. Sedangkan
sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik
disebut Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem). Habitat tempat hidup lamun adalah perairan
dangkal agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang. Padang lamun adalah
ekosistem perairan dangkal yang didominasi oleh lamun. Pada ekosistem ini banyak ragam
biota yang hidup berasosiasi dengan lamun
Berdasarkan genangan air dan kedalaman, sebaran lamun secara vertikal dapat
dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu (Kiswara, 1997).
1. Jenis lamun yang tumbuh di daerah dangkal dan selalu terbuka saat air surut yang
mencapai kedalaman kurang dari 1 m saat surut terendah.
Contoh: Holodule pinifola, Holodule uninervis, Halophila minor, Halophilla ovalis,
Thalassia hemprichii, Cymodoceae rodunata, Cymodoceae serrulata, Syringodinium
isotifolium dan Enhalus acoroides.
2. Jenis lamun yang tumbuh di daerah dengan kedalaman sedang atau daerah pasang surut
dengan kedalaman perairan berkisar 1-5 m.
Contoh: Holodule uninervis, Halophilla ovalis, Thalassia hemprichii, Cymodoceae
rodunata, Cymodoceae serrulata, Syringodinium isotifolium, Enhalus acoroides dan
Thalassodendron ciliatum.
3. Jenis lamun yang tumbuh pada perairan dalam dengan kedalaman mulai dari

5- 35 m.

Contoh:

Halophila ovalis, Halophila decipiens, Halophila spinulosa, Thalassia

hemprichii, Syringodinium isotifolium dan Thalassodendron ciliatum.


Sedangkan berdasarkan keadaan pasang surut membagi lamun yang tumbuh menjadi
dua zona, yaitu zona intertidal dan daerah yang berada jauh pantai . Zona
intertidal dicirikan oleh tumbuhan pionir yang didominasi oleh Halophila ovalis, Cymodocea
rotundata dan Holodule pinifolia, Sedangkan Thalassodendron ciliatum mendominasi zona
daerah yang berada jauh pantai (Hutomo, 1997).

Gambar 1. Flows within seagrass ecosystems

1.

Biodiversity pada Teluk Nepean, Laguna Pelikan, dan Teluk Antechamber (Kinloch
2007)

Tabel1. Total kekayaan spesies dan kelimpahan dari epifauna bergerak pada semua titik
penelitian

Lamun di Pulau Kanguru 7 yang mendukung beragam epifauna bergerak dengan lebih dari
157 spesies ikan dan invertebrata (70 dan 87 spesies masing-masing) (Kinloch, 2007)

Tabel 2. Jenis Hewan yang hidup pada padang lamun (Ditemukan di tujuh atau lebih situs
penelitian)

2.

Jenis dan Kelimpahan Ikan yang Berhabitat Lamun, Lamun-Karang, dan LamunBakau di Perairan Kendari (Rahmawati Dkk, 2012)

Tabel 3. Jenis dan kelimpahan ikan yang berhabitat lamun, lamun-karang, dan lamun-bakau
di Perairan Kendari

Jenis ikan yang paling melimpah di habitat bervegetasi lamun adalah Siganus canaliculatus
(ikan lingkis) dengan rata-rata kelimpahan 0,378 ind.m-2 ,sedangkan ikan yang paling
melimpah pada habitat tidak bervegetasi adalah Eubleekeria splendens (ikan petek) dengan
kelimpahan tertinggi 0,112 ind.m-2 (P. Sulawesi). Ikan yang biasa tercatat di padang lamun
seperti ikan lingkis memiliki kelimpahan yang tinggi di area bervegetasi lamun, namun
memiliki kelimpahan yang rendah di area tidak bervegetasi lamun. Ikan yang melimpah di
area tidak bervegetasi seperti ikan petek juga memiliki kelimpahan yang rendah atau tidak
ada di area bervegetasi.

3. Keanekaragaman Ikan dan Hewan Invertebrata di Teluk Correa dan Sungai Kecil
Patonga (Jelbart, J., and Ross, P.M. ,2006)
Tabel 4. The fish collected from seagrass during Autumn 2003 in Brisbane Water and Patonga

Tabel. The invertebrates collected from seagrass within Brisbane Waters during Autumn 2003

Daftar Pustaka:
Azkab, MH. 1988. Pertumbuhan dan Produksi Lamun, Enhalus acoroides Di Rataan
Terumbu Di Pari Pulau Seribu. Dalam P3O-LIPI, Teluk Jakarta; Biologi, Budidaya,
Oseanografi, Geologi dan Perairan. Balai Penelitian laut, Pusat penelitian dan
Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta
Bengen, D.G. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir Laut. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.
Hutomo, H. 1997. Padang lamun Indonesia Salah Satu Ekosistem Laut Dangkal yang Belum
Banyak Dikenal. Jakarta: Puslitbang Oseanologi-LIPI.
Jelbart, J., and Ross, P.M. (2006). Examination of the seagrass and associated fauna in
Gosford Local Government Area (GLGA) including Correa Bay and Patonga Creek.
Report for Gosford City Council, Central Coast, New South Wales.
Kinloch M. A., Brock D. J., Kirkman H. And Laperousaz T. (2007). Seagrass Biodiversity on
Kangaroo Island. KI NRM Board Coast and Marine Program Report No. CMP07/004.
Kiswara W. 1997. Struktur komunitas padang lamun perairan Indonesia.p. 54-61. In:
Inventarisasi dan evaluasi potensi laut-pesisir, geologi, kimia, biologi, dan ekologi.
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Rahmawati, S., Fahmi dan D.S. Yususf. 2012. Komunitas Padang lamun dan Ikan Pantai di
Perairan Kendari, Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmu Kelautan 17(4): 190-198.

Anda mungkin juga menyukai