Anda di halaman 1dari 56

SUBNETTING,SUPERNETTING,

DAN CLASSLESS ADRESSING


PADA TCP/IP TRANPORT LAYER
Oleh: Teguh Yuwono

SUBNETTING

a)
b)

Subnetting merupakan pembagian


sebuah jaringan ke dalam beberapa
jaringa sub-jaringan (subnetwork=subnet) yang lebih kecil yang
masing-masing memiliki alamatnya
sendiri.
Alamat IP dibagi dalam dua tingkatan,
yaitu:
Netld
Hostld

Contoh:
Sebuah alamat 32 bit dalam kelas B,
tersusun atas 16 bit untuk NetId dan 16
Hostld. Untuk alamat 141.14.0.0, maka
seluruh mesin dalam jaringan akan
mempunyai alamat jaringan yang sama,
dan mempunyai Hostld seluruhnya 0.
dengan menggunakan default mask
255.255.0.0, maka seluruh alamat jaringan
(16 bit pertama) akan sama, yaitu 141.14.
hal ini dapat ditunjukkan sebagaimana
tampak dalam Gambar 1.

Gambar 1

Selanjutnya, jika jaringan pada Gambar 1


dibagi ke dalam sub jaringan (subnet), maka
pembagian tersebut dapat digambar seperti
Gambar 2. Catatan: Internet masih dianggap
sebagai sebuah jaringan network, bukan

Gambar 2

Subnet Mask
Default mask untuk jaringan digunakan
jika sebuah jaringan tidak dibagi dalam
subnet. Mask jaringan akan membentuk
alamat jaringan. Jika jaringan dibagi ke
dalam beberapa subnet, maka mask yang
digunakan adalah mask untuk subnet
(subnet mask) subnet mask akan
membentuk alamat sub jaringan
(subnetwork address). Default mask dan
subnet mask tersebut seperti Gambar 3.

Gambar 3

Cara penggunaan subnet mask untuk


menemukan alamat subnet adalah sama
dengan penggunaan default mask untuk
menemukan alamat jaringan. Dalam hal
ini ada dua metode yang dapat
digunakan, yaitu:
Straight method, dan
Short-cut method
Straght method menggunakan notasi biner
dengan menggunakan operator logika
AND maka akan diperoleh alamat subnet.

Contoh:
Berapa alamat subnet jika alamat tujuan adalah
200.45.34.56 dan subnet mask 255.255.240.0?
Solusi:
Untuk memperoleh alamat subnet, alamat tujuan
dan subnet dikonversi ke dalam notasi biner:
Tujuan
: 11001000 00101101 00100010 00111000
Subnet mask: 11111111 11111111 11110000 00000000
Selanjutnya dengan oprerator AND, akan diperoleh alamat
subnet dalam notasi biner sbb;
11001000 00101101 00100000 00000000
Jika dikonversi ke notasi desimal, alamat subnet tersebut:
200.45.32.0

Short-cut method mengaplikasikan


beberapa shortcut logika yang telah pasti,
yaitu:
Jika byte dalam alamat adalah 255 (semua
bit biner bernilai 1), maka alamat tidak
berubah, alamat subnet tinggal di copy
saja.
Jika byte dalam alamat adalah 0 (semua
bit bernilai 0), maka byte yang
bersesuaian juga bernilai 0.
Jika tidak keduanya, gunakan straight
methode

Contoh:
Berapa alamat subnet jika tujuan adalah 19.30.80.5
dan subnet mask 255.255.192.0?
Solusi:
Untuk memperoleh alamat subnet, maka alamat
tujuan dan subnet mask dikonversi ke dalam notasi
biner, yaitu:
Tujuan
: 11001000 00101101 00100000 000000101
Tujuan subnet: 11111111 11111111 11000000 00000000
Selanjutnya dengan menggunakan short cut method
Akan diperoleh alamat subnet dalam notasi biner sbb
11001000 00101101 00000000 00000000
Dan jika dikonversi ke desimal, alamat subne adalah:
200.45.0.0
Catatan: Byte ke 1, k1 2, dan ke 3 menggunakan straight
method. Dan Byte ke 4 menggunakan shortcut method

Default Mask versus Subnet Mask


Pada dasarnya, subnet mask memiliki nilai
lebih 1 daripada default mask. Selanjutnya,
bit pada posisi paling kiri (most left)
digantikan dengan 1. kaitan antara subnet
mask dan default mask tersebut ditunjukkan
Gambar 4.

Gambar 4

Detail Subnet Mask

Jumlah total subnet merupakan fungsi


kuadrat (pangkat 2) bilangan 2. banyaknya
eksdtra bit 1 yang ditambahkan
dikuadratkan, maka akan diperoleh jumlah
total subnet dalam jaringan.
Contoh:
Gambar 4 bit 1 yang ditambahakan adalah
sebanyak 3, maka banyaknya subnet adalah
23 8

Jumlah per subnet ternyata juga merupakan


fungsi kuadrat (pangkat 2) bilangan 2.
hitungan bit 0 selanjutnya dikuadratkan,
maka akan diperoleh jumlah alamat subnet.
Contoh:
Dalam Gmbar 4 banyaknya bit 0 adalah
sebanyak 13, maka banyaknya subnet
adalah
alamat subnet
13

33.553.432

Diantara keseluruhan alamat subnet,


terdapat alamat khusus (spcial address),
misal alamat yang dicadangkan untuk
kepentingan tertentu. Alamat pertama
(Host Id seluruhnya bernilai 0) di dalam
subnet merupakan alamat khusus yang
menunjukkan alamat subnet. Sedangkan
alamat terakhir (Host Id seluruhnya
bernilai 1) merupakan alamat khusus
yang dicadangkan untuk broadcast di
dalam subnet.

Perancangan Subnet
Proses perancangan subnet dapat dilakukan
mengikuti tiga langkah berikut:
Langkah 1:
Tentukan berapa jumlah subnet yang diperlukan,
dimana jumlah yang terbaik adalah merupakan
fungsi kuadrat dari bilangan 2. Misal : Berapa
jumlah bagian yang ada dalam organisasi?
Langkah 2:
Carilah subnet mask
X = carilah banyaknya bit dalam default mask
Y= carilah banyak bit yang mendenifinisikan subnet
Z = X + Y (jumlah total bit 1)
Jumlah bity 0 = 32 - Z

Langkah 3
Carilah range alamat dalam setiap subnet
Contoh:
Sebuah perusahaan diberi alamat
201.70.64.0 (kelas C). Perusahaan
memerlukan 6 subnet. Rancanglah
subnet nya?
Solusi:
Rancangan subnet untuk perusahaan
tersebut adalah ditunjukkan pada
Gambar 5.

Gambar 5

Contoh:
Sebuah perusahaan diberi alamat 181.56.0.0
(kelas B). Perusahaan memerlukan 1000 subnet.
Rancanglah subnet nya?
Solusi:
Rancangan subnet untuk perusahaan tersebut
adalah ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar

Variable Length Subnet Mask


Ukuran panjang subnet dapat dirancang agar
bisa berubah (variable legth subnet mask).
Sebagai contoh, jika memiliki alamat kelas C dan
organisasi memerlukan subnet, dengan jumlah
host berturut-turut adalah 60, 60, 60, 30, dan
30, maka : Alternatif 1:
Jika digunakan 2 bit (untuk 4 subnet, ingat

2 4
2

), ternyata tidak mencukupi.


Alternatif 2:
Jika digunakan 3 bit (untuk 8 subnet, ingat

3 8
2

) , ternyata mencukupi.

Tetapi jika menggunakan 8 subnet berarti


masing-masing subnet hanya memiliki
alamat subnet sebanyak 32.
Solusi:
Gunakan router untuk subnet mask yang
berbeda, dimana router digunakan secara
bergantian satu sama lainnya.
Solusi penggunaan router tersebut
ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 77

SUPERNETTING
Supernetting merupakan kombinasi
beberapa blok kecil untuk membuat range
alamat besar. Alasan supernetting adalah
karena jumlah alamat yang tersedia di
dalam kelas A dan B terlalu besar untuk
kebanyakan organisasi sedangkan alamat
yang tersedia di dalam kelas C hanya 256,
ini terlalu kecil untuk kebanyakan
organisasi.

Untuk alasan tersebut, solusi yang dipilih


adalah mengkombinasikan beberapa
jaringan kelas C ke dalam sebuah
jaringan super (supernetwork=supernet).
Gambar mengenai supernetwork
ditunjukkan Gambar 8.

Gambar 8

Ketika kombinasi beberapa jaringan kelas C


menjadi jaringan supernetwork dipilih sebagai
solusi, maka harus di ikuti aturan berikut :
1. Jumlah blok harus merupakan fungsi
kuadrat dari bilangan 2.
2. Blok harus berurutan dalam space alamat,
tidak boleh ada celah antar blok.
3. Byte ke 3 pada alamat pertama dalam
super blok harus dipastikan dapat dibagi
dengan jumlah blok.
Misal: Jika ada 4 blok, maka byte pertama
pada alamat harus dapat dibagi 4, misal
bernilai 4, 8, 12, 16, 20 dan seterusnya

Contoh:
Sebuah perusahaan memerlukan 600 alamat.
Manakah diantara set blok kelas C dibawah ini yang
dapat digunakan untuk membentuk supernetwork
perusahaan tersebut?
a) 198.47.32.0
198.47.33.0 198.47.34.0
Tidak, karena hanya ada 3 blok, bukan fungsi
kuadrat dari 2.
b) 198.47.32.0
198.47.42.0
198.47.62.0
Tidak, karena blok tidak berurutan.
c) 198.47.31.0
198.47.32.0 198.47.52.0 Tidak,
walaupun 4 blok, nilai 31 tidak dapat dibagi 4.
d) 198.47.48.0
198.47.49.0 198.47.50.0
Seluruh aturan terpenuhi. Sekarang berapa
alamat yang dimiliki?

Kembali ke masalah subnetting, untuk


mendefinisikan range alamat dalam subnet,
diperlukan alamat pertama pada subnet dan
subnet mask. Sedangkan untuk supernet,
diperlukan alamat pertama pada supernet
dan supernet mask untuk mendifinisikan
alamatnya. Perbandingan antara subnet dan
supernet mask, dengan referensi default
mask ditunjukkan Gambar 9.

Gambar 9

Contoh:
Diinginklan membuat superwork dari 16 blok
kelas C. Berapakah supernet masknya?
Solusi:
Perlu 16 blok, untuk 16 blok tersebut perlu
mengubah 4 bit 1 menjadi 0 dalam default
mask, sehingga supernet mask menjadi
sebagai berikut:
11111111 11111111 11110000 00000000
Atau
255.255.240.0

Contoh:
Sebuah supernet memiliki alamat pertama
205.16.32.0 dan supernet mask 255.255.248.0.
sebuah router menerima tiga paket dengan alamat
berikut: 205.16.37.44; 205.16.42.56; 205.17.33.76;
Paket manakah yang termasuk milik supernet?
Solusi:
Supernet mask akan diaplikasikan untuk mengetahui
alamat awalnya.
205.16.37. 44 AND 255.255.248.0 205.16.32.0
205.16.42.56 AND 255.255.248.0 205.16.40.0
205.17.33.76 AND 255.255.248.0 205.17.32.0
Ternyata hanya alamat pertama yang termasuk milik
supernet.

Contoh:
Sebuah supernet memiliki alamat pertama
205.16.32.0 dan supernet mask 255.255.248.0.
Berapakah banyaknya blok di dalam supernet
tersebut dan berapakah range alamatnya?
Solusi:
Kurangkan jumlah bit 1
Supernet memiliki 21 bit 1, default mask memiliki
24 bit 1. Perbedaan bit dimulai pada posisi ke-3,
maka ada 23 atau 8 blok di dalam supernet.
Blok supernetnya adalah: 205.16.32.0, hingga
205.16.39.0. Alamat pertama: 205.16.32.0.
Alamat terkhir : 205.16.39.255

CLASSLESS ADDRESSING
Ide Classless Addressing
Pengalamatan tanpa kelas (classless
addressing) banyak digunakan oleh
perusahaan bisnis berukuran kecil atau
rumah tangga, yaitu dalam penggunaan
sebuah alamat IP untuk melakukan koneksi
ke jaringan Internet. ISP diberikan kepada
beberapa blok kelas B atau C dan kemudian
dibagi ke dalam grup-grup sejumlah
2,4,8,16, dan seterusnya untuk digunakan
oleh perusahaan kecil atau rumah tangga.

Ide pengalamatan secara classless


addressing adalah sebagai berikut:
1. Membagi space alamat 232 yang
tersedia ke dalam sejumlah variable
length blok.
2. Masing-masing blok tersebut tidak
memiliki kelas.
Ide classless addressing tersebut
ditunjukkan pada Gambar 10.

Gambar 10

Dalam classless addressing, jumlah alamat


di dalam sebuah blok harus merupakan
fungsi kuadrat (pangkat 2) bilangan 2. Dan
alamat paling awal harus dapat dibagi oleh
jumlah alamatnya.

Contoh:

Manakah diantara alamat-alamat berikut yang dapat


menjadi alamat awal blok yang memiliki 16 alamat?
a)205.16.37.32
b)190.16.42.44
c) 17.17.33.80
d)123.45.24.52
Solusi:
Alamat 205.16.37.32 memenuhi syarat dan dapat
menjadi alamat awal blok, karena 32 dapat dibagi
16. Alamat 17.17.33.80 juga memenuhi syarat dan
dapat menjadi alamt awal blok, karena 80 dapat
dibagi 16. Sedangkan alamat 190.16.42.44 dan
123.45.24.52, keduanya tidak memenuhi syarat
sebagai alamat awal blok.

Contoh:
Manakah di antara alamat-alamat berikut yang dapat
menjadi allamat awal blok yang memiliki 1024 alamat?
a)205.16.37.32
b)190.16.42.0
c)17.17.32.0
d)123.45.24.52
Solusi:
Agar dap harus memilikiat dibagi oleh 1024, byte paling
kanan (rightmost byte) pada alamat harus bernilai 0 dan
byte kedua dari paling kanan (second rightmost byte)
harus dapat dibagi 4.
Dari ke-4 alamat tersebut, hanya alamat 17.17.32.0
yang memenuhi kondisi tersebut, sehingga dapat
digunakan sebagai alamat awal blok.

Notasi Slash (CIDR)


Notasi slash seringkali digunakan dalam
classless addressing yang dikenal sebagai
notasi CIDR (classlessninter-domain routing)
Seperti telah diketahui, bahwa mask
tersusun atas sejumlah bit 1 di ikuti oleh
sejumlah bit 0.

Contoh:
255.255.255.224
Atau
11111111 11111111 1111111
11100000
Di dalam mask tersebut terdapat
sebanyak 27 bit 1.
Penulisan alamat dalam notasi CIDR
untuk classless addressing ditunjukkan
pada Gambar11. Dalam gambar
tersebut, n disebut sebagai prefix
length.

Gambar 11

Contoh:
Sebuah organisasi kecil diberi blok dengan
alamat awal dan prefix length yang
dituliskan dengan notasi slash
205.16.37.24/29. Berapakah range pada
blok tersebut?
Solusi:
Alamat awal adalah 205.16.37.24
Untuk mencari alamat terakhir, maka dicari
29 bit pertama dan mengubah bit 3 bit
terakhir menjadi bit 1.

Range alamatnya adalah:


Awal : 11001111 00010000 00100101
00011000
Akhir: 11001111 00010000 00100101
00011111
Jadi blok tersebut memiliki 8 alamat.
Notasi CIDR untuk setiap kelas jaringan dapat
dituliskan sebagai berikut:
Kelas A dituliskan sebagai : A.B.C.D/8
Kelas B dituliskan sebagai: A.B.C.D/16
Kelas C dituliskan sebagai: A.B.C.D/24

Prefix Length Pada CIDR


Prefix length menyatakan banyaknya bit
pertama dari paling kanan yang harus
disimpan dan diganti dengan bit 0 untuk
mencari alamat jaringan. Nilai-nilai prfix
length (n) dalam notasi CIDR dan mask
yang digunakan secara singkat
ditampilkan dalam Tabel 1 berikut:

/n

Tabel 1 Prefix length dan mask untuk notasi


Mask
/n
Mask
/nCIDR
Mask
/n
Mask

/1

128.0.0.
0

/9

255.128.0.
0

/17 255.255.128.
0

/25 255.255.255.128

/2

192.0.0.
0

/10 255.192.0.
0

/18 255.255.192.
0

/26 255.255.255.192

/3

224.0.0.
0

/11 255.224.0.
0

/19 255.255.224.
0

/27 255.255.255.224

/4

240.0.0.
0

/12 255.240.0.
0

/20 255.255.240.
0

/28 255.255.255.240

/5

248.0.0.
0

/13 255.248.0.
0

/21 255.255.248.
0

/29 255.255.255.248

/6

252.0.0.
0

/14 255.252.0.
0

/22 255.255.252.
0

/30 255.255.255.252

/7

254.0.0.
0

/15 255.254.0.
0

/23 255.254.254.
0

/31 255.255.255.254

/8

255.0.0.
0

/16 255.255.0.
0

/24 255.255.255.
0

/32 255.255.255.255

Mencari Network Address Pada


Classless Addressing
Jika diketahui alamat classless addressing yang ditulis
menggunkan notasi CIDR, alamat jaringannya akan dapat dicari
Contoh:
Berapakah alamat jaringannya jika diketahui salah satu
167.199.170.82/27?
Solusi:
Alamat 167.199.170.82/27 nilai n (prefix length) adalah 27,
artinya harus disimpan sebanyak 27 bit pertama dalam alamat
dan mengganti sisanya, yaitu 5 bit terakhir menjadi bit 0.
Penggantian 5 bit hanya akan berpengatuh pada byte terakhir
saja. Byte terakhir adalah 01010010, setelah bit terakhir diubah
menjadi 0, diperoleh 01000000 atau sama dengan 64. Jadi
alamat jaringannya adalah 167.199.170.64/27 .

Subneting pada Classless Addressing


Subneting yang digunakan pada sebuah
jaringan juga dapat digunakan pada classless
addressing. Perbedaanya relatif sederhana, yaitu
penambahan prefix length untuk mendifinisikan
prefix length pada classless addressing.
Misalkan diketahui inisial alamat awalnya adalah
3
/17, penambahannya adalah
, maka
2 38 bit
nilai prefix length sekarang adalah 20. Jadi
jumlah sunet adalah 8.

Contoh:
Sebuah organisasi diberi blok 130.34.12.64/26.
Organisasi tersebut memerlukan 4 subnet.
Berapakah alamat subnet dan range alamat pada
masing-masing subnet?
Solusi:
Panjang suffix length adalah 6, ini berarti bahwa
jumlah total alamat dalam blok adalah 64(=26). Jika
blok tersebut dibuat menjadi 4 subnet, maka masingmasing4 sunet akan memiliki sebanyak
16( 2 )
alamat . Pertama-tama akan dicari nilai
subnet perfix (=subnet mask). Karena dibutuhkan 4
2
2
(
4

2
)
subnet, berarti perlu penambahan sebanyak
bit 1 ke prefix length.

Maka akan diperoleh subnet prefix /28, yaitu


Subnet 1: 130.34.12.64/28 hingga
130.34.12.79/28
Subnet 2: 130.34.12.80/28 hingga
130.34.12.95/28
Subnet 3: 130.34.12.96/28 hingga
130.34.12.111/28
Subnet 4: 130.34.12.112/28 hingga
130.34.12.127/28
Diagram untuk subnet tersebut ditunjukkan pada
Gambar 12:

Contoh:
Sebuah ISP diberi sebuah blok alamat yang diawali
dengan alamat 190.100.0.0/16. ISP tersebut
perlu membagi alamat kepada 3 grup customer
sebagai berikut:
1. Grup 1: memiliki 64 customer, masing-masing
perlu 256 alamat.
2. Grup 2: memiliki 128 customer, masing-masing
perlu 128 alamat.
3. Grup 3: memiliki 128 customer, masing-masing
perlu 64 alamat.
Rancanglah sub blok dan tuliskan notasi slash untuk
setiap sub blok. Kemudian carilah berapakah jumlah
alamat yang masing dapat dialokasikan setelah
alokasi sub blok tersebut?

Solusi:
Grup 1:
Untuk Grup 1 masing-masing customer
memerlukan 256 alamat. Ini berarti nilai suffix
length adalah 8( 28 256) . Kemudian nilai
perfix length adalah 32-8 = 24. Alamat-alamat
dalam slash adalah:
01 190.100.0.0/24 190.100.0.225/24
02 190.100.1.0/24 190.100.1.255/24
...................................................................
64 190.100.63.0/24 190.100.63.255/24
Total = 64*256 = 16.384 alamat.

Grup 2:
Grup 2 masing-masing customer
memerlukan 128 alamat. Ini berarti nilai sffix
7
length
adalah
7(2 128
)
. Kemudian nilai prefix length
adalah 32-7 = 25. Alamat-alamat notasi
slash adalah:
001 190.100.64.0/25
190.100.127.255/25
002 190.100.64.128/25
190.100.64.255/25
.....................................................................
...

003 190.100.127.128/25

Grup 3:
Grup 3 masing-masing customer memerlukan 64
alamat. Ini berarti nilai suffix length adalah.
6
.Kemudian nilai prefix length adalah 326(2 64)
6=26. Alamat-alamat dalam notasi slash adalah:
001 190.100.128.0/26 190.100.128.63/26
002 190.100.128.64/26 190.100.128.127/26
........................................................................
003 190.100.159.192/26
190.100.159.255/26
Total = 128*64 = 8.192 alamat

Sebagai catatan tambahan terdapat 2 hal yang perlu


diperhatikan:
1) Berkaitan dengan supernetting
Usahakan mendapatkan rancangan terbaik saat
pertama kali merancang jaringan, yaitu berikan
organisasi ukuran blok yang tepat tanpa terjadi
pemborosan dalam hal penggunaan alamat. Untuk
halini, usahakan tidak perlu melakukan
supernetting.
2) Berkaiatan dengan migrasi ke classless
addressing.
Setiap organisasi akan berharap sepenuhnya
terhadap segala sesuatu yang pantas. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mendaur ulang blok A dan B
untuk classless address, dan router yang digunakan
harus mampu menangani arsitektur yang baru.

Anda mungkin juga menyukai