Anda di halaman 1dari 27

1

PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DALAM AIR MINUM


KEMASAN DENGAN METODE JEJAK FISI

Oleh:
OPI VITA MAYANG SARI
G74102002

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

PENENTUAN KONSENTRASI URANIUM DALAM AIR MINUM


KEMASAN DENGAN METODE JEJAK FISI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
OPI VITA MAYANG SARI
G74102002

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ABSTRAK
OPI VITA MAYANG SARI. Penentuan Konsentrasi Uranium dalam Air Minum Kemasan
dengan Metode Jejak Fisi. Dibimbing oleh KIAGUS DAHLAN dan A. BUNAWAS
Telah dilakukan pengembangan metode analisis uranium yang terkandung di dalam air
dengan metode jejak fisi menggunakan detektor Iupilon. Optimasi dari metode ini diperoleh
kondisi optimum untuk waktu iradiasi adalah 200 detik, dan waktu etsa adalah 60 menit pada suhu
50oC. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi uranium dalam air minum dalam
kemasan berkisar antara 0.48-20.61 g/L (12.01-519.37 mBq/L), terendah untuk sampel dari
Medan dan tertinggi untuk sampel dari Kepulauan Karimun. Hasil ini menunjukkan bahwa
hampir semua sampel air minum dalam kemasan yang diteliti, kecuali sampel G, masih berada
pada level aman berdasarkan baku mutu untuk uranium dalam air minum di beberapa negara, yaitu
untuk Kanada-20 g/L, USA-30 g/L, Rusia-1700 g/L, Australia-20 g/L, Jepang 2 g/L dan
WHO-15 g/L. Sedangkan berdasarkan baku mutu untuk uranium dalam air minum yang berlaku
di Indonesia, yaitu 40000 g/L, semua sampel air minum dalam kemasan pada penelitian ini masih
aman untuk dikonsumsi. Dosis interna akibat mengkonsumsi air minum dalam kemasan yang
mengandung uranium berkisar antara 0,19-22,64 Sv/tahun. Penentuan dosis ini bergantung pada
usia.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 13 Agustus 1984 sebagai anak tunggal dari
pasangan Mahmud dan Elis Suheryati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak Bina Sejahtera pada tahun 1990
kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri Taman Sari II Kota Cilegon sampai tahun 1996.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 6 Kota Cilegon sampai
tahun 1999, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Kota Cilegon sampai
tahun 2002.
Pada tahun 2002, penulis berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa di Departemen Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama menjalani perkuliahan penulis pernah menjadi Asisten Praktikum mata kuliah
Fisika Dasar dan Fisika Umum pada tahun 2003-2006. Penulis juga aktif mengikuti seminar baik
yang intra maupun ekstra jurusan. Selain itu penulis juga aktif sebagai pengajar bimbingan belajar
secara independen di Bogor pada tahun 2003-2004.

Judul

: Penentuan Konsentrasi Uranium dalam Air Minum


Kemasan dengan Metode Jejak Fisi
: OPI VITA MAYANG SARI
: G74102002

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok

Menyetujui :

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Kiagus Dahlan


NIP. 131 663 021

Drs. A.Bunawas, APU


NIP. 330 003 249

Mengetahui :
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S


NIP. 131 473 999

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas segala
kemurahan dan anugerahNya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita
Rasulullah Muhammad SAW. Dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Penentuan Konsentrasi Uranium dalam Air Minum Kemasan dengan Metode
Jejak Fisi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada
Departemen Fisika. Suatu kebahagiaan yang sangat besar, karya ini akhirnya dapat diselesaikan
dengan penuh perjuangan dan kesabaran untuk melaluinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang banyak
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya:
1. Dr. Kiagus Dahlan selaku pembimbing I yang telah membimbing penulis dengan penuh
motivasi, petunjuk, dan kesabaran.
2. Drs. A. Bunawas APU selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan penuh
kesabaran, keramahan, dan motivasi ditengah-tengah kesibukan beliau.
3. Drs. M. Nur Indro M.Sc dan Dr. Akhiruddin Maddu sebagai dosen penguji atas segala
masukan dan motivasinya yang telah diberikan.
4. Para pegawai PTKMR-BATAN di Pasar Jumat atas segala bantuan dan bimbingannya. Pak
Asep Setiawan, ibu Leli, ibu Yurfida, pak Muji, dan lain-lain di laboratorium analisis
lingkungan PTKMR-BATAN.
5. Para pegawai PRSG Siwabessy-BATAN di Serpong atas segala bantuannya. Pak Saleh, pak
Rohidi, dan lain-lain di bagian iradiasi.
6. Seluruh Dosen Fisika atas ilmu yang telah diberikan dan karyawan Departemen Fisika
khususnya Bapak Firman atas bantuannya selama ini.
7. Mama dan Bapak yang senantiasa mendoakanku, mendidikku dan memberikan kasih sayang
yang tidak pernah berhenti mengalir untukku. Semoga Allah SWT membalasnya dengan
balasan yang lebih baik.
8. Keluarga Besarku di Cilegon dan di Bogor atas segala dukungan semangat dan bantuannya
selama ini.
9. A Mpi dan putri kecilku Nabilah Khairunnisa, terimakasih dukungan dan doanya.
10. Teman-teman terbaikku di Cilegon, Rita, Dian, dlan lain-lain, atas semangat dan motivasinya.
11. My BRAVO ( Idonk, DewieS, tEnda, Melly, Eti, tAde, Ima), terimakasih dah jadi keluarga
keduaku.
12. Teman-teman fisika 39 (Reni, Wahyu, Fera, Leta, Laina, Rahma, Eka, Sonny, Nono, Anam,
Niko, Kofir, Ekojambi, Arif, Luthfan, Erus, Marwan, Tedi, Rian, Budi, Teguh, Didit, Ananto,
Ihsan, Tyo, Tika, Siro dan Anto), terima kasih kebersamaannya
13. Rekan-rekan FISIKA 37, FISIKA 38, FISIKA 40 dan FISIKA 41 atas kerjasamanya.
Serta semua pihak yang telah membantu penelitian ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan baik kritikan, saran maupun koreksi yang sifatnya
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, April 2007

Opi Vita Mayang Sari

DAFTAR ISI
PRAKATA...........................................................................................................................

Halaman
i

DAFTAR ISI........................................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL................................................................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................

iii

PENDAHULUAN
Latar Belakang......................................................................................................
Tujuan Penelitian...................................................................................................
Hipotesis................................................................................................................

1
1
1

TINJAUAN PUSTAKA
Uranium................................................................................................................
Uranium dalam Air Minum..................................................................................
Dosis Efektif Uranium per Tahun.........................................................................
Metode Jejak Fisi..................................................................................................

1
2
3
4

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................
Bahan dan Alat......................................................................................... ............
Metode Penelitian
Prinsip Kerja.............................................................................................
Persiapan Sampel.....................................................................................
Proses Iradiasi Neutron Termal...............................................................
Proses Etsa Kimia....................................................................................
Analisis Jejak Fisi .................................................................................................
Analisis Data........................................................................................................
Dosis Efektif Uranium per Tahun dari Air Minum untuk Usia Tertentu.............
Diagram Alir Penelitian ........................................................................................

4
4
5
5
5
6
6
6

HASIL DAN PEMBAHASAN


Optimasi Waktu Iradiasi dan Waktu Etsa............................................................
Penentuan Konsentrasi Uranium..........................................................................
Dosis Efektif Uranium per Tahun dari Air Minum untuk Usia tertentu..............

7
7
8

SIMPULAN DAN SARAN................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

LAMPIRAN........................................................................................................................

11

4
4

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peluruhan 238U ...................................................................................................
Gambar 2 Skema jalan masuk uranium ke tubuh ...............................................................
Gambar 3 Ilustrasi model pola etsa kimia sederhana .........................................................
Gambar 4 Skema yang menunjukkan metode jejak fisi yang
digunakan untuk penentuan uranium dalam air mineral...................................................
Gambar 5 Rencana percobaan dari pengemasan sampel, standar,
dan background untuk iradiasi dalam reaktor......................................................................
Gambar 6 Ilustrasi penempatan sampel dalam tabung aktivasi........................................
Gambar 7 Diagram alir penelitian ....................................................................................
Gambar 8 Konsentrasi uranium dalam sampel air minum dalam
kemasan dari beberapa lokasi..............................................................................................
Gambar 9 Hubungan antara dosis efektif uranium rata-rata per
tahun dari air minum terhadap usia tertentu........................................................................

Halaman
2
2
4
5
5
6
7
8
8

DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.

Baku mutu uranium dalam air minum di beberapa negara..................................


Konsentrasi uranium dalam air minum dalam kemasan dibeberapa negara........
Pemasukan air per hari tergantung usia...............................................................
Optimasi iradiasi.................................................................................................
Optimasi etsa........................................................................................................

Halaman
2
2
3
7
7

DAFTAR LAMPIRAN
Konsentrasi uranium dalam air minum dalam kemasan....................................................
Dosis efektif uranium per tahun (Sv) untuk usia tertentu................................................
Gambar jejak fisi hasil optimasi waktu iradiasi dan waktu etsa........................................
Gambar jejak fisi sampel air minum dalam kemasan dan standar.....................................
Gambar alat........................................................................................................................
Hubungan antara dosis efektif uranium per tahun dari .......................................... ...........
air minum terhadap usia tertentu

Halaman
12
12
13
14
16
17

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bisnis Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) semakin menggiurkan, karena
kebutuhan akan air minum terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Perusahaan yang menggarap bisnis AMDK
pun semakin banyak dan terus melakukan
ekspansi untuk memperluas jaringan pasar
produk-produknya. Kebutuhan masyarakat
akan air minum sangat tinggi padahal
ketersediaan air yang layak minum dalam
arti berkualitas dan terjamin dari segi
kesehatan semakin sulit diperoleh. Saat ini
masyarakat, terutama di kota-kota besar
tidak bisa lagi lepas dari AMDK.
Dari segi penjualan industri ini mengalami
pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada
2002,
terjadi
kenaikan
30 persen
dibandingkan tahun 2001 dari 5, 4 miliar
liter menjadi 7,1 miliar liter. Tahun 2003,
ditargetkan peningkatan hingga 20 persen
menjadi 8,5 miliar liter (Anonim 2003b).
Sejak banyaknya perusahaan maupun
distributor yang menyatakan bahwa produk
air minum mereka berasal dari sumber air
alami, maka terdapat kemungkinan bahwa
beberapa dari air minum tersebut dapat
mengandung uranium dalam jumlah yang
dapat dihitung.
Uranium adalah suatu unsur radioaktif
alami yang penting dan banyak terdapat
pada lapisan kulit bumi dan hampir semua
sumber air, khususnya air tanah dan air
mineral. Pengukuran radioaktivitas dalam
air sangatlah penting untuk berbagai tujuan,
terutama untuk menjamin bahwa tingkat
radioaktivitas tersebut masih berada di
bawah batas yang sudah ditentukan, karena
air minum mungkin adalah suatu faktor yang
signifikan dalam meningkatkan paparan
radiasi pada populasi.
Kadar uranium dapat diukur dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu
metode analisis aktivasi, spektrometri
massa, fluorometri, dan pencacah alpha
(Fleischer et al. 1975).
Penelitian ini
menggunakan metode jejak fisi, karena
metode ini lebih mudah, tidak terlalu mahal
dan memberikan keakuratan yang sama bila
dibandingkan dengan metode-metode yang
lain.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan konsentrasi uranium dalam

beberapa jenis air minum dalam kemasan


dengan menggunakan metode jejak fisi .
Hipotesis
Hampir semua air sumber, khususnya air
tanah dan air minum dalam kemasan
mengandung unsur radionuklida uranium.

TINJAUAN PUSTAKA
Uranium
Uranium adalah suatu unsur
radioaktif dengan nomor atom 92. Secara
umum, uranium banyak ditemukan dalam
jumlah yang sangat sedikit dalam batubatuan, tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan
binatang serta manusia.
Uranium
merupakan radioaktif yang lemah dan
memberikan kontribusi yang sangat sedikit
terhadap paparan radiasi alami dalam
lingkungan.
Dalam bentuk murninya, uranium
adalah logam berat berwarna perak dengan
kerapatan hampir dua kali dari kerapatan
timah hitam. Dalam alam, uranium terdapat
dalam beberapa isotop, yaitu 238U, 235U, dan
234
U dengan berat proporsi masing-masing
adalah 99,274%, 0,72% dan 0,006%. 1 g
uranium alami memiliki aktivitas 25,2 mBq
(Anonim 2001a). Uranium dapat berada
dalam 4 keadaan valensi, yaitu : U3+ (III),
U4+ (IV), UO2+ (V), dan UO22+ (VI).
Keadaan valensi yang paling dominan dalam
lingkungan adalah U (IV) dan U (VI)
(Fellow 1998). Jumlah valensi yang berbeda
ini merupakan salah satu penjelasan untuk
potensial beracun dari uranium dalam
perbandingan dengan logam berat lainnya.
Semua
isotop
uranium
bersifat
radioaktif. Tiga isotop alami yang
ditemukan di lingkungan, 234U, 235U, dan
238
U, mengalami peluruhan radioaktif
dengan memancarkan partikel alpha yang
disertai dengan radiasi gamma yang lemah.
Waktu paruh 238U adalah 4,5 milyar tahun,
yang berarti uranium ini tidak terlalu bersifat
radioaktif. Waktu paruh uranium yang
sangat panjang inilah yang menyebabkan
uranium masih tetap ada di bumi ini. Tiga
isotop tambahan, yaitu 232U, 233U, dan 236U
tidak terdapat secara alami di bumi ini
melainkan
dapat
dihasilkan
melalui
transformasi nuklir. Ketiga isotop ini juga
meluruh dengan memancarkan partikel
alpha.

Gambar 1 Peluruhan 238U (Anonim 2001b)


Isotop yang dominan, 238U,
membentuk rantai peluruhan yang panjang
dan hasil peluruhannya mengandung
radionuklida kunci radium-226 dan radon222.
Proses peluruhan akan terus
berlangsung sampai mencapai kestabilan,
yaitu sampai hasil peluruhan yang tidak
radioaktif terbentuk (lihat gambar 1, seri
peluruhan uranium).
Salah satu hasil
peluruhan 238U adalah 226Ra yang diketahui
sebagai salah satu radionuklida yang paling
beracun. Hal ini disebabkan radium mirip
dengan kalsium, karena berada pada grup
yang
sama pada
sistem
periodik,
keberadaannya dalam tulang akan bertahan
lama dan itu dapat menyebabkan paparan
radiasi yang berbahaya bagi jaringan.
Massa air adalah vektor yang paling
penting dalam proses pengangkutan
uranium, baik dalam larutan maupun oleh
erosi
dalam
lingkungan.
Proses
pengangkutan uranium ke air alami dapat
terjadi melalui difusi atau aliran massa.
Dalam lingkungan yang akuatik, uranium
terdapat dalam konsentrasi 0,1 - 10 g/L
(Brits dan Smith 1997), terutama sebagai
uranil karbonat kompleks.
Uranium dalam Air Minum
Adalah sangat penting untuk
menyadari bahwa semua unsur kimia yang
terdapat secara alami akan ditemukan dalam
air tanah melalui interaksi air tanah dengan
batu-batuan dan bahan sedimen. Air tanah
yang telah melalui proses penyulingan
dengan tujuan untuk air minum dapat
memiliki konsentrasi unsur-unsur yang tidak

diinginkan berasal dari kontaminasi akibat


interaksi manusia.
Efek utama yang ditimbulkan
secara kimia dari uranium pada manusia
adalah peradangan ginjal. Sedangkan untuk
kasus karsinogenetik dari uranium datanya
masih jarang ditemukan. Nilai pedoman
sementara yang ditentukan oleh WHO
didasarkan pada perhitungan dari tes dengan
menggunakan binatang sampai manusia.
Walaupun efek kesehatan dari pengambilan
uranium sudah diketahui selama beberapa
waktu, sekarang ini belum ada baku mutu
yang berlaku secara universal untuk uranium
dalam air minum. Berikut ini adalah baku
mutu untuk uranium dalam air minum
dibeberapa negara yang telah diketahui :
Kanada-20 g/L (Health Canada 2002),
USA-30 g/L (EPA 2002), Rusia-1700 g/L
(NGU 2005), dan pada tahun 2004 WHO
menentukan nilai pedoman sementara 15
g/L (WHO 2004) dan berdasarkan SK.
Kepala BAPETEN No. 02/ka-BAPETEN/V99 tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di
Lingkungan di Indonesia baku mutu untuk
uranium dalam air minum adalah 4 x 104
g/L.
Tabel 1. Baku mutu uranium dalam air
minum di beberapa negara
Baku mutu
Negara
Baku mutu
uranium
uranium
(mBq/L)
(g/L)
Kanada
20
504
USA
30
756
Rusia
1700
42840
Jepang
2
50.4
Australia
20
504
WHO
15
378
Indonesia
40000
106
Tabel 2. Konsentrasi uranium dalam air
minum dalam kemasan dibeberapa negara
Konsentrasi uranium
(g/L)
No.
Negara
RataMin.
Maks.
rata
1
Jerman
0.10
187.78 14.63
Jepang
1.07 x
0.34
0.0.7
2
(domestik)
10-3
Jepang
3
0
7.48
1.53
(impor)
4
Cina
9.20

11

Uranium dapat masuk ke dalam


tubuh manusia melalui makanan, air minum,
atau udara.
Secara umum, penyerapan
uranium yang paling dominan adalah
melalui makanan dan air minum, hal ini
dikarenakan jumlah uranium dalam udara
adalah sangat kecil. Rata-rata pengambilan
uranium yang berasal dari makanan adalah
sekitar 0,07 - 1,1 g/hari ( Anonim 2003a).
Berikut ini adalah gambar skema jalan
masuk uranium ke dalam tubuh manusia.

Gambar 2 Skema jalan masuk uranium ke


tubuh (Anonim 1999)
Sekitar 99 % uranium yang masuk
melalui makanan dan air minum akan
meninggalkan tubuh manusia melalui jalur
urin, dan sisanya akan memasuki aliran
darah. Semua uranium yang telah dis
erap akan dipindahkan oleh ginjal dan
dieksresi dalam urine dalam beberapa hari.
Sejumlah kecil uranium dalam aliran darah
akan tersimpan dalam tulang manusia dan
akan bertahan selama beberapa tahun.
Uranium akan berbahaya bagi kesehatan
hanya jika telah masuk ke dalam tubuh.
Resiko yang paling besar dari penyerapan
uranium dalam jumlah yang besar adalah
kerusakan ginjal, karena walaupun uranium
adalah radioaktif lemah tapi dia bersifat
sebagai logam beracun. Paparan uranium
juga dapat meningkatkan resiko untuk
terkena kanker. Berdasarkan sifat uranium
yang cenderung untuk terkonsentrasi pada
tempat-tempat tertentu dalam tubuh, maka
resiko untuk terkena kanker tulang, kanker
hati, dan penyakit darah (seperti leukimia)
akan meningkat. Penghirupan uranium juga
dapat meningkatkan resiko terkena kanker
paru-paru.
Dosis Efektif Uranium per Tahun

Pemasukan air minum ke dalam


tubuh manusia per hari dalam jumlah yang
cukup adalah bertujuan untuk memelihara
keseimbangan kebutuhan air dalam tubuh.
Pemasukan air dalam tubuh tergantung pada
beberapa faktor seperti berat badan, aktivitas
tubuh,
dan
keadaan
lingkungan.
Berdasarkan
Sichert-Hellert
dkk.,
keseluruhan total pengambilan air per berat
badan dan per luas permukaan tubuh
menurun dengan usia (Sichert-Hellert et al.
2001). Berikut ini adalah data pemasukan
air minum ke dalam tubuh manusia per hari
ter gantung usia :
Tabel 3. Pemasukan air per hari tergantung
usia
Berat badan normal
DWI
Umur
(Kg)
(L)
1
10
1.00
2
13
1.17
3
15
1.26
4
17
1.33
5
19
1.35
6
21
1.37
7
23
1.50
8
25
1.55
9
28
1.62
10
31
1.71
11
35
1.75
12
40
1.96
13
45
2.12
14
51
2.35
15
57
2.51
16
62
2.67
17
66
2.71
18
70
2.00
Sumber : Scoot 2003
Tinggi rendahnya paparan radiasi
alami tergantung pada keadaan geografi
lokasi dan pada aktivitas manusia. Dosis
efektif uranium per tahun untuk usia tertentu
dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

D = 365 x DWI x DCF x C


D

DWI =

(1)

Dosis efektif uranium per


tahun untuk kelompok usia
tertentu
dari
pemasukan
uranium dalam air (Sv);
Nilai rata-rata dari konsentrasi
uranium dalam air (Bq/L);
Pemasukan air per hari untuk
kelompok usia tertentu (L);

12

DCF =

Faktor konversi dosis untuk


uranium untuk kelompok usia
tertentu (Sv/Bq).

kimia ini kemudian dapat dilihat dibawah


mikroskop optik. Model bentuk pola etsa
kimia yang sederhana dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

Berdasarkan IAEA, International


Basic Safety Ionizing Radiation and for the
Safety of Radiation Sources, faktor konversi
dosis untuk 238Uadalah 4.41 x 10-8 Sv/Bq,
untuk 235U adalah 4.60 x 10-8 Sv/Bq, dan
untuk 234Uadalah 4.90 x 10-8 Sv/Bq.
Metode Jejak Fisi
Kadar uranium dapat diukur dengan
menggunakan beberapa metode, yaitu
metode analisis aktivasi, spektrometri
massa, fluorometri, pencacah alpha, dan
metode jejak fisi (Fleischer et al. 1975).
Metode jejak fisi sudah banyak digunakan
oleh berbagai penulis untuk menentukan
kadar uranium dalam air, susu bubuk, darah
manusia, daun teh, semikonduktor, batu
bara, baja dan lain sebagainya (Singh et al.
1984; Cheng et al. 1988).
Secara umum adalah sangat sulit untuk
menentukan kadar uranium dalam air secara
langsung dengan menggunakan metode
kimia biasa. Bagaimanapun, metode jejak
fisi adalah metode yang lebih mudah, lebih
murah dan memiliki tingkat keakuratan yang
sama jika dibandingkan dengan metode
metode yang lain (Fisher 1975). Metode
jejak fisi tidak membutuhkan sampel dalam
jumlah yang banyak, hanya satu atau dua
tetes air sudah cukup untuk menganalisa
kadar uranium. Jadi, metode ini sangat
berguna untuk sampel dengan jumlah yang
sedikit dan memiliki konsentrasi uranium
yang rendah. Pada metode jejak fisi, jejak
fisi 235U yang telah diinduksi oleh neutron
termal dideteksi dengan menggunakan
detektor jejak nuklir. Jejak fisi tersebut
kemudian diperjelas dengan proses etsa
kimia. Jumlah jejak per satuan luas dihitung
dengan menggunakan mikroskop optik.
Proses Etsa
Partikel yang telah terionisasi
penuh lewat melalui bahan detektor seperti
polikarbonat, mika, gelas, dan lain
sebagainya meninggalkan sedikit jejak
kerusakan pada rantai molekul.
Larutan
kimia untuk etsa, seperti KOH, NaOH, HF,
dan lain sebagainya dapat melarutkan jejak
ini pada kecepatan etsa jejak konstan, VT
(m/jam) yang jauh lebih tinggi dari
kecepatan etsa bulk, VG (m/jam),
contohnya adalah kecepatan pengurangan
permukaan bahan. Hasil dari proses etsa

Gambar 3 Ilustrasi model pola etsa kimia


sederhana : L (m), panjang pola etsa kimia
yang dihasilkan oleh larutan etsa; v (m),
ketebalan permukaan yang dipindahkan oleh
larutan etsa; Le (m), panjang kerucut pola
etsa; d (m), diameter pembukaan pola etsa

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Oktober 2005 sampai Mei 2006, dan
bertempat di PTKMR-BATAN, Pasar
Jumat, Jakarta Selatan dan di reaktor GA
Siwabessy, Serpong, Tanggerang.
Bahan dan Alat
Bahan :
Larutan kimia :
3 M HNO3 kualitas Pa
6.5 M NaOH, dan
larutan uranium standar,
dari UO2(NO3)2.6H2O
buatan KPA-USA
Air demineralized (aquabidestilata)
Sampel air minum kemasan yang di
ambil dari beberapa produk air
minum kemasan yang ada di
Indonesia..
Alat

:
Detektor Jejak Fisi PolikarbonatIupilon (Mitsubishi Gas Chemical
Company, Inc., Jepang),
Mikropipet buatan Iupendorf,
Selotip,
Lampu inframerah,
Inkubator
buatan
MemmertJerman,
Tempat etsa,

13

Pinset,
Klem SS,
Mikroskop opthipot buatan NikonJepang, dan
Reaktor GA Siwabessy-Serpong.
Metode Penelitian
Prinsip Kerja
Prinsip dari metode jejak fisi untuk
penentuan uranium ditunjukkan secara
skematik dalam gambar 4.

Jepang) dengan rumus kimia -[-O-C6H4C(CH3)2C6H4OCO-]n- yang memiliki densitas


1,2 g cm-3 dan ketebalan 300 m.
Larutan standar

sampel

selotip
Strip mika

background

Gambar 5 Pengemasan sampel, standar dan


background untuk iradiasi dalam reaktor

Gambar 4 Skema yang menunjukan metode


jejak fisi yang digunakan untuk penentuan
uranium dalam air minum
Setelah tetesan sampel air pada
permukaan
detektor
dikeringkan
(dievaporasi), 235U dalam endapan yang
tertinggal dapat diinduksi dengan neutron
termal dan mengalami reaksi fisi, pecahan
fisi masuk menembus ke dalam detektor dan
menyebabkan
kerusakan
radiasi
di
sepanjang lintasannya. Proses etsa kimia
dengan menggunakan larutan kimia yang
cocok dapat mengembangkan bekas tersebut
menjadi jejak yang dapat dilihat di bawah
mikroskop optik.
Persiapan Sampel
Karena jumlah produk air minum
dalam kemasan terlalu banyak untuk
dianalisa semua, maka pada penelitian ini
hanya menggunakan sampel air minum
dalam kemasan yang dikumpulkan dari dua
belas produk air minum kemasan yang ada
di Indonesia.
Sampel - sampel air
tersebut dikonsentrasikan sampai 100 kali
dengan cara memanaskannya secara kontinu
di atas pemanas. Dengan cara yang sama
larutan uranium standar yang telah diketahui
konsentrasinya
(100
mL
larutan
mengandung 50 g/L uranium) disiapkan
dari UO2(NO3)2.6H2O.
Detektor yang
digunakan
adalah
detektor
plastik
polikarbonat dengan merek dagang Iupilon
(Mitsubishi Gas Chemical Company, Inc.,

Ambil 25 L dari setiap sampel


maupun
larutan
standar
dengan
menggunakan mikropipet dan kemudian
teteskan diatas permukaan detektor lalu
dikeringkan dibawah lampu inframerah.
Sampel air maupun larutan standar yang
telah
dikeringkan
tersebut
akan
meninggalkan residu yang bersifat nonvolatil pada permukaan detektor.
Detektor polikarbonat Iupilon lain yang
bersih kemudian diletakkan di atas setiap
detektor yang mengandung residu nonvolatil tersebut, sehingga membentuk seperti
roti lapis kemudian rekatkan dengan
menggunakan selotip. Detektor detektor
yang sudah siap tersebut kemudian dipasang
pada strip mika untuk menjaga kontak antara
sampel dan detektor. Satu detektor Iupilon
yang kosong dipasang bersama detektor
yang berisi sampel sebagai latar belakang.
Proses Iradiasi Neutron Termal
Setelah semua sampel siap
kemudian semua sampel tersebut dikemas di
dalam sebuah tabung polietilen yang
mempunyai panjang 7 cm dan diameter 2.5
cm.
Semua sampel, larutan standar dan
background diiradiasi dengan fluks neutron
termal sekitar 1013 n/cm2 di PRSG
Siwabessy-Serpong dalam tabung transfer
sistem pneumatic rabbit dengan waktu
bervariasi (100, 150, 200, dan 250 detik)
untuk mencari waktu iradiasi yang optimal.
Dari penelitian ini didapatkan waktu iradiasi
yang optimal adalah 200 detik. Setelah
didinginkan, detektor dicuci dengan larutan
3 M HNO3 dan air demi (aquabidestilata)
dengan tujuan untuk memindahkan bahan

14

terendap kemudian keringkan dan lakukan


proses etsa.
Ilustrasi cara penempatan detektor dalam
tabung polietilen adalah sebagai berikut:

Untuk menentukan konsentrasi uranium


relatif terhadap konsentrasi larutan uranium
standar 5 x 103 g/L dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut (Fleischer
dan Lovett 1968; Fleischer et al. 1975;
Akram et al. 1999; Qureshi et al. 2001):

CX =

Gambar 6 Ilustrasi penempatan detektor


dalam tabung aktivasi
Proses Etsa Kimia
Setelah diiradiasi detektor Iupilon
kemudian dietsa di dalam larutan kimia 6.5
M NaOH pada suhu 50oC dalam inkubator
dengan waktu bervariasi (40 ,50 ,60 dan 70
menit). Dari penelitian ini didapatkan waktu
etsa yang optimal untuk jenis detektor
Iupilon adalah 60 menit. Proses etsa ini
dapat memperjelas jejak yang tadinya belum
terlihat menjadi jejak yang dapat dilihat
dalam mikroskop optik. Proses etsa tersebut
diikuti dengan membersihkan detektor
polikarbonat - Iupilon dengan air
demineralized
(aquabidestilata)
lalu
dikeringkan.
Analisis Jejak Fisi
Area tetesan pada permukaan detektor
diteliti dengan menggunakan mikroskop
optik pada pembesaran 400x untuk
mengamati jumlah total jejak fisi terinduksi.
Sangat penting untuk menghitung semua
jejak dengan tujuan untuk menghindari
kesalahan
yang
disebabkan
oleh
ketidakseragaman endapan uranium pada
detektor. Untuk mendapatkan nilai statistik
yang layak dan bagus dari penghitungan
jejak, 10 field-of-view dipilih pada setiap
permukaan detektor yang memiliki kontak
dengan residu sampel pada waktu iradiasi.
Satu field-of-view mewakili daerah dengan
luas 1,96 x 10-3 cm2, oleh karena itu, daerah
yang dihitung hanya merupakan bagian kecil
dari ukuran sampel (~0,3 cm2). Idealnya
dilakukan penghitungan jejak berdasarkan
ukuran sampel, tapi dalam pekerjaan yang
dilakukan secara manual, pilihan ini
merupakan hal yang sulit dan memakan
banyak waktu.
Analisis Data

X B
CS
S B

(2)

dimana subskript X dan S menyatakan


sampel yang belum diketahui dan standar. C
adalah konsentrasi uranium, adalah
densitas jejak, dan B adalah densitas jejak
fisi pada latar belakang (detektor kosong)..
Untuk mendapatkan hasil yang
akurat, adalah penting untuk mengurangkan
densitas jejak latar belakang yang dihasilkan
dari fisi uranium yang ada sebagai unsur
pokok dari detektor dari total densitas jejak.
Untuk tujuan ini detektor kosong diiradiasi
bersama dengan sampel.
Karena jumlah jejak fisi pada latar
belakang adalah nol maka untuk percobaan
ini kita tidak memasukkan densitas jejak
latar belakang pada perhitungan, maka
persamaan (2) menjadi :

CX =

X
CS
S

(3)

Perambatan
kesalahan
(
menyatakan 1 standar deviasi) dalam
densitas jejak dihitung dengan mengalikan
densitas jejak dengan (1/N)1/2, dimana N
adalah jumlah total dari jejak yang dihitung
dalam sampel.
Konsentrasi uranium
ditentukan dengan 1 standar deviasi.
Dosis Efektif Uranium per Tahun dari
Air Minum untuk Usia Tertentu
Diasumsikan bahwa air minum
yang dikonsumsi oleh manusia adalah air
minum dalam kemasan.
Dosis efektif
uranium per tahun dari air minum untuk usia
tertentu
dapat
dihitung
dengan
menggunakan persamaan (1) dengan
menggunakan DCF rata-rata 4.41x 10-8
Sv/Bq dan data dari tabel 1.

15

Penelusuran literatur dan


penyusunan proposal

Persiapan sample
dan standar

Proses iradiasi

Proses etsa

Pembacaan dan
penghitungan jejak

Pengolahan data

Penentuan
konsentrasi
uranium

Penentuan
dosis efektif
uranium

Analisis data

Penyusunan laporan

Gambar 7 Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Optimasi Waktu Iradiasi dan Waktu Etsa
Penentuan waktu iradiasi dan waktu
etsa yang optimal dapat dilihat dari
banyaknya jumlah jejak yang dihasilkan,
kualitas jejak yang dihasilkan, jumlah jejak
pada latar belakang yang kecil, dan kualitas
latar belakang yang bagus. Berikut ini
adalah tabel pembacaan jejak untuk mencari
waktu iradiasi dan waktu etsa yang optimal
dengan menggunakan sampel yang sama,
yaitu larutan uranium standar dengan
konsentrasi yang sama (5000 g/L).
Tabel 4. Optimasi iradiasi
Waktu
No.
Jumlah
iradiasi
Film
jejak
(detik)
1
100
9008
7
150
10460
13
200
13848
43
250
10480

Latar
belakang
0
0
0
0

Dari data di atas dapat diketahui waktu


iradiasi yang optimal adalah 200 detik,
karena waktu iradiasi ini menghasilkan jejak
dengan jumlah yang paling banyak, kualitas
jejak dan kualitas latar belakang yang paling
bagus, dan latar belakang tidak terdapat
jejak. Oleh karena itu, berdasarkan hasil di
atas pada penelitian ini waktu iradiasi yang
digunakan adalah 200 detik.
Tabel 5. Optimasi Etsa
Waktu
Jumlah
No.
etsa
jejak
Film
(menit)
1
40
19244

Latar
belakang
0

50

18704

3
4

60
70

20576
16752

0
0

Dari data di atas dapat diketahui waktu


etsa yang optimal adalah 60 menit karena
waktu etsa 60 menit ini dapat menghasilkan
jejak dengan jumlah yang paling banyak,
kualitas jejak dan kualitas latar belakang
yang paling bagus, dan latar belakang tidak
terdapat
jejak..
Oleh karena itu,
berdasarkan hasil di atas pada penelitian ini
waktu etsa yang digunakan adalah 60 menit.
Gambar jejak dari hasil optimasi waktu
iradiasi dan waktu etsa ini dapat dilihat pada
lampiran 2.

51
9.
37

600
500

11
7.
94
54
.43
42
.3
36 4
.5
46 4
.8
67 7
.7
9

300
200
100

18
.6
47 4
.8
60 8
.73
11
6.
17
12
.1

400

0
A B C D E F G H I

J K L

Kode sampel

Gambar 8 Konsentrasi uranium dalam


sampel air minum dalam kemasan dari
beberapa lokasi
Konsentrasi uranium dalam sampel air
pada penelitian ini, kecuali sampel dengan
kode G masih berada pada level aman
berdasarkan baku mutu untuk kandungan
uranium dalam air minum dibeberapa negara
selain negara jepang.
Sedangkan
berdasarkan baku mutu untuk kandungan
uranium dalam air minum di Indonesia,
semua sampel air minum dalam kemasan
yang diteliti pada penelitian ini masih berada
jauh di bawah baku mutu yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, air minum
kemasan pada penelitian ini masih aman
untuk dikonsumsi.
Dosis Efektif Uranium per Tahun dari
Air Minum untuk Usia tertentu
Hasil perhitungan dosis efektif uranium
per tahun dari air minum untuk usia tertentu
dapat dilihat pada lampiran 1. Hasilnya
bervariasi dari 0.19 sampai 22,64 Sv/tahun.
Hubungan antara dosis efektif uranium
rata-rata per tahun dari air minum terhadap
usia tertentu dapat dilihat pada gambar 9.
Sampel A
D o s is e f e k t if u r a n iu m p e r
ta h u n ( S v )

Penentuan Konsentrasi Uranium


Konsentrasi uranium dalam semua
sampel air minum dalam kemasan pada
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
Masing-masing sampel air dikonsentrasikan
sampai 100x, oleh karena itu konsentrasi
uranium pada kolom terakhir dibagi dengan
100.
Konsentrasi uranium dalam air kemasan
pada penelitian ini bervariasi dari 0.48
0.33 g/L sampai 20.61 2.22 g/L dengan
nilai rata-rata 3.77 0.83 g/L atau dari
12.01 8.32 mBq/L sampai 519.37 55.94
mBq/L dengan nilai rata-rata 95.07 21.00
mBq/L.
Nilai konsentrasi uranium yang tinggi
ditemukan pada sampel air minum dalam
kemasan dengan kode sampel G, yaitu
produk air minum dalam kemasan yang
berasal dari Tanjung Balai, Kepulauan
Karimun. Tingginya konsentrasi uranium
dalam sampel air ini berkaitan dengan lokasi
sumber air yang dekat dengan daerah
aktivitas penambangan, yaitu penambangan
granit di Kepulauan Karimun. Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa granit ini memiliki
kandungan uranium yang tinggi, oleh karena
itu, sampel air minum dalam kemasan yang
berasal dari lokasi ini memiliki konsentrasi
uranium yang tinggi.
Hasil dari penelitian ini dapat
dibandingkan dengan konsentrasi uranium
dalam sampel air dari tempat lain
berdasarkan literatur. Konsentrasi uranium
dalam air minum kemasan di Jerman
berkisar antara 0.10 g/L sampai 187.78
g/L (Sparovek et al. 2000). Konsentrasi
uranium dalam air minum kemasan
domestik di Jepang berkisar dari 1.07 x 10-3
g/L sampai 344 x 10-3 g/L (Shiraishi et al.
2003). Rata-rata nilai konsentrasi uranium
dalam air minum dalam kemasan di Cina
adalah 9.20 g/L. Konsentrasi uranium
dalam sampel air minum di Pakistan adalah
0.03-6.67 g/L (Akram 2003). Dengan
demikian nilai konsentrasi yang ditemukan
dalam sampel air minum dalam kemasan
pada penelitian ini masih berada tidak terlalu
jauh jika dibandingkan dengan hasil
pengukuran konsentrasi uranium dalam air
minum dalam kemasan dari penelitian di
tempat lain.

Konsentrasi uranium (mBq/L)

16

6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Usia

Gambar 9 Hubungan antara dosis efektif


uranium per tahun dari air minum terhadap
usia tertentu untuk sampel

17

Berdasarkan gambar 9, yaitu hubungan


antara dosis efektif uranium per tahun dari
air minum untuk sampel A, yaitu sampel air
minum dalam kemasan yang banyak
dikonsumsi masyarakat, terhadap usia
tertentu, perkiraan dosis efektif per tahun
meningkat secara positif dari usia balita dan
mencapai puncaknya pada usia remaja,
kemudian menurun secara drastis pada usia
dewasa.
Uranium tidak hanya bersifat
beracun secara radioaktif tetapi juga bersifat
beracun secara kimia. Efek yang paling
umum dapat terjadi akibat sifat beracun dari
uranium jika masuk ke dalam tubuh manusia
adalah kerusakan ginjal. Oleh karena itu,
dibuatlah baku mutu untuk uranium baik
oleh negara-negara lain maupun oleh
Indonesia.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Kondisi yang optimum untuk analisis
uranium dengan menggunakan metode jejak
fisi adalah iradiasi untuk sampel 200 detik,
dan etsa selama 60 menit pada suhu 50oC.
Konsentrasi uranium dalam air minum
dalam kemasan berkisar antara 0.48-20.61
g/L (12.01-519.37 mBq/L), terendah untuk
sampel dari Medan dan tertinggi untuk
sampel
dari
Kepulauan
Karimun.
Konsentrasi uranium dalam air minum
dalam kemasan pada penelitian ini masih
berada di bawah nilai baku mutu untuk
BAPETEN-Indonesia, namun ada satu yang
sudah berada di atas nilai baku mutu WHO.
Dosis interna akibat mengkonsumsi air
minum dalam kemasan yang mengandung
uranium
berkisar
antara 0,19-22,64
Sv/tahun. Hubungan antara dosis efektif
uranium rata-rata per tahun dari air minum
terhadap usia tertentu menunjukkan
perkiraan dosis efektif per tahun meningkat
secara positif dari usia balita dan mencapai
puncaknya pada usia remaja, kemudian
menurun secara drastis pada usia dewasa.
Saran
Pada
penelitian
ini
hanya
menggunakan dua belas buah produk air
minum dalam kemasan yang berbeda-beda,
untuk memperoleh informasi yang lebih
akurat mengenai konsentrasi uranium dalam
air minum yang ada di Indonesia diperlukan
lebih banyak produk air minum dalam
kemasan dengan sumber air yang lebih

bervariasi. Dalam perhitungan dosis efektif


per tahun untuk usia tertentu masih
menggunakan data pemasukan air per hari
untuk kelompok usia tertentu yang berasal
dari luar negeri, hal ini kurang sesuai bila
diterapkan untuk kondisi rata-rata orang
Indonesia. Untuk perhitungan dosis efektif
uranium per tahun untuk usia tertentu yang
lebih mendekati kebenaran, sebaiknya
menggunakan data pemasukan air per hari
untuk kelompok usia tertentu yang berasal
dari Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1999. How DU might Enter The
Body. CADU project.
http://www.cadu.org.uk/images/
du.body.html
Anonim. 2001a. Uranium Radiation
Properties. WISE
Uranium
project.
http://www.antenna.nl/wise/uran
ium/rup.html
Anonim. 2001b. Uranium A Radioactive
Clock.
http://www.atral.com/u238.html
Anonim. 2003a. Uranium.
http://www.ead.anl.gov/pub/doc/
uranium.pdf
Anonim. 2003b. Bisnis Air Minum dalam
Kemasan
Terus
Meningkat
http://www.sinarharapan.co.id/e
konomi/promarketing/.html
Anonim. 2005. Mineral Water
http://www.mineral-water.org
Beiser, Arthur. 1995. Konsep Fisika
Modern.
Edisi
keempat.
Erlangga: Jakarta
Bronzovic, M. dan G. Marovic.2005. Age
Dependent Dose Assessment of
Ra-226 from Bottled Water
Intake. Health Phys.88(5):480485
Cheng, Y. L. Et al. 1993. Trace Uranium
Determination in Beverages and
Mineral Water Using fission
Track Techniques. Nucl. Tracks
Radiat. Meas. 22: 1 4, pp: 853
-855
Chung, Young Sam, Jong Hwa Moon et al.
2001. Determination of Trace
Uranium in Human hair by
Nuclear
Track
Detection
Technique. Journal of the Korean
Nuclear Society.33(2) :225-230

18

EPA. 2000. U.S.A. EPA Standard for


Uranium in Drinking Water. 65
FR 76707, 7 Desember 2000
Fisher,D.E.1975. Geoanalytic Applications
of Particle Tracks. Earth Sci.
Rev.11.291-335
Fleischer, R.L. dan D.B. Lovett. 1968. U
and B Content of Water by
Particle
Track
Etching.
Geochimica et Cosmochimica
Acta.32. 1126-1128
Fleischer, R.L., R.B. Price dan R.M.
Walker.1975. Nuclear Track in
Solids:Principle
and
Applications. University of
California Press : Berkeley
Hamilton, E.I. 1970. The Concentration of
Uranium
in
Air
from
Constrasted
Natural
Environments. Phys Pergamon
Press 19: 511 -520
Marovi, Gordana et al. 1997. Radioactive
Radium in Tap and Mineral
Water in The Republic of
Croatia.
Env
Mon
and
Assesment 46: 233 239
McCurdy, David E. dan Russel A. Mellor.
1981. The Concentration of Ra226 and Ra-228 in Domestic and
Impported
Bottled
Waters.
Health Phys 40: 250 253
NGU. 2005. Uranium in Drinking Water
[online]. http://www.ngu.no/ngufokus/uranium.pdf
Scoot, M. 2003. Family Practise notebook.
http://www.fpnotebook.com
Sichert-Hellert, W., Kersting M., Mqnz
F.2001. Fifteen Years Trends in
Water Intake in German children
and Adolescents : result of the
DONALD study. Acta Paediatr
90: 732-737
Singh, S dan H.S. Virk.1984. U Estimation
in Tooth Pastes and Fruit Juices
using
SSTNDs.
Nuclear
Track.8.419-422
Singh, Padam et al. 1996.
Levels of
Uranium in waters from Some
ndian Cities Determined by
Fission track Analysis. Radiaton
meas. Vol 26. No. 5 pp : 683
687
Sparovek, R.B.M., J Fleckenstein dan E.
Schnug. 2000.
Issues of
Uranium and Radioactivity in
Mineral
Waters.
Landbauforschung Volkentrode
4 (51): 149 157

Shiraishi, K. et al. 2004. Dose Effect for


Japanese Due to TH-232 and U238 in Imported Drinking Water.
Health Phys. 86(4) :365-373
UNSCEAR. 1993. Sources and Effects of
Ionizing Radiation. New York :
United Nations; Report to the
General Assembly with scientific
Annexes
WHO. 1993.
Radiological Aspect. In:
Guidelines for Drinking-Water
Quality. WHO: Geneva
WHO. 1998. WHO Guidelines for uranium
in Drinking Water. WHO:
Geneva

11

LAMPIRAN

20

Lampiran 1

A
B
C
D
E
F

Jumlah
jejak
sampel
20
9
7
6
8
11

Jumlah
jejak
standar
21352
21355
21002
20998
21543
20769

86

21208

H
I
J
K
L

3
8
10
19
2

21187
21109
21115
20844
20587

Kode
sampel

Lokasi
sumber air
Sukabumi 1
Sukabumi 2
Bogor
Cibinong 1
Cibinong 2
Bekasi
Kep
Karimun
Palembang
Bandung
Jambi
Padang
Medan

Field
-ofviewa
10
10
10
10
10
10

X
(cm-2) x
103
1.020.23
0.470.16
0.360.14
0.310.13
0.410.15
0.570.17

10

4.460.48

10
10
10
10
10

0.160.09
0.410.15
0.520.16
0.980.22
0.100.07

S
(cm-2) x 103

CX
(g/L)

CX
(mBq/L)

10.890.07
10.900.07
10.720.07
10.710.07
10.990.07
10.600.07

4.681.06
2.160.73
1.680.65
1.450.61
1.860.68
2.690.80

117.9426.71
54.4318.40
42.3416.38
36.5415.37
46.8717.14
67.7920.16

10.820.07

20.612.22

519.3755.94

0.740.42
1.900.70
2.410.75
4.611.05
0.480.33
3.770.83
0.480.33
20.612.22

18.6410.58
47.8817.64
60.7318.90
116.1726.46
12.108.32
95.0721,00
12.108.32
519.3755.94

10.810.07
10.770.07
10.770.07
10.630.07
10.500.007
Rata-rata =
Nilai minimum =
Nilai maksimum =
Tabel konsentrasi uranium dalam air minum dalam kemasan

Tabel dosis efektif uranium per tahun (Sv) untuk usia tertentu
Kode sampel
Usia
A
B
C
D
E
F
G
H
1 1.90 0.87 0.68 0.58 0.76 1.09 8.35 0.31
2
2.22 1.02 0.79 0.68 0.89 1.28 9.77 0.36
3
2.39 1.10 0.85 0.73 0.95 1.38 10.53 0.39
4
2.53 1.16 0.90 0.77 1.01 1.46 11.11 0.41
5
2.56 1.17 0.91 0.78 1.02 1.48 11.28 0.41
6
2.60 1.19 0.93 0.79 1.04 1.50 11.45 0.42
7
2.85 1.30 1.01 0.87 1.13 1.64 12.53 0.46
8
2.94 1.35 1.05 0.90 1.17 1.70 12.95 0.47
9
3.08 1.41 1.10 0.94 1.23 1.77 13.53 0.50
10
3.25 1.49 1.16 0.99 1.29 1.87 14.29 0.52
11
3.32 1.52 1.18 1.01 1.32 1.92 14.62 0.54
12
3.72 1.70 1.33 1.14 1.48 2.15 16.37 0.60
13
4.01 1.83 1.43 1.22 1.60 2.31 17.63 0.65
14
4.46 2.04 1.59 1.36 1.78 2.57 19.63 0.72
15
4.77 2.18 1.70 1.45 1.90 2.75 20.97 0.77
16
5.07 2.32 1.81 1.55 2.02 2.92 22.31 0.82
17
5.15 2.36 1.83 1.57 2.05 2.97 22.64 0.83
18 3.80 1.74 1.35 1.16 1.51 2.19 16.71 0.61

I
0.77
0.90
0.97
1.03
1.04
1.06
1.16
1.20
1.25
1.32
1.35
1.51
1.63
1.82
1.94
2.06
2.09
1.55

J
0.98
1.15
1.24
1.31
1.33
1.35
1.47
1.52
1.59
1.68
1.72
1.92
2.07
2.31
2.46
2.62
2.66
1.96

K
1.87
2.18
2.35
2.48
2.52
2.56
2.80
2.89
3.02
3.19
3.27
3.66
3.94
4.39
4.69
4.99
5.06
3.73

L
0.19
0.23
0.24
0.26
0.26
0.26
0.29
0.30
0.31
0.33
0.34
0.38
0.41
0.45
0.48
0.52
0.52
0.39

21

Lampiran 2 Gambar jejak fisi hasil optimasi waktu iradiasi dan waktu etsa
Optimasi waktu iradiasi
Gambar jejak
keterangan

Optimasi waktu etsa


Gambar jejak
keterangan

100 detik

40 menit

150 detik

50 menit

200 detik

60 menit

250 detik

70 menit

22

Lampiran 3 Gambar jejak fisi sampel air minum dalam kemasan dan standar
Kode
sampel

Jejak fisi pada sampel

Kode
sampel

Jejak fisi pada sampel

23

Kode
sampel

Jejak fisi pada sampel

Kode
sampel

Jejak fisi pada standar

Jejak fisi pada sampel

24

Lampiran 4 Gambar alat

Tabung aktivasi polietilen

Inkubator

Tempat etsa

Preparat detektor yang berisi sampel

Mikroskop optik

25

Lampiran 5 Hubungan antara dosis efektif uranium per tahun dari air minum terhadap usia tertentu
Sampel D
Dosis efektif uranium per
tahun (Sv)

Dosis efektif uranium per


tahun (Sv)

Sampel A
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1

10

11

12

13

14

15

16

2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
1

17 18

10

11

12

13

14

15

16

17 18

11

12

13

14

15

16

17 18

Usia

Usia

2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
1

10

11

12

13

14

15

16

17 18

Dosis efektif uranium


per tahun (Sv)

Sampel E

2,50
tahun (Sv)

Dosis efektif uranium per

Sampel B
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
1

Usia

Sampel F

2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
2

10 11 12 13 14 15 16 17 18

Usia

D o s is e fe k tif u r a n iu m p e r
ta h u n ( S v )

Dosis efektif uranium per


tahun (Sv)

Sampel C

10

Usia

4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
1

10 11 12 13 14 15 16 17 18

Usia

26

Sampel J

25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
1

10

11

12 13

14 15

16

17 18

Dosis efektif uranium per


tahun (Sv)

Dosis efektif uranium


per tahun (Sv)

Sampel G
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
1

Usia

0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
3

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Dosis efektif uranium per


tahun (Sv)

tahun (Sv)

Dosis efektif uranium per

1.00

11

12

13

14

15

16

17 18

11

12

13

14

15

16

17 18

11

12

13

14

15

16

17 18

Sampel K

Sampel H

10

Usia

6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
1

Usia

10
Usia

Sampel L

2.50

Dosis efektif uranium per


tahun (Sv)

Dosis efektif uranium per


tahun (Sv)

Sampel I

2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
1

10

Usia

11

12

13

14

15

16

17 18

0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
1

10

Usia

27

Anda mungkin juga menyukai