Hipotesis Higiene Bahan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Hipotesis Higiene

Posted on May 7, 2013 by admin


Hipotesis higiene adalah sebuah teori yang mencoba menjelaskan meningkatnya kejadian
alergi dan asma pada negara-negara maju. Teori ini juga berusaha menguraikan faktor-faktor
yang bertanggung jawab terhadap berkembangnya asma pada individu.
David Strachan, seorang ahli epidemologi berkebangsaan Britania Raya, mengemukakan
awal dari hipotesis ini pada tahun 1989 setelah mempelajari catatan-catatan kesehatan dari
17.414 anak-anak Britania Raya yang lahir pada suatu minggu di bulan Maret 1958 dan
kemudian terus dipantau sampai mereka berusia 23 tahun. Artikel berjudul Hay Fever,
Higiene, dan Ukuran Rumah Tangga yang terbit pada 18 November 1989 di Jurnal
Kedokteran Britania Raya, mencari hubungan kehadiran atau ketidakhadiran hay fever (alergi
serbuk bunga) dan eksema pada masa kanak-kanak dengan data tentang 16 faktor-faktor masa
perinatal, sosial, dan lingkungan. Hipotesis yang dihasilkan mengusulkan bahwa
meningkatnya penyakit asma dan alergi berjalan bersama-sama dengan menurunnya penyakit
infeksi pada masa kanak-kanak. Dalam masa 100 tahun terakhir, proses urbanisasi, kemajuan
pada kesehatan publik, perbaikan sanitasi, dan lingkungan kehidupan yang lebih bersih,
sejalan dengan mulainya pemakaian antibiotik, semuanya ini berakibat berkurangnya
penyakit-penyakit infeksi pada anak-anak. Dalam periode yang sama, tingkat kejadian
penyakit-penyakit asma dan alergi menjadi meningkat. Hipotesis higiene menghubungkan
dua pengamatan ini. Hipotesis ini mengusulkan bahwa berkurangnya kontak terhadap
lingkungan yang kotor dan zat-zat penyebab infeksi pada masa tertentu pada masa kanakkanak menyebabkan berkurangnya rangsangan pada bagian-bagian tertentu dari sistem
imunitas dari anak yang sedang tumbuh. Sebagai akibatnya, tidak terjadi perubahan pada
reaksi imunitas. Ketidakhadiran perubahan-perubahan ini, selanjutnya memberi
kecenderungan pada anak terhadap meningkatnya risiko berkembangnya alergi atau asma.
Studi-studi epidemologi memperkuat kepercayaan terhadap hipotesis higiene. Kontak
terhadap lingkungan pertanian, sebagai contoh, dan khususnya terhadap binatang-binatang
pertanian, tampaknya memberi perlindungan dari berkembangnya asma. Anak-anak yang
dibesarkan di tanah pertanian mengalami kontak dengan berbagai macam organisme
(binatang-binatang, virus, bakteri) dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di daerah
perkotaan. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa anak-anak dari komunitas pertanian
terjangkit lebih sedikit asma, hay fever, dan alergi. Contoh lain yang mendukung kuat aspekaspek dari hipotesis higiene diberikan oleh hasil kerja terbaru dari dr. Martin Blaser, spesialis
pada penyakit menular dan peneliti terkemuka yang mempelajari Helicobacter pylori. H.
pylori adalah sebuah bakteri yang ditemukan di seluruh dunia, biasanya menjangkiti manusia
pada usia dini. H. pylori adalah penyebab dari penyakit luka lambung dan duodenum yang
berulang dan berhubungan dengan kanker lambung pada masa dewasa. Sejalan dengan
kondisi kehidupan yang membaik dan terapi antibiotik pada masyarakat barat pada abad 20,
laju dari infeksi H. pylori pada masa kanak-kanak menurun secara dramatis. Penurunan itu
terjadi bertentangan dengan latar belakang meningkatnya asma masa kanak-kanak (dan
alergi) mengarah ke hipotesis bahwa H. pylori yang didapat masa kanak-kanak berkaitan
dengan pengurangan risiko untuk asma dan alergi. Lebih jauh, dr. Blaser dan rekannya
meninjau ulang data yang dikumpulkan antara tahun 1988 dan 1994 dari 7663 orang sebagai
bagian dari Pusat AS untuk Pengendalian Penyakit dan Pencegahan, Survei Kesehatan

Nasional dan Nutrisi Ketiga (NHANES) dan juga dari 7412 individu dari follow up
NHANES pada tahun 1999 2000. Temuan menunjukkan hubungan yang signifikan antara
adanya infeksi H. pylori dan serangan asma dini pada anak-anak dan remaja. Organisasi ini
menunjukkan bahwa H. pylori yang didapat pada masa kanak-kanak memang memberi
perlindungan dari kondisi asma dan alergi.
Mekanisme seluler yang tepat tentang bagaimana pajanan melindungi seseorang dari
berkembangnya asma dan alergi tidak jelas. Satu kemmungkinan, bahwa peningkatan jumlah
infeksi atau terpajan hewan ternak (atau binatang peliharaan) dapat merangsang sistem imun
anak yang belum matur untuk mengembangkan reaksi immunologi yang menjauhi asma.
Penelitian terus berlanjut pada area hipotesis higiene. Sebuah penelitian ambisius, jauh ke
depan, dan berkelanjutan dalam hal ini adalah penelitian GABRIEL diluncurkan pada tahun
2006, yang berusaha untuk mengidentifikasi penyebab genteik dan lingkungan terhadap asma
pada masyarakat Eropa. GABRIEL terdiri dari kolaborasi diantara 35 partner pada institusi
penelitian saintifik utama di masyarakat Eropa, baru-baru ini telah bertambah partner dari
Ekuador, Rusia, dan Hongkong. Penelitian ini menyelidiki tentang genetik, epidemiologi, dan
asma pada anak-anak dan dewasa di beberapa negara. Hal ini juga secara khusus akan
membahas hipotesis higiene.
Apakah ada usia tertentu di mana sistem imun anak yang belum matur perlu distimulasi
dengan suatu cara tertentu, oleh agen-agen lingkungan tertentu, agar asma tidak berkembang?
Jika demikian halnya, intervensi dan pengobatan spesifik mungkin dapat dikembangkan
untuk mengurangi risiko anak terhadap asma. Hipotesis higiene tetap kontroversial dan
merupakan suatu teori menarik yang jauh dari definitif saat ini. Praktisi asma membutuhkan
bukti ilmiah untuk memvalidasi teori, sehingga tidak ada rekomendasi klinis dapat dimajukan
sekarang, berdasarkan apa yang tetap menjadi dugaan yang sangat menarik.
Mencegah Asma | Pandangan Kontemporer Asma

Anda mungkin juga menyukai